DAFTAR ISI
Daftar isi …………………………………………………………………………………..... 2
Kata pengantar …………………………………………………………………..………….. 3
I. Pendahuluan ………………………………………………………….………………… 4
I.1 Latar Belakang …………………………………………………………………….. 4
I.2 Rumusan Masalah ………………………..………………………………………….4
I.3 Tujuan Pembahasan …………………………………………..……………………..5
II. Isi ………………………………………………………………………………………..6
III. Kesimpulan ……………………………………………………………………………....15
Saran …………………………………………………………………………………………16
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………17
2
KATA PENGANTAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
8. Bagaimana aplikasi teori Virginia Henderson?
9. Apa kelebihan dari teori Virginia Henderson?
10. Apa kekurangan dari teori Virginia Henderson?
5
BAB II
ISI
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan
keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel
militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah
Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S.
dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet
riset di Yale University School of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari
Catholic University of America, Pace University, University of Rochester, University of
Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara lain The
Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles
and Practice of Nursing (1939
6
III.3 Model Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang telah memberi pengaruh besar
pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada
awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah
intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan kesehatan
dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat
lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang pertama yang
mencari fungsi unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi
oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut
mencakup autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak
mungkin dilakukan pada masa itu adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki
selama karier keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan
a. Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
b. Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin
7
Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,
diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan bahwa
asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai
contoh adalah : Rumah sakit umum, Rumah sakit jiwa, Institusi untuk penderita cacat
mental, Rumah perawatan, Keperawatan distrik, dan Perawatan di rumah
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah
sakit umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam
modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan
asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari
fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi mulai
menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya.
Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan semuanya
bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk membimbing
pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan
merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai mulainya perawat berpikir
secara konstruktif tentang pekerjaannya. Secara umum, aktifitas keperawatan harus
didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeutik dari dokter.
1. Manusia
8
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal.
Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan
emosional.
2. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan
kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai
tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan
manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah
ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa
sakit adalah keterbatasan kemandirian.
4. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya
melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak
disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskannya lebih lanjut.
a. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke 14 kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Ke empat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klarifikasikan menjadi 4
kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual.
Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10 dan 14
termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan
poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Menurut Henderson, keempat belas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan
keperawatan dipengaruhi oleh :
1. Usia
2. Kondisi emosional (mood dan temperamen)
3. Latar belakang sosial dan budaya
4. Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.
b. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat
maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsiindependence
di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di
atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis
maupun sosial.
c. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka
memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
d. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
- Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
- Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
10
- Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
- Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
- Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
- Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan
klien. Menurut Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam
tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri :
a. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti (substitute) didalam
memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien
yang berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.
b. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan
sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk mendapatkan
kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak ada satupun
manusia yang tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha
keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.
c. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
11
Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana
perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut dimodifikasi
berdasarkan kondisi patologis dan factor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional,
status social atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat
bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah kepada
perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam
melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan
yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehinnga
dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.
Pengkajian Keperawatan
Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap proses
perawatan tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi, perpaduan, dan
penggunaannya. Walaupun definisi dan penjelasan Henderson mengenai keperawatan
tidak secara langsung sesuai dengan langkah – langkah dalam proses perawatan, tetapi
terdapat hubungan antara kedua hal tersebut. Menurut Henderson, perawat harus
memiliki pengetahuan mengenai apa yang disebut normal dalam kesehatan dan adanya
penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah ini, perawat dapat mengambil kesimpulan
dari data-data yang ada. Henderson menyatakan, bahwa, keperawatan dibutuhkan oleh
individu yang dipengaruhi oleh usia, latar belakang budaya, keseimbangan
emosional,dan kapasitas fisik, serta intelektualnya. Semua ini akan dipertimbangkan
dalam mengevaluasi hasil perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa
tersebut dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.Henderson tidak secara
spesifik membahas mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang
akan membuat diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa
tersebut. Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan bagaimana mengidentifikasi
kemampuan individu untuk menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang
turut memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan pemgetahuan. Berdasarkan pada
data-data yang tersedia, dan analisa terhadap data tersebut, perawat dapat
mengidentifikasi secara actual berbagai masalah, seperti pernafasan yang tidak normal.
Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial lainnya dapat teridentifikasi.
Perencanaan (intervensi) keperawatan
Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan menyusun
rencana perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini, Henderson menyatakan: dengan
rencana perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan lebih baik.
12
Suatu rencana yang tertulis akan mendorong munculnya ide-ide tentang kebutuhan
individu, kecuali jika terdapat aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh individu
tersebut secara rutin. Selanjutnya suatu rencana perawatan membutuhkan modifikasi
secara berkesinambungan yang didasarkan pada kebutuhan individu. Henderson
menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti dengan kebutuhan perawatan
secara bertahap. Dia menekankan bahwa perawatan harus selalu disusun sesuai dengan
kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter. Henderson menggaris-bawahi tahap-
tahap perencanaan sebagai jalan untuk membuat rencana bagi pemenuhan kebutuhan
individu. Perencanaan yang selalu diperbaharui harus didasarkan pada kebutuhan
individu tersebut, lebih dispesifikan, dan dapat diimplementasikan, serta disesuaikan
dengan adanya terapi medis. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah hasil
dari identifikasi kebutuhan perawatan dari individu.
Implementasi keperawatan
Bagi Henderson, implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap
kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai
contoh: dalam membantu individu terhadap kebutuhan istirahat dan tidur, perawat akan
mencoba untuk lebih mengetahui metoda-metoda dalam membujuk pasien untuk
beristirahat dan tidur sebelum diberikan obat-obatan. Henderson juga menyatakan,
bahwa fungsi utama dari perawat ini tentu saja harus dilakukan untuk mendukung
rencana terapi medis, sehingga perawat perlu melakukan tidakan-tindakan yang
disarankan medis dalam perawatan. Aspek implementasi penting lainnya dalam
pembahasan Henderson adalah hubungan antara perawat dan pasien
Evaluasi
Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan
atau derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti
hari-hari normal . Hal ini disebutkan dalam definisi dan fungsi yang unik dari perawat.
Untuk tujuan evaluasi, perubahan pada level fungsi kebutuhan individu juga harus
diamati dan diperhitungkan . Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan
fungsional individu dilakukan sebelum dan sesudah proses perawatan . Semua
perubahan akan dicatat untuk dievalusi .
Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada
keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang pertama yang
mencari fungsi unik dari profesi perawat. Teori Henderson didasari oleh
13
keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir keperawatannya, bukan teori /
model yang abstrak semata.
Henderson mendefinisikan profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan
adalah profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter. Asumsi
Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian dengan riset ilmuan
dibidang yang lain seperti konsep Maslow.
Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada
penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien. Teori kurang
pragmatis.
14
BAB III
KESIMPULAN
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya tentang
teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup
jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian
besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di
negara maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan praktek.
Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan
ketujuh. Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah
penggabungan teori. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar
gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk
mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.
15
SARAN
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan menurut
Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjalankan praktik
keperawatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Tomey, Marriener ann, 2006, nursing theorist and their work, Chicago, Mosby
17