Anda di halaman 1dari 15

Bab 01.

Pengantar Biological Markers


(BIOMARKERS)
Prof. dr. Soedjajadi Keman, MS., Ph.D.
Dept. Kesehatan Lingkungan FKM Unair
Referensi
Hulka BS, Wilcosky TC, and Griffith JD (1990) Biological
Markers in Epidemiology. Oxford: Oxford University Press.

Keman S (1997) Biomarkers of Chronoc Non-Specific Airway
Diseases. Masstricht: Unigraphic Maastricht University.

Schins RPF (1996) Biomarkers in Ex Coal Miners Exposed to
Chronic Mineral Dusts. Maastricht: Datawyse Press.
Epidemiologi Molekuler
Epidemiologi molekuler adalah aplikasi teknologi canggih pada
studi epidemiologi (lingkungan) terhadap material atau
sampel biologis (Higginson, 1977);

Pendekatan dengan metode teknologi canggih laboratorium
dengan kombinasi penggunaan epidemiologi analitik untuk
mengidentifikasi di tingkat biokimia atau molekuler terhadap
agent eksternal spesifik dan/atau faktor pejamu (host) yang
berperan pada penyakit pada manusia;

Untuk itu telah diperkenalkan istilah petanda biologis atau
biological marker atau disingkat biomarkers.
Biomonitoring
Pengukuran dosis pajanan dengan biomonitoring juga
bertujuan mengukur metabolit yang relevan di dalam contoh
biologis.

Kedua macam pengukuran (monitoring lingkungan dan
monitoring biologis) harus selalu diperhitungkan kemungkinan
interaksi kimia dan fisik, oleh karena mengubah dampak
kesehatan secara kualitatif dan kuantitatif.

Interaksi dapat merubah sifat pajanan dan selanjutnya
merubah risiko efek kesehatan.

Perspektif Biomarker
Dari perspektif para ahli epidemiologi lingkungan,
epidemiologi biokimiawi atau molekuler merupakan
kesatuan dengan petanda biologis atau biological marker
(biomarker);

Biomarker didefinisikan sebagai kerusakan (alteration) di
tingkat seluler, biokimiawi, atau molekuler yang dapat
diukur dalam media biologis, seperti jaringan, sel, atau
cairan tubuh;

Epidemiologi penyakit kardiovaskuler telah fokus pada
fraksi kolesterol, lipid, dan lipoprotein dengan sukses besar
mengembangkan pengetahuan ttg penyebab aterosklerosis
dan infark jantung, yg dipakai untuk tujuan pencegahan.


Biomarker Penyakit Menular dan Kanker
Identifikasi antibodi serum thd bakteri atau virus selain
pembiakan mikroba ini dari cairan ataupun jaringan tubuh
telah menjadi jalur utama identifikasi penyebab penyakit
menular;

Identifikasi kanker serviks melalui sitologi serviks (Pap Smear)
berhasil dengan sukses besar;

Selanjutnya hal baru dalam biomarker dibidang epidemiologi
lingkungan kebanyakan adalah ekstensi identifikasi kerusakan
di tingkat molekuler dan biokimiawi yang belum dikenali
sebelum revolusi biologi molekuler yang beriringan dengan
pengembangan teknologi laboratorium canggih.

Perkembangan Terbaru Biomarker
Pada masa kini, biomarkers dapat diidentifikasi sampai pada
tingkat kurang dari satu kerusakan dalam 10
6
basa DNA, pd
tingkat resolusi ini bisa menerangkan pengembangan
pemahaman mekanisme terjadinya suatu penyakit;

Dengan demikian, hal tsb memiliki potensi menggambarkan
variabel pajanan dan dampaknya terhadap penyakit yang
diakibatkan lebih dekat secara bersamaan;

Human genome sedang dimapping pada daerah regional
spesifik ttg masing2 kromosom, dan protein yg diproduksi
gene sedang di karakteristik-sasi dgn sangat cepat sekali.
Intake, uptake, dan jaringan target sasaran untuk toksikan / xenobiotik eksogen serta
media yang tersedia untuk mempelajari Biomarkers pada manusia atau mahluk Hidup
lainnya terlihat pada skema dibawah ini.
Cairan Darah Menduduki Posisi Sentral
Cairan darah menduduki posisi sentral baik sebagai alat
mendistribusikan toksikan/xenobiotik ke seluruh tubuh, dan
juga sebagai organ target sasaran dari toksikan/xenobiotik.

Cairan darah termasuk konstituennya sel darah merah dan sel
darah putih tersedia sebagai sebagai sampel penelitian
(sebagai jaringan pengganti atau surrogate) walau organ
target sebenarnya misalnya ada di sel epitel saluran
pernafasan bagian bawah atau kandung kemih;

Contoh stem cell sumsum tulang adalah organ target sasaran
dari toksikan/xenobiotik berupa benzen, dimana micronuclei
dari sel ini merupakan biomarker yang cocok, yg bisa
diidentifikasi malalui surrogate yg kurang invasif
pengambilannya;

Surrogate
Surrogate adalah istilah untuk jaringan pengganti yang benar-
benar merefleksikan kejadian yang ada pada jaringan target
sasaran;

Akhir-akhir ini semakin dirasakan kebutuhan program
biomonitoring, skrining, dan surveilans efek kesehatan yang
masih dini dari pajanan terhadap toksikan/xenobiotik di
lingkungan hidup manusia, juga dirasakan relatif
ketidakmampuan dalam mendeteksi tanda dini efek kesehatan
akibat pajanan bh toksikan/xenobiotik di lingkungan dengan
menggunakan perubahan biokimiawi dan patologis di dalam
sel atau jaringan sebagai indikator biologis yang disebut
sebagai biomarker (petanda biologis).

Alur Komponen Biomarker Dalam Suatu Tahapan Urutan Antara Pajanan
Sampai Timbulnya Penyakit (Modifikasi dari Committee on Biological
Markers, National Research Council, 2001).
Dosis Pajanan Internal
Dosis Pajanan Efektif
Pajanan
Efek Biologis Dini

Kerusakan
Struktur/Fungsi
Penyakit

Stadium Lanjut
Penyakit
Biomarker
Kepekaan
Status Gizi
Status
Immunitas
Faktor
Genetik
Biomarker
Pajanan
Biomarker
Efek
Continuum of Events
Indikator atau marker biologis (biomarker) tersebut dalam
mewakili tanda di dalam satu kejadian yang berturutan
(continuum of events) antara pajanan penyebab (causal
exposure) dan penyakit yang ditimbulkannya (resultant
disease);

Urutan antara pajanan terhadap suatu bahan pencemar yang
toksik sampai terjadinya penyakit telah diidentifikasi dan
paling tidak terdiri atas tujuh komponen, urutan ini merupakan
kejadian temporal;

Urutan tersebut adalah (1) Pajanan terhadap bahan toksik di
lingkungan; (2) Dosis pajanan internal; (3) Dosis pajanan
efektif; (4) Efek biologis dini; (5) Kerusakan struktur atau
fungsi sel/jaringan; (6) Timbulnya penyakit; (7) Stadium lanjut
penyakit.

Ambisi Mempelajari Biomarker
Setiap perubahan biologis dini derivat dari tanda biokimiawi,
molekuler, genetik, imunologis atau fisiologis dari tiap tahap
merupakan ambisi untuk mempelajarinya.

Marker kepekaan (susceptibility markers) andalah indikator
peningkatan atau penurunan risiko pada setiap tahap dalam
urutan tersebut.

Marker kepekaan terbagi menjadi marker pajanan (markers of
exposure) terdiri atas dosis internal, dosis efektif, dan efek
biologis dini; dan marker efek (markers of effects) terdiri atas
kerusakan struktur atau fungsi sel/jaringan, timbulnya
penyakit, dan stadium lanjut penyakit.

Rasionalisasi Penggunaan Biomarker
Penggunaan Biomarker dalam riset epidemiologi lingkungan
memiliki potensi untuk peningkatan validitas data dan
mengurangi bias data;

Biomarker meningkatkan pemahaman patogenesis penyakit
dan memungkinkan deteksi dini suatu penyakit;

Biomarker membantu dalam penyediaan klasifikasi penyakit
yang lebih homogen, misalnya chromosomal abberations lebih
banyak ditetemukan pada leukemia akut orang dewasa;

Biomarker bisa dipakai untuk studi kepekaan individu
(individual susceptibility) dan marker tsb dapat
mengindentifikasi kepekaan dari seseorang.
Sekian,
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai