Anda di halaman 1dari 67

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sistem kesehatan nasional digariskan suatu tujuan pembangunan

kesehatan yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional

yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuaan

untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal sebagaimana yang digariskan dalam Undang-Undang

Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Untuk mewujudkan hal tersebut

diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang didukung antara lain oleh

sumber daya tenaga kesehatan yang memadai yang dibutuhkan dalam

pembangunan nasional di bidang kesehatan.

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

99/MENKES/SK/III/1982 tentang kesehatan nasional yaitu meningkatkan

pembangunan kesehatan nasional, maka pendidikan tenaga kesehatan yang

ditujukan untuk mendukung upaya tercapainya derajat kesehatan masyarakat

yang optimal dilakukan sebagai perwujudan pembangunan nasional.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka pemerintah mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan dan sekolah kejuruan serta program diploma

III. Salah satu program diploma III yaitu Prodi Analis Kesehatan yang

1
2

menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan untuk menghasilkan tenaga

analis kesehatan yang mampu bekerja sebagai pranata dalam sistem

pelayanan khususnya di bidang laboratorium kesehatan.

Berdasarkan surat Menteri Kesehatan RI No.

0844/SJ/DIKNAKES/VII/1986 tanggal 18 Juli 1986, tentang praktik kerja

lapangan tenaga kesehatan di unit pelayanan kesehatan. Maka dalam upaya

meningkatkan proses belajar-mengajar bagi mahasiswa tingkat akhir Prodi

Analis Kesehatan di pandang perlu diberikan pengetahuan dan wawasan agar

memiliki penguasaan pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)

yang dapat dipraktikkan secara utuh di lapangan.

Untuk itu pada semester akhir sesuai dengan kurikulum Prodi Analis

Kesehatan, diselenggarakan Praktik Kerja Membangun Desa (PKMD) yang

bertujuan untuk melatih dan memberikan bekal kepada mahasiswa dalam

mengembangkan kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, serta mampu

manganalisa dan memecahkan masalah yang ada di lapangan.

B. Tujuan

1. Umum

Dengan adanya Praktik Kerja Membangun Desa (PKMD) di puskesmas

diharapkan dapat dihasilkan seorang tenaga Ahli Madya Analis yang

mampu bekerja dan menganalisa permasalahan serta mampu

memecahkan permasalahan yang ada di unit pelayanan kesehatan

masyarakat.
3

2. Khusus

a. Mampu mengelola atau memfungsikan manajemen laboratorium

puskesmas dengan baik dan benar.

b. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan

masyarakat yang ada di puskesmas secara menyeluruh baik ditinjau

dari aspek teknis maupun aspek sosial.

c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh

pengalaman yang langsung dan nyata secara terpadu dalam

melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas,

khususnya laboratorium.

C. Manfaat

1. Dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa berupa kerja nyata

dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan

laboratorium di puskesmas.

2. Dapat mengembangkan serta memantapkan sikap profesionalisme yang

di perlukan peserta didik untuk lapangan kerja.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memasyarakatkan diri

dengan keadaan masyarakat desa yang perlu ditingkatkan kualitas hidup

kesehatan mereka.

4. Dapat mengenal dan mengetahui program kesehatan masyarakat serta

permasalahan yang di hadapi di lapangan sehingga mahasiswa dituntut

untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada.


4

D. Ruang Lingkup Laporan

Ruang lingkup dari laporan praktik kerja membangun desa ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

1. Umum

2. Khusus

C. Manfaat

D. Ruang Lingkup Laporan

BAB II HASIL PKMD

A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas

a. Sejarah Puskesmas Sungai Raya

b. Geografi

c. Keadaan Alam

d. Demografi

e. Sarana Transportasi dan Komunikasi

f. Pendidikan

g. Keagamaan

h. Sosial Ekonomi

B. Gambaran Umum Puskesmas

a. Sarana dan Prasarana

b. Ketenagaan

c. Visi dan Misi Puskesmas


5

d. Struktur Organisasi

e. Jenis Pelayanan Puskesmas

f. Alur Layanan Laboratorium

C. Kegiatan dalam Puskesmas

a. Pemeriksaan Laboratorium

b. Jumlah dan Jenis Penggunaan Jasa

D. Kegiatan di Luar Puskesmas

1. Posyandu Ibu dan Balita

2. Puskesmas Keliling

3. Puskesmas Pembantu

4. Poliklinik Bersalin Desa (Polindes)

5. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

6. Posyandu Usila

7. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

8. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)

BAB III PERMASALAHAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis

B. Upaya perbaikan dan pengembangan laboratorium

puskesmas

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
6

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
7

BAB II

HASIL PKMD

A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas

1. Sejarah Puskesmas Sungai Raya

Pusat Kesehatan masyarakat Sungai Raya mulai didirikan pada

tahun 1975. Wilayah kerja saat itu meliputi 30 desa di Kecamatan Sungai

Raya. Kegiatan atau program kesehatan yang dilaksanakan pada awal

didirikan masih sederhana sampai kemudian berkembang kondisi

masyarakat dan kemajuan zaman. Sejak tahun 1983 di bangun puskesmas

pembantu sebagai perpanjangan tangan pelayanan kesehatan, yang saat

ini bertambah jumlahnya menjadi 4 buah puskesmas pembantu (pustu).

Pada tahun 1988 dibangun lagi sebuah puskesmas (Puskesmas

Batang Kulur) dalam Kecamatan Sungai Raya, sehingga wilayah kerja

Puskesmas Sungai Raya menyempit menjadi 15 desa. Hal ini

dimaksudkan agar pelayanan puskesmas dapat lebih intensif dan

berkualitas sebagai masyarakat di wilayah kerjanya.

Bangunan Puskesmas Sungai Raya mengalami perubahan dan

perbaikan. Pada awal dibangun gedung puskesmas tersebut terbuat dari

bangunan semi permanen. Pada tahun 1990 gedung bagian belakang

terbakar, kemudian dibangun lagi dengan gedung permanen, sampai saat

ini telah terjadi beberapa kali perbaikan atau penambahan dan

perombakan ruang dan gedung puskesmas.

7
8

2. Geografi

Puskesmas Sungai Raya adalah salah satu puskesmas dari dua

puskesmas yang ada di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai

Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Gambaran umum wilayah

Kecamatan Sungai Raya.

a. Pemerintahan

1) Jumlah Desa

Kecamatan Sungai Raya memiliki 18 desa, sedangkan

wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya meliputi 9 desa yaitu :

a) Desa Sungai Raya Selatan

b) Desa Sarang Halang

c) Desa Sungai Raya Utara

d) Desa Paring Agung

e) Desa Tanah Bangkang

f) Desa Hamalau

g) Desa Karasikan

h) Desa Batang Kulur Kiri

i) Desa Telaga Bidadari

2) Kecamatan Sungai Raya dipimpin oleh Camat Sungai Raya yaitu

Bapak Zulkipli, S.Sos.

b. Keadaan alam

Luas wilayah Puskesmas Sungai Raya 40.46 km2 dengan

ketinggian 100.5 meter dari permukaan laut, merupakan dataran


9

rendah yang sebagian besar merupakan tanah persawahan dan

perkebunan kelapa.

Wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya meliputi 9 (sembilan) desa

di Kecamatan Sungai Raya dengan batas-batas sebagai berikut :

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kandangan.

2) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Batung

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lokpaikat (Kab.

Tapin)

4) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Simpur

3. Demografi

Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja Pukesmas Sungai

Raya pada tahun 2008 sebagai berikut :

No Nama Desa Jumlah Jumlah Laki- Perempuan


penduduk K.K laki
1 Sungai Raya Selatan 1322 472 635 687
2 Sungai Raya Utara 916 312 436 480
3 Karasikan 798 288 392 396
4 Hamalau 1516 467 721 795
5 Telaga Bidadari 1299 446 646 653
6 Batang Kulur Kiri 580 197 286 294
7 Sarang Halang 861 266 412 449
8 Paring Agung 935 333 458 477
9 Tanah Bangkang 1105 389 566 539
Jumlah 9332 3170 4552 4780

4. Iklim

Seperti halnya daerah lain di wilayah Kalimantan Selatan, setiap

tahunnya mengalami 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.


10

Musim kemarau dimulai dari bulan Mei sampai Oktober sedangkan

musim hujan dimulai dari bulan Nopember sampai April.

5. Sarana Transportasi dan Komunikasi

Gedung Puskesmas Sungai Raya terletak di tepi jalan raya lintas

Kalimantan. Berjarak 6.5 km dari kota kabupaten (Kandangan), dan

berjarak 123 km dari ibukota provinsi (Banjarmasin).

Pada umumnya perjalanan ke desa-desa di wilayah kerja

Puskesmas Sungai Raya dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor

baik roda dua maupun roda empat. Sebagian ada beberapa desa yang

prasarana jalan masih dalam tahap perbaikan maupun mengalami

kerusakan misalnya Desa Batang Kulur Kiri yang bagian desanya dataran

tinggi (pegunungan) yaitu daerah Limau Manis, Desa Telaga Bidadari

yaitu daerah Taminung.

6. Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sungai

Raya meliputi TK, SDN, SMP yaitu sebagai berikut :

No Sarana Pendidikan Jumlah


1 T.K 5
2 S.D.N 14
3 M.I.S 1
4 S.M.P 1
5 PONPES 1

7. Keagamaan

Sebagian besar penduduk beragama Islam, kegiatan keagamaan

yang ada di wilayah ini menunjang kegiatan pelayanan kesehatan karena


11

terdapat beberapa kelompok masyarakat (organisasi) keagamaan antara

lain : Kelompok pengajian, Al habsyi, dan Majelis ta’lim.

8. Sosial ekonomi

Pendapatan penduduk sebagian besar adalah :

a. Bercocok tanam 78,6 %

b. Berkebun 10,7 %

c. Buruh 4,2 %

d. PNS 3,4 %

e. Wiraswasta 3,1 %

B. Gambaran Umum Puskesmas

1. Sarana dan prasarana

a. Puskesmas pembantu dan polindes :

1) Puskesmas pembantu :

a) Pustu Sarang Halang berdiri tahun 1983

b) Pustu Anjiran berdiri tahun 1990

c) Pustu Tanah Bangkang berdiri tahun 1992

d) Pustu Karasikan berdiri tahun 1992

2) Polindes

a) Polindes Batang Kulur Kiri dibangun tahun 1995

b) Polindes Karasikan dibangun tahun 1995

c) Polindes Sarang Halang dibangun tahun 1996

d) Polindes Telaga Bidadari dibangun tahun 1996


12

e) Polindes Paring Agung dibangun tahun 1996

f) Polindes Tanah Bangkang dibangun tahun 1996

g) Polindes Sungai Raya Utara dibangun tahun 2001

h) Polindes Hamalau dibangun tahun 2003

b. Posyandu

1) Posyandu Desa Tanah Bangkang 3 buah

2) Posyandu Desa Sungai Raya Selatan 3 buah

3) Posyandu Desa Karasikan 2 buah

4) Posyandu Desa Batang Kulur Kiri 1 buah

5) Posyandu Desa Hamalau 2 buah

6) Posyandu Desa Paring Agung 2 buah

7) Posyandu Desa Sungai Raya Utara 1 buah

8) Posyandu Desa Sarang Halang 2 buah

9) Posyandu Desa Telaga Bidadari 3 buah

c. Peralatan

1) Peralatan sederhana untuk diagnostik klinik umum dan kebidanan.

2) Peralatan untuk kesehatan gigi.

3) Peralatan untuk laboratorium sederhana.

4) Peralatan untuk tindakan medis : partus set, inflant kit, peralatan

bedah minor

5) Peralatan penyuluhan dan konsultasi gizi.

d. Ruangan

Puskesmas Sungai Raya memiliki 20 ruangan, yaitu :


13

1) Loket kartu 11) P2PL/Epidemiologi

2) BP/Pengobatan 12) Ruang Rapat

3) KIA 13) Ruang Kepala Puskesmas

4) Poli Gigi 14) Ruang Dokter

5) Pojok Gizi 15) Ruang Konseling

6) Apotek 16) Ruang Shalat

7) Imunisasi 17) Tata Usaha

8) UGD 18) Gudang

9) Kesling 19) Dapur

(Klinik Sanitasi) 20) Toilet

10) Laboratorium

Ruangan Laboratorium Puskesmas Sungai Raya memiliki luas

ruangan 4 x 3 m2, 1 buah pintu, 2 buah jendela dengan fasilitas

penunjang listrik 1 unit stopkontak, instalasi air bersih berupa kran

dilengkapi dengan bak cuci.

e. Kendaraan Dinas

1) Kendarana pusling roda 4 1 buah

2) Kendaraan roda 2 3 buah

2. Ketenagaan

No Jenis Tenaga Pendidikan Jumlah Ket.


1 Dokter Umum Fak. Kedokteran 1 orang
2 Dokter Gigi Fak. Kedokteran gigi 1 orang
3 Promkes SKM 1
4 Sanitarian SPPH/AKL 4/1 orang
5 Bidan SPK Plus/BIDAN 8 orang
6 Perawat Kesehatan SPK/AKPER 5/3 orang
14

7 Perawat Gigi SPRG/AKG 0/2 orang 6 orang


8 Pelaksana Gizi SPAG/AKZI 0/1 orang (Bindes)
9 Farmasi SMF 1 orang 3 orang
10 Analis Kesehatan AAK 1 orang (Pustu)
11 Epidemiologi Pekarya Kesehatan 1 orang
12 Tata Usaha Pekarya Kesehatan -
13 T.K.S Teknis SPPH/SPRG 2 orang
14 T.K.S Umum SLTA 2 orang
Jumlah 36 orang
Serta dibantu oleh kader posyandu aktif sebanyak 73 orang kader.

3. Visi dan Misi Puskesmas

Dalam memberikan pelayanan dan pemeliharaan Puskesmas

Sungai Raya selalu berpedoman pada Visi dan Misinya sebagai arah dan

tujuan dicapai dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Visi dan

Misi Puskesmas Sungai Raya adalah sebagai berikut :

a. Visi

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan paripurna yang

bermutu demi tercapainya masyarakat yang berperilaku sehat.

b. Misi

1) Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan.

2) Meningkatkan mutu pelayanan dan profesionalisme tenaga

kesehatan.

3) Mendorong tercapainya peran serta dan kemandirian masyarakat

dalam bidang kesehatan.

4) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.


15

4. Struktur Organisasi
16

5. Jenis pelayanan puskesmas.

Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional

yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat di samping memberi pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok dan kegiatan pengembangan lainnya. Disamping

itu puskesmas juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas

pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang ada,

maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakanan oleh puskesmas Sungai

Raya adalah sebagai berikut:

a. Promosi kesehatan (Promkes)

b. Kesehatan lingkungan (Kesling)

c. Kesehatan ibu dan anak (KIA), dan Keluarga Berancana (KB)

d. Upaya perbaikan gizi

e. Pengobatan

f. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M)

g. Laboratorium

h. Upaya kesehatan pengembangan

1) Upaya kesehatan Usila

2) Upaya kesehatan Mata

3) Upaya kesehatan Jiwa

4) Perkesmas
17

5) Upaya kesehatan Sekolah (UKS)

6) Upaya kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)

i. SP2TP (Pengelolaan data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas).
18

6. Alur Layanan Laboratorium


19

C. Kegiatan Dalam Puskesmas

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pelaksanaan

1) Pelayanan pemeriksaaan laboratorium dilakukan mulai jam 08.00

- 13.00 Wita untuk hari senin hingga kamis, jum’at 08.00 - 11.00

Wita dan hari sabtu 08.00 - 12.00 Wita.

2) Pengambilan pasien rawat jalan dilakukan setelah pasien

melakukan proses administrasi di loket kartu.

3) Pengambilan specimen disesuaikan dengan blanko permintaan

yang tertera pada kartu rawat jalan atau status pasien.

4) Pengambilan specimen darah dilakukan langsung oleh petugas

laboratorium.

5) Pengambilan specimen feces, urine dan sputum dilakukan oleh

pasien sendiri.

b. Pengambilan spesimen

1) Darah Kapiler

a) Bagian yang akan ditusuk dibersihkan dengan alkohol 70 %

dan dibiarkan kering.

b) Dipegang bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan

sedikit supaya rasa nyeri berkurang.

c) Dengan lancet steril ditusuk dengan cepat tegak lurus jangan

sejajar pada garis sidik jari.


20

d) Pada daun telinga ditusuk pada bagian pinggirnya, jangan

sisinya.

e) Tetesan darah yang pertama keluar disapu dengan kapas

kering, tetesan darah yang selanjutnya dapat dipakai untuk

pemeriksaan.

2) Darah Vena

a) Alat-alat yang diperlukan disiapkan

b) Keadaan pasien diperiksa, diusahakan pasien tenang begitu

juga petugas ﴾Phlebotomis﴿.

c) Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau

untuk vena yang tidak terlihat dibantu dengan palpasi.

d) Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama

terhadap adanya peradangan, dermatitis atau bekas luka,

karena mempengaruhi hasil pemeriksaan.

e) Tempat penusukan didisinfeksi dengan alkohol 70 % dan

dibiarkan kering.

f) Tourniquet dipasang pada lengan atas bagian atas proximal

lengan 6-10 cm dari lipatan tangan dan pasien minta untuk

mengepalkan tangannya.

g) Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya

vena tidak bergerak.

h) Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk

dengan sudut 45°- 60° sampai ujung jarum masuk lumen


21

vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan

masuknya darah keujung semprit.

i) Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang

diambil ± 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan

untuk pemeriksaan.

j) Tourniquet dilepas dan pasien diminta membuka kepalan

tangannya.

k) Kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari

kiri, lalu jarum ditarik.

l) Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1-2

menit, setelah darah berhenti, plester bagian ini selama ± 15

menit. Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka.

m) Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah

dimasukkan kedalam botol penampung melalui dinding

secara perlahan. Bila menggunakan antikoagulant, segera

perlahan-lahan dicampur.

3) Urine

a) Pasien yang akan diperiksa urinnya di suruh untuk

menampung urin tersebut pada botol bersih dan kering.

b) Pengambilan sampel urine dilakukan pasien sendiri di WC.

c) Urine didapat diberi label berupa nomor dan nama pasien.


22

4) Faeces

a) Pasien yang akan diperiksa faecesnya disuruh untuk

menampung feaces tersebut pada botol yang telah ditentukan.

b) Pengambilan sampel faeces dilakukan pasien sendiri di WC.

c) Faeces yang didapat diberi label berupa nomor dan nama

pasien.

5) Sputum

a) Pengambilan sampel sputum pasien dilakukan dengan kriteria

mengandung lendir, berwarna kuning hingga hijau, kental

dan bukan air liur.

b) Sputum yang dikumpulkan berupa sputum sewaktu, sputum

pagi dan sputum sewaktu.

c) Sputum yang didapat diberi label berupa nomor dan nama

pasien.

c. Pemeriksaan Spesimen

1) Hematologi

a) Hemoglobin

Metode : Sahli

Prinsip : Hemoglobin darah ﴾OksiHb﴿ diubah menjadi

asam hematin dengan pertolongan larutan

HCL, kemudian warna yang terjadi

dibandingkan secara visual dengan standar

permanen alat tersebut. Dengan cara ini


23

CarboxyHb, MetHb, dan SulfHb tidak

terukur.

Tujuan : Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam

darah seseorang.

Alat : Standar Hb Sahli, tabung hemometer, pipet

sahli, tissue, batang pengaduk, dan pipet

tetes.

Reagensia : Larutan HCl 0,1 N dan aquadest.

Sampel : Darah vena dengan anticoagulant EDTA /

darah kapiler.

Cara kerja :

- Masukkan HCl 0,1 N kedalam tabung hemometer sampai

tanda 2 gr %.

- Isap darah EDTA / darah kapiler dengan pipet sahli tepat

sampai tanda 20 cmm.

- Bagian luar pipet dibersihkan dengan kapas kering

﴾ jangan sampai mengisap darah yang ada dalam pipet﴿.

- Masukkan kedalam tabung hemometer dan darah segera

ditiupkan hati-hati kedalam larutan HCl tersebut tanpa

menimbulkan gelembung udara.

- Sebelum pipet dikeluarkan dikeluarkan, bilas dulu

dengan cara mengisap dan meniup HCl yang ada dalam

tabung beberapa kali .


24

- Ditunggu 5-10 menit untuk pembentukan asam hematin.

- Asam hematin diencerkan dengan aquadest tetes demi

tetes sambil diaduk sampai didapatkan warna yang sama

dengan standard.

- Miniskus dibaca dan dinyatakan dalam gr %.

Nilai Normal :

- Laki-laki 14-16 gr%

- Wanita 12-14 gr%

b) Hitung leukosit

Metode : Bilik hitung

Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan Turk akan

melisiskan sel-sel lain dan sel leukosit yang

tampak dihitung dalam kamar hitung

dibawah mikroskop.

Tujuan : Untuk menghitung jumlah leukosit dalam

darah seseorang.

Alat : Mikroskop Binokuler, bilik hitung Improved

Neubauer, pipet Thoma leukosit, tissue,

tabung reaksi, pipet sahli 20 cmm, cover

glass, dan counter

Reagensia : Larutan Turk

- Asam asetat glacial ........................... 15 ml

- Larutan Gentian Violet 1%.... ......... 0,5 ml


25

- Air suling.................... ............. ...... 475 ml

Sampel : Darah vena dengan anticoagulant EDTA /

darah kapiler.

Cara Kerja :

- Isap darah sampai tanda 0,5 tepat dengan pipet leukosit

- Isap larutan Turk tanda 11 tepat

- Kocok selama 15 - 20 detik.

- Ambillah kamar hitung Improved Neubauer yang bersih.

- Sebelum mengisi kamar hitung pipet dikocok selama 3

menit

- Buang cairan kira-kira 3 - 4 tetes.

- Isi kamar hitung dengan menempelkan ujung pipet di

tepi kaca penutup biarkan kamar hitung terisi dengan

daya kapileritetnya

- Biarkan 2 - 3 menit pada tempat yang rata untuk

memberi kesempatan kepada leukosit mengendap.

- Hitung semua leukosit yang terdapat dalam 4 mm

Perhitungan :

PDP x TKP
Jumlah Leukosit = x  leukosit =.........../mm3
KBH

Keterangan :

- PDP : Pengenceran darah dalam pipet

- TKP : Tinggi kaca penutup

- KBH : Kotak besar yang dihitung


26

Jumlah leukosit/mm3 = Jumlah se1 4 kotak besar x Faktor

(50).

Nilai Normal : 5.000 - 10.000 / mm3 darah.

c) Hitung Eritrosit

Metode : Bilik Hitung

Prinsip : Darah diencerkan dengan suatu larutan

pengencer tertentu yang tidak menyebabkan

lisisnya eritrosit. Sel-sel eritrosit dihitung

dalam kamar hitung di bawah mikroskop.

Tujuan : Untuk menghitung jumlah eritrosit dalam

darah seseorang.

Alat : Mikroskop binokuler, bilik hitung Improved

Neubauer, tabung reaksi, pipet Thoma

Eritrosit, Tissue, cover glass

Reagensia : Larutan Hayem :

- HgCl2 .............. .......................... ...... 0,2 gr

- NaCI.................... .......................... .. 0,5 gr

- Na2SO4...... ........................ ............ 2,50 gr

- Aquadest Add...... ...................... .... 100 ml

Sampel : Darah vena dengan anticoaguloant EDTA /

darah kapiler.

Cara Kerja :

- Isap darah sampai tanda 0,5 tepat dengan pipet eritrosit


27

- Isap larutan Hayem tanda 101 tepat

- Kocok selama 15 - 20 detik.

- Sebelum mengisi kamar hitung pipet dikocok selama 3

menit agar tercampur rata.

- Buang cairan kira-kira 3 - 4 tetes

- Isi kamar hitung dengan menempelkan ujung pipet di

tepi kaca penutup biarkan kamar hitung terisi perlahan-

lahan dengan daya kapileritetnya

- Biarkan 2 - 3 menit pada tempat yang rata untuk

memberi kesempatan kepada eritrosit mengendap.

- Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 80 kotak

kecil

Perhitungan :

Jumlah sel/mm3 = Jumlah sel x Faktor (10000).

Nilai Normal :

Pria : 4,5 - 6,0 juta/mm3 darah

Wanita : 4,0 - 5,5 juta/mm3 darah

d) Golongan Darah

Metode : Objek glass

Prinsip : Darah dan anti serum dicampur akan

membentuk aglutinasi atau gumpalan.

Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang.

Alat : Objek glass dan batang pengaduk.


28

Reagensia : Antisera anti A dan anti B

Sampel : Darah kapiler atau darah dengan

anticoagulant EDTA.

Cara kerja :

- Letakkan diatas objek glass satu tetes anti serum anti A

dan satu tetes anti serum anti B pada masing-rnasing

tetesan antisera ditambah satu tetes darah yang akan

diperiksa.

- Dicampur masing-masing dan perhatikan adanya

aglutinasi.

- Aglutinasi terjadi berarti positif dan tidak terjadi

aglutinasi negatif.

Interpretasi :

(-) : Tidak terjadi aglutinasi

(+) : Terjadi aglutinasi

Golongan Anti-A Anti-B


A + -
B - +
AB + +
O - -

e) Glukosa Darah (Kimia Darah)

Metode : Enzimatic Strip Test

Prinsip : Glukosa pada sampel akan bereaksi dengan

glukosa dehidrogenase dan Hexaammi-

neruthenium (III) chlorida pada strip test,


29

menghasilkan Hexaammineruthenium (II)

chlorida. Hexaammineruthenium (II)

chlorida ini di produksi dari sebagian

konsentrasi glukosa pada darah sampel.

Oksidasi dari Hexaammineruthenium (II)

chlorida akan melepaskan elektron, elektron

yang dilepaskan akan dibaca oleh meter pada

alat dan nilainya sebanding dengan kadar

glukosa dalam sampel.

Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa dalam

sampel darah.

Alat : Strip test, blood lancet, Glucocard X-Sensor

Test, kapas alkohol

Cara kerja :

- Strip test dimasukkan dalam alat Glucocard X-Sensor

Test.

- Ujung jari pasien dibersihkan dengan kapas alkohol.

- Tusuk ujung jari dengan menggunakan blood lancet.

- Teteskan darah pada Strip Test.

- Tunggu beberapa saat, alat akan secara otomatis

membaca kadar gula dalam sampel.

- Catat hasil pemeriksaan.


30

Nilai normal :

Glukosa sewaktu = 75 - 125 mg/dl

Glukosa puasa = 70 - 110 mg/dl

f) Asam Urat

Metode : Enzimatic Strip Test

Prinsip : Easy Touch Serial Sistem Monitoring asam

urat yang didesain untuk pengukuran

kualitatif pada asam urat pada darah segar

kapiler. Pengukuran ini di samping untuk

menentukan arus perubahan yang disebabkan

reaksi asam urat dengan reagen pada strip

elektroda ketika sampel darah disentuhkan

secara hati-hati pada area sampel target pada

strip, darah secara otomatis masuk ke dalam

zona reaksi pada strip. Hasil test akan

ditampilkan pada layar setelah 20 detik.

Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat dalam

sampel darah seseorang.

Alat : Blood Uric Acid Strip test, blood lancet,

Easy Touch Test dan kapas alkohol

Cara kerja :

- Strip test dimasukkan dalam alat Easy Touch Test.

- Ujung jari pasien dibersihkan dengan kapas alkohol.


31

- Tusuk ujung jari dengan menggunakan blood lancet.

- Teteskan darah pada Strip Test.

- Darah secara otomatis masuk kedalam zona reaksi pada

test strip.

- Tunggu beberapa saat, alat akan secara otomatis

membaca kadar asam urat dalam sampel.

- Catat hasil pemeriksaan.

Nilai normal :

Laki-laki = 3 – 7,2 mg/dl (179 – 428 µmol/L)

Wanita = 2 – 6 mg/dl (119 – 357 µmol/L)

2) Urinalisis

a) Kimiawi

- Protein Sulfosalisilat

Prinsip : Protein dalam suasana asam akan

mengalami denaturasi sehingga

terbentuk kekeruhan hingga endapan

yang nyata.

Tujuan : Untuk menentukan adanya protein dalam

urine secara semi kuantitatif.

Alat : Tabung reaksi, pipet tetes dan rak tabung

Reagensia : Larutan Asam Sulfosalisilat 20%


32

Cara Kerja :

 Tabung reaksi diisi dengan 2 ml urine atau ¾

tabung.

 Tabung ditambahkan 3-4 tetes larutan Asam

Sulfosalisilat 20%, kemudian dipanaskan selama 2

menit.

 Dilihat kekeruhan didalam tabung kalau tetap jernih

berarti test terhadap protein hasilnya negatif.

 Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap

(kertas karbon) dengan cahaya yang berpantul.

Interpretasi :

Negatif (-) : Tidak ada kekeruhan sama sekali

Positif (+1) : Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir

Positif (+2) : Kekeruhan mudah dilihat dan tampak

butir-butir.

Positif (+3) : Urine jelas keruh dan kekeruhan itu

berkeping keping.

Positif (+4): Urine sangat keruh dan kekeruhan

berkeping-keping besar atau bergumpal-

gumpal atau memadat.


33

- Reduksi/Glukosa

Prinsip : Glukosa dalam suasana pemanasan dan

alkalis dapat mereduksi garam kompleks

dari reagent Benedict, dalam hal ini gugus

aldehide mereduksi ion Cu2+ (Cupri)

menjadi Cu+ (cupro) dan mengendap

dalam bentuk CuO dan CU2O yang

berwarna kuning hingga merah bata.

Tujuan : Untuk menentukan adanya glukosa dalam

urine secara semi kuantitatif.

Alat : Tabung reaksi panjang, pipet tetes, rak

tabung, penjepit tabung, pipet ukur dan

lampu spritus

Reagensia : Larutan Benedict

- CuS04.5H2O………….. .............. 173 gr

- Natrium Citrat.............. ............... 173 gr

- Na2C03 anhidrat.......... ............... 200 gr

- Aquadest add............ ............... 1000 ml

Cara Kerja :

 Masukkan 2,5 ml Reagent Benedict ke dalam tabung

reaksi panjang.

 Tambahkan 4 tetes urine ke dalam reagent tadi.


34

 Panaskan tabung perlahan-lahan selama 2 menit,

jaga jangan sampai mendidih.

 Angkat dan kocoklah isi tabung perlahan.

 Dibaca hasil reduksinya setelah dingin dengan

mengamati warnanya.

Interpretasi :

Negatif (-) : Larutan tetap biru atau sedikit kehijauan

dan agak keruh.

Positif (+1) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh.

Positif (+2) : Kuning keruh.

Positif (+3) : Jingga atau warna lumpur keruh.

Positif (+4) : Merah keruh.

b) Mikroskopis

Metode : Mikroskopis

Prinsip : Berat jenis unsur-unsur organik dan

anorganik lebih besar dari berat jenis urine,

sehingga bila disentrifuge unsur-unsur

tersebut akan mengendap dan diperiksa di

bawah mikroskop, dihitung perlapang

pandang kecil dan besar.

Tujuan : Untuk menentukan jenis-jenis sedimen dalam

urine seseorang.
35

Alat : Tabung Sentrifuge, sentrifuge, pipet tetes,

objek glass, cover glass, mikroskop binokuler

Cara kerja :

- Kocoklah urine dalam botol supaya bila sedimen yang

mengendap akan tercampur rata.

- Masukkan 3 ml atau 5 ml urine dalam tabung sentrifuge

diputar dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit.

- Supenatan dibuang hingga tertinggal sedimen ± 0,5 ml.

- Kocok tabung untuk mencampur kembali sedimen.

- Ambil setetes, diletakkan ke atas gelas objek, kemudian

ditutup dengan kaca penutup.

- Dilihat dan dihitung sediaan sedimen dengan mikroskop

pada objektif l0x (epitel, silinder, bakteri, Trichomonas,

kristal dan jamur) dan objektif 40x (eritrosit dan lekosit).

Penilaian :

- Eritrosit dihitung selnya per LPB

- Unsur sedimen lainnya dinilai dengan derajat positif

Positif (+1) : Bila jumlahnya sedikit

Positif (+2) : Bila jumlahnya banyak

Positif (+3) : Bila jumlahnya banyak sedikit.

Nilai Normal :

Eritrosit = 0 – 1 /LPB

Leukosit = 0 – 3 /LPB
36

Epitel = Tidak Ada / (+)

3) Tes Kehamilan

Metode : Strip Pregnancy Test

Tujuan : Untuk menentukan kehamilan seseorang.

Alat : Strip Test

Cara kerja :

a) Tampung urine segar ( urine pertama di pagi hari setelah

bangun tidur) dalam wadah yang bersih.

b) Celupkan strip kedalam urine sesuai dengan tanda panah batas

garis maksimum selama 30-60 detik.

c) Angkat strip tunggu 1-3 menit, baca hasil.

Interpretasi :

Positif = Dua garis merah.

Negatif = Satu garis merah.

4) Parasitologi

a) Faeces Rutin

- Makroskopis

Metode : Manual.

Tujuan : Untuk mengetahui keadaan faeces

secara makroskopis.

Cara kerja :

 Diamati keadaan faeces secara makroskopis

mengenai konsistensi , warna, bau, sisa makanan,


37

nanah/pus, darah, lendir, dan parasitnya di tempat

yang terang.

Interpretasi hasil (dalam keadaan normal) :

 Konsistensi : Padat, berbentuk.

 Warna : Kuning kecoklatan.

 Bau : Indol, skatol.

 Sisa makanan : Tidak ada.

 Lendir : Jumlah sedikit.

 Darah : Tidak ada.

 Pus : Tidak ada.

 Parasit : Tidak ada.

- Mikroskopis

Metode : Mikroskopis

Tujuan : Untuk menentukan adanya parasit

dan darah pada faeces.

Prinsip : Faeces yang telah dibuat sediaan

dicampur dengan zat warna tertentu

(eosin) lalu diperiksa dibawah

mikroskop perbesaran l0 – 40 x.

Alat : Objek glass, cover glass, lidi,

mikroskop dan pipet tetes.

Cara kerja :

 Diteteskan eosin pada objek glass.


38

 Diambil faeces secukupnya dengan lidi bambu,

kemudian dicampur dengan eosin pada objek glass

sampai homogen.

 Ditutup dengan cover glass.

 Dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran l0 x

10, kemudian 40 x 10. Untuk melihat keadaan faeces

secara mikroskopis seperti Erytrosit, Leukosit,

Epitel, Amoeba, Giardia, telur cacing, dan larva

cacing.

Interprestasi :

 Telur Cacing :(+)/(-)

 Amoeba : (-)

 Eritrosit :/LPB

 Leukosit :/LPB

 Sisa Makanan : (+)

Normal :

 Telur Cacing :(-)

 Amoeba :(-)

 Eritrosit :(-)

 Leukosit :(-)

 Sisa Makanan :(-)

b) Malaria

Metode : Mikroskopis
39

Prinsip : Darah dibuat sediaan darah tebal, diwarnai

dengan cat warna Giemsa dan dilihat di

mikroskop dengan lensa objektif 100x

adanya Plasmodium.

Tujuan : Untuk menentukan adanya Plasmodium

penyebab malaria dalam darah seseorang.

Alat : Objek glass, mikroskop binokuler, rak

pewarnaan, pipet tetes, dan botol semprot.

Reagensia : Zat warna Giemsa, aquadest, dan oil lmersi.

Cara kerja :

- Dibuat sediaan tetes tebal di atas gelas objek, kemudian

dikeringkan.

- Digenangi sediaan dengan larutan zat warna giemsa yang

telah diencerkan dengan Aquadest (1 tetes Giemsa + 3

tetes aquadest ) selama 15 menit.

- Dicuci sediaan dengan air mengalir dan dikeringkan.

- Diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran

objektif 100x

5) Bakteriologi

a) BTA

Metode : Ziehl Nelseen

Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai

lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus


40

cat. Oleh karena pengaruh fenol dan

pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu

dapat ditembus cat Basic Fuchsin. Pada

waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang

terbuka akan merapat kembali. Pada

pencucian dengan asam alcohol warna

fuchsin tidak dilepas sedangkan pada bakteri

tidak tahan asam akan luntur dan mengambil

warna biru dari methylen blue.

Tujuan : Untuk mencari adanya BTA dalam sputum

seseorang.

Alat : Objek Glass, pola sediaan, penjepit besi, rak

pewarnaan, lampu spritus, pipet tetes,

mikroskop binokuler, oil imersi, masker

sarung tangan, lidi bambu

Reagensia : Reagen Carbol Fuchsin, HCl Alkohol,

Methylene Blue, Natrium Hipoklorit 5% dan

desinfektan.

Sampel : Sputum SPS

Cara kerja :

- Prosedur Pembuatan Sediaan

 Diambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan

tidak ada goresan.


41

 Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda

ukuran 2 x 3 cm sebagai pola

 Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.

 Lampu spritus dinyalakan.

 Dengan menggunakan lidi bambu diambil bagian

sputum yang kental berwarna putih kekuningan atau

putih kehijauan, lalu diletakkan pada kaca sediaan.

 Seputum diratakan seperti terlihat pada gambar :

 Dimasukkan lidi bambu ke dalam botol yang berisi

pasir dan alkohol 70 % (tinggi alkohol ± 3 cm diatas

pasir).

 Keringkan sidiaan pada suhu kamar, jangan

dikeringkan di atas nyala api. Sediaan dilewatkan di

atas nyala api lampu spritus sebanyak 3-5 detik

untuk tujuan fiksasi.

- Prosedur Pewarnaan

 Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan

apusan menghadap ke atas.

 Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh

permukaan kaca sediaan.


42

 Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan cara

melewatkan nyala api pada bagian bawah kaca

sehingga keluar uap (jangan sampai mendidih)

selama 3 menit.

 Sediaan dibiarlan hingga dingin selama 5 menit.

 Sediaan dicuci dengan air mengalir.

 Tuangkan asam alkohol 3 % pada kaca sediaan

hingga warna merah fuchsin hilang, Sediaan dicuci

dengan air mengalir.

 Tuangkan larutan Methylen Blue 0,3 % di atas

sediaaan dan biarkan selama 10 – 20 detik atau

larutan Methylen Blue 0,1 % selama 10 menit.

 Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringkan

pada suhu kamar.

- Prosedur pembacaan

 Sediaan yang sudah kering diperiksa dibawah

mikroskop.

 Teteskan satu tetes minyak emersi diatas sediaan,

periksa dengan okuler 10X dan objektif 100X

 Carilah Basil Tahan Asam (BTA) yang berwarna

merah dengan latar belakang biru. Sedangkan. Basil

tidak tahan asam berwarna biru.


43

 Periksa paling sedikit 100 lapangan pandang dengan

cara mengeserkan sediaan dari kiri ke kanan atau

dari kanan ke kiri pada garis lurus.

 Sediaan yang telah diperiksa kemudian direndam

dengan xylol selama 15-30 menit, lalu disimpan

dalam kotak sediaan.

- Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala

IUATLD (International Union Againts tuberculosis) :

 Tidak ditemukan BTA / 100 LP : (-)

 1 - 9 / 100 LP : Tulis jumlah yang

ditemukan

 10 - 99 / 100 LP : (+1)

 1 - 10 / 1 LP : (+2)

 > 10 BTA / 1 LP : (+3)

2. Jumlah dan Jenis Penggunaan Jasa

Dari PKMD yang telah dilakukan di Puskesmas Sungai Raya


Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari tanggal 25 Mei sampai 6 Juni 2009
didapatkan jumlah hasil pemeriksaan :
Spesimen Darah
No Jenis Pemeriksaan Jumlah Pasien
1 Hemoglobin 13
2 Hit.Jumlah Eritrosit -
3 Hit.Jumlah Lekosit -
44

4 Golongan darah 27
5 Malaria 19
6 Gula darah 5
7 Asam urat 3

Spesimen Urine
No. Jenis Pemeriksaan Jumlah Pasien
1 Kimiawi urine
- Reduksi 1
- Albumin 2
2 Tes Kehamilan 3

Spesimen Sputum
No. Jenis Pemeriksaan Jumlah pasien
1 BTA 1

Spesimen Feses
No. Jenis Pemeriksaan Jumlah pasien
1 Makroskopis 1
2 Mikroskopis 1
3 Amoeba 1
45

Grafik Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Di Puskesmas Sungai Raya

Dari Tanggal 25 Mei - 6 Juni 2009

jumlah pasien
400
251
200
13 27 2 5 3 19 1 1 3
0 jumlah pasien
asam urat…
golongan…
kunjungan…

feses lengkap
tes kehamilan
malaria
Hb

BTA
albumin urine
glukosa darah

D. Kegiatan di Luar Puskesmas

Dari PKMD yang telah dilakukan di Puskesmas Sungai Raya

Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari tanggal 25 Mei

sampai 6 Juni 2009 didapatkan jumlah hasil pemeriksaan :

1. Posyandu Ibu dan Balita

1) Posyandu Ibu dan Balita Bunga Anggrek, Desa Tanah Bangkang

Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Mei 2009, berupa

pengukuran tinggi, berat badan, dan vaksinasi pada bayi.

2) Posyandu Ibu dan Balita Karudung Putih, Desa Sungai Raya Utara

Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Mei 2009, berupa

pengukuran tinggi, berat badan, dan vaksinasi pada bayi.


46

2. Puskesmas Keliling

1) Puskesmas Keliling, Desa Sungai Raya Utara.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Mei 2009, dengan

petugas Risnawati, Makram, Zajuli dan Yunita I. Kegiatan berupa

pemeriksaan umum, tekanan darah dan pengobatan.

2) Puskesmas Keliling, Desa Batang Kulur Kiri.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Mei 2009, dengan

petugas Atmiarni, Tri A. Kasih, Istiana Astuti dan Yunita I .Kegiatan

berupa pemeriksaan umum, tekanan darah dan pengobatan.

3) Puskesmas Keliling, Desa Hamalau

Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Juni 2009, dengan

patugas Novi T.M, dr Erni, Zainah dan Siti Zakiyah. Kegiatan

berupa pemeriksaan umum, tekanan darah dan pengobatan.

4) Puskesmas Keliling, Desa Sarang Halang

Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Juni 2009, dengan

petugas Istiana Astuti, Siti Rosita dan Istihani. Kegiatan berupa

pemeriksaan umum, tekanan darah dan pengobatan.

3. Puskesmas Pembantu.

1) Puskesmas Pembantu, Desa Tanah Bangkang.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Juni 2009, dengan

petugas Yulianah, Ani Hidayati dan Kamriah. Kegiatan berupa

pemeriksaan umum, tekanan darah, pengobatan, pemeriksaan Hb

dan golongan darah khususnya pada ibu hamil.


47

2) Puskesmas pembantu, Desa Telaga Bidadari.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Juni 2009, dengan

petugas Atmiarni dan Yunita I. Kegiatan berupa pemeriksaan umum,

tekanan darah dan pengobatan.

4. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

1) Poskesdes, Desa Sungai Raya Utara.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin, 1 Juni 2009, dengan

petugas Risnawati dan Yunita I. Kegiatan berupa pemeriksaan

umum, tekanan darah dan pengobatan.

2) Poskesdes Desa Batang Kulur Kiri.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Jum’at, 29 Mei 2009, dengan

petugas Kamriah, Tri A. Kasih dan Yunita I. Kegiatan berupa

pemeriksaan umum, tekanan darah dan pengobatan.

3) Poskesdes Desa Batang Paring Agung.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Jum’at, 5 Juni 2009, dengan

petugas Kamriah, Mursyidah dan Sarjoko. Kegiatan berupa

pemeriksaan umum, tekanan darah dan pengobatan.

5. Kegiatan Survey Malaria, Desa Tajun Sungai Raya Utara.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Juni 2009, dengan

petugas Nani Yasminda, Risnawati, Joko dan Kamriah. Kegiatan

berupa pemeriksaan malaria manggunakan test strip dan hapusan

darah tebal.
48

Grafik Jumlah Kunjungan Pasien di Luar Gedung Puskesmas

Sungai Raya Dari Tanggal 25 Mei - 6 Juni 2009


49

BAB III

PERMASALAHAN

A. Permasalahan

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Membangun Desa (PKMD) yang

dimulai pada tanggal 25 Mei sampai 8 Juni 2009 di Puskesmas Sungai Raya

ditemukan beberapa masalah :

1. Masalah Teknis

a. Rusaknya Safety Kabinet untuk melindungi petugas dari kontaminasi,

terutama dalam pembuatan preparat BTA, sehingga tidak dapat

difungsikan sebagaimana mestinya.

b. Alat standar Hb sahli yang tersedia di Laboratorium tidak sama,

sehingga sukar menentukan standar Hb mana yang benar dan sesuai

untuk digunakan sebagai alat pemeriksaan Hb.

c. Tidak tersedianya tempat pembuangan limbah khusus untuk sampel

sputum.

2. Masalah Manajemen.

a. Masih kurangnya protap-protap untuk pemeriksaan laboratorium.

b. Belum tersedianya blanko pemeriksaan pada laboratorium.

49
50

BAB IV

ANALISIS DAN PERMASALAHAN

A. Analisis Penyebab Masalah

Berdasarkan atas permasalahan yang didapatkan selama PKMD di

Puskesmas Sungai Raya didapatkan analisis sebagai berikut :

1. Analisis Permasalahan Teknis

a. Safety kabinet biologis sangat di perlukan untuk mengurangi resiko

terkontaminasinya kuman BTA pada saat pembuatan sediaan.

b. Standar Hb yng berbeda-beda disebabkan standar Hb yang ada

dilaboratorium tidak di lakukan kalibrasi alat.

c. Tidak adanya tempat pembuangan khusus sampel sputum disebabkan

belum terealisasinya rencana dari pemerintah untuk membangun tempat

tersebut.

2. Analisis Permasalahan Manajemen

a. Masih kurangnya protap-protap untuk pemeriksaan laboratorium yang

memudahkan analis untuk bekerja. Hal ini dikarenakan analis tersebut

sudah terbiasa dengan pekerjaanya sehingga dirasa tidak perlu untuk

membuat protap-protap tersebut.

b. Belum tersedianya blanko pemeriksaan dilaboratorium disebabkan jenis-

jenis pemeriksaan dilaboratorium yang relatif kecil. Sehingga dirasa

cukup hanya dengan menulis pemeriksaan yang diminta pada kartu rawat

jalan.

50
51

B. Upaya Perbaikan dan Pengembangan Laboratorium Puskesmas

1. Teknis

a. Perlunya pengusulan adanya safety kabinet biologis, selain itu bila

memang tidak ada maka hendaknya petugas laboratorium diwajibkan

menggunakan pelindung seperti jas laboratorium, sarung tangan dan

masker untuk mengurangi resiko terkontaminasi dengan kuman BTA.

b. Standar warna Hb yang berbeda-beda seharusnya dilakukan kalibrasi alat

sehingga dapat diketahui standar Hb yang sesuai dengan yang

sebenarnya. Misalnya dengan membandingkan hasil uji metode sahli

dengan spektrofotometer dengan reagen standar lalu hasilnay

dibandingkan dan dilihat sejauh mana perbedaannya. Perbedaan tersebut

dilihat dari uji ketepatan dan ketelitian dihitung dari % dan SDnya.

c. Perlunya pengusulan tempat pembuangan limbah khusus sputum, karena

limbah akan berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu

pengelolaan limabah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak

menimbulkan dampak negatif.

2. Manajemen

a. Disarankan dibuat prosedur tetap untuk semua pemeriksaan terutama

yang rutin dilakukan secara singkat dan sistematis tetapi jelas, sehingga

bila petugas laboratorium berhalangan hadir, sedangkan pemeriksaannya

tidak dapat di tunda maka petugas puskesmas lainnya dapat mengerjakan

sesuai dengan prosedur yang ada dengan standar.


52

b. Blanko pemeriksaan dapat dibuat sesuai jenis-jenis pemeriksaan yang

ada dilaboratorium juga sebaiknya dibuatkan blanko hasil pemeriksaan,

sehingga pencatatan dan pelaporan hasil dapat berjalan dengan baik.


53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Praktek Kerja Membangun Desa (PKMD) yang telah dilakukan di

Puskesmas Sungai Raya mulai tanggal 25 mei sampai dengan 6 juni 2009

dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lapangan (di puskesmas)

sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sebenarnya.

2. Mahasiswa dapat bersosialisasi dan menyesuaikan diri pada keadaan

lingkungan kerja yang sebenarnya, baik dengan petugas puskesmas

maupun dengan masyarakat.

3. Mahasiswa dapat belajar menganalisa masalah yang terjadi di puskesmas

pada umumnya dan di laboratorium pada khususnya sehingga dapat

menemukan upaya perbaikan dan pemecahannya.

4. Mahasiswa dapat membantu petugas puskesmas dalam menjalankan

programnya.

B. Saran

1. Bagi akademik

a. Perlu ditambahnya waktu pelaksanaan Praktek Kerja Membangun

Desa (PKMD) agar mahasiswa lebih mengetahui permasalahan yang

terjadi di masyarakat terutama puskesmas karena dalam waktu 2

minggu dirasa kurang untuk mencapai hasil PKMD yang optimal.

53
54

b. Perlunya pembekalan dan dibuatkan program-program kegiatan yang

harus dilakukan mahasiswa selama melakukan Praktek Kerja

Membangun Desa.

2. Bagi Puskesmas Sungai Raya

a. Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan pada umumnya dan

khususnya pada laboratorium sehingga visi Puskesmas Sungai Raya

dapat terwujud.

b. Agar puskesmas meningkatkan upaya kesehatan masyarakat, juga

meningkatkan upaya kesehatan perorangan dalam suatu wilayah

tertentu, misalnya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan

tentang kesehatan pada sekolah-sekolah yang berada di wilayah

Puskesmas Sungai Raya.

3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

a. Agar Dinas Kesehatan lebih memperhatikan stok atau ketersediaan

alat yang cukup bagi laboratorium yang ada dipuskesmes maka jika

ada kerusakan alat dapat segera diatasi sehingga tidak menghambat

proses pemeriksaan.

b. Dinas kesehatan dapat memberikan sosialisasi kepada tenaga

laboratorium tentang kalibrasi alat atau cara pemeliharaan alat yang

baik.

c. Dinas Kesehatan agar dapat membuat perencanaan, misalnya dalam

hal pembuatan tempat pembuangan limbah khusus sputum sehingga

tidak menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar.


55

DAFTAR PUSTAKA

Brosur Kit Easy Touch Blood Uric Acid Strips , 2009.

Brosur Kit Glucocard X-SENSOR Arkray, 2007.

Brosur Kit One Med Health Care Tes Kehamilan, 2007.

Departemen Kesehatan RI, 1991. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium


Puskesmas. Jakarta.

Laporan tahunan Puskesmas Sungai Raya tahun 2008 Puskesmas Sungai Raya
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Masniah, Laporan kegiatan dokter di Puskesmas Sungai Raya Kabupaten Hulu


Sungai Selatan, 2002.

Pusat Laboratorium kesehatan RI, Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar


(Good Laboratory Practice), Depkes RI, Jakarta, 1999.
56
57

Lampiran 1 :

10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Sungai Raya Tahun 2008

No Kode Jenis Penyakit Jumlah (%)


Penyakit
1 1801 Infeksi Saluran Pernafasan Atas 639 47,9
(ISPA)
2 1601 Hipertensi 220 16,5
3 2005 Penyekit Pulpa dan Jaringan 128 9,6
Periapikal
4 21 Penyakit sistem otot dan jaringan 122 9,1
pengikat
5 4001 Rhematoid Arthritis 81 6,1
6 1501 Caries gigi 77 5,8
7 1005 Penyakit mata 74 5,5
8 1504 Gangguan gigi dan Jaringan 65 4,8
penyangga
9 2002 Penyakit Kulit dan Alergi 28 2,1
10 1503 Ginggivitis dan Penyakit Periodental 26 1,9
JUMLAH 1332 100
58

Protap Pemeriksaan Laboratorium

DISAHKAN OLEH
LABORATORIUM PIMPINAN PUSK. SUNGAI
RAYA

PROTAP
PEMERIKSAAN Hb RUBIATI, A.MG
(CARA SAHLI) NIP. 19691220 199003 2 003

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


menetapkan haemoglobin dalam darah.

Ruang Lingkup Ruang Laboratorium

Uraian Umum Haemoglobin (Hb) darah dapat diubah menjadi asam


hematin. Kadar dari asam hematin diukur dengan
membandingkan warna yang terjadi dengan warna standar
memakai mata biasa.

Prosedur 1. Petugas menerima rujukan pemeriksaan dari BP


umum / KIA.
2. Petugas menyiapkan peralatan dan bahan yang
diperlukan ;
 Alat : Haemoglobinometer sahli, pengaduk kaca,
pipet sahli, kapas alkohol, lancet.
 Bahan : Larutan HCL 0,1 N, Aquadest.
3. Isi tabung haemometer dengan larutan HCL 0,1 N
sampai tanda tanda 2 gr%.
4. Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol,
keringkan dan t usuk dengan lancet.
5. Hapus darah yang pertama keluar dengan kapas
kering.
6. Isap darah kapiler dengan pipet sahli sampai tepat
tanda 20 µl.
7. Tutup bekas tusukan lancet dengan kapas alkohol.
8. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung
lancet.
9. Masukkan darah sebanyak 20 µl ke dalam tabung
yang berisi larutan HCL 0,1 N.
10. Bilas pipet dengan larutan HCL.
11. Tunggu 5 menit, encerkan dengan aquadest setetes
demi setetes sambil diaduk sampai warna yang sama
dengan standar yang diperoleh.
12. Baca permukaan terendah dari larutan.
13. Petugas mencatat hasil pemeriksan dibuku register dan
59

formulir permintaan pemeriksaan/ status pasien, dan


dibawa kembali ke asal rujukan.
14. Petugas membersihkan alat dan specimen yang
digunakan.

Dokumen terkait 1. Formulir permintaan pemeriksaan


2. Buku register.
60

DISAHKAN OLEH
LABORATORIUM PIMPINAN PUSK. SUNGAI
RAYA

PROTAP
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN RUBIATI, A.MG
(TEST STRIP) NIP. 19691220 199003 2 003

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


menentukan adanya HCG dalam urine.

Ruang Lingkup Ruang laboratorium.

Uraian Umum Pemeriksaan terhadap tersangka kehamilan yang dirujuk


dari BP Umum/ KIA.

Prosedur 1. Petugas menerima rujukan pemeriksaaan / formulir


permintaan dari BP Umum/ KIA / Loket.
2. Petugas menyiapkan peralatan dan bahan yang di
perlukan.
3. Petugas menyerahkan pot kecil, tempat sampel urine,
dan menyerahkan kembali sampel urinenya pada
petugas.
4. Celupkan satu strip HCG test kedalam sampel urine
sampai tanda maximal.
5. Biarkan selama 5 menit.
6. Baca hasilnya:
 Positif : Dua garis merah.
 Negatif : Satu garis merah.
7. Petugas mencatat hasil dibuku register laboratorium dan
di formulir pemeriksaan.
8. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada pasien
untuk dibawa ke tempat asal rujukan.

Dokumen terkait 1. Formulir permintaan pemeriksaan


2. Buku Register.
3. Status pasien
61

DISAHKAN OLEH
LABORATORIUM PIMPINAN PUSK. SUNGAI
RAYA

PROTAP
PEMERIKSAAN
MALARIA (SECARA RUBIATI, A.MG
MAKROSKIPIK) NIP. 19691220 199003 2 003

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


menentukan dan mengidentifikasi parasit penyebab
malaria dalam darah.

Ruang Lingkup Ruang Laboratorium.

Uraian Umum 1. Pemeriksaan malaria adalah pemeriksaan yang


dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
malaria secara mikroskopis.
2. Memisahkan haemoglobin dalam sel darah merah dapat
dilihat.

Prosedur 1. Petugas menerima rujukan pemeriksaan/ formulir


permintaan dari KIA.
2. Petugas menyiapkan peralatan dan bahan yang
diperlukan.
 Alat : Lancet, kaca objek, etiket/ label.
 Bahan : Larutan Giemsa, aquadest.
3. Lokasi yang diambil , pada orang dewasa adalah ujung
jari manis atau jari tengah. Pada bayi dan anak kecil
ada tumit atau ibu jari kaki.
4. Sediakan kaca objek, rekatkan label yang berisi nama
dan umur pasie.
5. Bersihkan lokasi pengambilan darah dengan kapas
alkohol, biarkan kering.
6. Tusuk dengan lancet steril, apus tetesan pertama darah
yang keluar dengan kapas kering.
7. Sentuhkan tetesan darah tersebut pada kaca objek,
letakkan diatas meja, dengan tetesan darah menghadap
ke atas.
8. Ambil kaca objek yang lain, tempelkan ujungnya pada
tetesan darah dan lebarkan berlawanan arah jarum jam
sampai diameter lebih kurang 1 cm.
9. Biarkan sampai kering di atas rak pengering.
62

DISAHKAN OLEH
LABORATORIUM PIMPINAN PUSK. SUNGAI
RAYA

PROTAP
PEMERIKSAAN RUBIATI, A.MG
GOLONGAN DARAH NIP. 19691220 199003 2 003

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


menetapkan golongan darah.

Ruang Lingkup Ruang laboratorium.

Uraian Umum Terjadi aglutinasi sel darah merah dengan anti serum
tertentu.

Prosedur 1. Petugas menerima rujukan pemeriksaaan / formulir


permintaan dari BP Umum/ KIA / Loket.
2. Petugas menyiapkan peralatan dan bahan yang di
perlukan ;
 Alat : Kaca objek, lancet, kapas alkohol.
 Bahan : Serum anti A dan serum anti B
3. Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkoho,
keringkan dan tusuk dengan lancet.
4. Hapus darah yang pertama keluar dengan kapas kering.
5. Letakkkan dua etes darah dengan tetesan darah
menghadap ke atas pada kaca objek.
6. Tambahkan anti serum A pada satu tetesan darah dan
anti serum B pada tetesan darah yang lain.
7. Aduk dengan ujung lidi. Satu lidi untuk satu campuran.
8. Goyang kaca objek dengan membuat gerakan melingkar
selama 4 menit.
9. Lihat bagian mana yang terjadi aglutinasi
(penggumpalan). Jika
 Anti A aglutinasi positif, anti B aglutinasi negatif
hasilnya golongan darah A
 Anti A aglutinasi negatif, anti B aglutinasi positif,
hasilnya golongan darah B
 Anti A aglutinasi negatif, anti B aglutinasi negatif
hasilnya golongan darah O
 Anti A aglutinasi positif, anti B aglutinasi positif,
hasilnya golongan darah AB.
10. Setelah hasilnya diketahui, buatkan kartu golongan
darah. Catat di buku register laboratorium.
63

Dokumen terkait 1. Formulir permintaan pemeriksaan


2. Buku Register.
3. Kartu Golongan Darah
64

DISAHKAN OLEH
LABORATORIUM PIMPINAN PUSK. SUNGAI
RAYA

PROTAP
PEMERIKSAAN RUBIATI, A.MG
GLUKOSA DARAH NIP. 19691220 199003 2 003

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


menetapkan kadar glukosa dalam darah.

Ruang Lingkup Ruang laboratorium.

Uraian Umum Glukosa pada sampel akan bereaksi dengan glukosa


dehidrogenase dan Hexaammineruthenium (III) chlorida
pada strip test, menghasilkan Hexaammineruthenium (II)
chlorida. Hexaammineruthenium (II) chlorida ini di
produksi dari sebagian konsentrasi glukosa pada darah
sampel. Oksidasi dari Hexaammineruthenium (II)
chlorida akan melepaskan elektron, elektron yang
dilepaskan akan dibaca oleh meter pada alat dan nilainya
sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel.

Prosedur 1. Petugas menerima rujukan pemeriksaaan / formulir


permintaan dari BP Umum/ KIA / Loket.
2. Petugas menyiapkan peralatan dan bahan yang di
perlukan ;
 Alat : Strip test, blood lancet, Glucocard X-
Sensor Test, kapas alkohol.
 Bahan : Darah kapiler
3. Strip test dimasukkan dalam alat Glucocard X-Sensor
Test.
4. Ujung jari pasien dibersihkan dengan kapas alkohol.
5. Tusuk ujung jari dengan menggunakan blood lancet.
6. Teteskan darah pada Strip Test.
7. Tunggu beberapa saat, alat akan secara otomatis
membaca kadar gula dalam sampel.
8. Setelah hasilnya diketahui, petugas mencatat hasil
dibuku register laboratorium dan di formulir
pemeriksaan.
9. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada pasien
untuk dibawa ke tempat asal rujukan.

Nilai normal :
Glukosa sewaktu = 75 - 125 mg/dl
Glukosa puasa = 70 - 110 mg/dl
65

Dokumen terkait 1. Formulir permintaan pemeriksaan


2. Buku Register.
3. Status pasien
66

DISAHKAN OLEH
LABORATORIUM PIMPINAN PUSK. SUNGAI
RAYA

PROTAP
PEMERIKSAAN ASAM RUBIATI, A.MG
URAT NIP. 19691220 199003 2 003

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


menetapkan kadar asam urat dalam darah.

Ruang Lingkup Ruang laboratorium.

Uraian Umum Easy Touch Serial Sistem Monitoring asam urat yang
didesain untuk pengukuran kualitatif pada asam urat pada
darah segar kapiler. Pengukuran ini di samping untuk
menentukan arus perubahan yang disebabkan reaksi asam
urat dengan reagen pada strip elektroda ketika sampel
darah disentuhkan secara hati-hati pada area sampel target
pada strip, darah secara otomatis masuk ke dalam zona
reaksi pada strip. Hasil test akan ditampilkan pada layar
setelah 20 detik.

Prosedur 1. Petugas menerima rujukan pemeriksaaan / formulir


permintaan dari BP Umum/ KIA / Loket.
2. Petugas menyiapkan peralatan dan bahan yang di
perlukan ;
 Alat : Blood Uric Acid Strip test, blood lancet,
Easy Touch Test dan kapas alkohol
 Bahan : Darah kapiler
3. Strip test dimasukkan dalam alat Easy Touch Test.
4. Ujung jari pasien dibersihkan dengan kapas alkohol.
5. Tusuk ujung jari dengan menggunakan blood lancet.
6. Teteskan darah pada Strip Test.
7. Darah secara otomatis masuk kedalam zona reaksi pada
test strip.
8. Tunggu beberapa saat, alat akan secara otomatis
membaca kadar asam urat dalam sampel.
9. Setelah hasilnya diketahui, petugas mencatat hasil
dibuku register laboratorium dan di formulir
pemeriksaan.
10. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada pasien
untuk dibawa ke tempat asal rujukan.
67

Nilai normal :

Laki-laki = 3 – 7,2 mg/dl (179 – 428 µmol/L)


Wanita = 2 – 6 mg/dl (119 – 357 µmol/L)

Dokumen terkait 1. Formulir permintaan pemeriksaan


2. Buku Register.
3. Status pasien

Anda mungkin juga menyukai