Anda di halaman 1dari 36

TUGAS PAPER

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

TOPIK:
TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN FILSAFAT ILMU

Dosen Pengajar:
Dr. Rahadian Indarto Susilo, dr., Sp.BS (K)

Oleh:
Kelompok 15
Isna Mahmudah 012118026314
Aldira Rasthy Krisdania 012118026316
Muhammad Alwi Alaydrus 012118026317
Moch. Syafaat Ardy Pramono 012118196307
Maria Astrid Claudia 012118016305
Devi Sarah Intan Permatasari 012118016306
Affannul Hakim 012118016308
Rashif Akmal Muhammad 012118126306
Moh. Faza Anggito Widagdo 012118126303
Agum Yanuar Rizka 012118126302

MATA KULIAH DASAR UMUM


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I
FK UNAIR-RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehadiran manusia di dunia tentunya bukan tanpa skenario Ilahi. Kehadiran manusia
menarik untuk direfleksikan dalam segala makna kehidupan, baik dalam konteks sosial,
ilmu pengetahuan, agama, ekonomi, politik, sosial keamanan, ideologi, dan sebagainya.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk individu yang juga sebagai makhluk sosial.
Penanda penting yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya adalah
kemampuan berpikir. Ilmu pengetahuan muncul dengan berkembangnya pola pikir manusia
dalam berfilsafat. Pertanyaan-pertanyaan filsafat tentang hakikat seorang manusia akan
memberikan renungan mengenai eksistensi diri, seperti siapakah aku, darimanakah aku,
bagaimanakah aku diciptakan, dan seterusnya.
Definisi filsafat banyak ditemui dalam berbagai literatur. Menurut Darwis A. Soelaiman
(2019) dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam,
disebutkan bahwa filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno “philosophia”, dari akar kata
philo yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmah. Sehingga,
filsafat secara etimologi berarti Love of Wisdom (cinta kepada kebijaksanaan atau kearifan).
Seseorang dapat disebut berfilsafat ketika ia berusaha untuk memperoleh kebijaksanaan
dan sekuat tenaga untuk berlaku bijak.
Ruang lingkup filsafat secara umum terdiri dari tiga bagian, yaitu ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Ontologi membahas tentang yang ada atau tentang realitas
dalam alam semesta ini, yang meliputi alam, manusia, dan Tuhan. Epistemologi atau teori
pengetahuan, membahas tentang kebenaran, meliputi dasar pengetahuan, luas pengetahuan,
metode pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan. Sedangkan aksiologi membahas tentang
nilai-nilai kehidupan, meliputi etika, estetika, dan religi.
Filsafat mempunyai peran yang sangat penting dalam menggali eksistensi ilmu secara
keseluruhan, mendalam, dan sistematis, untuk menemukan kebenarannya yang hakiki.
Filsafat sering disebut sebagai induk dari segala ilmu, karena pada mulanya ilmu
pengetahuan merupakan bagian dari filsafat. Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan
semakin lama semakin bercabang. Setiap ilmu memiliki filsafatnya yang berfungsi
memberi arah dan makna bagi ilmu itu.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi
dari ilmu, termasuk ilmu alam dan ilmu sosial. Filsafat ilmu bertujuan membuka pikiran
manusia agar mampu memberi ruang kepada setiap orang untuk mengkhidmati berbagai
dinamika keilmuan. Kajian filsafat ilmu ini menarik untuk dibahas sampai ke akar-akarnya,
sehingga penulis mencoba memaparkan tujuan dan manfaat pembelajaran filsafat ilmu bagi
kehidupan melalui penyusunan makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari ilmu dan apa saja jenisnya?
2. Apa pengertian dari ilmu pengetahuan dan apa saja jenisnya?
3. Apa pengertian dari filsafat ilmu?
4. Apa saja ruang lingkup dan cabang dari filsafat ilmu?
5. Apa saja tujuan dan manfaat dari pembelajaran filsafat ilmu?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat dari pembelajaran filsafat ilmu bagi
kehidupan

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui dan memahami pengertian dari ilmu dan apa saja jenisnya
2. Mengetahui dan memahami pengertian dari ilmu pengetahuan dan apa saja jenisnya
3. Mengetahui dan memahami pengertian dari filsafat ilmu
4. Mengetahui dan memahami ruang lingkup dan cabang dari filsafat ilmu
5. Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat dari pembelajaran filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu


Kata ilmu berasal dari Bahasa Arab “alima” yang memiliki arti pengetahuan. Dalam
bahasa Indonesia, kata ilmu sering disamaartikan dengan kata “science”. Science berasal
dari Bahasa Latin “scio, scire” yang juga berarti pengetahuan (Dafrita, 2015). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan.
Ilmu tidak pernah berdiri sendiri. Ilmu selalu terikat faktor dan aktor yang
melatarbelakangi mengapa sesuatu yang disebut ilmu itu lahir, hadir, dan berkembang.
Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani
kehidupan.
Dikutip dari Suaedi (2016) dalam karangannya yang berjudul Pengantar Filsafat Ilmu,
berikut ini adalah macam-macam jenis ilmu, antara lain:
1. Ilmu praktis
Ilmu ini mempelajari hubungan sebab-akibat untuk diterapkan dalam alam kenyataan.
Tidak berhenti hanya pada suatu teori, tetapi juga menuju pada dunia kenyataan.
2. Ilmu praktis normatif
Ilmu ini memberi ukuran-ukuran (kriteria) dan norma-norma.
3. Ilmu proktis positif
Ilmu ini memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus daripada ilmu praktis
normatif. Norma yang dikaji adalah bagaimana membuat sesuatu atau apa yang harus
dilakukan untuk mencapai hasil tertentu.
4. Ilmu spekulatif ideografis
Ilmu yang bertujuan mengkaji kebenaran objek dalam wujud nyata dalam ruang dan
waktu tertentu.
5. Ilmu spekulatif nomotetis
Ilmu yang bertujuan mendapatkan hukum umum atau generalisasi substantif.
6. Ilmu spekulatif teoretis
Ilmu yang bertujuan memahami kausalitas, untuk memperoleh kebenaran dari keadaan
atau peristiwa tertentu.
Menurut Darwis A. Soelaiman (2019) dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu
Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam, beberapa ciri-ciri umum dari ilmu adalah sebagai
berikut:
1. Ilmu bersifat rasional, artinya proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu harus
sesuai pada hukum-hukum logika.
2. Ilmu bersifat objektif, artinya ilmu pengetahuan didukung oleh bukti-bukti (evidences)
yang dapat diverifikasi untuk menjamin keabsahannya.
3. Ilmu bersifat matematikal, yakni cara kerjanya runtut berdasarkan acuan tertentu yang
secara rasional dapat dipertanggungjawabkan dan hasilnya berupa fakta yang relevan
dalam bidang yang ditelaahnya.
4. Ilmu bersifat umum (universal) dan terbuka, artinya harus dapat dipelajari oleh tiap
orang, bukan untuk sekelompok orang tertentu.
5. Ilmu bersifat akumulatif dan progresif, artinya kebenaran yang diperoleh selalu dapat
dijadikan dasar untuk memperoleh kebenaran yang baru, sehingga ilmu pengetahuan
dapat lebih maju dan berkembang.
6. Ilmu bersifat communicable, artinya dapat dikomunikasikan atau dibahas bersama
dengan orang lain.

2.2 Pengertian Filsafat dan Filsafat Ilmu

2.2.1 Filsafat
Filsafat adalah suatu pengetahuan yang bersifat eksistensial artinya sangat erat
hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan, dapat dikatakan filsafat lah yang
menjadi motor penggerak kehidupan kita sehari-hari baik sebagai manusia pribadi maupun
sebagai manusia kolektif dalam suatu masyarakat atau bangsa (Adib, 2011).
Kata filsafat dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Falsafah dan dalam bahasa
Inggris dikenal istilah Philosophy serta dalam bahasa Yunani dengan istilah Philosophia.
Kata Philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom) sehingga secara etimologis istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan
(love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Menurut Plato, filsafat adalah
pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli karena
kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan. Sedangkan menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu
(pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, dan estetika.
2.2.2 Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (i) Filsafat ilmu dalam arti luas, yaitu
menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan luar dari kegiatan ilmiah;
dan (ii) Filsafat ilmu dalam arti sempit yaitu menampung permasalahan yang bersangkutan
dengan hubungan ke dalam yang terdapat dalam ilmu yaitu pengetahuan ilmiah dan cara-
cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah (Adib, 2011).

Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat
ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur kajian Filsafat Ilmu.

Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current


scientific opinions by comparison to proven past views, but such a philosophy of science is
clearly not a discipline autonomous of actual scientific practice”. (Filsafat ilmu dalam suatu
segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian
itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara
actual. Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of
scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a
whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta
mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

2.3 Cabang Kajian Filsafat Ilmu


Penerapan Ilmu filsafat di kehidupan perlu didukung oleh karakteristik berfikir
filsafat yaitu bersifat radikal dan menyeluruh dan berusaha mengupas sedalam-dalam nya.
Penerapan tersebut sangat bermanfaat bagi Inovasi-inovasi yang diperlukan untuk ke
depannya Perkembangan Filsafat hingga saat ini masih terus berlanjut dan melahirkan
berbagai cabang baru dalam kajiannya yaitu, Epistemologi, Aksiologi, Ontologi dan logika.
a) Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas tentang orientasi dan
nilai kehidupan. Aksiologi dalam arti yang lain yaitu ilmu yang menyoroti dari sudut
pandang kegunaan dari suatu ilmu pengetahuan itu sendiri. Aksiologi dari sisi moral
sendiri diartikan kebergunaan suatu ilmu pengetahuan yang ditinjau dari peningkatan
kualitas kesejahteraan masyarakat atau tidak (Adib, 2011: 102-103).
Penerapan ilmu filsafat dari perspektif aksiologi memiliki banyak hal yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengimplementasian suatu ilmu guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum merupakan tujuan dari perspektif
aksiologi dari ilmu filsafat. Salah satu bentuk pengimplementasiannya adalah pada kasus
vaksinasi COVID-19, para guru besar di bidang kedokteran dan farmakologi dari beberapa
universitas terkemuka di Indonesia menguji keamanan serta efektivitas dari vaksin
COVID-19 yang akan diberikan ke masyarakat, maka ilmu ini dapat bermanfaat kepada
masyarakat umum.
b) Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang
berarti ilmu. Jadi epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan cara
memperolehnya. Epistemologi disebut juga teori pengetahuan, yakni cabang filsafat yang
membicarakan tentang cara memperoleh pengetahuan, hakikat pengetahuan dan sumber
pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang menyoroti
atau membahas tentang tata-cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan.
Tata cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan adalah dengan metode
non-ilmiah, metode ilmiah dan metode problem solving. Pengetahuan yang diperoleh
melalui pendekatan/metode non-ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara
penemuan secara kebetulan; untung-untungan (trial and error); akal sehat (common
sense); prasangka; otoritas (kewibawaan); dan pengalaman biasa. (Adib, 2011).
c) Ontologi
Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu
yang berwujud dan logos berarti ilmu. Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan
yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu
yang bersifat konkret. Ontologi sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang
hakikat benda bertugas untuk memberikan jawaban atas pertanyaan "apa sebenarnya
realitas benda itu? apakah sesuai dengan wujud penampakannya atau tidak?" "Apakah
kedudukan ilmu dalam ruang yang-ada ini?". "Benarkah ilmu itu ada?" "Apakah konsep
ilmu sebagai kajian tentang kausalitas itu bermakna di tengah ruang yang-ada yang tidak
terbatas itu?" "Kausalitas (ilmiah) yang terlalu terbatas!" IPTEK baru mampu
mengeksplorasi alam semesta ini sekitar 1% saja, dan 99% alam semesta ini masih misteri
(Feyerebend) (Adib, 2011).
d) Logika Ilmu
Secara etimologi, logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang
dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut juga logike episteme atau logica
scientica yang berarti ilmu logika, namun sekarang hanya disebut logika saja.
Ilmu logika berhubungan dengan kalimat-kalimat (argumen) dan hubungan yang
ada diantara kalimat-kalimat tersebut. Tujuannya adalah memberikan aturan-aturan
sehingga orang dapat menentukan apakah suatu kalimat bernilai benar. Oleh karena itu
aturan-aturan yang berlaku di dalamnya haruslah bersifat umum dan tidak tergantung pada
kalimat atau disiplin ilmu tertentu. Ilmu logika lebih mengarah dalam bentuk sintaks-
sintaks daripada arti dari kalimat itu sendiri (Yasin, 2018).

2.4 Jenis Ilmu Pengetahuan


Sebuah kategori penggolongan jenis ilmu yang banyak dikemukakan oleh para ahli
adalah pembedaan segenap pengetahuan ilmiah dalam dua kelas yang istilahnya saling
berlawanan. Hal ini tampak sederhana sehingga mudah dipahami, tetapi pada umumnya
tidak merincikan berbagai cabang ilmu, hanya biasanya diberikan contoh ilmu apa yang
termasuk dalam masing-masing kelompok. Dikutip dari Surajiyo, 2008, penggolongan
ilmu sebagaimana sebagai berikut:
 Ilmu Formal dan Ilmu Nonformal
Suatu ilmu disebut Ilmu Formal karena ilmu ini dalam seluruh kegiatannya tidak
bermaksud menyelidiki data-data inderawi yang konkret. Misalnya matematika dan
filsafat. Suatu ilmu disebut Ilmu Nonformal karena di dalam ilmu ini pengalaman inderawi
memainkan peranan sentral/utama. Ilmu ini dalam seluruh kegiatannya berusaha
menyelidiki secara sistematis data-data inderawi yang konkret. Misalnya ilmu hayat, ilmu
alam, dan ilmu manusia.
 Ilmu Murni dan Ilmu Terapan
Ilmu Murni adalah ilmu yang bertujuan meraih kebenaran demi kebenaran
(teoretis). Misalnya matematika dan metafisika. Ilmu Terapan adalah ilmu yang bertujuan
untuk diaplikasikan atau diambil manfaatnya (praktis). Misalnya ilmu kedokteran, teknik,
hukum, ekonomi, psikologi, sosiologi, administrasi, dan ekologi.
 Ilmu Nomotetis dan Ilmu Idiografis
Ilmu Nomotetis adalah ilmu yang objek pembahasannya merupakan gejala
pengalaman yang dapat diulangi terus-menerus dan hanya merupakan kasus-kasus yang
mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam. Termasuk dalam ilmu ini adalah ilmu-
ilmu alam, yang objek pembahasannya adalah benda alam atau gejala alam, yang didekati
dengan cara menerangkan. Ilmu Idiografis adalah ilmu yang objek pembahasannya
merupakan objek yang bersifat individual, unik, yang hanya terjadi satu kali dan mencoba
mengerti atau memahami objeknya menurut keunikannya itu. Termasuk dalam ilmu ini
adalah ilmu- ilmu budaya, yang objek pembahasannya adalah produk manusiawi, yang
didekati dengan cara mengerti atau memahami.
 Ilmu Deduktif dan Ilmu Induktif
Suatu ilmu disebut Ilmu Deduktif karena semua pemecahan yang dihadapi dalam
ilmu ini tidak didasarkan atas pengalaman inderawi (empiris), melainkan atas dasar
deduksi atau penjabaran. Deduksi ialah proses pemikiran yang melibatkan akal budi
manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang umum dan abstrak, menyimpulkan
tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual. Misalnya matematika.
Suatu ilmu disebut Ilmu Induktif apabila penyelesaian masalah-masalah dalam ilmu
yang bersangkutan didasarkan atas pengalaman inderawi (empiris). Ilmu Induktif bekerja
selalu atas dasar induksi, yaitu proses pemikiran yang melibatkan akal budi manusia dari
pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual, menarik kesimpulan
tentang hal-hal yang bersifat umum dan abstrak. Misalnya ilmu alam. Van Melsen
membedakan llmu pengetahuan menjadi ilmu-ilmu empiris (ilmu alam, ilmu sejarah,
ilmu-ilmu manusia) dan ilmu-ilmu non- empiris (matematika dan filsafat) (Van Melsen,
Op.Cit., hal.25-47).
a. Ilmu alam
Ilmu alam ini melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang dapat
diinderawi secara langsung. Data inderawi ini harus dimengerti sebagaimana
tampaknya. Hal ini dapat dilakukan melalui observasi ilmiah yang memiliki
objektivitas pada objek. Ilmu alam menyelidiki kenyataan konkret menurut aspek-
aspeknya yang dapat diulangi.
b. Ilmu sejarah
Ilmu sejarah yang dimaksud adalah ilmu yang menyangkut sejarah manusia.
Ilmu sejarah ini menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan
manusiawi, yang dapat juga diungkapkan melalui peninggalan-peninggalan fisis.
Karena sejarah meliputi semua kejadian yang pernah berlangsung, akibatnya ilmu
sejarah ini tidak bias mengadakan eksperimen.
c. Ilmu-ilmu manusia
Ilmu ini juga disebut ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral science) atau ilmu-
ilmu sosial. Ilmu-ilmu manusia ini diberi tempat tersendiri di samping ilmu sejarah
dan ilmu alam, karena ilmu sejarah maupun ilmu manusia menyangkut perbuatan serta
tingkah laku manusia. Di samping itu, ilmu manusia juga mempunyai persamaan
dengan ilmu alam, dengan usahanya untuk menemukan secara khusus aspek- aspek
yang dapat diulangi.
d. Matematika
Matematika merupakan ilmu non-empiris dan dalam bentuk abstrak yang juga
mempunyai peranan penting dan dapat diterapkan bagi ilmu-ilmu empiris. Karena
keabstrakan matematika ini, ia menyediakan berbagai struktur formal bagi ilmu-ilmu
lain.
e. Filsafat
Filsafat juga merupakan ilmu non-empiris, yang berfungsi sebagai kerangka
sistematis yang umum, mengingat adanya pandangan bahwa filsafat sebagai induk
semua ilmu lain. Dalam keanekaragaman ilmu ini perlu diteruskan pencarian jawaban
atas pertanyaan yang pada awal mulanya dikemukakan oleh filsaf.

2.5 Tujuan Belajar Filsafat Ilmu

Tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa dan dosen
adalah :
 Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
 Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
 Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non
ilmiah.
 Mendorong para calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
 Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan
agama tidak ada pertentangan.

2.6 Manfaat filsafat ilmu dalam kehidupan


a. Filsafat ilmu berperan fundamental dalam melahirkan, memelihara, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. Mendongkrak pintu serta tembok-tembok tradisi dan kebiasaan, bahkan telah
menguak mitos dan miteserta meninggalkan cara berpikir mistis.
c. Mengembangkan cara berpikir rasional, luas dan mendalam, teratur dan terang,
integral dan koheren, metodis dan sistematis, logis, kritis, dan analitis.
d. Mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata
salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
Dalam perbincangan lebih nyata, filsafat mempersoalkan dan membicarakan
kembali akar masalah, baik berdasarkan ilmu pengetahuan maupun pemahaman lain.
Jadi, filsafat menyadarkan manusia terhadap apa yang sudah biasa diyakini, digauli,
digunakan, dan dilakukannya. Hal ini penting! Sebagai contoh pada
Matematika ,”Mengapa 5 x 5 lebih besar daripada 4 x 4?” Umumnya, orang percaya
begitu saja, bahkan mempercayainya apa yang dikatakan orang lain, seperti guru atau
orang tua dan kakaknya. Jawaban yang sebenarnya adalah adanya kesepakatan bahwa
sebutan angka 5 lebih tinggi nilainya daripada 4. Dengan catatan, angka berikutnya
lebih tinggi dari pada angka sebelumnya. Filsafat mengatakan,” Ingatlah di balik
matematika itu ada suatu kesepakata, jika kesepakatannya tidak demikian, belum tentu
5 x 5 lebih besar daripada 4 x 4.
Manfaat filsafat ilmu bagi pendidik:
a. Menjadi pedoman bagi para pendidik dalam mendalami studi guna
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi .
b. Mendorong para calon ilmuwan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
c. Meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan dalam
pendidikan.
Sebagai seorang calon guru mempelajari filsafat ilmu adalah perlu, bukan saja
memperluas wawasannya mengenai pendidikan serta membantunya dalam memahami
siswa dan mengembangkannya gaya belajar yang tepat, tetapi juga dapat
menyadarkannya mengenai makna dari berbagai aspek kehidupan manusia.dan yang
lebih penting lagi bahwa sikap dan tindakanya yang mencerminkan filsfatnya akan
berpengaruh kepada siswanya.disinilah peran yang sangat esensial dari seorang guru.

Manfaat Filsafat Ilmu bagi Mahasiswa :


a. Untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian
ilmiah.Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan kita memiliki
pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan
tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah
b. Kita diharapkan semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Sebagai insan kampus
diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori, filsafat ilmu
yang dipelajarinya diruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya.
c. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi
yang dikemukakan dan mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal
lelah.
d. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja mereka pasti berhadapan dengan berbagi
masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah diperlukan
kemampuan berfikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman mempelajari
filsafat ilmu diterapkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehadiran manusia menarik untuk direfleksikan dalam segala makna kehidupan, baik
dalam konteks sosial, ilmu pengetahuan, agama, ekonomi, politik, sosial keamanan,
ideologi, dan sebagainya. Penanda penting yang membedakan manusia dari makhluk hidup
lainnya adalah kemampuan berpikir. Ilmu pengetahuan muncul dengan berkembangnya
pola pikir manusia dalam berfilsafat.
Filsafat secara etimologi berarti Love of Wisdom (cinta kepada kebijaksanaan atau
kearifan). Seseorang dapat disebut berfilsafat ketika ia berusaha untuk memperoleh
kebijaksanaan dan sekuat tenaga untuk berlaku bijak. Ruang lingkup filsafat secara umum
terdiri dari tiga bagian, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Filsafat mempunyai
peran yang sangat penting dalam menggali eksistensi ilmu secara keseluruhan, mendalam,
dan sistematis, untuk menemukan kebenarannya yang hakiki. Filsafat sering disebut
sebagai induk dari segala ilmu.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu bertujuan membuka pikiran manusia agar mampu
memberi ruang kepada setiap orang untuk mengkhidmati berbagai dinamika keilmuan.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca pada umumnya. Dan khususnya bagi kami, mahasiswa Universitas
Airlangga diharapkan mampu memahami dan mengembangkan ilmu yang diperoleh, serta
mencari kebenaran ilmu tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi umat manusia. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Adib, H.M., 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan.

Dafrita, I. (2015). Ilmu Dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama.

Soelaiman, DA. (2019). Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam. Banda Aceh:
Bandar Publishing.

Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: IPB Press Printing.

Sumarna, C. (2020). Filsafat Ilmu Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan
Dalam Nalar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yasin, V., Zarlis, M., & Nasution, M. K. (2018). Filsafat Logika Dan Ontologi Ilmu
Komputer. Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and
Research, 2(2), 68-75.
Van Melsen. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. (terj. K. Bertens, Jakarta:
Gramedia
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU
TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN FILSAFAT ILMU

Dosen Pengajar:
Dr. Rahadian Indarto Susilo, dr., Sp.BS (K)

Oleh : Kelompok 15
Isna Mahmudah 012118026314 Devi Sarah Intan Permatasari 012118016306

Aldira Rasthy Krisdania 012118026316 Affannul Hakim 012118016308

Muhammad Alwi Alaydrus 012118026317 Rashif Akmal Muhammad 012118126306


Moh. Faza Anggito Widagdo 012118126303
Moch. Syafaat Ardy Pramono 012118196307
Agum Yanuar Rizka 012118126302
Maria Astrid Claudia 012118016305
Pendahuluan
Latar belakang
• Filsafat mempunyai peran penting dalam menggali eksistensi ilmu
secara keseluruhan, mendalam, dan sistematis, untuk menemukan
kebenarannya yang hakiki. Filsafat sering disebut sebagai induk dari
segala ilmu, karena pada mulanya ilmu pengetahuan merupakan
bagian dari filsafat. Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan
semakin lama semakin bercabang. Setiap ilmu memiliki filsafatnya
yang berfungsi memberi arah dan makna bagi ilmu itu.
• Filsafat ilmu bertujuan membuka pikiran manusia agar mampu
memberi ruang kepada setiap orang untuk mengkhidmati berbagai
dinamika keilmuan.
Pengertian Filsafat
Suatu pengetahuan yang bersifat eksistensial artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-
hari. Kata filsafat dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal istilah
Philosophy serta dalam bahasa Yunani dengan istilah Philosophia.

Motor penggerak kehidupan manusia secara individu maupun kolektif

Plato : Pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli karena
kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan.

Aristoteles : Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, dan estetika.
Pengertian Ilmu

• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu didefinisikan sebagai


pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan.
Macam-macam jenis ilmu

Praktis Proktis
Praktis
normatif positif

Spekulatif Spekulatif Spekulatif


ideografis nomotetis teoretis
Suaedi (2016)
Rasional objektif

ciri-ciri umum dari


ilmu Umum Matematikal

Akumulatif dan
Progresif communicable
Dibagi menjadi dua, yaitu:

•Arti luas  menampung permasalahan yang


menyangkut berbagai hubungan luar dari
FILSAFAT kegiatan ilmiah
•Arti sempit  menampung permasalahan
ILMU yang bersangkutan dengan hubungan ke
dalam yang terdapat dalam ilmu yaitu
pengetahuan ilmiah dan cara-cara
mengusahakan serta mencapai pengetahuan
ilmiah.
Cabang Kajian Filsafat Ilmu
1. Aksiologi

2. Ontologi

3. Epistemologi

4. Logika Ilmu
Aksiologi

Aksiologi merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas tentang orientasi dan nilai kehidupan

Aksiologi dari sisi moral sendiri diartikan kebergunaan suatu ilmu pengetahuan yang ditinjau dari peningkatan
kualitas kesejahteraan masyarakat atau tidak

Pengimplementasian suatu ilmu guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum merupakan tujuan dari
perspektif aksiologi dari ilmu filsafat
Ontologi

Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos.

Ontos => sesuatu yang berwujud, logos => ilmu.

Ontologi membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.

Ontologi sebagai cabang filsafat membicarakan tentang hakikat benda bertugas untuk memberikan jawaban
atas pertanyaan "apa sebenarnya realitas benda itu? apakah sesuai dengan wujud penampakannya atau
tidak?" "Apakah kedudukan ilmu dalam ruang yang-ada ini?".
Epistemologi

Epistemologi berasal dari kata episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu).

Epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan cara memperolehnya.

Epistemologi disebut juga teori pengetahuan, yakni cabang filsafat yang membicarakan tentang cara memperoleh pengetahuan, hakikat
pengetahuan dan sumber pengetahuan.

epistemologi menyoroti atau membahas tentang tata-cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan.

Tata cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan adalah dengan metode non-ilmiah, metode ilmiah dan metode problem
solving. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan/metode non-ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara penemuan
secara kebetulan; untung-untungan (trial and error); akal sehat (common sense); prasangka; otoritas (kewibawaan); dan pengalaman biasa.
Logika Ilmu

Secara etimologi, logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu,
logika disebut juga logike episteme atau logica scientica yang berarti ilmu logika, namun sekarang hanya disebut
logika saja.

Ilmu logika berhubungan dengan kalimat-kalimat (argumen) dan hubungan yang ada diantara kalimat-kalimat
tersebut.

Tujuannya adalah memberikan aturan-aturan sehingga orang dapat menentukan apakah suatu kalimat bernilai benar.

Ilmu logika lebih mengarah dalam bentuk sintaks-sintaks daripada arti dari kalimat itu sendiri.
Jenis Ilmu Pengetahuan

Ilmu Formal dan Ilmu Nonformal

Ilmu-ilmu Empiris (Ilmu Alam, Ilmu Sejarah,


Ilmu Murni dan Ilmu Terapan Ilmu-ilmu Manusia)

Ilmu Nomotetis dan Ilmu Idiografis


Ilmu-ilmu Non-empiris (Matematika, Filsafat)

Ilmu Deduktif dan Ilmu Induktif (Van Melsen, Op.Cit., hal.25-47)

(Surajiyo, 2008)
Ilmu Formal dan Ilmu Nonformal
Suatu ilmu disebut Ilmu Formal karena ilmu ini dalam seluruh kegiatannya tidak bermaksud menyelidiki data-data inderawi yang konkret.
Misalnya matematika dan filsafat.

Suatu ilmu disebut Ilmu Nonformal karena di dalam ilmu ini pengalaman inderawi memainkan peranan sentral/utama. Ilmu ini dalam seluruh
kegiatannya berusaha menyelidiki secara sistematis data-data inderawi yang konkret. Misalnya ilmu hayat, ilmu alam, dan ilmu manusia.

Ilmu Murni dan Ilmu Terapan

Ilmu Murni adalah ilmu yang bertujuan meraih kebenaran demi kebenaran (teoretis). Misalnya matematika dan metafisika.

Ilmu Terapan adalah ilmu yang bertujuan untuk diaplikasikan atau diambil manfaatnya (praktis). Misalnya ilmu kedokteran, teknik, hukum,
ekonomi, psikologi, sosiologi, administrasi, dan ekologi.
Ilmu Nomotetis dan Ilmu Idiografis

Ilmu Nomotetis adalah ilmu yang objek pembahasannya merupakan gejala pengalaman yang dapat diulangi terus-menerus dan hanya
merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam. Termasuk dalam ilmu ini adalah ilmu- ilmu alam.

Ilmu Idiografis adalah ilmu yang objek pembahasannya merupakan objek yang bersifat individual, unik, yang hanya terjadi satu kali
dan mencoba mengerti atau memahami objeknya menurut keunikannya itu. Termasuk dalam ilmu ini adalah ilmu- ilmu budaya

Ilmu Deduktif dan Ilmu Induktif

Suatu ilmu disebut Ilmu Deduktif karena semua pemecahan yang dihadapi dalam ilmu ini tidak didasarkan atas pengalaman inderawi
(empiris), melainkan atas dasar deduksi atau penjabaran.

Suatu ilmu disebut Ilmu Induktif apabila penyelesaian masalah-masalah dalam ilmu yang bersangkutan didasarkan atas pengalaman
inderawi (empiris).
Ilmu alam
• Ilmu alam ini melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang dapat
diinderawi secara langsung.
• Ilmu alam menyelidiki kenyataan konkret menurut aspek-aspeknya yang dapat
diulangi.

Ilmu sejarah
• Ilmu sejarah yang dimaksud adalah ilmu yang menyangkut sejarah manusia.
• Karena sejarah meliputi semua kejadian yang pernah berlangsung, akibatnya
ilmu sejarah ini tidak bias mengadakan eksperimen.
Ilmu-ilmu manusia
• Ilmu ini juga disebut ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral science) atau ilmu-ilmu sosial.

Matematika
• Matematika merupakan ilmu non-empiris dan dalam bentuk abstrak yang juga
mempunyai peranan penting dan dapat diterapkan bagi ilmu-ilmu empiris.
Filsafat
• Filsafat juga merupakan ilmu non-empiris, yang berfungsi sebagai kerangka sistematis
yang umum, mengingat adanya pandangan bahwa filsafat sebagai induk semua ilmu
lain.
Tujuan Belajar Filsafat Ilmu
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita
dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.

Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di


berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.

Mendorong para calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu


dan mengembangkannya.

Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu


dan agama tidak ada pertentangan.

Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami


studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang
ilmiah dan non ilmiah.
Manfaat filsafat ilmu dalam kehidupan

Berperan fundamental Mendongkrak pintu Mengembangkan cara Mengajarkan pada kita


dalam melahirkan, serta tembok-tembok berpikir rasional, luas bahwa apa yang
memelihara, dan tradisi dan kebiasaan, dan mendalam, teratur mungkin kita terima
mengembangkan ilmu bahkan telah menguak dan terang, integral begitu saja ternyata
pengetahuan. mitos dan miteserta dan koheren, metodis salah atau
meninggalkan cara dan sistematis, logis, menyesatkan—atau
berpikir mistis. kritis, dan analitis. hanya merupakan
sebagian dari
kebenaran.
Kesimpulan
• Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab
beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu
bertujuan membuka pikiran manusia agar mampu memberi ruang
kepada setiap orang untuk mengkhidmati berbagai dinamika
keilmuan.
Daftar Pustaka
• Adib, H.M., 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan.
• Dafrita, I. (2015). Ilmu Dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam Nilai Agama.
• Soelaiman, DA. (2019). Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam. Banda
Aceh: Bandar Publishing.
• Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
• Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: IPB Press Printing.
• Sumarna, C. (2020). Filsafat Ilmu Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan
Dalam Nalar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
• Yasin, V., Zarlis, M., & Nasution, M. K. (2018). Filsafat Logika Dan Ontologi Ilmu Komputer.
Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research, 2(2), 68-
75.
• Van Melsen. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. (terj. K. Bertens, Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai