Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MIKOLOGI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Praktek Mikologi Yang Dibimbing Oleh Bu Retno
Sasongkowati, S.Pd, S.Si, M.Kes

Disusun Oleh :

Virgitta Rizky W (P27834016011)

D3 SEMESTER 5

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
Identifikasi morfologi jamur
Tujuan :
Mengamati morfologi jamur secara makroskopis (koloni) dan mikroskopis (sel) dari sampel
Macam media untuk jamur
1. Potato Dextrose Agar (PDA)
2. Saboraud Dextrose Agar (SDA) (media yang digunakan)
3. Corn Meal –Tween Agar
4. Czepek Agar
Pembuatan media SDA :
Timbang sebanyak 6,5 gram dilarutkan dalam 100 mL aquadest, ukur pH 5,6 ± 0,2 , Sterilisasi
dengan autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit setelah mencapai suhu sekitar 50°C
(sedikit hangat). Kemudian tambahkan chloramphenicol 50 mg/liter. Hal ini berfungsi untuk
menghindari biakan jamur terkontaminasi oleh bakteri. Kemudian distribusikan petridish steril.
Sampel :
 Ruang Hima Jurusan Analis Kesehatan
Cara Inokulasi
1. Tempelkan selotip pada permukaan benda yang ingin diidentifikasi
2. Kemudian dilepaskan dan tempelkan kembali pada permukaan media SDA yang telah
dihilangkan air kondennya. Kemudian inkubasi pada suhu 37° C selama 3 x 24 jam
3. Atau dengan membuka media SDA pada ruangan yang ingin disampling selama 2-3
menit
4. Tutup kembali
5. Inkubasi pada suhu 37° C selama 3 x 24 jam

Pengamatan Makroskopis :
a. Morfologi koloni : seperti beludru (velvety), seperti wool (wooly), sperti kapas (fluffy),
katun (cttony), seperti tepung (powdery)
b. Tekstur koloni : radial furrow, konsentris furrow
c. Pembentukkan pigmen :
a. Hitam
b. Merah
c. Kelabu
d. Hijau
e. Kuning
f. Biru
Pengamatan Makroskopis
Sampel
Morfologi koloni Tekstur koloni Pembentukan pigmen
Ruang Hima Analis Pasir Radial kuning
Kesehatan

Gambar Makroskopis

Pewarnaan :
1. LCB (Lacto Phenol Cotton Blue)
2. EMB (Eosin Methylene Blue)
3. Indian Ink Kalilog
4. Tinta Parker blue black
5. GMS (Gomori Methenamine Silver)
6. He-GMS (Gomori Methenamine Silver Haematoxylin Eosin)

Alat :
1. Ose kait
2. Scalpel / pisau bedah
3. Lampu spirus
4. Object glass
5. Cover glass

Langkah langkah pengamatan :


1. Teteskan satu sampai dua tetes cat pada objek glass yang bersih kering bebas lemak
2. Untuk hifa tegak (aerial hypae) gunakan inokukulum kait, ambil beberapa potong hifa
dan letakkan pada tetesan cat tersebut
3. Untuk hifa vegetative (di dalam substrat) gunakan scalpel, cukitlah media pada
koloni jamur secara radial, letakkan pada tetesan cat tersebut
4. Panaskan dengan nyala kecil sampai timbul gelembung kecil-kecil
Manfaat pemanasan
a. Membunuh jamur
b. Mencairkan agar
c. Mengusir gelembung udara yang terjerat oleh objek
5. Amati objek dengan lensa objektif 10 kali dengan pertegas 45 kali

Pengamatan mikroskopis :
a. Badan buah :
 Askus
 Basidium
 Kleistotesium
 Peritesium
 Penisilius
 Kluster konidia
 Sporangium
 Merosporangium
 Sterigma

b. Sel generative
 Mikrokondidia
 Makrokonidia
 Arthrospora
 Oidiospora
 Blastospora
 Klamidospora
 Zygospora
 Oospore
Bentuk konidia
 Cressentform
 Curvifrom
 Pyriform
 Muriform
 Fudiform
 Reniform
 Clavatus

c. Sel vegetative
 Pectinate hyphae
 Coll hphae
 Antler hyphae
 Septate hyphae
 Hyaline hyphae
 Dematiasius hyphae
 Refleksi hyphae
 Rhizoid

Pengamatan Mikroskopis
Sampel
Badan buah Hifa Sel generative Sel vegetative
Ruang Hima Terdapat Hifa bersekat Terdapat konidia Terdapat hifa
Analis Kesehatan sterigmata septate (hifa
bersekat)

Kesimpulan Aspergillus Sp(Mengarah Aspergillus


flavus)

Jamur Aspergillus adalah jamur yangbersifat saprofit yang dapat di jumpai dimana saja,
di tanah, di udara bebas dan pada bahan-bahan makanan seperti beras, gandum, kacangtanah,
oncom, tempe bongkrek, makanandalam kaleng seperti cornedbeef dan sardine (Amelia, 2013)
Aspergillus flavus merupakan kapang saprofit di tanah yang umumnya memainkan
peranan penting sebagai pendaur ulang nutrisi yang terdapat dalam sisasisa tumbuhan maupun
binatang. Kapang tersebut juga ditemukan pada biji-bijian yang mengalami deteriorasi
mikrobiologis selain menyerang segala jenis substrat organik dimana saja dan kapan saja jika
kondisi untuk pertumbuhannya terpenuhi. Kondisi ideal tersebut mencakup kelembaban udara
yang tinggi dan suhu yang tinggi.
Sifat morfologis Aspergillus flavus yaitu bersepta, miselia bercabang biasanya tidak
berwarna, konidiofor muncul dari kaki sel, sterigmata sederhana atau kompleks dan
berwarna atau tidak berwarna, konidia berbentuk rantai berwarna hijau, coklat atau
hitam. Ruiqian et al. (2004) menyatakan bahwa tampilan mikroskopis Aspergillus
flavus memiliki konidiofor yang panjang (400-800 μm) dan relatif kasar, bentuk
kepala konidial bervariasi dari bentuk kolom, radial, dan bentuk bola, hifa berseptum,
dan koloni kompak
Koloni dari Aspergillus flavus umumnya tumbuh dengan cepat dan mencapai diameter 6-7 cm
dalam 10-14 hari.Kapang ini memiliki warna permulaan kuning yang akan berubah menjadi
kuning kehijauan atau coklat dengan warna inversi coklat keemasan atau tidak berwarna,
sedangkan koloni yang sudah tua memiliki warna hijau tua.( Sulfiah 2012)
Aspergillus flavus tersebar luas di dunia. Hal ini disebabkan oleh produksi konidia yang
dapat tersebar melalui udara (airborne) dengan mudah maupun melalui serangga. Komposisi
atmosfir juga memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan kapang dengan kelembaban
sebagai variabel yang paling penting. Tingkat penyebaran Aspergillus flavus yang tinggi juga
disebabkan oleh kemampuannya untuk bertahan dalam kondisi yang keras sehingga kapang
tersebut dapat dengan mudah mengalahkan organisme lain dalam mengambil substrat dalam
tanah maupun tanaman. (Rahayu, 2012)

Daftar Pustaka
Sulfiah. 2012. “Makalah Mikologi Aspergillus Flavus”. Universitas Negeri Surabaya Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi. Surabaya
Rahayu, Sayekti. 2012. “Makalah Mikrobiologi Pangan Jamur Aspergillus Flavus”. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya DIII Jurusan Gizi. Surabaya
Amalia, Nur. 2013. “Identifikasi Jamur Aspergillus Flavus Pada Kacang Tanah (Arachis
Hypogaea L ) Yang Dijual Di Pasar Kodim”. Dalam Jurnal Analis Kesehatan Klinikal
Sains Volume: 1 No. 1 Juni 2013 Halaman 1-10. Akademianalis Kesehatan Fajar
Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai