LAPORAN PRAKTIKUM
disusununtukmemenuhitugasmatakuliahFisiologi Hewan yang diampu oleh Dr.
Saefudin, M. Si. Dan Dra. Soesy Asiah S., M. S.
oleh:
Kelompok3 / Pendidikan Biologi A 2013
A. Judul
B. Tujuan
1. Mengetahui enzim-enzim pencernaan makanan yang terdapat pada usus
ikan mas.
2. Mengetahui perubahan pH pada vakuola makanan, siklosis dan
pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (defekasi) pada
Paramaecium sp.
D. Dasar Teori
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang
berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Sebagian besar enzim bekerja
secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu
macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur
kimia tiap enzim yang bersifat tetap (Campbell, 1995)
Pada hewan tingkat tinggi seperti ikan, makanan dicerna dalam saluran
khusus yang pada umumnya sudah berkembang dengan baik. Jadi,
pencernaan makanan pada hewan ini berlangsung didalam organ
gastrointestinal (secara ekstraseluler). Sistem gastrointestinal tersusun atas
berbagai organ yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi empat bagian
yaitu daerah penerimaan, daerah penyimpanan, daerah pencernaan, dan
penyerapan nutrien, serta daerah penyerapan air dan ekskresi (Isnaeni, 2006).
Secara umum, dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi
dengan jalan dikunyah. Makanan yang dimakan dalam besar diubah menjadi
ukuran lebih kecil. Selama penghancuran secara mekanis berlangsung,
kelenjar yang ada disekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva
atau ludah. Ada tiga kelenjar yang mengeluarkan saliva yaitu kelenjar parotid,
kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual. Didalam saliva terdapat
enzim saliva yaitu suatu enzim amilase yang berfungsi untuk memecah
molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Proses ini berjalan
lebih baik apabila makan dikunyah lebih halus. Enzim ptialin bekerja secara
optimal pada pH 6,6.selain itu, saliva juga berfungsi untuk membasahi
makanan sehingga dapat mempermudah proses menelan makanan (Poedjiadi,
2006).
Didalam lambung akan terjadi proses pencernaan protein, lemak, dan
karbohidrat. Pencernaan protein di lambung akan mengalami denaturasi oleh
kerja HCl dan dihidrolisis oleh enzim pepsin, sehingga protein menjadi
peptid. Pencernaan protein, lemak dan karbohidrat di lambung merupakan
tahap awal, tetapi secara intensif dilakukan di usus. Sedangkan pada ikan
yang tidak mempunyai lambung, pencernaan protein dilakukan pada usus
depan oleh enzim protease akan memecah protein menjadi asam amino
(Gordon, 1979).
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa
disakarida seperti laktosa dan maltosa. ada uji benedict pereaksi ini akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali dalam gugus aromatik dan alpha
hidroksi keton oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi,
namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton maka fruktosa akan
berubah menjadi glukosa dan maltosa dalam suasana basa memberikan hasil
positif (+) dengan pereaksi benedict. Untuk mengetahui adanya monosakarida
dan disakarida pereduksi dalam makanan sampel makanan dilarutkan dalam
air,dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath
selama 4-10 menit, selam proses ini larutan akan berubah menjadi biru (tanpa
adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata/coklat
(kandungan glukosa tinggi) (Winarno,1994).
Uji biuret merupakan uji umum untuk protein (ikatan peptida) tetapi tidak
dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula
ditetesi larutan NaOH, kemudian larutan tembaga(II) sulfat yang encer. Jika
terbentuk warna ungu, berarti zat itu mengandung protein. Warna violet akan
terbentuk pada larutan CuSO4 alkalis (reagen biuret) dengan 2 atau lebih
ikatan peptide ( CO-NH) yang saling berikat, atau pada atom N yang sama,
atau atom C yang sama. Disamping itu, terdapat 2 atau lebih gugusan
karbomil (CONH2), C¬5NH2, CNH NH2, CR NH2. Dipeptida dan asam
amino (kecuali histidin, serin dan treonin) tidak memberi reaksi positif
(Almatsier, 2003).
Tabel 2.Bahan
1. PencernaanMakananpadaCyprinuscarpio
Tabel 3. HasilPengamatanEkstrakUsusIkan Mas
Tes untuk Reagen Hasil Keterangan
Ekstrak Usus Aquades Ekstrak Usus Aquades
Enzim
Tripsin Biuret Orange Ungu Protein Banyak Protein
Benedict Hijau Ada Glukosa
muda Sedikit
Biru muda Tidak ada
Glukosa
Amilum Benedict Hijau Bening Usus mengandung -
Kebiruan banyak gula
pereduksi
2. PencernaanpadaParamecium sp.
Gambar Keterangan
- Gerakan siklosi searah
jarum jam
- Saat diberi yeast
paramaecium bergeran
mendekati substratbdan
memakan molekul kecil
Waktu Suhu 20ºC Suhu 25ºC Suhu 30ºC Suhu 35ºC Suhu 40ºC Suhu 45ºC Suhu 50ºC
(Menit)
Saliva Usus Saliva Usus Saliva Usus Saliva Usus Saliva Usus Saliva Usus Saliva Usus
10 - - - - - - - - - - - + - -
20 - - - - - - + + - - - - -
30 - - - - - + - - - - -
40 - - - - + - - - - -
50 - - - + + - - - -
60 - - - - - - -
70 + - + - - -
80 + - - - -
90 - - -
100 - - -
H. Pembahasan
1. Enzim Pada Pencerna Cyprinus carpio
b. Waktumenghaluskanususikan, kitamenggunakanbeberapatetestoluen,
mengapa?
Jawaban :Adanyaamilasedapatdilihatdarimampudipecahnyaamilum,
halinidapatdiketahuidenganpengujian benedict.
Tripsindapatdiketahuimampumemecahkan protein menjadisenyawa
yang lebihsederhana, sehinggadalampengujian biuret,
sampeltidakmenunjukkanreaksi yang positif.
Jawaban :Tidakmelakukanpraktikum.
a. Bagaimanaterjadinyavakuolamakanan ?
Jawaban :Berawaldarimakananmasukkedalammelaluisitosom
(mulutsel), kemudianbergerakkearahdalamseldanmembentukvakuola.
Vakuolabergerakdarisitofaringkearah posterior.
b. Apakahvakuolamakananitubergerak ?
Jawaban:Iya, vakuolamakanannyabergerakdariarah anterior kearah
posterior kemudiankembalilagikearah anterior.
−¿
+¿ ¿ 5 detik / ≤ 1 menit.Searah dengan jarum jam.
¿
¿
d. Pencernaanmakananpadavakuolamemerlukanenzimpada PH tertentu.
Apa yang menjadiciribahwaadaperubahanPH ?
Jelaskandenganmelihatwarnapadacongo red?
Jawaban :Ciriadapenambahan PH
dapatdilihatdariperubahanpadawarnacongo red.
Namundalampraktikumkelompok kami tidakmelakukannya
3. Aktivitas Enzim
Jawaban :
J. Simpulan
K. Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Campbell, NA dan JB Reece. 1995. Biology. Jakarta : Erlangga
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.
Gordon, M.S. 1979. Animal Physiology. New York : McMillan Publishing
Co. Ltd
Poedijadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI.
Winarno. 1984. Biokimia. Jakarta : UI-Press.