IMUNO-SEROLOGI
PERSIAPAN SAMPEL
☼ Sampling darah
a. Palpasi
b. Disenfikasi
c. Pembendungan → jangan telalu lama, ± 3 menit.
d. Penusukan jangan berkali-kali.
e. Lepaskan tourniquet terlebih dahulu, baru lepaskan jarum, tutup
luka dengan kapas.
f. Letakkan:
- Tabung sentrifuge → Non-antikoagulan→ SERUM
- Botol sample →Antikoagulan → PLASMA
☼ Pengolahan serum
a. Darah dalam tabung sentrifuge (Non-antikoagulan )
→ inkubasi 30 menit.
b. Sentrifuge : 2000-3000 rpm selama 10-20 menit.
c. Sebaiknya lakukan pensentrifuge-an 1x saja.
d. Jangan melakukan pensentrifuge-an/ pengaduk-
adukan berkali-kali → mempengaruhi komposisi.
e. Jangan sampai terjadi hemolisa / serum
mengandung sel eritrosit.
☼ Penyimpanan
a. Suhu 2-8 derajat celcius.
b. Freezer : beku → tempat : AlliQuot
c. Serum yang beku harus dihangatkan sebelum
digunakan, yakni dengan cara:
Rotator → lebih baik
Peningkatan dari suhu tersebut tidak terlalu ekstrim ditambah lagi
dilakukan pengocokan.
Diletakkan pada suhu kamar.
Dihangatkan dengan air hangat
☼ Pengiriman
a. Diletakkan di termos dengan es batu,
serum diletakkan pada jarum vacuntainer tapi hanya dapat bertahan
selama ± 2hari.
b. Diletakkan pada semacam alat yang
terdapat Nitrogen Cait / ICE yang tidak mudah meleleh → digital.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
TES KEHAMILAN
DIRECT PREGNANCY LATEX TEST
Tujuan
88
IMUNO-SEROLOGI
Menentukan ada atau tidaknya HCG dalam urin dengan cara langsung
sehingga dapat diketahui seseorang tersebut hamil atau tidak.
Prinsip
Fertitex Mono adalah tes kualitatif untuk mendeteksi HCG dalam urin sedini
mungkin. HCG dalam urin (non-dillution) bereaksi secara imunologis dengan
antibody anti-HCG monoclonal bagian dari partikel latex. Reaksi ditandai
dengan adanya gumpalan yang tampak pada partikel latek pada tes yang
dilakukan di atas objek glass.
Prosedur kerja
BACA
Interprestasi hasil
HCG (+) : Aglutinasi
HCG (-) : Tidak beraglutinasi
---------------------------------------------------------------------------------------------------
RHEUMATOID FACTOR
LATEX AGGLUTINATION SLIDE TEST
Tujuan
Menentukan adanya antibody terhadap penyakit rheumatoid arthritis pada
serum yang diperiksa.
Prinsip
Humatex RF tes adalah reaksi aglutinasi antara faktor rheumatoid pada
spesimen pasien atau serum kontrol dengan immunoglobulin G yang
dilapiskan pada partikel polystyrene.
Reaksi positif diindikasi oleh adanya aglutinasi yang tampak pada partikel
lateks dalam pemeriksaan.
Prosedur kerja
KUALITATIF
BACA
89
IMUNO-SEROLOGI
SEMI-KUANTITATIF
Interprestasi hasil
Kualitatif
RF (+) : Aglutinasi
RF (-) : Tidak beraglutinasi
Semikuantitatif
E.g. titer 1:16 → C.RF = faktor konversi x 16, dimana faktor konversi = 12.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
C-REACTIVE PROTEIN
LATEX AGGLUTINATION SLIDE TEST
Tujuan
Menentukan adanya C-Reactive Protein yang timbul karena infeksi penyakit
tertentu yang kemungkinan yang terdapat dalam tubuh.
Prinsip
Tes CRP Humatex adalah reaksi imunologis antara CRP pada spesimen
pasien atau serum kontrol dengan CRP antibodi yang dilapiskan pada partikel
lateks.
Reaksi positif diindikasi oleh adanya aglutinasi yang tampak pada partikel
lateks dalam pemeriksaan.
Prosedur kerja
KUALITATIF
BACA
90
IMUNO-SEROLOGI
SEMI-KUANTITATIF
Interprestasi hasil
Kualitatif
RF (+) : Aglutinasi
RF (-) : Tidak beraglutinasi
---------------------------------------------------------------------------------------------------
ANTI STREPTOLISIN-O
LATEX AGGLUTINATION SLIDE TEST
Tujuan
Menentukan adanya antibody ASO Protein yang timbul karena infeksi
penyakit tertentu yang kemungkinan yang terdapat dalam tubuh.
Prinsip
Tes ASO Humatex berisi partikel lateks polystrene yang mengandung
streptolisin-O yang stabil sebagai antigen kemudian beraksi secara imunologis
dengan kumpulan antistreptolisin-O (ASO) antibodies pada spesimen pasien
atau kontrol serum.
Reaksi positif diindikasi oleh adanya aglutinasi yang tampak pada partikel
lateks dalam pemeriksaan.
Prosedur kerja
KUALITATIF
BACA
91
IMUNO-SEROLOGI
SEMI-KUANTITATIF
Pengenceran ASO (IU/ ml pada spesimen non-diluted)
1+1 (1:2) 400
1+2 (1:3) 600
1+3 (1:4) 800
1+4 (1:5) 1000
Sambungan pemeriksaan sama dengan prosedur di atas
Interprestasi hasil
Kualitatif
ASO (+) : Aglutinasi
ASO (-) : Tidak beraglutinasi
---------------------------------------------------------------------------------------------------
PEMERIKSAAN WIDAL
LATEX AGGLUTINATION SLIDE & TUBE TEST
Tujuan
Untuk mngetahui ada tidaknya zat-anti dan mengukur titer zat anti terhadap
kuman Salmonella, sp dalam serum penderita tersangga thypus abdominalis.
Prinsip
Pemeriksaan antigen febril Humatrex dari bakteri yang berbeda, strain yang
vital, in-aktif dan suspensi yang telah distandarisasi dengan solusi antigen
(Ag).
Deteksi riketsia yang berhubungan dengan penyakit didasari oleh karakteristik
Ag yang memiliki hubungan erat dengan pertumbuhan bakteri Proteus OX
(Weil-felix reaction). Kultur riketsia lebih sulit dilakukan.
Pemeriksaan dilakukan oleh inkubasi suspensi selain dengan spesiman yang
tidak diketahui. Aglutinasi yang tampak pada suspensi stain diindikasikan
adanya koresponden antibody dan sebagai tanda pada masing-masing bakteri.
Spesimen dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif yang terdapat
dalam KIT untuk memudahkan dalam membedakan ada-tidaknya aglutinasi
yang terbentuk.
Prosedur kerja
KUALITATIF SLIDE
BACA
92
IMUNO-SEROLOGI
SEMI-KUANTITATIF SLIDE
SEMI-KUANTITATIF TABUNG
Siapkan masing-masing antigen pada 6 tabung dan 2 tabung untuk kontrol.
Encerkan 0,1 ml spesimen dengan 1,9ml NaCl (9 gr/L)
Pengenceran (dalam ml) No. 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4
Tranfer 1 1 1 1 15
NaCl (9 gr/L) 1 1 1 1 1
Titer 1/20 1/40 1/80 1/160 1/320 1/640
Siapkan 1/10 (pengenceran 1/10) dari PC dan NC dari pengenceran 100 µl
PC/NC dengan 900 µl NaCl (9 gr/L)
Pengenceran sp (1-6)/ control dilution @ 1 ml per tabung
AG 1 tetes per tabung
Tutup tabung dengan selotif, campurkan. Inkubasi (37oC) selama 24 jam
Catatan:
Prosedur inkubasi pada tabung mungkin dapat dipercepat dengan inkubasi
sperti di bawah ini:
Somatic (O) dan Proteus antigen pada suhu 48-50oC selama 4 jam.
Antigen flagel (H) pada suhu 48-50oC selama 2 jam.
93
IMUNO-SEROLOGI
Buang
1 ml NaCl Lanjutkan
(tabung 2-4), dst pemeriksaan
seperti di atas
1/20 1/40 1/60 1/80
Interprestasi hasil
Kualitatif
Widal (+) : Aglutinasi
Widal (-) : Tidak beraglutinasi
Semi-kuantitatif
Titer dari pengenceran terakhir pada pemeriksaan slide atau tabung.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
HEPATITIS B SURFACE ANTIGEN (HBsAg)
LATEX AGGLUTINATION SLIDE TEST
Tujuan
Menentukan adanya HBsAg pada sampel yang diperiksa.
Prinsip
Partikel lateks dilapisi dengan antibody yang sangat murni yang bereaksi
cepat dengan HBsAg. Dengan mencampurkan serum yang terdapat HBsAg
dengan reagen lateks akan terjadi aglutinasi yang tampak. Jika tida ada
aglutinasi berarti tidak ada HBsAg atau masih permulaan.
Prosedur kerja
KUALITATIF
BACA
Interprestasi hasil
HBsAg (-)
Tidak ada aglutinasi pada serum dilusi dan serum non-dilusi.
94
IMUNO-SEROLOGI
Tujuan
Menentukan adanya anti-HBs pada sampel yang diperiksa.
Prinsip
Pemeriksaan Anti-HBs adalah pemeriksaan imunologis dengan enzim pada
fase padat dengan metode sandwich untuk mendeteksi antibody anti-HBs
dalam serum plasma atau rekalsifikasi.
Pemeriksaan sampel dan peroksidase dikonjugasikan dengan HBsAg,
dimasukkan ke dalam mikrowell yang mengadung HBsAg murni. Jumlah
peroksidase-HBsAg yang berikatan dengan kandungan pada sumur sebanding
dengan konsentrasi anti-HBs pada spesimen yang bereaksi antara fixed dan
HRP yang berikatan dengan HBsAg.
Setelah diinkubasi konjugasi enzim (Unbound) dibuang. Substrat solution
ditambahkan dan diinkubasi hingga berwarna biru. Intensitas warna yang
berubah menjadi kuning setelah ‘stopping’ reaction dengan larutan asam ,
sebanding dengan jumlah anti-HBs dalam spesimen.
Dalam batas tertentu, panjang gelombang 450nm merefleksikan tingkatan
anti-bodi anti-HBs pada spesimen. Pada panjang gelombang 450 nm membaca
kurang dari nilai cutt-off pada anti-HBs (-).Pada panjang gelombang 450 nm
membaca lebih dari nilai cutt-off pada anti-HBs (+)/ re-active.
Prosedur kerja
STEP 1
A B C D E F G H
95
IMUNO-SEROLOGI
STEP 2
Masukkan 50 µl substat R/A dan 50 µl substat R/B ke dalam semua sumur
termasuk A.
Campurkan dan inkubasi 30 menit pada suhu kamar, lindungi dari cahaya
langsung.
Masukkan 100 µl STOP ke setiap sumur dan campurkan hati-hati.
Ukur absorbansi kurang dari 30 menit λ 450 nm.
Validitas pemeriksaan
Hasil test dikatakan valid jika mengikuti kriteia seperti:
Mean Negative Control Value (MNC) < 0,200
Mean Positive Control Value (MPC) > 0,500
MPC - MNC ≥ 0,300
NC1 = 0,5 x MNC < MNC < 2,0 x MNC
Perhitungan
Cut-off value (COV) = MNC + 0,025
Interprestasi hasil
Positif
Nilai absorbansi sampel lebih dari 1,1 x COV : menandakan anti HBs (+).
Negatif
Nilai absorbansi sampel kurang dari 0,9 x COV : menandakan anti-HBs
(-).
Equivocal
Nilai absorbansi sampel kurang dari ±10% dari cut-off value hendaknya
test kembali untuk konfirmasi bacaan hasil yang tepat.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
ENTEBE HIV-DIPSTICK
ELISA (IMUNO-DOT) TEST FOR ANTIBODI HIV-1 & HIV-2
Tujuan
Entebe HIV-Dipstick merupakan tes imunologik untuk mendeteksi antibody
terhadap Human Imunodeficiency Virus tipe 1 dan 2 (anti HIV-1 dan HIV-2)
yang berada dalam serum atau plasma.
Tes ini tidak memerlukan peralatan steril maupun peralatan yang mahal,
sedangkan interperstasi hasilnya ditentukan berdasarkan terjadinya perubahan
warna yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
Prinsip
Entebe HIV-Dipstick merupakan tes imunologik atas dasar reaksi antigen-
antibodi sebagai dasar indikator dipergunakan reagensian signal yang mampu
memberikan perubahan warna yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
Pemeriksaan ini memerlukan waktu 30 menit. Sisir (comb) dipstick dibuat
dari polystyrene yang dinbagian ujung-ujungnya dilektakan peptide sintetik
96
IMUNO-SEROLOGI
Prosedur kerja
STEP 1. Labelisasi
0 1 2
00 01 02
Labelisasi
SISIR (COMB)
Dot
STEP 3. Persiapan
@ 100 µl serum/PC/NC
Baris 1
97
IMUNO-SEROLOGI
STEP 4. Pengujian
Pembacaan Hasil
Hasil positif bila terdapat warna merah muda pada ‘Dot’
Interpertasi hasil
HIV (+) : Terbentuk ‘dot’ berwarna merah muda.
HIV (-) : Tidak terbentuk ‘dot’ berwarna merah muda
---------------------------------------------------------------------------------------------------
SYPHILIS RPR (RAPID PLASMA REAGIN)
FLOCULATION SLIDE TEST
Tujuan
Menentukan adanya antibody terhadap infeksi kuman Treponema pallidum
yang menyebabkan penyakit syphilis.
Prinsip
Pemeriksaan syphilis RPR adalah tes flokulasi non-treponemal yang
digunakan untuk mendeteksi dan mengukur antibody reagin yang bersatu
dengan syphilis. Antigen RPR yang digunakan dalam kit dalam adalah
modifikasi antigen VDRL yang berisi microparticulat choarcoal untuk
mempertinggi perbedaan visual antara hasil positif dan negatif. Untuk serum
yang berisi antibody-antireagin berflokulasi dengan antigen-choarcoal partikel
ditampakkan. Apabila spesimen tidak bereaksi sisa suspensi-antigen-spesimen
dihomogenkan.
98
IMUNO-SEROLOGI
Prosedur kerja
KUALITATIF
BACA
SEMI-KUANTITATIF
50 µl serum + 50 µl NaCl 0,9% Sediakan pengenceran terhadap sampel
dengan garam fisiologis 0,9%:
1:2 1:4 1:8 1:16 1:32
Proses dilakukan seperti pemeriksaan
kualitatif
½ ¼
50 µl NaCl 0,9%
Interprestasi hasil.
Kualitatif → (+) terbentuk aggregate kecil
(-) tidak terbentuk aggregate.
Semikuantitatif: Hasil dari pengenceran terakhir yang positif.
----------------------------------------------------------------------------------------------
VDRL (Venereal Diaseases Research Laboratory)
FLOCULATION SLIDE TEST
Tujuan
Untuk screening ter secara kualitatif untuk menegakkan diagnosa terhadap
infeksi penyakit syphilis.
Prinsip
VDRL-carnon partikel antigen adalah modifikasi bentuk dari antigen VDRL
yang berisi microparticulate carbon.Didesign dalam menggunakan
pemeriksaan flokulasi diagnosis syphilis pada serum. Partikel carbon
membantu pembacaan hasil secara makroskopis. Hasil reaksi lemah dapat
dengan mudah dan secara jelas penampakan dari bentuk non-reaktik yang
terlihat secara makroskopis, tampak halus dan penampilannya. Antigen cocok
pada keduanya baik tes manual slide dan automated regain.
99
IMUNO-SEROLOGI
Prosedur kerja
MANUAL SLIDE TEST
BACA
Interprestasi hasil.
Kualitatif →VDRL (+) terbentuk aggregate hitam
VDRL (-) tidak terbentuk aggregate (abu-abu)
---------------------------------------------------------------------------------------------------
TPHA (Treponema pallidum HEMA-AGLUTINATION)
HEMA-AGLUTINATION INDIRECT TEST
Tujuan
Menentukan adanya antibody terhadap infeksi kuman Treponema pallidum
yang menyebabkan penyakit syphilis.
Prinsip
Tes Syphillis TPHA Liquid adalah pemeriksaan hema-aglutinasi indirect
untuk mendeteksi antibody spesifik terhadap Treponema pallidum. Sela darah
merah unggas dilapiskan dengan antigen Treponema pallidum. Dalam hasil
yang ditunjukkan antibody syphilis yang peka sel akan menggalutinasi
membentuk pada karakteristiknya pada plate microtitrasi. Antibodi yang non-
pathogenic treponema diserpa ekstrak Reiter’s Treponema yang terkandung
dalam suspensi sel.
Prosedur kerja
STEP 1
25 µl sp/PC/NC 25 µl
25 µl dibuang
100
IMUNO-SEROLOGI
STEP 2
75 µl SCC 75 µl STC
Jauhkan dari getaran
dan sinar langsung.
Diamkan 45-60 menit
sebelum dibaca hasil.
Interprestasi hasil.
Negatif result
Didefinisikan seperti kancing pada sel non-aglutinasi dengan atau tanpa
lubang yang sangat kecil ditengahnya.
Intermediat result
Sel kancing dengan lubang kecil ditengah (tampak jelas atau tegas, cincin
yang tebal dan latar belakang jernih). Sampel hendaknya dites kembali.
Positif result
Aglutinasi parsial atau total (tampak halus aglutinasi sel tersebut mungkin
disekeliling ada lingkaran pada tes sel). Positif sampel hendaknya
diperiksa kembali dengan tes kuantitatif.
SCC pada sumur II hendaknya tampak cincin ditengah dengan sel yang
non-aglutinasi. Reaksi pada sumur kontrol diindikasikan non-spesific
agglutinin pada sampel dan test hendaknya dialporkan sebagai in-valid.
Serum yang diberikan hasil harus diabsorbansi pada pemakaian SCC.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
DENGUE HEMORRAGIC FEVER
IMUNO-KROMATOGRAFI (STRIP) TEST
Tujuan
Menentukan adanya IgG atau IgM antibody terhadap virus dengue pada
manusia.
Prinsip
Antibodi kelas IgG dan IgM yang ada dalam serum akan berikatan dengan
antikuman IgG dan IgM membentuk 2 garis yang memotong tes strip.
Colloida gold-label anti-dengue monoclonal antibody membentuk kompleks
dengan adanya antigen dengue yang ditandai dengan adanya dengue spesifik
IgG dan IgM. Dalam serum ini ditandai dengan garis merah muda atau ungu.
Prosedur kerja
PANBIO NOVA
Interprestasi hasil.
Invalid : Strip C tidak berwarna merah muda
Negatif : Strip C berwarna merah muda
Positif (primer) : Strip C dan Ig M berwarna merah muda
Positif (sekunder) : Strip C dan Ig G berwarna merah muda
Akhir primer dan awal sekunder : Strip C, Ig Mdan Ig G berwarna merah
muda
102