Anda di halaman 1dari 16

Laboratorium Teknobio-Industri, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya

Yogyakarta
Jalan Babarsari 44, Yogyakarta-55281, e-mail: biologi@mail.uajy.ac.id

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA I : Laboratory Safety dan Pengenalan Alat Nilai


Laboratorium
Laporan
Mikrobiologi
NAMA MHS / NPM : Sara Putri Engko / 150801671 ..
NAMA ASISTEN
Nilai
:
Revisi
Paraf Asistsen : ........./
..
Tanggal:...................................

I. PENDAHULUAN

A. Judul
Laboratory Safety dan Pengenalan Alat Laboratorium Mikrobiologi
B. Latar Belakang
Keselamatan kerja laboratorium merupakan salah satu aspek penting yang
harus diperhatikan. Kecelakaan kerja di laboratorium, tentu bukanlah kejadian
yang disengaja, tetapi bisa terjadi apabila ada kelalaian dari diri sendiri dan orang
lain. Artinya, semua pihak sangat berperan dalam menerapkan budaya
keselamatan kerja (Lasia dkk, 2014). Biosafety adalah suatu disiplin dalam
penanganan dan sistem kontainmen terhadap mikroorganisme menular dan bahan
biologi berbahaya (Manuaba, 2016). Pengenalan alat- alat dalam praktikum
penting dilakukan, hal tersebut karena penggunaan alat-alat laboratorium yang
tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan
resiko kecelakaan kerja (Lasia dkk, 2014).
Dalam praktikum kali ini dilakukan pengenalan alat dan bahan dalam
laboraturium mikrobiologi. Alat dan bahan yang dikenalkan dalam praktikum ini
dapat dibedakan menjadi 3 kriteria. Tiga kriteria tersebut adalah alat dan bahan
yang dapat menjadi sumber bahaya atau kecelakaan kerja, alat dan bahan untuk
mengatasi bahaya atau kecelakaan kerja, serta alat dan bahan yang banyak
digunakan dalam praktikum mikrobiologi. Dalam praktikum ini, praktikan juga
diajarkan cara mengoperasikan dan menggunakan alat dan bahan yang akan
digunakan selama praktikum nanti. Serta dalam praktikum ini praktikan belajar
tentang laboraturium safety, cara menjaga keselamatan ketika berada di
laboraturium, dan cara mengatasi bahaya atau kecelakaan kerja.
C. Tujuan
1. Memahami keamanan dan keselamatan kerja (Biosafety dan Biosecurity)
dalam praktikum Mikrobiologi
2. Mengetahui sumber bahaya atau kecelakaan kerja dalam kegiatan praktikum
Mikrobiologi
3. Memahami dan melaksanakan petunjuk keamanan kerja di laboratorium dengan
tepat dan benar
4. Mengetahui alat dan bahan keamanan, mengenali alat dan bahan yang banyak
digunakan dalam praktikum Mikrobiologi
II. TINJAUAN PUSTAKA
Biosafety adalah suatu disiplin dalam penanganan dan sistem kontainmen
terhadap mikroorganisme menular dan bahan biologi berbahaya (Manuaba, 2016).
Biosecurity laboratorium adalah upaya perlindungan perorangan dan institusi
(laboratorium) terhadap usaha pencurian, penyalahgunaan, pengalihan, pelepasan
dengan sengaja dari bahan biologi berbahaya (patogen dan toksin) dan sabotase
(Halim, 2010). Menurut World Health Organization (2004), biosavety dibagi menjadi
4 tingkatan yaitu
a. Biosafety Level 1, dasar
b. Biosafety Level 2, dasar
c. Biosafety Level 3, penahanan
d. Biosafety Level 4, penahanan maksimal
Petunjuk tingkatan biosafety didasarkan pada gabungan dari fitur desain, konstruksi,
fasilitas penahanan, peralatan, praktek dan prosedur operasional yang diperlukan
untuk bekerja dengan agen dari berbagai kelompok risiko. Menurut Lasia dkk (2014),
kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium dapat saja terjadi setiap saat. Banyak
faktor terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :
a. Faktor manusia; Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek
keselamatan kerja sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum memahami panduan
keselamatan kerja dengan benar.
b. Bahan kimia; Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu
faktor terjadinya kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus
mempertimbangkan kualifikasi dan sifat bahan. Penyimpanan bahan cair dan
padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya.
c. Alat dan instrumentasi; Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak
sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko
kecelakaan kerja.
Menurut Sunarto (2014), menghindari terjadinya kecelakaan kerja ketika
berada di laboratorium ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu
a. Memerhatikan pakaian dilaboratorium: tidak mengenakan perhisan, mengikat
rambut yang panjang, memakai jas praktikum, memakai sarung tangan, memakai
masker dan pelindung yang lain.
b. Memerhatikan ketika bekerja dengan bahan kimia: hindari kontak langsung,
menghirup langsung, mencicipi atau mencium bahan kimia.
c. Memerhatikan cara penggunaan alat dan cara kerja, cara penggunaan alat dan
cara kerja yang salah dapat menimbulkan kecelakaan kerja
d. Memerhatikan pembuangan limbah, limbah bahan kimia secara umum meracuni
lingkungan, maka harus ditangani secara khusu seperti membuang pada tempat
yang disediakan.
Menurut World Health Organization (2004), ada beberapa hal yang dapat menjadi
sumber bahaya di laboratorium yaitu bahaya kebakaran (dapat diakubatkan oleh
lampu spirtus, kompor, gas dan lain-lain), bahaya listrik, kebisingan, radiasi pengion
(dapat disebabkan oleh alat-alat seperti microvave atau Laminair Flow), dan bahan
kimia berbahaya (seperti H2SO4). Menurut Sudarmono (2015), terdapat beberapa cara
menjaga keamanan di laboratorium, yaitu sebagai berikut
a. Persiapan dan pencegahan
b. Deteksi dan surveilans
c. Diagnosis dan karakterisasi agen biologi dan kimiawi
d. Respons terhadap ancaman
e. Biosecurity dan komunikasi.
Persiapan dan pencegahan meliputi deteksi, diagnosis, dan mitigasi penyakit
maupun cedera yang disebabkan oleh agen biologis dan kimiawi. Upaya tersebut
membutuhkan kerja sama antara agen yang bertanggung jawab. Deteksi dini
merupakan upaya untuk memutuskan respons yang tepat dan cepat terhadap serangan
biologis atau kimiawi, seperti bahan kimiawi (Sudarmono, 2015).
III. METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Alat yang mungkin menjadi sumber bahaya atau kecelakaan kerja di
laboratorium, yaitu lampu spiritus, cutter, korek api, microwave, autoclave,
kompor, laminair flow, oven, dan hot plate stirrier. Alat yang dapat digunakan
untuk mengatasi bahaya atau kecelakaan kerja di laboratorium, yaitu googled,
pemadam kebakaran, jas lab, dan kain basah. Alat yang banyak digunakan dalam
praktikum mikrobiologi, yaitu inkubator, timbangan digital, waterbath, kulkas,
mikroskop, shaking inkubator, vortex , cawan petri, pipet ukur, pro pipet, trigalski,
tabung reaksi, hair dryer, jarum enten, mikropipet dan mikrotip, gelas ukur, pipet
tetes, colony counter, jarum ose, erlenmeyer, perforator, gelas benda dan gelas
penutup, gelas pengaduk, tabung durham, penjepit, dan hand counter.
Bahan yang mungkin menjadi sumber bahaya atau kecelakan kerja, yaitu
larutan kimia (H2SO4) dan mikrobia patogen. Bahan yang dapat digunakan untuk
mengatasi bahaya atau kecelakaan kerja di laboratorium, yaitu alkohol 70%,
masker, tissue, dan gloves. Bahan yang banyak digunakan dalam praktikum
mikrobiologi, yaitu kertas payung, kapas, gelang karet, label, medium, alumunium
foil, dan aquades.
B. Cara Kerja
Setiap alat dan bahan yang mungkin menjadi sumber bahaya atau
kecelakaan kerja, alat dan bahan yang mengatasi bahaya atau kecelakaan kerja,
serta alat dan bahan yang banyak digunakan dalam praktikum mikrobiologi
diperhatikan, diamati, dan dicatat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Biosafety adalah suatu disiplin dalam penanganan dan sistem kontainmen
terhadap mikroorganisme menular dan bahan biologi berbahaya. Dalam praktikum
ini, praktikan diajarkan dan dikenalkan cara mengoperasikan dan menggunakan alat
dan bahan yang akan digunakan selama praktikum nanti. Pengenalan alat- alat dalam
praktikum penting dilakukan, hal tersebut karena penggunaan alat-alat laboratorium
yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan
resiko kecelakaan kerja. Pengenalan tentang alat dan bahan dalam laboraturium
mikrobiologi dapat dilihat pada tabel 1, 2, dan 3.
Tabel 1. Daftar Alat dan Bahan Sumber Bahaya/Kecelakaan Kerja
No. Nama Alat/Bahan Keterangan
1. Hot Plate Stirrier Pemanas & pengaduk dapat
menyebabkan luka bakar apabila tidak
hati-hati
2. Oven Panas pada oven berbahaya jika terkena
kulit
3. Kompor Ada gas, dapat meledak
4. Laminair Flow Memancarkan radiasi sinar UV , dapat
merusak kulit & menyebabkan kanker
kulit apabila terpapar lama
5. Cutter Untuk memotong kertas payung, dapat
menyebabkan luka gores, memiliki
ujung yang tajam
6. Larutan kimia (H2SO4) Bersifat asam, dapat meyebabkan iritasi
7. Lampu spirtus Sebagai sumber api untuk memanaskan
larutan, dapat menyebabkan kebakaran
8. Korek api Untuk menyalakan lampu spirtus, dapat
sebabkan kebakaran
9. Autoclave Untuk mensterilkan alat dan bahan,
dapat menyebabkan ledakan ketika tidak
dioprasikan dengan tepat
10. Microwave Membuat dan memanaskan medium
agar, dapat menimbulkan radiasi
gelombang
11. Dapat menyebabkan infeksi / penyakit
Mikrobia Patogen
mematikan
Tabel 2. Daftar Alat dan Bahan untuk Mengatasi Bahaya/Kecelakaan Kerja
No. Nama Alat/Bahan Keterangan2
1. Masker Mencegah praktikan menghirup larutan
kimia yang berbahaya
2. Gloves Agar terhidar dari kontaminasi,
melindungi tangan dari bahan kimia,
menjaga sterilitas
3. Kain lap basah Dapat menghentikan kebakaran (kecil)
akibat sambaran api
4. Alkohol 70% Sebagai cairan desinfektan atau antiseptik
5. Google Melindungi mata agar tidak terkena uap
dari larutan kimia
6. Jas lab Pelindung badan dari zat kimia dan bahan
biologis
7. Pemadam kebakaran Memadamkan kebakaran
8. Membersihkan tempat kerja dari
Tissue
kontaminan

Tabel 3. Daftar Alat dan Bahan yang banyak Digunakan dalam Praktikum
Mikrobiologi
No. Nama Alat/Bahan Keterangan3
1. Inkubator Untuk inkubasi mikrobia
2. Timbangan digital Untuk menimbang sampel
3. Waterbath Untuk inkubasi, memanaskan sampel
4. Kulkas Untuk menyimpan medium
5. Mikroskop Untuk mengamati bakteri
6. Shaking inkubator Menginkubasi mikrobia dengan
menggunakan agitasi sehingga dapat
tumbuh lebih cepat
7. Vortex Untuk homogensasi larutan
8. Cawan petri Tempat isolasi dan menumbuhkan bakteri
9. Pipet ukur Untuk mengambil larutan dalam skala
mililiter
10. Pro pipet Ujung pipet ukur untuk menyedot cairan
kimia / air
11. Trigalski Untuk meratakan suspensi bakteri
12. Kertas payung Menutup alat dan bahan yang akan
disterilkan
13. Kapas Menutup tabung reaksi berisi medium saat
disterilkan
14. Tabung reaksi Tempat membuat medium agar tegak dan
miring
15. Hair dryer Mengeringkan saat melakukan pengecatan
mikrobia
16. Gelang Karet Mengikat kertas payung pada erlenmeyer
agar tidak terbuka
17. Label Memberi tanda atau keterangan
18. Jarum Enten Digunakan untuk menusuk medium
19. Mikropipet dan mikrotip Untuk mengmbil larutan dalam skala
mikroliter
20. Gelas ukur Sebagai tempat membuat medium
21. Pipet tetes Untuk mengambil larutan dalam ukuran
per tetes
22. Colony Counter Untuk menghitung pertumbuhan koloni
bakteri
23. Jarum ose Untuk mengambil dan mengoles biakan
bakteri
24. Erlenmeyer Sebagai tempat membuat medium agar
25. Perforator Untuk melubangi medium padat
26. Gelas benda dan gelas penutup Sebagai tempat preparat berupa mikrobia
27. Gelas pengaduk Untuk mengaduk larutan
28. Tabung durham Untuk memerangkap gelembung saat uji
gula bakteri
29. Penjepit Menjepit gelas benda dll setelah
dipanaskan
30. Medium Untuk menumbuhkan mikrobia sebagai
nutrisi
31. Alumunium foil Membungkus tabung reaksi / erlenmeyer
32. Gelas beker Mengukur penggunaan air / larutan kimia
yang dibutuhkan & melarutkan media
33. Melarutkan & mengencerkan medium &
Aquades
bahan kimia
34. Hand Counter Menghitung bakteri secara langsung
32.3

Gambar 1. Alat dan Bahan di Laboratorium Mikrobiologi (Dokumentasi Pribadi,


2017)

Gambar 2. Alat-Alat di Laboratorium Mikrobiologi (Dokumentasi Pribadi, 2017)


Gambar 3. Alat dan Bahan di Laboratorium Mikrobiologi (Dokumentasi Pribadi,
2017)
Gambar 4. Alat- Alat di Laboratorium Mikrobiologi (Dokumentasi Pribadi, 2017)
Gambar 5. Alat dan Bahan di Laboratorium Mikrobiologi (Dokumentasi Pribadi,
2017)
Berdasarkan data pada tabel 1, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa alat
dan bahan yang dapat menjadi sumber bahaya atau kecelakaan kerja. Alat dan bahan
yang mungkin menjadi sumber bahaya atau kecelakaan kerja di laboratorium, yaitu
lampu spiritus merupakan sumber api yang dapat menyebabkan kebakaran, cutter
digunakan untuk memotong kertas payung dan dapat menyebabkan luka goreng
karena tajam. Korek api merupakan sumber api yang dapat menyebabkan kebakaran;
microwave untuk membuat dan memanaskan medium agar, serta dapat menimbulkan
radiasi gelombang; autoclave untuk mensterilkan alat dan bahan, namun dapat
menyebabkan ledakan ketika tidak dioprasikan dengan tepat. Kompor untuk
memanaskan larutan, dapat meledak dan menyebabkan kebakaran; laminair flow
dapat merusak kulit dan menyebabkan kanker kulit apabila terpapar lama, oven
panasnya berbahaya jika terkena kulit; hot plate stirrier merupakan pemanas dan
pengaduk dapat menyebabkan luka bakar apabila tidak hati-hati. Larutan kimia
(H2SO4) bersifat asam, dapat meyebabkan iritasi dan mikrobia patogen dapat
menyebabkan infeksi / penyakit mematikan.
yang dapat digunakan untuk mengatasi sumber bahaya atau kecelakaan kerja.
Alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mengatasi bahaya atau kecelakaan kerja
di laboratorium, yaitu googled untuk melindungi mata agar tidak terkena uap dari
larutan kimia, pemadam kebakaran untuk memadamkan kebakaran. Jas lab sebagai
pelindung dari zat kimia dan bahan biologis, kain basah dapat menghentikan
kebakaran kecil akibat sambaran api, alkohol 70% sebagai cairan desinfektan atau
antiseptik. Masker mencegah terhirupnya uap larutan kimia yang berbahaya, tissue
untuk membersihkan tempat kerja dari kontaminan, serta gloves agar terhindar dari
kontaminasi dan menjaga sterilisasi.
Berdasarkan data pada tabel 3, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa alat
dan bahan banyak digunakan dalam praktikum mikrobiologi. Alat dan bahan yang
banyak digunakan dalam praktikum mikrobiologi, yaitu inkubator untuk inkubasi
mikrobia, timbangan digital untuk menimbang sampel, waterbath untuk inkubasi dan
memanaskan sampel. Kulkas untuk menyimpan medium, mikroskop untuk
mengamati bakteri, shaking inkubator untuk menginkubasi mikrobia dengan
menggunakan agitasi sehingga dapat tumbuh lebih cepat, vortex untuk homogensasi
larutan, cawan petri sebagai tempat isolasi dan menumbuhkan bakteri. Pipet ukur
untuk mengambil larutan dalam skala mililiter, pro pipet ujung pipet ukur untuk
menyedot cairan kimia atau air, trigalski untuk meratakan suspensi bakteri, tabung
reaksi sebagai tempat membuat medium agar tegak dan miring. Hair dryer untuk
mengeringkan saat melakukan pengecatan mikrobia, jarum enten digunakan untuk
menusuk medium, mikropipet dan mikrotip untuk mengmbil larutan dalam skala
mikroliter.
Gelas ukur sebagai tempat membuat medium, pipet tetes untuk mengambil
larutan dalam ukuran per tetes, colony counter untuk menghitung pertumbuhan
koloni bakteri, jarum ose untuk mengambil dan mengoles biakan bakteri, erlenmeyer
sebagai tempat membuat medium agar. Perforator untuk melubangi medium padat,
gelas benda dan gelas penutup sebagai tempat preparat berupa mikrobia, gelas
pengaduk untuk mengaduk larutan, tabung durham untuk memerangkap gelembung
saat uji gula bakteri. Penjepit menjepit gelas benda dan lainnya setelah dipanaskan,
hand counter untuk menghitung bakteri secara langsung, kertas payung menutup alat
dan bahan yang akan disterilkan, kapas menutup tabung reaksi berisi medium saat
disterilkan, gelang karet untuk mengikat kertas payung pada erlenmeyer agar tidak
terbuka. Label untuk memberi tanda atau keterangan, medium untuk menumbuhkan
mikrobia sebagai nutrisi, alumunium foil membungkus tabung reaksi / erlenmeyer,
dan aquades melarutkan & mengencerkan medium & bahan kimia.
V. SIMPULAN

Berdasarkan praktikum Laboratory Safety dan Pengenalan Alat


Laboratorium Mikrobiologi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa
1. Biosafety adalah suatu disiplin dalam penanganan dan sistem kontainmen
terhadap mikroorganisme menular dan bahan biologi berbahaya. Biosecurity
laboratorium adalah upaya perlindungan perorangan dan institusi
(laboratorium) terhadap usaha pencurian, penyalahgunaan, pengalihan,
pelepasan dengan sengaja dari bahan biologi berbahaya (patogen dan toksin)
dan sabotase
2. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi sumber bahaya di laboratorium
yaitu bahaya kebakaran, bahaya listrik, kebisingan, radiasi pengion, dan
bahan kimia berbahaya.
3. Untuk manjaga keamanan dan keselamatan kerja di laboraturium makan
perlu memerhatikan pakaian dilaboratorium, memerhatikan ketika bekerja
dengan bahan kimia, memerhatikan cara penggunaan alat dan cara kerja,
memerhatikan pembuangan limbah.
4. Alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mengatasi bahaya atau
kecelakaan kerja di laboratorium, yaitu googled, pemadam kebakaran, jas
lab, kain basah. Alat dan bahan yang banyak digunakan dalam praktikum
mikrobiologi, yaitu inkubator, timbangan digital, waterbath, kulkas,
mikroskop, shaking inkubator, vortex , cawan petri, pipet ukur, pro pipet,
trigalski, tabung reaksi, hair dryer, jarum enten, mikropipet dan mikrotip,
gelas ukur, pipet tetes, colony counter, jarum ose, erlenmeyer, perforator,
gelas benda dan gelas penutup, gelas pengaduk, tabung durham, penjepit,
hand counter, kertas payung, kapas, gelang karet, label, medium, alumunium
foil, dan aquades.
DAFTAR PUSTAKA

Halim, F. X. S. 2016. Mengapa biosecurity menjadi penting pada laboratorium


penyakit infeksi. Buletin Penelitian Kesehatan 38(4) : 175 184.
Laisa, I. K., Gunamantha, I. M., dan Budiada, I. K. 2014. Pelatihan teknik
penggunaan bahan kimia untuk peningkatkan keselamatan kerja di
laboratorium kimia. Jurnal Widya Laksana 3(1) : 44 56.
Manuaba, I. B. A. P. 2016. Prosedur penggunaan alat perlindungan diri dan biosafety
level 1 dan 2. Intisari Sains Medis 6(1) : 117 - 123.
Sudarmono, P. P. 2015. Biosecurity dalam kedokteran dan kesehatan. eJurnal
Kedokteran Indonesia 3(1) : 1 7.
Sunarto. 2014. Keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium kimia. Jurnal MIPA
1(1):1-10.
World Health Organization. 2004. Laboratory Biosafety Manual. World Health
Organization, Switzerkand.

Anda mungkin juga menyukai