Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

PERCOBAAN II
PENGARUH PEMBERIAN AIR TERCEMAR TERHADAP
ORGANISME PERAIRAN

OLEH :
NAMA : QUNFAYAKUN ADAM
STAMBUK : F1D219049
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PEMBIMBING : ARIG AL FATH ODE

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan ke

dalam tubuh organisme. Toksisitas mengacu pada dampak terhadap seluruh

organisme yakni hewan, bakteri, atau tumbuhan dan efek terhadap substruktur

organisme seperti sel (sitotoksisitas) atau organ tubuh seperti hati

(hepatotoksisitas). Efek toksik sangat bervariasi dalam sifat organ sasaran

maupun mekanisme kerjanya, umumnya toksisitas hanya mempengaruhi satu

atau beberapa organ saja hal tersebut dapat disebabkan lebih pekanya suatu

organ atau lebih tingginya kadar bahan kimia dan metabolit padai organnya.

Toksisitas merupakan sifat bawaan suatu zat, bentuk dan tingkat manifestasi

toksiknya pada suatu organisme bergantung pada berbagai jenis faktor.

Pencemaran air dapat merupakan masuknya suatu mahluk hidup, zat

cair atau zat padat, suatu energi atau komponen lain ke dalam air. Sehingga

kualitas air menjadi turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air

tidak berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya. Tercemarnya suatu air, dapat

terjadi secara alami atau disebabkan oleh alam maupun adanya campur

tangan manusia, akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya.

Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat

digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan

pencemaran air, karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi,

maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda. Salah

satu pencemaran air yang sering terjadi ialah pencemaran air sungai. Air
sungai menjadi tempat pembuangan akhir dari berbagai macam limbah baik

dari limbah rumah tangga (limbah padat maupun limbah cair), limbah

industriindustri kecil maupun industri-industri besar disekitar sungai, serta

limbah yang berasal dari pegunungan yang berupa vulkanik.

Kehidupan makhluk hidup tergantung dari apa yang terjadi di

lingkungannya. Lingkungan yang bebas mudah dimasuki bahan-bahan yang

tidak dimasuki misalnya limbah, dampak akibat pencemaran dapat

berpengaruh terhadap kehidupan dalam air dapat terganggu dengan

mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena

oksigen yang terlarut dalam air akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik

dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan. Cairan

pembuangan adalah sisa-sisa pembuangan dalam suatu bentuk cairan yang

dihasilkan oleh proses industri dan kegiatan rumah tangga. Pencemaran air

oleh cairan ini berupa zat-zat racun, bahan-bahan yang mengendap atau

deoksigenasi. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah praktikum

pengaruh pemberian air tercemar terhadap organisme perairan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemberian air tercemar terhadap organisme perairan?

2. Bagaiaman mengetahui jumlah pergerakan operculum dan gerakan ekor

pada ikan ikan mujair (oreochromis mossambicus)?


C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemberian air tercemar terhadap organisme perairan.

2. Untuk mengetahui jumlah pergerakan operculum dan gerakan ekor pada

ikan mujair (oreochromis mossambicus).

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebgai

berikut:

1. Dapat mengetahui pemberian air tercemar terhadap organisme perairan.

2. Dapat mengetahui jumlah pergerakan operculum dan gerakan ekor pada

ikan mujair (oreochromis mossambicus).


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Tercemar

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas

manusia. Perubahan keadaan tersebut dapat terjadi karena masuknya zat,

energi atau komponen lain ke dalam air sehingga kualitas dari air tersebut

turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak dapat dimanfaatkan

sebagaimana mestinya. Air rentan terhadap polusi, air sebagai pelarut

universal mampu melarutkan lebih banyak zat dari pada cairan lain

pencemaran air biasanya disebabkan oleh aktifitas manusia. perubahan dalam

sifat fisik, kimia atau biologis air akan memiliki konsenuensi yang merugikan

bagi organisme hidup. (Puryanti & Sari. 2013).

B. Toksisitas

Toksisitas didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan

mekanisme efek toksik berbagai bahan terhadap organisme atau makhluk

hidup dan sistem biologi lainnya. Mekanisme kerja yang mendasari efek

toksik biasanya dapat diketahui lewat berbagai perubahan tingkat subseluler.

Bagian yang potensial dipengaruhi oleh toksikan adalah nukleus,

mitokondria, lisozom, retikulum endoplasma, struktur subseluler lainnya dan

membran plasma. Mekanisme ini juga dapat diklasifikasikan berdasarkan

sifat kimia berbagai molekul yang dituju atau sasaran berupa protein,

koenzim lipid dan asam-asam nukleat (Setiasih et al. 2016).


C. Indikator Air telah Tercemar

Indikator air telah tercemar adalah adanya perubahan tanda yang bisa

diamati, antara lain suhu, pH, warna, bau dan rasa, timbulnya endapan,

koloidal dan bahan pelarut, adanya mikroorganisme dan meningkatnya

radioaktivitas air lingkungan. Indikator kualitas kimiawi air sering digunakan

biasanya BOD (biochemical oxygen demand), COD ( chemical oxsygen

demand), DO ( dissolved oxygen), pH, CO2 terlarut, bahan padat tersuspensi

dan bahan-bahan tersuspensi organis, padatan total, nitrogen dan fosfor,

logam berat dan padatan anorganis. Perairan yang tercemar limbah umumnya

planktonnya lebih rendah terkecuali terdapat buangan yang bersifat

menyuburkan. Plankton dapat digunakan untuk menilai secara makro

terjadinya perubahan struktur dalam suatu ekosistem perairan, karena

berubahnya jenis-jenis plankton dalam ekosistem perairan akan mengubah

keseimabangan ekologi (Indarsih, 2011).

D. Logam berat

Tercemarnya logam berat yang berdampak terhadap organisme

perairan adalah berasal dari pembuangan limbah, baik padat maupun cair,

sebagai hasil dari kegiatan rumah tangga, industri rumah tangga, garmen,

peternakan, perbengkelan, dan usaha lainnya. Kontaminasi logam berat pada

ekosistem perairan secara intensif berhubungan dengan pelepasan logam

berat oleh limbah domestik, industri dan aktivitas manusia lainnya. Logam

berat yang masuk ke dalam perairan sebagai dampak dari aktifitas manusia

dapat membentuk air buangan atau limbah dan selanjutnya akan mengalami
pegendapan yang dikenal dengan istilah sedimen. Sedimen merupakan

lapisan bawah yang melapisi sungai, danau, teluk, muara dan lautan.

Biasanya, kandungan logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan

kandungan logam berat yang masuk ke dalam perairan yang akan mengalami

pengendapan pada sedimen. Tingginya kandungan timbal dalam sedimen

akan menyebabkan biota air tercemar seperti ikan, udang dan kerang, dimana

biota tersebut hidup di dasar sungai dan apabila dikonsumsi dapat berbahaya

bagi kesehatan (Budiastuti et al. 2016).

E. Ikan Mujair Sebagai Indikator Pencemaran

Ikan mujair (oreochromis mossambicus) adalah organisme uji untuk

memantau kualitas perubahan air yang telah tercemar. Masuknya bahan

pencemar di perairan bisa menurunkan kualitas air dan kerusakan struktur

histologi beberapa organ pada ikan. Perubahan struktur histologi, terutama

pada organ insang, operculum dan ekor. Insang, operculum dan ekor memiliki

permukaan yang mudah terpapar dan menjadi sasaran utama bahan toksik di

perairan. Ikan merupakan organisme yang peka terhadap perubahan lingkungan

dan dapat menilai besarnya potensi resiko berkaitan dengan tingkat

pencemaran di perairan tempatnya hidup (Lestari et al., 2018).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 08 Mei 2021 pukul

16.00 WITA sampai selesai dan dilaksanakan secara online via google meet.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Alat Jumlah Kegunaan
1 2 3 4
1. Baskom/aquarum 6 Sebagai wadah penampung air dan
Ikan
2. Selang aerator 6 Untuk menyalurkan oksigen dari
aerator kedalam baskom/aquarium
3. Aerator 5 Sebagai penghasil oksigen
4. Kabel 5 Sebagai alat penghubung aliran
listrik
5. Jala 6 Penutup wadah baskom/aquarium
6. Gunting 1 Sebagai alat pemotong
7. Kamera 1 Untuk mendokumentasi hasil
Pengamatan
8. Alat tulis 1 Untuk mencatat hasil pengamatan
9. Stop watch 1 Untuk menghitung pergerakan ikan

C. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No Bahan satuan Kegunaan
.
1 2 3 4
1. Ikan mujair - Sebagai objek pengamatan
(Oreochromismosambiccus
)
2. Air Sungai Pohara Ml Sebagai bahan pencemar bagi
ikan
Tabel 2. Lanjutan
No. Bahan Satuan Kegunaan
1 2 3 4
3. Air sungai Wanggu mL Sebagai bahan pencemar
bagi ikan
4. Air sungai Konda mL Sebagai bahan pencemar
bagi ikan
5. Air limbah Tahu mL Sebagai bahan pencemar bagi
ikan
6. Air limbah Sagu Ml Sebagai bahan pencemar
bagi ikan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai


berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Memasukkan air ke dalam baskom/aquarium.

3. Memasukkan ikan mujair (Oreochromismosambiccus) ke dalam

baskom/aquarium.

4. Memasukkan bahan pencemar pada masing-masing baskom/aquarium.

5. Memasukkan selang aerator pada masing-masing baskom/aquarium.

6. Memasang aerator yang terhubung dengan selang.

7. Menghubungkan aerator ke sumber listrik.

8. Menghitung gerakan operkulum dan pergerakan ekor selama 1 menit/hari

selama 1 minggu (pengamatannya 4 hari).

9. Mencatat ikan mujair (Oreochromismosambiccus) yang mati.

10. Mencatat hasil pengamatan.

11. Mendokumentasikan hasil pengamatan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3, 4 dan 5.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Pergerakan Operculum Selama 4 Hari


Perlakuan
Hari Air Air sungai Air Air Air Air Kontrol
Ke- sungai kaliwanggu limbah limbah sungai sungai
konda tahu sagu pohara teluk
KDI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 34 48 83 63 96 98 55
2 23 0 0 73 4 5 20
3 0 0 0 11 7 11 9
4 Mati Mati Mati Mati Mati Mati 2

Tabel 4. Hasil Pengamatan Pergerakan Ekor Selama 4 Hari


Perlakuan
Hari Air Air sungai Air Air Air Air Kontrol
Ke- sungai kaliwanggu limbah limbah sungai sungai
konda tahu sagu pohara teluk
KDI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 25 46 72 41 6 8 56
2 15 0 0 66 0 0 9
3 0 0 0 2 3 0 2
4 Mati Mati Mati Mati Mati Mati 1
Tabel 5. Gambar Hasil Pembelahan Ikan
No. Perlakuan Gambar
1 2 3
1. Air sungai konda

2. Air kali wanggu

3. Air limbah tahu


Tabel 5. Lanjutan
1 2 3
4. Air sungai pohara

5. Air limbah sagu


B. Grafik Pergerakan Operculum selama 4 Hari.
Grafik 1.1 Hasil Pengamatan Pergerakan Operculum

100
100
90
90
80
80
70 Airsungai
Air sungaikonda
konda
Jumlah Pergerakan

70
Jumlah Pergerakan

60 Airsungai
Air sungaikaliwanggu
kaliwanggu
60
50 Airlimbah
Air limbahtahu
tahu
50
40 Airlimbah
Air limbahsagu
sagu
40
30
30 Airsungai
Air sungaipohara
pohara

20
20 Airsungai
Air sungaiteluk
telukKendari
Kendari

10
10 Kontrol
Kontrol

00
11 22 33 44
Haripengamatan
Hari pengamatan

C. Grafik Pergerakan Ekor Selama 4 Hari


Grafik 1.2 Hasil Pengamatan Pergerakan Ekor

0
8
0
7
0
6
0
5 n gaiklw
irsu
A d an
n
o gu
0
4 irlm b
A tu
ah
akn
e rge

0
3 irlm b
A sgu
ah
m lah
P

0
2 n gaitelu
irsu
A h rakK
o
p d i
en
Ju

0
1 tr l
n
o
K
0
1 H
2 n
e
arip t an
gam 3 4
V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat di peroleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Cvbf

2. Ghj

B. Saran

Saran saya untuk praktikum selanjutnya yaitu:

1. Asisten agar tetap menjalin hubungan baik dengan para praktikan serta tetap

pertahankan sifatnya yang ramah kepada praktikan, selain itu kerja sama

antara asisten dengan praktikan harus ditingkatkan, terutama dalam

membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan benar dan sungguh-

sungguh dalam melaksanakan praktikum

2. Saran untuk praktikan, agar selalu semangat dan kompak dalam melakukan

praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Budiastuti. P., Raharjo, M. dan Dewanti, N. A. Y. 2016. Analisis Pencemaran Logam
Berat Timbal Di Badan Sungai Babon Kecamatan Genuk SemarangI, Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 4, 119-125.

Indarsih, W. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai Bedog akibat Pembuangan Limbah
Cair Sentra Industri Batik Desa Wijirejo, Jurnal Majala Geografi Indonesia,
25, 40-54.

Lestari, W. P., Wiratmini, N. I. dan Dalem, A. A. G. R. 2018. Struktur Histologi


Insang Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus L.) sebagai Kualitas Air
Lagon Nusa Dua, Bali, Jurnal Simbiosis, 6, 45-49.

Puryanti, D., Sari, R. P. 2013. Identifikasi Pencemaran Air Permukaan Sungai By


Pass Kota Padang Dengan Metode Suseptibilitas Magne, Jurnal Ilmu Fisika,
5, 47-51.

Setiasih, I. S., Hanidah, I. I., Wira, D. W., Realita, T. dan Sumanti, D. M. 2016. Uji
Toksisitas Kubis (Brassica Oleracea L.) Bunga Diolah Minimal (KDBM)
Hasil Ozonasi, Jurnal Penilitian Pangan, 1, 22-26.

Anda mungkin juga menyukai