Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

Identifikasi Risiko Infeksi – ICRA

(Infection Control Risk Assessment)

Akibat Konstruksi dan Renovasi

Dibuat Oleh : Tim PPI/IPCN

Rumah Sakit Umum Graha Asih

Tahun 2018
LAPORAN

Identifikasi Risiko Infeksi – ICRA

(Infection Control Risk Assessment)

Di Bekas Gudang Gizi

Agustus 2018

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi terbaru untuk pencegahan infeksi di RS perlu dilakukan
kajian risiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi RS. Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Graha Asih turut berperan dalam memberikan
masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan,
proses sampai dengan finishing bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi /
ICRA (Infection Control Risk Assessment) yang dikeluarkan oleh Tim PPI pada setiap akan
melaksanakan konstruksi atau renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara pasien,
staf, tenaga professional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching, dan pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan dan
risiko terhadap pengunjung.

C. Perencanaan
1. Tanggal : 02 Agustus 2018 – 09 Agustus 2018
2. Lokasi : Bekas Gudang Gizi
3. Kegiatan : Bekas Gudang Gizi menjadi Ruang Karyawan.

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : Tipe C
2. Kelompok Risiko : Risiko Medium
3. Level ICRA : Level III

Kelompok Pasien Risiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Risiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Risiko Medium I II III IV
Kelompok Risiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Risiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek renovasi bangunan di bekas gudang gizi termasuk dalam level III, dimana terdapat
hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut:

Sebelum Melakukan Renovasi :

a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi.
b. Petugas renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu berterbangan dari tempatnya ke udara.

Selama Renovasi :

a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu.
Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah diinspeksi
oleh Tim PPI.
c. Semprotkan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu saat memotong.
d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
e. Memblok dan menutup ventilasi udara.
f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja.
h. Pengiriman atau kereta dengan menggunakan penutup rapat dengan selotip kecuali sudah
ada penutupnya.
i. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek, untuk
menutup area kerja dari area non kerja.
j. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan dengan benar.

Sesudah Renovasi :

a. Area dilakukan pengepelan basah dengan disinfektan.


b. Pindahkan material dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu
terkait konstruksi.
c. Vacum area kerja dengan HEPA Filter.

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial.

No. Kategori Unit Nama Unit Potensi Risiko Infeksi


1 Unit bawah - -
2 Unit atas - -
3 Samping Kanan Teras Barat Ruang CS Bising, Debu
4 Samping Kiri Garase Ambulan Bising, Debu, Getaran
5 Belakang Tembok RS Getaran
6 Depan Halaman RS Bising, Debu

Kesimpulan

Renovasi Gudang Bekas Gizi bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan potensi risiko infeksi
bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.
Penutup

Demikian hasil identifikasi risiko infeksi atau ICRA sebagai upaya Tim PPI dalam pencegahan risiko
infeksi sebelum dilakukan renovasi atau pembangunan.

Badung, 02 Agustus 2018

IPCN Supervisor Proyek

Anda mungkin juga menyukai