Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KARYA TULIS

PENGEMBANGAN ILMU DUNIA KEDOKTERAN

Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengajar : Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si

Oleh:

I Gusti Lanang Bumi Agung

509231003

Mata Kuliah Dasar Umum

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Surabaya

2023
Perkembangan Ilmu Kedokteran

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun
historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan
ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola
pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya
pemikiran rasional yang dominan.
Pengetahuan dalam filsafat dibahas dalam epitemologi. Dari epitemologi, lahirlah
rasionalisme dan empirisme. Latar belakang munculnya rasionalisme adalah adanya
keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (scholastic), yang
pernah diterima tetapi ternyata tidak mampu mengenai hasil-hasil ilmu pengetahuan yang
dihadapi. Pada tokoh aliran rasionalisme diantaranya adalah Descartes (1596-1650 M). tema
yang kerap kali muncul dalam filsafat adalah hubungan antara pikiran kita dan dunia.

Ilmu kedokteran merupakan bidang keilmuan yang selalu mengalami perkembangan


dari waktu ke waktu. Selain mengalami perkembangan dalam bidang keilmuan, masyarakat
sebagai stakeholder dan juga konsumen dari jasa pelayanan Kesehatan juga mengalami
perubahan. Perubahan yang terjadi ini dipengaruhi oleh semakin tingginya pengetahuan dan
pendidikan masyarakat serta melalui era globalisasi yang menyebabkan informasi semakin
mudah diakses darimana dan kapan saja. Hal ini secara tidak langsung mengubah perilaku
masyarakat terhadap kesehatan dan pelayanan kesehatan. Beberapa hal tersebut yang
menyebabkan masyarakat menginginkan dokter yang bukan hanya unggul dalam bidang
keilmuan, namun juga dokter yang unggul dalam hal keterampilan dan dapat juga
memberikan rasa aman serta nyaman dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Dengan mempelajari perubahan yang terus terjadi, maka pemahaman filsafat ilmu
secara menyeluruh dan lengkap tentang ilmu pengetahuan, serta dapat mengkombinasikan
dengan cabang ilmu pengetahuan lainnya akan sangat berdampak luas dalam menghadapi
tantangan permasalahan perkembangan jaman. Pemahaman ini membuat kita lebih bisa
dalam menyelesaikan setiap masalah dibidang spesialisasi kita masing-masing.

Filsafat ilmu pengetahuan memiliki tiga landasan pembahasan terhadap ilmu


pengetahuan, yaitu landasan ontolomolis, epistemologis, dan aksiologis. Tiga landasan ini
adalah dasar suatu pengetahuan dapat berkembang. Contohnya pada bidang forensik, saat ini
memiliki pendekatan multidisiplin ilmu salah satunya yakni matematika trigonometri.
Trigonometri sendiri adalah suatu cabang ilmu dalam matematika yang mempelajari
hubungan antara sisi dan sudut pada segitiga. Ilmu trigonometri dibidang forensik terutama
digunakan dalam pengukuran terkait jarak, tinggi dan posisi perkiraan pelaku kejahatan
terutama pada kasus pembacokan yang menimbulkan bercak darah pada area sekitar kejadian.
Menarik, karena hanya dengan mengetahui besar sudut bercak darah dari posisi pengamat,
pihak forensik sudah dapat memprediksi posisi, tinggi dan jarak pelaku dengan korban.
Kedepan topik ini saya ingin kembangkan dalam bentuk jurnal atau karya tulis lainnya. Saat
ini baru sebatas publikasi di jurnal dalam negeri.
Contoh Perkembangan penggunaan kombinasi lintas ilmu dalam forensik

Analisis pola bercak darah di bidang forensik digunakan untuk memprediksi jarak,
tinggi dan sudut tempat bercak darah berasal dalam hal ini utamanya tubuh korban. Paling
sering digunakan adalah analisis berdasarkan pendekatan trigonometri. Meski masih banyak
pendekatan-pendekatan lain yang banyak digunakan di bidang forensik dalam memecahkan
masalah di lapangan.

Pendekatan dengan trigonometri sendiri telah banyak digunakan dikarenakan sangat


mudah digunakan. Trigonometri sendiri merupakan cabang ilmu matematika yang
mempelajari hubungan yang meliputi panjang dan sudut segitiga. Sudut segitiga dalam
trigonometri yang digunakan dalam forensik terutama sudut sinus, tangen dan cosinus. Hal
ini dikarenakan aplikasi trigonometri yang digunakan dalam forensik adalah sudut-sudut yang
trigonometri yang dapat memberikan nilai dari suatu jarak dan tinggi.

Pendekatan trigonometri dalam forensik kedepan sangat mungkin akan berkembang


semakin canggih. Seperti rencana proposal penelitian yang akan saya ajukan bila dosen di
forensik mendukung, yakni membuat semacam alat scanner trigonometri untuk digunakan
secara praktis di lapangan utamanya tempat kejadian perkara yang acap kali menyulitkan
penyidik bila harus mengukur secara manual dengan meteran biasa karena akan berisiko
merusak scene dari tempat kejadian perkara.

Dengan mengombinasikan disiplin ilmu yang bervariasi, bidang forensik di Indonesia


tentu akan semakin dapat bersaing di kancah global. Harapannya nanti, semoga setiap usaha
yang saya lakukan di prodi forensik dapat memberikan dampak dan manfaat yang luas di
bidang forensik terutama di bidang ilmu forensik dan medikolegal.
Daftar Pustaka

1. Kettner, M., Schmidt, A., Windgassen. (2015). Impact height and wall distance in
bloodstain pattern analysis-what patterns of round bloodstains can tell us.
International Journal of Legal Medicine, 129, 133-140.
https://doi.org/10.1007/s00414-014-1036-7.
2. Macoviky, Peter, Horakova, Petra, Slavik, Petr, Mosna, Frantisek, & Pokorna, Olga.
(2013). The use of trigonometry in bloodstain analysis. Soud Lek, 58(2), 20-25.
3. Lanang Bumi Agung, I.G. (2023). Bloodstain Pattern Analysis – A Systematic
Review. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(4), 305-323.
https://doi.org/10.59141/cerdika.v3i4.575.
4. Haryanto, J. Filsafat Ilmu. 2023. [Catatan Kuliah]. Disampaikan pada Kelas Filsafat
Ilmu, Mata Kuliah Dasar Umum Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 25
Agustus 2023.
5. Sari, G. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan. 2022. [Catatan Kuliah]. Disampaikan
pada kelas Filsafat Ilmu, Mata Kuliah Dasar Umum Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, 24 Agustus 2023.
6. Post, Anke. Keck, Martin E. 2001. Transcranial magnetic stimulation as therapeutic
tool in psychiatry: what do we know about the neurobiological mechanism?. Journal
of Psychiatric Research Volume 35:4 193 -215
7. Suaedi. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: IPB Press 2016.
8. Wahana, Paulus. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Diamond, 2016.

Anda mungkin juga menyukai