Anda di halaman 1dari 23

TOKSIKOLOGI KLINIK

NAPZA
(NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN
ZAT ADIKTIF)
Dosen Pengampu :
Nurmeily Rachmawati S. Pd M. Si
 
TLM 02B
Kelompok 7
 
Ajeng Andriani (P27903118048)
Himayatun Nisa (P27903118069)
Mutiara Rosa Aulia(P27903118074)
Nabila Deswanti Fauziyah (P27903118075)
Napza

■ Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis (Undang-Undang No. 35
Tahun 2009)
■ Dalam Undang-Undang ini Narkotika dikelompokkan menjadi 3 golongan:
■ Golongan I : untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, Contoh : Heroin, Kokain, Ganja
■ Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatanContoh : Morfin,
Petidin
■ Golongan III : Narkotika yang mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungn. Contoh : Codein
■ Alamiah (opiat) : Ganja, morfin, opium, kodein
■ Semi sintetik : Heroin/putaw, hidromorfin
■ Sintetik : Meperidin, propoksifen, metadon

1. Ganja / kanabis
Tetrahydrocannabinol (THC) merupakan bahan aktif
utama dalam ganja, mengikat dan mengaktifkan
reseptor spesifik, dikenal sebagai reseptor cannabinoid.
Efeknya yaitu tertawa cekikikan, peningkatan nafsu
makan, perubahan persepsi dan mood, sensasi
euphoria, relaksasi.
 
Urin merupakan indicator terbaik untuk mendeteksi
konsumsi kanabis. Hampir 25% dari dosis
dieksresikan melalui urin dalam 3 hari.
Toksokinetika Ganja
■ Disposisi dalam tubuh ■ Ekskresi
D9-THC diserap dari saluran cerna, Hampir 25% dari dosis diekskresikan
diukur dari plasma dalam hitungan melalui urin dalam 3 hari.
detik setelah menghirup ganja. Rute ekskresi utama adalah melalui
Waktu paruh lebih dari 20 jam feses, sampai sekitar 65% dari dosis di
sehingga THC terdapat dalam tubuh ekskresikan dalam 5 hari.
dalam waktu lama sampai 12 Hari Metabolit d-9 THC terdeteksi dalam urin
setelah konsumsi terakhir. hingga 12 hari setelah dosis oral
tunggal.
Senyawa ini dapat melintasi plasenta
dan didistribusikan ke dalam ASI
Analisis ganja
1. Test fast corint v 3. Uji Konfirmasi Kromatografi Lapis Tipis
Reagen A : petroleum eter
(KLT)
Reagen B : Garam Fast Corint V, Prinsip : Residu hasil hidrolisa dilanjutkan
diazenly-benzenediazonium dicloride ekstraksi dengan pelarut tertentu
dalam sodium sulfat anhidrat membentuk bercak warna khas.
Reagen C : 1% Sodium bikarbonat dalam Reagen
air
Interpretasi hasil : +Adanya bercak a. Lapisan Tipis Silica gel g
warna merah ungu dibagian tengah b. Eluen (Kloroform – metanol-amonia)
kertas saring
70:30:2
2. Test Fast Blue B
■ Interpretasi
Reagen A : petroleum eter
(+) timbul noda violet
Reagen B : Garam Fast Blue B dalam
sodium sulfat anhidrat
Reagen C : 10% Sodium bikarbonat
dalam air
■ 2. Morfin/Heroin/Opiat
Termasuk golongan obat yang disebut juga opiat.
Opiat adalah anlgesik yang kuat dan juga merupakan
obat yang sering disalahgunakan karena
menyebabkan euphoria, relaksasi, serta rasa senang
yang berlebihan.
 
Heroin murni : bubuk putih. Tidak murni : berwarna putih
keabuan. Mudah dihidrolisis dengan basa, larut dalam air,
etanol, kloroform dan dalam 100 bagian eter

■ Sampel: Urin;Untuk mengkonfirmasi pemakaian heroin dapat


dilakukan pemeriksaan MAM ( Mono Asetil Morfin) waktu deteksi 2-8
jam.
■ Konsentrasi morfin dalam urin penderita yang diobati menggunakan
morfin adalah di bawah 10 µg/mL dan urin pecandu yang meninggal
karena overdosis heroin, ditemukan sampai 86 µg/mL.
■ Morfin(MOP) = Pada strip test
Toksokinetika morfin/heroin/opiat
■ Adsorbsi dan Distribusi ■ Metabolisme dan ekskresi
Masuk kedalam tubuh, dengan Metabolisme secara hepatik dalam
berbagai cara termasuk hirupan, bentuk morfin-o glukoronida.
isapan, suntikan subkutan, atau 60-80% diekskresi melalui urin
intravena. Opioid oral sebagian besar
diserap sepenuhnya oleh saluran 5-14% melalui feses
pencernaan
Heroin yang dihirup dan intravena
mencapai Kadar puncak dalam 1
sampai 5 menit dan dengan cepat
menurun ketingkat deteksi dalam 30
menit. .
■ Tes Warna
Metode Marquis: sampel+formaldehid (suasana asam sulfat pekat)
membentuk senyawa berwarna

Zat Kimia Marquis


Heroin Ungu (Purple
Violet)
Morphin Ungu (Purple
Violet)

■ Tes Konfirmasi
Kromatografi lapisan tipis

senyawa UV Iodoplatin Dragendorf


at
Morfin Floresensi Biru-Ungu Biru dengan latar
belalkang kuning
3. Kokain
Bubuk halus berwarna putih atau off white, krem,
kemurnian 80-90 %.

Tipe Produk Kokain


1). Daun Koka Kekhasan daun koka adalah 2 garis
paralel terhadap tulang daun (tengah).
 
2). Kokain
Komponen kokain yang sering ditemukan dalam
analisis : Kokain, Benzoylecgonin , Ecgonin metil
ester , Ecgonin
 
• Kokain masuk kedalam tubuh dengan berbagai cara
seperti intra nasal, intra vena, intra muskuler, oral dan
COC=Coccain dihirup.

• Kokain dapat menyebabkan mencegah nafsu makan,


menyebabkan keinginan untuk tidur dan euphoria.
Toksokinetika Kokain

Masuk kedalam tubuh, dengan berbagai cara seperti intra nasal, intra
vena, intra muskuler, oral dan dihirup.
Kokain mengalami metabolisme dalam tubuh. Sebagian besar berupa
benzoilecgonin dan ecgonin metil ester.
Dikeluarkan melalui urin.
Analisis kokain
■ Uji Screening
■ Pembacaan hasil :
Metode ILF(Immunoassay lateral flow)
(+) garis 1 pada c (kompetitif)
Senyaw UV Iodoplat Dragend
■ Uji konfirmasi : a inat orf
Metode Kromatografi Lapisan Tipis (KLT) Kokain hitam ungu orange
Prinsip : Residu hasil ekstraksi dielusi
dengan eluen tertentu, ditetapkan secara
KLT sehingga terbentuk bercak berwarna
khas
Reagen
a) Eluen (metanol-amonia (100:1,5))
b) Larutan penampak bercak
c) Larutan Standar
■ PSIKOTROPIKA
Zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
■ UU NO 5 thn 1997
o Permenkes nomor 9 tahun 2015 yaitu memasukkan zulpidem kedalam
psikotropika golongan IV
o Permenkes no 3 tahun 2017
 Jenis Jenis Psikotropika
Golongan I : Ekstasi, Shabu, LSD
Golongan II : Amfetamin, metilfenidat, metaamfetamin
Golongan III : Pentobarbital, flunitrazepam
Golongan IV : Diazepam, bromazepam alprazolam
1. Amfetamin dan Metamfetamin
Bubuk atau tablet warna putih dan keabuabuan, dapat berupa kapsul
atau cairan. Zat ini bisa menyebabkan euphoria, relaksasi percaya diri
meningkat, kegelisahan, disforia, peningkatan denyut jantung, dan
hipertemia.
■ Toksokinetika
1. Adsorbsi dan distribusi
Cara pemakaian amfetamin secara oral, intravena, rektal, inhalasi,
bawah lidah (sub lingual). Kebanyakan derivat amfetmin diabsorbsi di
saluran pencernaan.
2. Metabolisme dan ekskresi
Kadar puncak dalam plasma akan dicapai dalam 2 jam, dan waktu paruh
dalam plasma 8-12 jam. Metamfetamin dan amfetamin mulai terdeteksi
dalam urin 20 menit setelah pemakaian
Analisis Amfetamin dan
Derivatnya pada sampel biologis
■ Screening Test ■ Uji konfirmasi :
Metode ILF(Immunoassay lateral flow) Metode Kromatografi Lapisan
(+) garis 1 pada c (kompetitif) Tipis (KLT)
■ Metode simon Prinsip : Residu hasil ekstraksi
sampel+ Reagen simon (suasana dielusi dengan eluen tertentu,
basa) membentuk senyawa berwarna ditetapkan secara KLT sehingga
Interpretasi hasil : terbentuk bercak berwarna khas
Merah = Amfetamin
Biru = metamfetamin
2. Benzodiazepin
Kelompok obat-obatan penting yang berfungsi sebagai anti kejang,
relaksan otot, hipnotik dan tranqulizer (obat penenang). Kelompok obat
ini sering diberikan bersama dengan obat-obatan anti depresan.
Benzodiazepin dapat menyebabkan koma, dan penghambatan
pernapasan, akatsia (gangguan gerak tubuh).
■ Toksokinetika
1. Absorbsi dan distribusi
Cara pemakaian benzodiazepin secara oral,injeksi, bawah lidah (sub
lingual). Puncak kadar plasma(98-99% diazepam) dicapai dalam waktu
30-90menit.
2. Metabolisme dan ekskresi
Metabolismenya di hati dengan reaksi N-demetilasi, 3 hidroksilasi dan
konjugasi asam glukoronat.
Ekskresi: urin
Pemeriksaan benzodiazepin
■ Tes warna
Senyawa Marquis
Diazepam Jingga
Nitrazepam Kuning (didiamkan
Nitrazepam(Bratton semaleman)
marshall) Violet(Bratton marshall)
Bromazepam Kuning (didiamkan
■ Tes konfirmasi semaleman)
Kromatografi lapisan tipis
Senyawa Iodoplatinat Dragendorf

Benzodiazepin Bercak coklat Jingga


keunguan
C. Zat Adiktif bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif atau
ketergantungan diluar yang disebut narkotika dan psikotropika.
Contoh : Alkohol, tembakau , inhalasi dan solven
Dikenal 3 golongan minuman beralkohol:
1. Golongan A : Kadar etanol 1-5% (bir)
2. Golongan B : Kadar etanol 5-20% (minuman anggur/wine)
3. Golongan C : Kadar etanol 20-45% (Wishkey,Vodca,Tkw)
 

■ Alkohol terdeteksi di dalam darah, urin, saliva, air mata, dan


pernafasan.
■ Dalam Darah
1. Metode enzimatik : enzim dari
etanol diubah menjadi ■ Dalam Napas
asetaldehid menggunakan
alkohol dehidrogenase 1. Dibutuhkan operator yang
terlatih
2. kromatografi gas :
menggunakan 200 ul Aliquot 2. minimal observasi 15 menit
darah dalam sodium florida dan sebelum nafas di tiup ke alat
potasium oksalat pengukuran dilakukan 2x
■ Dalam urine : digunakan urine 3. Hasil dicetak (Print Out)
yang dikeluarkan setealh 1 jam
urine pertama dikeluarkan ■ Dalam saliva
Melalui airl iur untuk penentuan
BAC > 0,02%

Uji Konfirmasi
• Metode kromatografi gas
Prinsip : pengambilan udara yang menandung alkohol dalam botol pervorasi yang
dipanaskan dalam penangas air kemudian udara di injeksikan kedalam kromatografi
gas.
• Metode Spektofotometri
Prinsip : residu hasil destilat diukur dengan spektofotometer panjang gelombang
B. Pemeriksaan Narkotika, Psikotropika dan
Alkohol secara kualitatif
1. Pemeriksaan Skrining e. Pembacaan hasil
1. Tes Immunoassay (Card/Strip Test)
a. Prinsip 1) Card Test
Adanya zat tertentu dalam urin ditentukan
a) Hasil - (negatif) bila tampak 2 garis pada
secara Rapid Immunoassay (antigen-
antibodi) huruf C dan T
b. Alat b) Hasil + (positif) bila tampak 1 garis pada
Pipet huruf C
c. Reagen
Card/Strip Test c) Atau sesuai petunjuk manualnya
d. Cara kerja
Siapkan Card/Strip Test untuk 2) Strip Test
pemeriksaan masing-masing obat
1) Card Test
a) Hasil - (negatif) bila tampak 2 garis pada
a) Teteskan 3 tetes spesimen urin pada huruf C dan T
lubang spesimen yang terdapat dalam b) Hasil + (positif) bila tampak 1 garis pada
masing-masing card test
huruf C
b) Tunggu beberapa saat sesuai dengan
petunjuk manual c) Atau sesuai petunjuk manualnya
2) Strip Test
a) Celupkan strip test ke dalam urin
sampai batas yang ditentukan
b) Tunggu beberapa saat sesuai dengan
2. Reaksi Warna
Pemeriksaan pendahuluan (Screening Test) dengan Reaksi Warna dapat dilakukan dengan beberapa metode sebagai
berikut :
Untuk Golongan Narkotika dan Psikotropika
Metode Marquis
Prinsip
Pembentukkan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan formaldehid dalam suasana asam sulfat pekat.
Alat : Pipet tetes, pipet, vortex meter, sentrifus
Reagen :
Pereaksi marquis (8-10 tetes formaldehid 40% diteteskan kedalam 10 ml asam sulfat pekat)
Eter
Natrium Hidroksida (NaOH) 4N
Etanol 95%
Cara Kerja
Masukkan 3ml urin ke dalam tabung sentrifus
Tambahkan NaOH 4N sampai pH 9-10
Ekstraksi dengan 5mL eter, masukkan dalam vortex mixer dan sentrifus
Ekstrak eter pisahkan dan uapkan sampai kering
Residu larutkan dalam 1mL etanol 95% (secukupnya), keringkan lagi
Tambahkan 1 tetes larutan pereaksi
3.Analisis Amfemtamin dan derivatnya pada sampel biologis
Metode : Kromatografi Lapisan Tipis
Prinsip : Residu hasil ekstraksi yang dielusi dengan eluen tertentu sehingga terbentuk
bercak dengan warna yang khas.
Peralatan : Alat KLT (Plate KLT, bejana kromatografi, pipa kapiler/pipet mikro, botol
semprot), oven, lampu UV
Reagen : lapisan tipis silica gel G/F, larutan penampak bercak (ninhidrin), eluen (metanol-
ammonia), larutan standar
Cara Kerja :
Ekstraksi
Masukkan 2ml urin spesimen ke dalam tabung runcing 50ml dan 0,25 ml larutan standar
Tambahkan NaOH 1M, air suling 5ml dan diklorometan 20ml lalu homogenkan dengan
sentrifuge 5 menit, lapisan atas dibuang
Tambahkan 2ml asam sulfat 0,15M tabung ditutup, kocok dan sentrifuge
Lapisan atas dipindahkan ke dalam tabung runcing 15 ml ditambahkan 1ml natrium
hidroksida 1m dan 2,5 ml 1-klorobutan atau diklorometan
Tutup tabung vortex , tambahkan 50 mikroliter larutan metanolic-asam klorida
Residu siap diperiksa denan alat KLT atau KG
Ekstrak diuapkan dengan vakum sampai kering
4.Pemeriksaan Alkohol Metode Kromtografi Gas (KG)
Prinsip : Pengambilan udara yang mengandung alkohol dalam botol
tertutup perforasi yang dipanaskan dalam penangas air dengan
menggunakan disposable syringe dan kemudian udara yang terisap
diinjeksikan dalam kromatografi gas.
Alat : Alat kromatografi gas yang dilengkapi oleh detector FID, kolom
porapak q, disposable syiringe
Cara Kerja
Masukkan 0,5 ml sampel ke dalam botol hijau yang mempunyai tutup
perforasi.Tutup botol dengan kuat, tempatkan dalam penangas air
selama 5 menit suhu 37˚C atau 56˚C
Tanpa pendinginan pindahkan 1ml udara diatas sampel menggunakan
1ml disposible syiringe
Sampel udara kemudian diinjeksikan dalam kromatografi gas
Interpretasi hasil
Bandingkan waktu retensi sampel terhadap standar etanol
Daftar Pustaka

■ Departemen Kesehatan.2004.Pedoman Pemeriksaan Laboratorium


Toksikologi Obat.Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
■ Peraturan Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan, Nomor 14
tahun 2016 tentang Standar Keamanan dan Mutu Minuman Beralkohol
■ BNN. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Narkotika,
Psikotropika, dan Obat Berbahaya
■ Panduan Toksikologi Klinik. 2018. Jakarta : BPPSDM

Anda mungkin juga menyukai