Anda di halaman 1dari 16

Diki Himi, SKM, M.

Biomed

Mengikuti petunjuk pabrik


Dihomogenkan dahulu sebelum digunakan
dan suhunya dibiarkan mencapai suhu ruang
Penyimpanan pada suhu yang dianjurkan
Perhatikan reagen yang tidak boleh
dibekukan
Hindari pembekuan dan pencairan berulang

Periksa masa kadaluarsa


Selalu sertakan serum kontrol yang sudah
diketahui reaktifitasnya
Jika memungkinkan, nyatakan kekuatan
serum kontrol dalam IU per ml dan catat
titernya
Setiap batch pemeriksaan harus diikuti :
Serum kontrol negatif (kontrol spesifistas)
Serum yang reaktif lemah (kontrol sensitifitas)
Serum yang reaktif kuat (kontrol titrasi)

Sensitifitas Klinis :
Persentase hasil positif sejati diantara pasien
yang berpenyakit (positifitas diantara yang
berpenyakit) :
Positif sejati
X 100%
Positif sejati + Negatif palsu
Sensitifitas yang baik mendekati 100%
Sensitifitas analitik :
Diartikan sebagai batas deteksi, yaitu kadar
terendah suatu analit yang dapat dideteksi
oleh suatu metode. Sensitiftas tinggi
disyaratkan untuk tujuan skrining

Uji Biokimia :
Antigen dari suspensi bakteri (tabel)
Uji Fisik-Kimia :
Antigen diuji dengan hapusan untuk
mendapatkan kuman yang spesifik
Uji Aglutinasi :
diuji dengan antisera polivalen, diikuti antisera
monovalen
Uji Titrasi :
Menggunakan standar yang diketahui cut-off
nya, pada suhu, pH dan waktu tertentu
Uji Kemurnian : dengan beberapa antibodi, untuk
mendeteksi reaksi silang
Uji Binatang Percobaan

Uji Aglutinasi :
Diuji dengan antigen standar pada suhu, pH
dan waktu tertentu, bila terjadi aglutinasi
berarti antibodi tersebut spesifik
Uji Titrasi :
Menggunakan antigen standar yang diketahui
cut-off nya, untuk memastikan tidak adanya
antibodi non spesifik. Bila ada titer positif
dibawah cut-off berarti ada kontaminasi
Uji dengan berbagai antigen atau NaCl :
konfirmasi spesifisitas terhadap antigen

Spesifistas Klinis :
Persentase hasil negatif sejati diantara pasien
yang sehat (negatifitas diantara yang sehat) :
Negatif sejati
X 100%

Negatif sejati + Positif palsu


Spesifisitas yang baik mendekati 100%
Spesifisitas Analitik :
Kemampuan dan akurasi suatu metode untuk
mendeteksi suatu analit tanpa dipengaruhi
zat-zat lain

Spesifistas ditentukan oleh cross-reactivitas


dan faktor pengganggu (interferensi)

Stabilitas Reagen :
Stabilitas Reagen dapat tercapai selama
penggunaan mengikuti panduan produsen
Perhatikan pengaruh suhu dan hindari
kontaminasi silang
Stabilitas Sampel Serum maupun plasma :
Suhu 2-8 C : 3 hari
Suhu Freezer Compartemen : 1 bulan
Suhu Deep Freezer (-20 C) : 6 bulan
Suhu -40C, -80C, -120C : > 6 bulan

Presisi dalam imunoassay didefinisikan


sebagai reprodusibilitas hasil intra dan antar
pemeriksaan
Presisi penting untuk :
Menjamin bahwa hasil yang didapat akurat
dan reprodusibel dari satu pengujian ke
pengujian lain
Menetukan apakah dua hasil sama atau
berbeda

Presisi diukur dari Coeficient of Variation (CV)


nilai rata-rata
Dua tipe presisi
Intra-assay precision, reprodusibiltas
diantara beberapa well dalam suatu
pemeriksaan
Inter-assay precision, reprodusibiltas
diantara pemeriksaan, menjamin hasil yang
didapat reprodusibel dalam periode waktu
tertentu
CV < 10 % memberikan hasil yang konsisten

Dipakai untuk menilai adanya kesalahan acak


atau kesalahan sistematik atau keduanya
Kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya
Dinliai dari bahan kontrol (nilai bias)
Dapat juga dinilai dari studi recovery :
Pemeriksaan bahan sampel yang telah
ditambah analit murni :
R (%) : Hasil pemeriksaan (observasi) x 100

Hasil perhitungan (diharapkan)

Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau


pada hari parameter yang bersangkutan
diperiksa
Buat grafik kontrol dengan batas-batas
mean, mean + 1 S, mean + 2S, mean + 3S
Lakukan plot pada grafik dimana sumbu X
menunjukkan tanggal pemeriksaan/run dan
sumbe Y menunjukkan hasil (OD/CO, EC/CO)

Anda mungkin juga menyukai