Anda di halaman 1dari 7

KELAS CHILOPODA

OLEH :

DEVIS REFANI

12.2017.1.00334

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2018
 CHILOPODA

Chilopoda atau Kaki seratus adalah Ordo dari anggota hewan tak bertulang
[1]
belakang yang termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Myriapoda. Hewan ini tergolong
hewan pemangsa (predator), makanannya adalah cacing dan serangga. Bentuk tubuhnya
pipih, jumlah segmen bisa mencapai 177, setiap segmen mempunyai sepasang kaki, kecuali
pada satu segmen di belakang kepala dan dua segmen terakhir. Pada bagian kepala terdapat
sepasang mata. Masing-masing mata mengalami modifikasi menjadi cakar beracun. Lipan
atau kelabang bila bertemu mangsanya akan menyerang mangsanya dengan cara menggigit
menggunakan kaki beracun yang berguna untuk melumpuhkan mangsa.

Ordo Chilopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Mencakup berbagai macam lipan (kelabang) yang memiliki panjang hingga 26 cm


 Chilopoda memangsa hewan kecil dengan cara melumpuhkannya dengan gigi yang
beracun.
 Tubuh agak gepeng,
 terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15-173 ruas).
 Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua
segmen terakhirnya.
 Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang
berguna untuk membunuh mangsanya.
 Maksiliped berfungsi untuk membunuh mangsanya.
 Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua
kelompok mata tunggal dan mulut.
 Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil
lainnya, sehingga bersifat karnivora.
 Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai
anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
 Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan
lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
 Habitat di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
Kelas ini sering disebut Sentipedes.
 Sistem reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi
internal).

a. Habitat

Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat. Terutama di
tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.
Habitatnya juga di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Bergerak
cepat dan predator. Adakalanya merayap ke dalam ruang di lokasi tersembunyi. Lebih
menyukai tempat yang lembab. Mudah kehilangan air jika mereka tidak memiliki kutikula
lilin. Biasanya ditemukan di luar ruangan, tetapiterkadang dapat merayap ke dalam ruangan.

b. Sistem organ

1.) Sistem Pernapasan

Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang


terbuka hampir pada setiap ruas, berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan
kiri setiap ruas.

2.) Sistem Pencernaan

Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus dan
mempunyai kelenjar ludah. Kedalam pencernaan makanan ini menempel dua buah saluran
Malpighi yang berfungsi sebagai alat eksresi. Chilopoda bersifat karnivora dengan gigi
beracun pada segmen I.

3.) Sistem Reproduksi

Alat reproduksi terpisah, pembuahan terjadi secara seksual yaitu dengan pertemuan
ovum dan sperma (fertilasi internal), dan alat reproduksi ini dihubungkan dengan beberapa
kelenjar accessories. Telur yang telah dibuahi akan diletakkan di bawah batu, di bawah
sampah, atau ditutupi oleh tanah.
4.) Sistem Persyarafan

Sistem syarafnya disebut syaraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa
satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.

c. Makanan

Kelompok hewan ini adalah predator yang akan membunuh dan mengkonsumsi
berbagai invertebrata lainnya seperti laba-laba, moluska, serangga, slaters dan kelabang
lainnya. Bila bertemu mangsanya, makaakan menyerang mangsanya dengan cara menggigit
menggunakan kaki beracun yang berguna untuk melumpuhkan mangsa. Mangsa biasanya
bergerak kemudian racun disuntikkan melalui taring dan kemudian dirobek-potong oleh
rahang dan bagian-bagian lunak dimakan.

d. Bentuk Pertahanan

Kelabang mampu mematahkan kaki mereka ketika kelangsungan hidup mereka


terancam dan dapat menumbuhkan bagian-bagian tubuh setelah mereka merasa aman.

Pergerakan kelas ini tergolong cepat, dan hidup di bawah batu-batuan atau timbunan
pohon-pohon yang telah membusuk. Chilopoda yang hidup di daerah tropis
misalnya Lithibius (kelabang/lipan) yang memiliki racun yang berbahaya, demikian pula
genus Scolopendra. Hewan ini panjangnya kira-kira 25 cm, gigitannya dapat menyebabkan
rasa sakit dan bahkan dapat menyebabkan hal serius bagi manusia.

e. Contoh Famili

Beberapa famili yang termasuk kedalam kelas ini adalah :

1. Geophilidae : Tubuhnya panjang berwarna kuning, dengan 27-31 segmen pada


semua kaki, tidak mempunyai mata. Bantalan segmen berbeda dengan kelompok
lain, yang hanya memiliki 5, 8, 10 dan 12 segmen yang disertai dengan perubahan
bentuk tagmatic. Mereka juga memiliki antenna dengan 14 segmen, hewan muda
yang mempunyai banyak segmen dan kaki.Umumnya ditemukan di lokasi pantai di
benua Eropa. Contoh : Geophilus flavus.
2. Scolopendridae : Tubuh panjang dengan 21- 23 segmen berwarna hitam, biasa
dikenal dengan kelabang hitam berkepala merah. Mempunyai antenna dengan 17-31
segmen, hewan muda yang baru menetas memiliki banyak segmen dan kaki. Contoh
: Scolopendra morsitans, memiliki 21 pasang kaki, memiliki mata, dan merupakan
hewan yang cosmopolitan.
3. Lithobius : dikenal dengan sebutan kelabang coklat. Tubuh dengan kaki pada 15
segmen, palpus maxillary dengan 3 buah segmen, spesies yang baru menetas
memiliki tujuh pasang segmen. Distribusi di negara-negara benua Eropa. Contoh
: Lithobius forficatus, panjang tubuh 3mm, pada kepalanya terdapat antenna dengan
33-43 segmen.
4. Scutigeridae : Biasa juga disebut sebagai "kelabang berkaki panjang", tubuhnya
pendek, dengan 15 buah segmen, 15 pasang kaki yang sangat panjang, dan yang
pasangan kaki terakhir paling panjang yang berukuran lebih panjang bila
dibandingkan dengan kelabang-kelabang pada umumnya. Memiliki antena sangat
panjang. Contoh : (house centipede, Scutigera coleoptrata). Layaknya kelabang-
kelabang lainnya, kelabang berkaki panjang adalah hewan nokturnal yang berarti
mereka melakukan aktivitasnya di malam hari. Di siang hari, mereka lebih banyak
bersembunyi di tempat yang gelap misalnya di bawah batu atau di celah pohon.
Bukan tanpa alasan mengapa kelabang memiliki pola hidup demikian. Kelabang
tidak memiliki semacam penutup pada lubang pernapasannya (spirakel) sehingga
kelabang mudah kehilangan cairan dalam bentuk uap saat beraktivitas. Untuk
mencegah dehidrasi akibat suhu lingkungan yang tinggi & pengeluaran uap air secara
berlebihan, kelabang pun selalu berusaha menghindari cahaya yang intensitasnya
berlebihan.

f. Patologi dan Gejala Klinik

Toksin dari kelabang mengandung antikoagulan dan 5 hidroksi triptamin. Jarang


dijumpai kematian akibat gigitan dari kelabang.

Gigitan kelabang menimbulkan :

 Rasa nyeri
 Eritema
 Pendarahan
 Nekrosis

g. Pengobatan

Bagian proksimal dari tempat gigitan dipasang tourniquet kemudian diberikan obat
golongan barbiturat, kortikosteroid, dan antihistamin. Dapat pula diberikan obat anti racun.

h. Peranan

Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi manusia, bahkan ada
beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak membahayakan. Namun Myriapoda
ternyata mempunyai andil dalam memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk
membentuk humus. Serasah ialah lapisan daun dan ranting-ranting di dasar hutan atau kebun.
Proses penghancuran serasah tidak langsung ditangani mikroorganisme, karena
mikroorganisme justru menguraikan kotoran hewan-hewan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Chilopoda

https://www.tentorku.com/karakteristik-myriapoda-chilopoda-diplopoda/

http://pbiologiunivet.blogspot.com/2011/10/diplopoda-chilopoda-dan-arachnoida.html

Anda mungkin juga menyukai