Disusun oleh :
SARA PUTRI ENGKO
NPM : 150801671
A. Latar Belakang
Dewasa ini dengan kemajuan teknologi DNA, ilmu forensik menyediakan berbagai
sarana yang mengandalkan ciri spesifik individu yang ternyata berbeda pada setiap orang.
Sebelumnya berbagai cara klasik telah digunakan seperti visualisasi sidik jari, antigen
golongan darah, perbandingan dengan status gigi geligi lain-lain. Metode forensik
tradisional tersebut cenderung terbatas jangkauannya dan dibutuhkan rekaman dan
sampel yang adekuat sehingga didapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penggunaan analisis DNA dalam bidang forensik meningkat, hal ini karena teknik
tersebut relatif masih baru serta metode analisa dan aplikasinya harus menurut prosedur
standar internasional.
Dalam 3,3 milyar pasangan basa yang membentuk genom manusia, hanya sekitar
1/1000 atau 3 juta perbedaan diantara setiap individu dalam populasi dunia. Untuk
melihat perbedaan diantar individu, hanya sebagian kecil dari fraksi DNA yang berbeda
yang ditargetkan untuk DNA genotyping. Penggunaan DNA tersebut sebagai marker
terdapat suatu seleksi yang luas untuk diperbandingkan. Materi genetik mempunyai
derajat polimorfik yang tinggi karena itu dari genotip tiap individu merupakan suatu ciri
yang spesifik bagi individu tersebut, kecuali pada kembar genetik.
Penggunaan DNA marker yang dipilih untuk melihat regio DNA dengan derajat
polimorfik yang tinggi, probabilitas indentifikasi positif (dan alternative eksklusi positif)
biasanya lebih tinggi dibandingkan metode forensik tradisional. Regio yang tidak
mengkode produk tertentu (merupakan 99% dari seluruh genom) sangat berguna karena
pada regio inilah terdapat urutan basa DNA yang berulang-ulang yang disebut satelit.
Pada manusia regio satelit meliputi 30% dari genom dengan derajat poliformik yang
tinggi.
B. Tujuan
1. Membahas metode dan teknik yang sesuai untuk analisis DNA dibidang forensik
2. Membandingkan DNA genotyping dengan metode forensik tradisional.
II. PEMBAHASAN
Tujuan identifikasi forensik dengan analisis DNA tidak hanya bagian yang mengkode
produk tertentu dari genom yang berguna, tetapi juga bagian-bagian lain dari DNA. Untuk
mendapatkan probabilitas yang tinggi dari suatu identifikasi, lokus poliformik yang telah
diketahui frekuensinya didalam suatu populasi dapat dipilih sebagai DNA markers. DNA
merupakan sumber yang kuat dan penggunaannya yang meningkat dalam identifikasi
forensik, maka bank data DNA mulai berkembang sehingga data melengkapi pemeriksaan
forensik lainnya. Dianjurkan untuk efisiensi identifikasi forensik dengan mengkombinasi
metode-metode yang ada. Seperti kedokteran gigi forensik digunkan lebih dahulu, hanya
kasus-kasus yang sulit digunakan analisis DNA.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, E. 1995. Aplikasi analisis DNA dalam bidang forensik. Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia 3(2) : 21 26.