Penulis:
Universitas Lampung
1
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Mikrobiologi yang berjudul Morfologi dan Fisiologi
Algae
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
Tujuan ................................................................................................................................................. 5
Euglenophyta ................................................................................................................................. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui struktur dan fungsi organel penyusun algae
5
BAB II
PEMBAHASAN
Alga merupakan organisme autotrof sederhana, yang dapat melakukan fotosintesis seperti pada
tumbuhan tingkat tinggi. Klasifikasi alga terus-menerus mengalami perubahan seiring
berkembangnya filogenetik molekular. Saat ini, alga diklasifikasi ke dalam kingdom Protista dan
domain Eukariot. (Barsanti and Gualtieri, 2006).
Alga berperan penting sebagai produsen dalam rantai makanan, khususnya di ekosistem perairan.
Makhluk hidup aquatik lain bergantung secara langsung pada alga sebagai produsen dan
menyuplai ketersediaan oksigen. Alga juga banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
manusia, misalnya untuk pakan ternak, protein sel tunggal, produksi alginat, dan lain sebagainya
(Anonim, 2011).
(3) Inti Sel (Nukleus), seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 (Anonim, 2011; Haas et al.,
2009).
6
Gambar 1. Struktur sel alga.
B. Membran Plasma
Membran plasma terletak paling luar dan tersusun oleh lipoprotein (gabungan lipid dan protein).
Membran plasma bersifat selektif permeabel, yang berarti hanya dapat dilewati oleh molekul
tertentu saja dan bertanggungjawab dalam transportasi zat dari dalam sel ke lingkungan (Barsanti
and Gualtieri, 2006).
Sel alga memiliki dinding sel di luar membran sel. Sebagian besar dinding sel alga tersusun atas
selulosa, meskipun terkadang mengandung silika atau kalsium karbonat. Sebagian alga juga
memiliki dinding sel yang mengandung manan, xylan, asam alginat, agaros, dan lain sebagainya.
Dinding sel dapat berbentuk filamen, seperti pada fungi, atau tersusun atas plat-plat yang
disekresikan oleh badan golgi. Terdapat kelompok tertentu yang tidak memiliki dinding sel
padat, tetapi selnya dilindungi oleh pelikel protein yang fleksibel di bawah membran plasma.
Materi dinding sel diproduksi dan disekresi oleh badan golgi.
Retikulum endoplasma merupakan jalinan saluran, dibatasi oleh membran yang kontinyu dengan
selubung luar nukleus. Fungsi RE adalah sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu
sendiri.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom terdiri dari subunit protein besar dan kecil. Sebagian ribosom melekat sepanjang RE,
sebagian lain bebas di sitoplasma. Fungsi ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
7
c. Mitokondria (The Power House)
Mitokondria mempunyai dua lapis membran. Membran dalam yang berlekuk-lekuk dan disebut
krista. Fungsi mitokondria merupakan pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP
(energi). Mitokondria pada alga mempunyai 2 tipe, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 :
1) Flat lamellar cristae (pada Rhodophyta, Crytophyta, Euglenophyta, dan Chlorophyta) dan
Gambar 2. Tipe mitokondria yang terdapat pada alga (a) flat lamelar cristae dan (b) tubular
cristae (sumber: Chapman, 1941)
d. Lisosom
e. Vakuola Kontraktil
Sebagian besar alga berflagela mempunyai dua vakuola kontraktil pada bagian anterior sel, yaitu
diastole (saluran masuk) dan sistole (saluran pengeluaran), fungsinya untuk membuang sisa
produk dari sel.
g. Sentrosom (Sentriol)
h. Plastida
8
Plastida merupakan tempat fotosintesis serta jalur biokimia asam amino aromatik, heme,
isophrenoids, dan asam lemak. Plastida utama pada alga adalah kloroplas. Kloroplas
mengandung sistem membran yang bernama tilakoid, yang sering membentuk tumpukan
membran yang disebut grana. Enzim yang mengendalikan fotosintesis terdapat di membran
tilakoid dan stroma. Plastida dibedakan menjadi tipe primer dan sekunder. Plastida tipe primer
hanya diselubungi oleh dua lapis membran, sedangkan plastida sekunder dikelilingi empat atau
tiga lapis membran. Plastida sekunder secara fisik tidak terletak di sitoplasma sebagaimana
plastida primer, tetapi terletak di lumen sistem endomembran (Haas et al., 2009).
Selain klorofil, terdapat pigmen lain dalam plastida. Pigmen ini menyerap panjang gelombang
yang berbeda dari klorofil. Hal ini berguna pada alga yang hidup di perairan lebih dalam, yang
tidak mampu ditembus oleh spektrum cahaya biru. Pigmen-pigmen tersebut adalah:
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai
“rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu,
mikrotubulus berguna dalam pembentakan sentriol, flagel dan silia.
Stigma merupakan area sitoplasma dengan konsentrasi pigmen tinggi (biasanya karoten). Stigma
terdapat di dekat pangkal flagela. Stimulasi stigma oleh cahaya akan menstimulasi flagela pula,
sehingga terjadi gerakan mendekati sumber cahaya.
9
k. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus mengandung bahan genetik sel dan dikelilingi oleh membran ganda. Nukleus terdiri dari
selaput inti (karioteka), nukleolus, kromosom, dan bahan pendukung atau karyolimph (Graham
and Wilcox, 2000).
Alga uniseluler dan sel reproduksi alga multiseluler memiliki flagela. Flagela terdapat di bagian
apikal, lateral, ataupun posterior sel. Flagela dapat berupa satu berkas cambuk, ataupun memiliki
struktur ‘berambut’ atau ‘sisik’. Pergerakan dapat ke samping atau spiral.
Gambar 3. Tipe flagela pada algae (a) fibrous solid hair tubular hair. (Chapman, 1941)
Terdapat dua tipe flagela, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5, yaitu fibrous solid hair dan
tubular hair. Fibrous solid hair mengelilingi flagela, meningkatkan luas permukaan, dan efisiensi
dari tenaga penggerak. Tersusun atas glikoprotein dan terdapat pada Euglenophyta dan
Dinoflagellata. Tubularhair tersusun atas protein dan glikoprotein, terdapat pada: Chrysophyta,
Phaeophyta, dan Chlorophyta (Chapman, 1941).
2. Bentuk-Bentuk Algae
Kata “tumbuhan” bagi kebanyakan orang mengacu kepada suatu organisme yang lengkap
dengan akar, batang, dan daun. Berbeda kenyataannya dengan Algae, tumbuhan ganggang ini
tidak dapat dibedakan antara 3 bagian tubuhnya yakni akar, batang dan daun disebut juga
tumbuhan talus (Thallophyta) (Gembong T, 1989).
10
Tubuh algae sangat bervariasi, algae ada yang uniseluler dan multiseluluer. Beberapa
bentuk tubuh ganggang yang bersel satu (uniseluler) dapat bergerak atas kemauannya sendiri
(motil) dengan menggunakan alat gerak flagel, sedangkan sebagian lagi tidak dapat bergerak
(nonmotil). Algae bervariasi dalam hal bentuk berupa bola-bola, benang, lempengan, pita dan
bergantung pada varietasnya dapat pula bercabang-cabang (Siti S. T, 1983).
Genus alga kebanyakan terdapat sebagai sel tunggal yang berbentuk bola, batang, gada
dan kumparan. Alga ada yang bersel satu contohnya Chlorococcus dan ada juga yang berkoloni
seperti Volvox dan juga berupa benang seperti Spirogyra, Oscillatoria, Vaucheria dan lain-lain.
Alga yang berupa lembaran contohnya Ulva, Padina, x Laminaria dan lain-lain. Dan alga yang
berupa rerumputan yaitu Chara, Nitella, Sargassum dan lain-lain. Alga, sebagaimana protista
eukariotik yang lain, mangandung nukleus yang dibatasi oleh membran. Benda-benda lain yang
ada di dalamnya adalah pati dan butir-butir seperti pati, tetesan minyak dan vakuola. Setiap sel
mengandung satu atau lebih khloroplas yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram
diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam
matriks khloroplast terdapat gelembung-gelembung pipih bermembran yang dinamakan tilakoid.
Membran tilakoid berisikan khlorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan suatu
reaksi cahaya pada fotosintesis (Pelczar & Chan, 2005).
1. Bentuk uniseluler
2. Bentuk multiseluler :
Ada koloni yang motil dan koloni yang kokoid. Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid,
dan rizopoidal.
3. Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen heterotrikh, filamen
pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
4. Bentuk sifon/pipa.
5. Pseudoparenkhimatik.
Morfologi tumbuhan alga tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang
dan daun. Secara keseluruhan tanaman ini memiliki morfologi yang mirip, walaupun sebenarnya
11
berbeda. Tubuh makroalga umumnya disebut “tallus”. Talus merupakan tubuh vegetatif alga
yang belum mengenal diferensiasi akar, batang dan daun sebagaimana yang ditemukan pada
tumbuhan tingkat tinggi. Talus makroalga umunya terdiri atas “blade” yang memiliki bentuk
seperti daun, “stipe” (bagian yang menyerupai batang) dan “holdfast” yang merupakan bagian
talus yang serupa dengan akar. Beberapa jenis makroalga, “stipe” tidak dijumpai dan “blade”
melekat langsung pada “holdfast” (Sumich, 1992 dalam Palalo, 2013, h.13).
2011)
Bentuk talus makroalga bermacam-macam, antara lain bulat seperti tabung, pipih,
gepeng, bulat seperti kantong dan rambut dan sebagainya. Percabangan talus ada yang
dichotomous (bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi talus
utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang talus utama secara berselang seling),
ferticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama dan adapula yang sederhana
dan tidak bercabang (Aslan, 1998 dalam Palalo, 2013, h.14).
12
Gambar 2.2 Tipe percabangan makroalga, (1). Tidak bercabang, (2). Dichotomous,(3). Pinnate
alternate, (4). Pinnate distichous, (5). Tetratichous, (6).Ferticillate, (7). Polystichous, (8).
Pectinate, (9). Monopodial, (10). Sympodial (Seryobudiandi dkk, 2009)
A. Euglenophyta
Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang memiliki alat gerak berupa flagel atau bulu
cambuk. Habitatnya adalah di perairan tawar seperti danau atau kolam. Euglenophyta memiliki
pigmen warna yaitu klorofil a dan klorofil b sehingga ia dapat berfotosintesis, selain itu terdapat
pigmen warna lain seperti karotenoid dan xantofil. Ciri inilah yang menyebabkan euglenophyta
memperlihatkan sifat seperti tumbuhan. Hasil fotosintesis euglenophyta berupa pati yang
disimpan di dalam pirenoid. Euglenophyta memperlihatkan sifat seperti hewan karena ia tidak
memiliki dinding sel, melainkan dibungkus oleh suatu protein pelikel yang bersifat lentur dan
memungkinkan terjadinya perubahan bentuk sel. Euglenophyta memiliki bintik mata yang berisi
fotoreseptor dengan dilapisi pigmen merah fikobilin yang menyebabkannya dapat mendeteksi
cahaya dan bergerak ke arah cahaya.
13
C Bacillariophyta (Diatome)
Diatome merupakan organisme uniseluler yang memiliki pigmen warna berupa klorofil a dan b,
karotenoid, dan xantofil. Diatome memiliki dinding sel berupa silika hidrat yang terdiri atas
wadah yang disebut hipoteka dan tutup yang disebut epiteka. Reproduksinya berlangsung secara
aseksual dengan membentuk sel anakan dari kotak dan tutup yang membelah menjadi dua.
14
dan secara seksual dengan peleburan sel gamet atau oogami. Dalam siklus hidupnya, algae
merah juga mengalami pergiliran antara fase gametofit dan sporofit. Beberapa algae merah dapat
dimanfaaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar, seperti Eucheuma spinosum.
1. Spirogyra
Algae ini berhabitat di air tawar. Spirogyra mudah diidentifikas karena kloroplasnya besar dan
menyerupai pita yang berbentuk spiral.
2. Ulva
Ulva membentuk koloni seperti lembaran daun. Kloroplas pada ulva berbentuk mangkuk.
Habitatnya di air asin, payau, dan menempel pada kayu di tepi pantai.
3. Chlorella
Chlorella merupakan organisme uniseluler yang tidak memiliki alat gerak, bentuknya seperti
bola, dan berhabitat di air laut, air tawar, dan ditempat basah. Algae ini banyak digunakan
sebagai bahan obat-obatan, kosmetik, atau makanan karena berprotein tinggi.
4. Volvox
Volvox merupakan organisme uniseluler yang memiliki alat gerak flagela. Volvox hidup
berkoloni membentuk sebuah bola dan banyak ditemukan di air tawar.
5. Chlamydomonas
15
Algae ini merupakan algae uniseluler yang memiliki dua flagela. Kloroplas pada
chlamydomonas berbentuk seperti mangkuk.
6. Hydrodictyon
Algae ini hidup berkoloni dan tidak memiliki alat gerak. Koloni algae ini membentuk jala yang
habitatnya di air tawar.
7. Chara
8. Chlorococcum
Algae ini memiliki sel berbentuk telur, tidak memiliki alat gerak, dan bersifat uniseluler.
Kloroplasnya berbentuk mangkuk.
Kompetensi Dasar
3.6 Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan peranannya
dalam kehidupan
4.6 Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan
Tujuan pembelajaran:
1. Mampu mengidentifikasi ciri ciri Algae dengan tepat setelah melakukan kegiatan pengamatan
2. Mampu mengidentfikasi peranannya dalam kehidupan
Cara membelajarkan:
1. Memperlikatkan jenis rumput laut dan tumbuhan sesungguhnya (misalnya bayam), kemudian
16
memberikan pertanyaan sebagai stimulus:
Apakah keduanya termasuk ke dalam tumbuhan?
Apakah keduanya memiliki struktur morfologi yang sama?
Apakah keduanya memiliki klorofil?
Tahap ini bertujuan untuk mengajak siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri Algae setelah
melakukan pengamatan dan perbandingan antara rumput laut dan bayam dengan mengacu pada
berbagai referensi seperti pada buku pelajaran mengenai ciriciri Algae).
2. Bertanya kepada siswa “adakah yang mengetahui peranan Algae dalam kehiduan sehari-hari”
melakukan diskusi dari peranyaan tersebut. Kemudian memberikan salah satu contoh
pemanfaatan Spirogyra sp. dalam pengolaan limbah budidaya (bioremediasi). Dilanjutkan
dengan memberikan materi tentang klasifikasi dan peranan Algae dalam kehidupan sehari-hari.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Algae adalah organisme aerobik fotosintetik, dijumpai di mana saja yang tersedia cukup
cahaya, kelembapan, dan nutrien sederhana untuk memperpanjang hidupnya
2. Berdasarkan dominansi pigmen warnanya, algae dikelompokkan menjadi tujuh filum, yaitu
Euglenophyta, Pyrrophyta, Bacillariophyta, Crysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, dan
Chlorophyta.
3. Tubuh algae sangat bervariasi, algae ada yang uniseluler dan multiseluluer. Algae bervariasi
dalam hal bentuk berupa bola-bola, benang, lempengan, pita dan bergantung pada varietasnya
dapat pula bercabang-cabang
4. Secara anatomi sel, alga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: (1) Membran plasma, (2) Sitoplasma
dan Organel Sel, serta (3) Inti Sel (Nukleus),
5. Alga berperan penting sebagai produsen dalam rantai makanan, khususnya di ekosistem
perairan. Makhluk hidup aquatik lain bergantung secara langsung pada alga sebagai produsen
dan menyuplai ketersediaan oksigen. Alga juga banyak dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan manusia, misalnya untuk pakan ternak, protein sel tunggal, produksi alginat, dan
lain sebagainya.
3.2 Saran
1. Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat lebih mengerti tentang Algae dari bentuk
sampai jenis-jenisnya
19
DAFTAR PUSTAKA
Barsanti, L and P. Gualtieri. 2006. Algae. Taylor & Francis Group. United State of America.
Chapman, V.J. 1941. Introduction to the Study of Algae. Cambridge University Press. New York.
Graham, L. E. and L. W. Wilcox. 2000. Algae. Prentice-Hall, Inc. United State of America.
Hasanussulhi M. 2018. Identifikasi Jenis-Jenis Makro Alga Pada Zona Intertidal Di Pantai
Nembrala Desa Nembrala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao. Universitas Nusa
Lontar Rote.
Kader, H.I., & Gerung, G.S. (2020). Struktur morfologi jenis makro alga di perairan Siko
Kepulauan Gura Ici Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Jurnal Ilmu
Kelautan dan Kepulauan, 3(2), 119-129.
Purnawati, Rumiyati, dan Hidayah. 2019. BIOLOGI. Yogyakarta: PT Penerbit Intan Pariwara.
20