Paru
Soedarsono
Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi
FK UNAIR - RSUD Dr. Soetomo
TB di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan triple burden TB untuk
insiden TB, TB-RO, dan TB-HIV (WHO, 2019) 1
2
INDIA
BEBAN TB 3 CINA • 2.690.000
4 1
INDONESIA • 866.000
5 2
FILIPINA • 845.000 3 INDIA
• 591.000
4 CINA •130.000
PAKISTAN RUSIA •66.000
5 PAKISTAN •41.000
• 562.000
6 •28.000
INDONESIA
7 •24.000 1
BEBAN 8 NIGERIA
2
FILIPINA •21.000
TB RO UKRAINA •18.000
3 AFRIKA
SELATAN
•13.000
4 MOZAMBIQ
INDIA
•92.000
•177.000
5 NIGERIA •58.000
6 TANZANIA •53.000
7
8 KENYA •40.000
9 ZAMBIA •40.000
INDONESIA •31.000
TB HIV •21.000
Mycobacterium tuberculosis
4
MYCOBACTERIUM
• Genus ini terdiri dari:
Aerobik, basil tahan asam, tidak terwarnai
dengan baik, DNA memiliki komposisi g+c
dalam jumlah banyak, dinding sel yang unik,
panjang rantai karbon asam Mycolic > c60
Pertumbuhan relatif lambat (dua grup)
A. PERTUMBUHAN CEPAT (Koloni dapat
diamati dalam <5
hari)
B. PERTUMBUHAN LAMBAT (Koloni dapat
diamati dalam > 5
hari)
• TIPE SPESIES: Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis
Infeksi TB
Sakit TB
SOURCE CASE
Figure. Mayor factors that determine
1. Bacillary population
transmission of infection from a source
2. Aerosol generation case to contacts and the natural history
of TB in infected contacts.
EXPOSURE TO CONTACTS
1. Intensity
2. Duration
‘Early’ ‘Late’
Progressive Recrudescent
Dutt AK & Stead WW. Epidemiologi and
Host Factors, 1999. (5%) (5%)
TERMINOLOGI
• Sesorang dikatakan terinfeksi TB (TB INFECTION)
apabila kuman TB masuk ke dalam tubuh akan tetapi
tidak sampai menyebabkan destruksi patologis organ-
organ. Pada orang ini tidak timbul keluhan/gejala.
KUMAN TB BERKEMBANG
BIAK DI DALAM ALVEOLI
• SEBAGIAN KECIL KUMAN TB MASUK KE
DALAM PEMBULUH DARAH DAN
MENYEBAR KESELURUH TUBUH.
Infects to
__________________________________________
in 1
year 10 to 15 Infected
One One
+ve -ve
SS +ve
TB transmission factors
Number of Droplets produced by Different
Aerosol Producing Maneuvers
50000
40000
Number of droplets
30000
20000
10000
0
Coughing Talking Singing
• Pengobatan TB
• Karteristik pajanan
Risk Risk Risk Risk
factors factors factors factors
Sakit TB BTA
positif
Infectious
tuberculosis
Subclinical Death
Exposure
Infection
Non-
Infectious
tuberculosis
Form and site of TB
Largely exogenous Age
Particles/volume x exposure time Patient’s susceptibility
Production of infectious droplets Delay in diagnosis
Clearance of air Largely endogenous
Extent of exposure Innate resistance
Performance of cell-mediated immunity
Re-infection
Strain virulence
Prevalence of infectious cases
Duration of illness
Intensity, frequency and duration of contact
Transmission Pengobatan
Doctor’s delay
patient’s delay
Prophylactic Preventive
treatment therapy
Sakit TB
BTA +
Pajanan Terinfeksi
Meninggal
TB (LTBI)
Sakit TB BTA -
BCG
vaccination Model of interventions based on the
epidemiology of tuberculosis
Transmission Pengobatan
Doctor’s delay
patient’s delay
Prophylactic Preventive
treatment therapy
Sakit TB
BTA +
Pajanan Terinfeksi
Meninggal
TB (LTBI)
Sakit TB BTA -
BCG
vaccination Model of interventions based on the
epidemiology of tuberculosis
Contoh etika batuk
PPI TB 2018 27
PPI TB 2018 28
Aliran angin di ruang poliklinik
PPI TB 2018
Respirator Masker Bedah
30
Pedoman PPI TB di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 2012
31
DIAGNOSTIC TOOLS FOR TB
Diagnostic tools for Sputum culture
active TB
Sputum
GeneXpert Quantiferon TST smear Diagnostic
MTB/RIF (QFT) microscopy tools for TB
Infection
Elispot-based IGRA
Chest Symptom
(EBI)
X-ray screen
Nucleic acid
amplification tests
2/8/2020
STANDARD UNTUK DIAGNOSIS
ISTC 2009
STANDARD 1
Setiap orang dengan batuk produktif selama 2-3 minggu atau
lebih, yang tidak jelas penyebabnya, harus dievaluasi untuk
tuberkulosis.
STANDARD 2
Semua pasien (dewasa,remaja, dan anak yang mampu
mengeluarkan dahak) yang di duga menderita tuberkulosis
paru harus menjalani pemeriksaan dahak mikroskopik
minimal 2 kali yang diperiksa di laboratrium yang kualitasnya
terjamin. Jika mungkin paling tidak satu spesimen harus
berasal dari dahak pagi hari.
STANDARD UNTUK DIAGNOSIS
ISTC 2009
STANDARD 3
Pada semua pasien (dewasa, remaja, dan anak)
yang diduga menderita tuberkulosis ekstra paru,
spesimen dari bagian tubuh yang sakit
seharusnya diambil untuk pemeriksaan
mikroskopik, biakan, dan histopatologi.
addendum:
Pemeriksaan ke arah TB Paru tetap dilakukan yaitu pemeriksaan dahak dan foto toraks.
STANDARD 4
Semua orang dengan temuan foto toraks diduga
tuberkulosis seharusnya menjalani pemeriksaan
dahak secara mikrobiologi.
addendum:Untuk pasien anak dilakukan uji Tuberkulin
Metode Diagnosis TB- Aktif
• Microscopic method:
– Conventional Ziehl Neelsen Microscopy
– LED Fluorescence Microscopy
• Culture and DST: (GOLD STANDARD)
– Conventional culture using solid or liquid culture
– MODS
• Molecular methods (Detection and DST):
– Xpert TB/RIF
– Reverse Hybridization based line probe assay
Apa Itu TCM TB?
• Revolusi baru dalam diagnosis TB
• Tes amplifikasi asam nukleat (NAA)
• Diagnosis cepat terduga TB dan TB Resistan
Obat
• Secara bersamaan dapat mendeteksi M.
tuberculosis dan resistansi terhadap rifampisin
(Rif) dalam waktu ~2 jam.
• Membantu mempercepat pemilihan paduan
pengobatan yang tepat.
• Menggunakan cartridge sekali pakai dengan
sistem instrumen GeneXpert
• Cukup 1 sampel dahak per terduga TB
Kriteria Pemeriksaan Cepat Molekuler
(genexpert)
Terduga TB MDR
Terduga TB baru
(9 Kriteria )
Hasil test:
MTB (-)
MTB (+) Rif sensitif
MTB (+) Rif resisten
Pola Gambaran Foto Toraks TB Paru
PENGOBATAN DENGAN STRATEGI DOTS
3 KETERSEDIAAN OBAT
The BASIS of
ANTI-TB DRUGS
REGIMENS
LAG PHASE
RESISTANCE
PATTERN FALL & RISE
PHENOMENA
SPECIAL BACTERIAL POPULATIONS
HYPOTHESIS AND ACTION OF THE SPESIFIC DRUGS
HIGH
A INH
Continuous
growth
(Rapidly PZA Rif
Speed of Multiplying)
bacterial C B
growth No Cure
Acid Spurts of
D inhibition metabolism
(Slowly Multiplying ) (Intermitenly
Multiplyingi)
Dormant
(Latent state )
LOW
A = rapidly growing bacteria killed mainly INH ; B = bacilli only metabolizing in spurts
killed mainly by Rif ; C = bacilli inhibited by an acid environment killed mainly by PZA ; D
= dormant bacilli
Number of bacilli required for the appearance of
a mutant resistant to different drugs
Guidelines for Clinical and Operational Management of Drug-Resistant Tuberculosis, IUATLD, 2013
Kasus TB paru baru belum diobati
Relative activity
of anti-TB
medications
Guidelines for Clinical and Operational Management of Drug-Resistant Tuberculosis, IUATLD, 2013
AKTIVITAS OBAT-OBAT ANTI
TB
1. Bakterisidal- secara cepat membunuh
kuman yang aktif
2. Sterilisasi- membunuh kuman yang
dorman atau melakukan metabolisme
secara bertahap
3. Pencegahan resistensi dengan kombinasi
obat
4. Toksisitas yang rendah
Karakter obat TB
1. Bakterisidal
Kemampuan membunuh bakteri yang
tumbuh membelah dengan cepat
Karakter obat TB
3. Preventing drug
resistant
2. Pengobatan jangka
3. Pemberian dosis
panjang
tunggal
• Mencapai kadar puncak dalam
Melakukan pemusnahan terhadap darah
semua populasi • Efek sesudah pemberian
antibiotik
• Kemudahan supervisi
Pengobatan TB :
Rekomendasi WHO 2017
2 HRZE / 4HR
2RHZE/4RH
Mencegah seleksi resistensi
Aktivitas Bakterisidal
Sterilising activity
2RHZE/4RH
Pencegah Resistensi
Paduan OAT di Indonesia
(sesuai rekomendasi WHO dan ISTC)
a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4(RH)
: 2 (HRZE)/4 (RH)3
a. Kategori 2 : 2(HRZES)/(HRZE)/5(RHE)
: 2 (HRZES)/(HRZE)/ 5 (RHE)3
a. TB anak : 2(HRZ)/4(HR) atau
2HRZE(S)/4-10 HR
b. OAT untuk TB resistan obat (lini kedua) :
• Paduan Jangka Pendek (standar) : 9-11 bulan
• Konvensional/Individual : 20 – 26 bulan
Jenis-jenis OAT KDT (Kombinasi Dosis
Tetap) untuk orang dewasa:
• Tablet 4 KDT : setiap kaplet yang mengandung
4 macam obat :
– 75 mg Isoniasid (H)
– 150 mg Rifampisin (R)
– 400 mg Pirazinamid (Z) dan
– 275 mg Etambutol (E)
• Digunakan untuk pengobatan tahap awal -
diberikan setiap hari.
• KDT tidak dapat diberikan pada kondisi
tertentu (alergi, gangguan liver, gangguan
ginjal dll)
2 macam sediaan 2 KDT!
• Tablet 2KDT: tablet yang mengandung 2
macam obat.
• 150 mg Isoniasid (H)
• 150 mg Rifampisin (R)
• Tablet ini digunakan untuk pengobatan tahap
lanjutan diberikan 3 kali seminggu
• Tablet 2KDT: tablet yang mengandung 2
macam obat,
– 75 mg isoniazid (H)
– 150 mg rifampisin (R)
DOSIS OBAT KDT
Tahap Awal Tahap Lanjutan
tiap hari selama 56 hari 3 kali seminggu selama 16
Berat Badan RHZE (150/75/400/275) minggu
RH (150/150)
Jadi harus
Area Under diberikan single
the Curve dose
MIC
Time
Time above-MIC
Keuntungan KDT (Kombinasi Dosis
Tetap)
Mengurangi kesalahan penulisan resep.
MENGHINDARI MONOTERAPI
Tidak ada nafsu makan, OAT ditelan malam sebelum tidur. Apabila keluhan
mual, sakit perut tetap ada, OAT ditelan dengan sedikit makanan.
H, R, Z Apabila keluhan semakin hebat disertai muntah,
waspada efek samping berat dan segera rujuk ke
dokter.
Nyeri sendi Beri Aspirin, Parasetamol atau obat anti radang non-
Z
steroid.
Kesemutan/Rasa terbakar Beri vtamin B6 (piridoxin) 50-75 mg per hari.
di telapak kaki atau H
tangan
Warna kemerahan pada Tidak membahayakan dan tidak perlu diberi obat
air seni (urine) R penawar tapi perlu penjelasan kepada pasien.
Sembuh
Lengkap Gagal
Hasil
pengobatan
meninggal Lost to
follow up
Tidak
dievaluasi
Sembuh: positif negatif