Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


CAMPAK

DISUSUN OLEH: KELOMPOK


6

DEDI KURNIAWAN NPM 204201446070

RAIHANY EZIRIANA NPM 204201446156


SITI MURDIANTI HASANAH NPM 204201446147
Epidemi campak di Indonesia timbul secara tidak teratur. Di daerah
perkotaan epidemi campak terjadi setiap 2-4 tahun. Wabah terjadi pada
kelompok anak yang rentan terhadap campak, yaitu di daerah dengan
populasi balita banyak mengidap gizi buruk dan daya tahan tubuh yang
lemah. Telah diketahui bahwa campak menyebabkan penurunan daya
tahan
tubuh secara umum, sehingga mudah terjadi infeksi sekunder atau
penyulit. Penyulit yang sering dijumpai ialah bronkopneumonia (75,2%),
gastroenteritis (7,1% ), ensefalitis (6,7% ) dan lain-lain (7,9% )
(Soedarmo, 2015)
Pengertia
n (Rimbi, 2014)

Campak Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya


infeksi virus yang hidup pada cairan lendir disaluran
hidung, tenggorokan, dan didalam darah. penyakit ini juga
tergolong sebagai penyakit menular.

(Soedarmo, 2015)
Campak adalah penyakit akut yang sangat menular,
disebabkan oleh infeksi virus yang umumnya menyerang
anak
Anatomi Fisiologi
Kulit
Kulit menutupi seluruh Kulit
permukaan tubuh manusia dan
merupakan bagian tubuh Fisiologi kulit terdiri
utama yang menghubungkan dari Perlindungan
dengan dunia luar. Kulit terdiri Termoregulasi
dari tiga lapisan, yaitu Sensai sensorik
epidermis, dermis, dan Ekstrasi
hipodermis. Kulit adalah organ Pembentukan Vitamin D
yang dinamis yang terus Cadangan energy
mengalami perubahan dengan Absorbsi kulit
terlepasnya lapisan luar dan
digantikan oleh lapisan dalam.
(Weller et al, 2015)
Etiolog
ienyakit campak
P disebabkan
oleh virus campak sendiri
(paramiksovirus, genius
morbili). virus campak ini dapat
hidup dan berkembang biak
pada selaput lendir tenggorokan,
hidung, dan saluran pernafasan
(Rimbi, 2014).
M anifestasi
Klinik
Gejala Klinis Menurut (Heryanti, 2015) Penyakit ini mempunyai tanda-tanda
yang terdiri dari 3 stadium :

Stadiu Stadium Stadium


m Erupsi
Inkubas Prodrom Stadium erupsi akan muncul

i al ruam sekitar hari ke-14 infeksi

Masa inkubasi campak Manifestasi klinis campak

berlangsung kira-kira 10 hari biasanya baru mulai tampak


pada stadium prodromal yang
(8 hingga 12 hari).
Patofisiologi
Campak
Patofisiologi campak dimulai saat virus campak masuk ke tubuh melalui
mukosa saluran nafas atas atau kelenjar air mata. Infeksi awal dan replikasi
virus terjadi secara lokal pada sel epitel trakea dan bronkus.

1.Fase viremia pertama terjadi setelah 2-4 hari setelah invasi.


2.Fase viremia kedua terjadi setelah 5-7 hari setelah infeksi awal akibat penyebaran
virus pada seluruh sistem retikuloendotelial. Gejala akan semakin memberat
sampai hari kesepuluh setelah infeksi virus dan ruam akan menjadi gelap
Pemeriksaan
Fisik
1.Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya
leukopeni ditemuka adanya
multinucleated giantsekresi
cell yang khas sedimen urin, n
2.Dalam sputum, nasa,
3.Pada
dapat pemeriksaan serologi dengan cara hemaglubination inhibition dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam
1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puuncaknya pada 2- 3 minggu
kemudian

Nanda, 2015
Penatalaksanaa
Komplika
n
si
1.Radang paru-paru
Pengobatan campak berupa perawatan umum
seperti pemberian cairan dan kalori yang cukup. Obat
2.Radang saluran
simptomatik yang perlu di berikan antara lain: Anti
pernafasan.
demam, Anti batuk, Vitamin A dan Antibiotic
3.Peradangan selaput (Widoyono, 2011)
ikat mata Pasien campak dengan komplikasi memerlukan
(konjungtivitis)
rawat inap di RS. Menurut (NANDA, 2015) indikasi
4. Infeksi telinga
rawat inap bila hiperpireksia (suhu > 39,5oc),
bagian tengah.
dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau adanya
Rimbi,20
14 penyulit.
Discharge
Planning
1.Jalani pola hidup yang bersih dan higienis
2.Hindari penularan melalui ciuman, penggunaan handuk atau pisau
cukur bersama.
3.Hindari memencet atau memecahkan lepuhan karena dapat
menyebabkan infeksi sekunder
4.Jangan menggosok atau menyentuh mata sehabis menyentuh lepuhan
5.Banyak minum air putih
6.Makan makanan yang banyak mengandung nutrisi
7.Berikan imunisasi campak aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih

Nanda, 2015
Pengkajian
PENGKAJIAN
Identitas diri Diagnosa Keperawatan
Pemeriksaan Fisik : Gangguan integritas kulit b.d
1.Mata : Terdapat perubahan hormonal d.d
konjungtivitis,
adanya ruam pada kulit
fotophobia
diseluruh tubuh (D.0129)
2.Kepala : Sakit kepala
Hipertermi b.d proses
3.Hidung : Banyak terdapat secret, influenza,
rhinitis/koriza, perdarahan hidung ( pada stad penyakit (D.0130)
eripsi ). Defisit nutrisi b.d
4.Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, ketidakmampuan menelan
batuk, mulut terasa pahit. makanan (D.0019)
5.Kulit : Permukaan kulit ( kering ), rasa gatal, ruam
makuler pada leher, muka, lengan dan kaki ( pada
stadium Konvalensi ), evitema, panas ( demam ).
6.Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas,
wheezing, ronchi, sputum
7.Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh
kembang R/ imunisasi.
SDKI: Gangguan integritas kulit b.d perubahan hormonal d.d adanya ruam pada
kulit diseluruh tubuh

SLKI: Integritas Jaringan meningkat dengan kriteria hasil (L.14125):


1. Kerusakan integritas jaringan menurun
2. Nyeri menurun
3. Perdarahan menurun
4. Kemerahan menurun

SIKI: (I.14564) Perawatan Integritas Kulit


Observasi
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (misalnya perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
lingkungan ekstrim, penurunan mobilitas)
Terapeutik
2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
3. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
4. Gunakan produk berbahan petroleum dan minyak pada kulit kering
5. Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
Edukasi
5. Anjurkan menggunakan pelembab (misalnya lotion serum)
6. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
7. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
8. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
DXII: Hipertermi b.d proses penyakit (D.0130) DXIII: Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan
SLKI: Termoregulasi membaik, dengan kriteria menelan makanan (D .0019)
hasil: Menggigil SLKI: Nutrisi membaik dengan Kriteria hasil:
Suhu tubuh normal (36,5-37,5 o c) 1.Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
Suhu kulit normal 2.Kekuatan otot pengunyah meningkat
3.Kekuatan otot menelan meningkat
SIKI
SIKI:M anajemen Nutrisi
M anajemen
Observasi
hipertermia
4.Identifikasi status nutrisi
Observasi 5.Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1.Identifikasi penyebab hipertermi (misal. 6.Identifikasi makanan yang disukai
Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, Teraupetik
penggunaan inkubator) 7. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
2.M onitor suhu tubuh perlu
Terapuetik 8. Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal.
3.Sediakan lingkungan yang dingin Piramida makanan)
4.Longgarkan atau lepaskan pakain 9. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
5.Berikan cairan oral Edukasi sesuai
1. Anjurkan tirah baring Edukasi
Kolaborasi 10.Anjurkan posisi duduk, jika mampu
1. Kolaborasi pemberian cairan 11.Anjurkan diet yang diprogramkan Kolaborasi
Kolaborasi
12.Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan jumlah
Evaluas
i Evaluasi keperawatan adalah Kesimpula
kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana norbili dapat ditularkan dengan 3
M cara,
keperawatan efektif dan bagaimana antara lain percikan ludah yang
rencana keperawatan dilanjutkan, mengandung virus, kontak langsung

merevisi rencana atau dengan penderita, penggunaan peralatan

menghentikan rencana. makan & minum bersama. Manifestasi

(Manurung, 2018) klinis dari morbili dapa kita lihat dari 3


stadiumnya yang memiliki tanda dan
berbeda
gejala yangyaitu pada katar
(prodormal),
Stadium al
konvalesen
Stadium erupsi, Stadiu
si m
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai