Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KE LOMPOK

ET IKA PROFE SI DAN HUKUM


KESEHATAN

1. Aulya Pasha Aghnia 204201446167


2. Dedi Kurniawan 204201446070
3. Diva Dewi Sarina 204201446110
4. Eva rolina siallagan 204201446124
5. Jerrys Veliansa Verry 204201446152
6. Nova Poibe Delita Hasibuan 204201446069 KELOMPOK 2
7. Nuraida Komala 204201446157
8. Raihany Eziriana 204201446156
9. Siti Murdianti Hasanah 204201446147
KASUS
Ny. P datang ke RS. A pada tanggal 7 Agustus 2020 dengan
keluhan panas tinggi dan sakit kepala. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Trombosit 27.000, suhu 390 C.
malam itu langsung dirawat inap, diinfus dan diberi obat oleh
dokter. Hasil pemeriksaan menunjukkan Ny.P mendertita DBD.
Tanggal 8 Agustus 2020, ada revisi hasil lab semalam bahwa
hasil lab yang diberikan sebelumnya, bukan milik Ny.P.
pada hasil lab Ny.P yang asli menunjukkan nilai trombosit
181.000. mulai mendapat banyak suntikan obat pada tangan
kiri yang tetap terdapat infus. Tangan kiri Ny.P mulai
bengkak, Ny.P meminta untuk infus dan obatnya dihentikan.
Suhu badan Ny. P kembali naik yaitu 390 C.
LANJUTAN..
Tanggal 9 Agustus 2020
Kembali mendapatkan suntikan obat. Dokter menjelaskan Ny.P
terkena virus udara. Infus dipindahkan ke tangan kanan dan
suntikan obat tetap dilakukan. Malamnya Ny.P terserang sesak
napas selama 15 menit dan diberi oksigen. Karena tangan
kanan sudah bengkak lagi, Ny.P memaksa agar infus
dihentikan dan menolak untuk disuntik.
Tanggal 10 Agustus 2020
Terjadi dialog antara keluarga Ny.P dengan dokter. Dokter
menyalahkan bagian lab terkait revisi trombosit. Ny.P
mengalami pembengkakan pada leher kiri dan mata kiri.
LANJUTAN..
Tanggal 11 Agustus 2020
Pembengkakan menyebar ke leher kanan, panas kembali
390 C. Ny.P memutuskan untuk keluar dari rumah sakit
dan mendapatkan data-data medis yang menurutnya tidak
sesuai fakta. Ny.P meminta hasil lab yang berisi trombosit
27.000, tapi yang didapat hanya informasi trombosit 181.000
yang menyebabkan Ny.P harus dirawat inap. Pihak RS tidak
memperkenankan karena hasilnya tidak valid.
Di rumah sakit yang baru, Ny.P dimasukkan ke dalam
ruang isolasi karena dia terserang virus yang menular.
PERTANYAAN
1. Simpulkan kasus tersebut di atas?
2. Masalah etika dan hukum kesehatan apa yang dihadapi oleh
Ny. P?
3. Jelaskan aturan hukum yang mengatur permasalahan
tersebut?
4. Jelaskan aturan kode etik berdasarkan masalah tersebut?
5. Solusi apa yang didapat diberikan untuk menyelesaikan
masalah tersebut?
6. Apa yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan agar
masalah tersebut tidak terjadi?
JAWABAN
1. SIMPULKAN KASUS
TERSEBUT?
Berdasarkan kasus diatas dapat disimpulkan
bahwa Kasus diatas menunjukkan kelalaian
tenaga medis yang tidak jeli terhadap hasil
pemeriksaan pasien sehingga berdampak pada
terapi yang diberikan pasien. Hal ini termasuk
dalam kelalaian kode etik dan hukum kesehatan
2. MASALAH ETIKA
YANG DIHADAPI NY P
1. Kejujuran: karena pada tanggal 8 agustus 2020 ada
revisi hasil lab yang menyatakan bahwa hasil lab
sebelumnya bukan punya hasil lab Ny. P tetapi
perawat/dokter tidak menginformasikan kembali
kepada pasien.
2. Tidak merugikan (Non Maleficience): karena dari
pihak RS terutama dalam laboratorium telah
melakukan kekeliruan dalam pemeriksaan yang dapat
menyebabkan kerugian pada ny. P karena dapat terjadi
kesalahan dalam pemberian terapi medis selanjutnya
sehingga mengakibatkan perburukan kondisi klinis ny.
P
3. ATURAN HUKUM:
1. Pasal 55 ayat (1) UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : “setiap orang
berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga
kesehatan”.
2. Konsep kelalaian dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP)
dijelaskan dalam Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP
3. Pasal 359 KUHP: Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan matinya
orang lain diancam pidana penjara 5 tahun atau kurungan paling lama satu
tahun
4. Pasal 360 ayat (1) KUHP: Barangsiapa karena kelapaannya menyebabkan
orang lain mendapat luka luka berat, diancam pidana penjara Paling lama 5
tahun atau kurungan paling lama 1 tahun
5. Pasal 360 ayat (2) KUHP: Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan
orang lain luka luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu,
diancam pidana penjara paling lama 9 bulan atau kurungan paling lama 6
bulan atau denda paling tinggi 300 rupiah
4. ATURAN KODE
ETIK:
1. Berdasarkan kode etik :
a. (KODEKI) pasal 2 : seorang dokter harus
senantiasa berupaya melaksanakan profesinya
sesuai dengan standar profesi tertinggi. Jelasnya
bahwa seorang dokter dalam melakukan kegiatan
kedokterannya sebagai seorang profesional harus
sesuai dengan ilmu kedokteran mutakhir, hukum
dan agama.
b. (KODEKI) pasal 7d: Setiap dokter harus senantiasa
mengingat akan kewajiban melindungi hidup insani,
artinya dalam setiap tindakannya dokter harus
bertujuan untuk memelihara kesehatan dan
kebahagiaan manusia.
LANJUTAN..
2. Berdasarkan UU Permenkes 269 tahun 2008 tentang
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan, pengobatan
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Maka Rekam Medis harus dibuat
relavan ,kronologis dan orisinil. Data yang diberikan
haruslah berupa data yang sebenarnya dan bukan
karangan semata.
5. SOLUSI YANG DAPAT DIBERIKAN
UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
PADA KASUS:

1. Perawat melakukan pengkajian secara


menyeruluh data pasien dan keluhan pasien
secara subjektif dan obyektif
2. Melakukan bina trust pada pasien dgn cara
komunikasi terapeutik
3. Melakukan fungsi perawat: edukasi pasien dan
kolaborasi sesama tenaga kesehatan
6. YANG HARUS DILAKUKAN TENAGA
KESEHATAN AGAR MASALAH TIDAK
TERJADI KEMBALI:

Berdasarkan kasus yang telah dikaji maka sebagai tenaga medis yang
profesional harus mengetahui Sasaran keselamatan pasien meliputi
tercapainya :
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi pasien adalah suatu cara untuk
meningkatkan dan memperbaiki ketelitian dalam mengidentifikasi
pasien.
2. Agar informasi yang disampaikan dapat dilakukan dengan baik maka
rumah sakit harus mampu meningkatkan komunikasi yang efektif.
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai.
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar pada pasien yang benar
dengan prosedur yang benar.
5. Mengurangi risiko infeksi pada perawatan kesehatan.
6. Mengurangi risiko pasien jatuh.
LANJUTAN..
Untuk tenaga Kesehatan
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien terdiri atas :
1. Membangun kesadaran terhadap nilai keselamatan pasien.
2. Memimpin dan mendukung staf.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.
4. Mengembangkan sistem pelaporan.
5. Melibatkan paramedis dalam berkomunikasi dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai