Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Analisis Enzim pada Usus Ikan Mas (Cyprinus


caprio) dan Fungsi Empedu
Abstrak—pencernaan merpakan proses pemecahan senyawa
kompleka menjad senyawa yang lebih sederhana. Praktikum
pencernaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis enzim
yang terdapat pada usus halus ikan dan fungsi dari empedu.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan mas
(Cyprinus carpio) dan empedu ayam. Kemudian dilakukan uji
tes pembuktian adanya enzim amilase, enzim skrase, enzim
tripsin, enzim amilase saliva serta tes pengaruh empedu
erhadap lemak. Uji tes pembuktian menggunakan reagen Gambar 1.Sistem pencernaan ikan
benedict dan reagen biuret. Hasil yang didapatkan bahwa Dari gambar di atas kita ketahui bahwa Saluran
dalam usus halus terdapat enzim amilase yang ditandai
pencernaan ikan mas yang terdiri dari mulut, kerongkongan,
perubahan warna kuning-kemerahan dan sedikit ada endapan
merah bata, terdapat enzim sukrase ditandai terbentuk warna lambung, usus, dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari
orange terdapat endapan, terdapat enzim tripsin ditandai hati dan pankreas. Oleh karena itu praktikum ini bertujuan
warna coklat bening dengan endapa coklat muda, terdapat untuk mengetaui macam-macam enzim pencernaan makanan
enzim amilum saliva ditandai dengan warna menjadi biru yang terdapat pada usus ikan serta mengetahui fungsi
memutih, serta empedu dapat mengemulsikan lemak dengan empedu dalam pencernaan makanan.
ditandai mencampurnya antara cairan empedu dengan minyak
dengan terbentuknya waran hijau.
Kata Kunci—enzim amilase, sukrase, tripsin, amilase saliva, II.URAIAN PENELITIAN
ikan mas, empedu ayam, reagen benedict dan reagen biuret
A. Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktikum sistem pencernaan ( analisis enzim pada usus
I. PENDAHULUAN ikan mas / Cyprinus caprio) di laksanakan pada tanggal 26

P
encernaan merupakan proses pemecahan senyawa Maret 2014 pukul 07.00 – selesai di laboratorium zoologi
kompleks menjadi senyawa yang lebih kecil, yaitu gedung H Biologi ITS Sukolilo Surabaya.
hidrolisa protein menjadi asam amino atau polipeptida
sederhana dan karbohidrat menjadi gula sederhana serta dari B. Alat dan Bahan
lipid menjadi gliserol dan asam lemak. Proses pemecahan Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah
senyawa tersebut menghasilkan energi yang penting bagi tabung reaksi, botol kaca gelap dan tutupnya, mortar dan alu,
kebutuhan sel, jaringan, organ dan makhluk hidup. Proses kertas saring / kapas, papan seksi, dissecting set, pembakar
pencernaan pakan melibatkan beberapa komponen, yaitu: spiritus, rak tabung reaksi, gelas ukur 10 ml, corong kaca,
bahan yang dicerna (pakan), struktur alat/saluran pencernaan Erlenmeyer, beaker glass, penjepit kayu, pipet tetes, dan
(usus) sebagai tempat pencernaan dan penyerapan nutrien; korek api.
dan cairan digestif (enzim: protease, lipase dan amilase) yang Bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini yaitu
disekresikan oleh kelenjar pencernaan (hati dan pankreas) ikan mas (Cyprinus carpio) , empedu ayam, akuades,
serta dinding usus. Kinerja proses pencernaan dan toluene, larutan amilum 1%, gliserin 50%, albumin / putih
penyerapan pakan inilah yang mempengaruhi ketersediaan telur, maltose / sukrosa, reagen biuret, reagen benedict, dan
nutrien dan energi untuk metabolisme sehingga berpengaruh minyak goreng.
bagi pertumbuhan [1] C.Cara Kerja
Kelenjar pencernaan pada ikan Mas terdiri dari hati dan
pankreas. Hati merupakan organ penting yang mensekresikan
bahan untuk proses pencernaan. Pada bagian sekitar hati Membuat Ekstrak Usus
terdapat kantung empedu yang berfungsi untuk menampung Ikan dibedah pada bagian ventral dan dipisahkan usus
cairan empedu. Sedangkan Pankreas merupakan organ yang halus dan pankreas dengan bagian lainnya dengan cara
mensekresikan bahan (enzim) dan bikarbonat yang berperan dipotong dari akhir lambung hingga awal usus besar.
dalam proses pencernaan. Enzim juga sangat berperan dalam Selanjutnya usus halus dibuka dengan disayat secara
sistem pencernaan. Menurut [2] enzim berperan dalam longitudinal dan dibersihkan dengan akuades. Kemudian usus
mengubah laju reaksi sehingga kecepatan reaksi yang halus dihaluskan dan ditambahkan 20 ml gliserin 50% sambil
diperlihatkan dapat dijadikan ukuran keaktifan enzim. terus dihaluskan, lalu ditambahkan 5 tetes toluen sambil
Beberapa peneliti mendapatkan enzim amilase, maltase dan diaduk. Ekstrak usus tersebut dimasukkan ke dalam botol
sakrase pada ekstrak hati, pankreas, oesofagus, dan usus ikan gelap dan ditutup rapat-rapat menggunakan kertas karbon.
Mas. Ekstrak tersebut disimpan pada suhu ruang lebih dari 24 jam,
setelah disimpan selama 24 jam di saring kemudian
dimasukan ke dalam freezer, dan diambil pada saat
melakukan uji jenis-jenis pada usud ikan tersebut. Kemudian
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

dilakukan tes terhadap uji larutan hasil penyaringan tersebut, III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu tes pembuktian adanya amilase, maltase, dan tripsin. Praktikum sistem pencernaan ini bertujuan untuk
mengetahui macam-macam enzim pencernaan makanan yang
Tes Pembuktian Adanya Enzim Amilase terdapat pada usus ikan serta untuk mengetahui fungsi
Tabung reaksi sebanyak 2 buah disiapkan dan diberi tanda empedu dalam pencernaan makanan. Prinsip kerja dari
A dan B, kemudian masing-masing diberi amilum 0,5 % praktikum ini ialah uji biuret dan uji benedict, yaitu uji
sebanyak 2,5 ml. Selanjutnya 1 ml ekstrak usus ikan biokimia untuk mendeteksi gula pereduksi dalam larutan,
ditambahkan pada tabung reaksi A dan 1 ml akuades dengan cara menambahkan reagen pada larutan yang akan
ditambahkan pada tabung reaksi B. Kedua tabung (A dan B) diuji dan dididihkan. Konsentrasi gula pereduksi tinggi
digoyang-goyang selama 5-10 menit. Kemudian membentuk endapan merah sedangkan bila konsentrasi gula
ditambahkam 2 ml reagen benedict dalam tabung reaksi A pereduksi rendah membentuk endapan kuning [3]
dan B kemudian dipanaskan. Kedua tabung dipanaskan Praktikum pencernaan ini menggunakan ikan mas
selama 5 menit sambil digoyangkan lalu diamati perubahan (Cyprinus carpio) karena ukurannya yang besar sehingga
warna yang terjadi pada tabung reaksi A dan B. mudah untuk mengambil bagian usus halusnya. Praktikum ini
terdiri dari dua percobaan, percobaan yang pertama
Tes Pembuktian Adanya Enzim Sukrase pembuktian adanya enzim – enzim pencernaan pada ikan
Tabung reaksi sebanyak 2 buah disiapkan dan diberi mas (Cyprinus carpio) dengan pengujian dengan
tanda A dan B, lalu masing-masing diberi larutan sukrosa1% menggunakan reagen benedict dan biuret, sedangkan pada
sebanyak 2,5 ml. Selanjutnya 1 ml ekstrak usus ikan percobaan yang kedua merupakan tes pengaruh empedu
ditambahkan pada tabung reaksi A dan 1 ml akuades terhadap lemak serta tes pembuktian adanya enzim amilase
ditambahkan pada tabung reaksi B. Kedua tabung (A dan B) saliva.
digoyang-goyang selama 5-10 menit. Kemudian
ditambahkam 2 ml reagen benedict dalam tabung reaksi A A. Gambar dan Tabel
dan B kemudian dipanaskan. Kedua tabung dipanaskan
selama 5 menit sambil digoyangkan lalu diamati perubahan
warna yang terjadi pada tabung reaksi A dan B.

Tes Pembuktian Adanya Enzim Tripsin


Dua tabung reaksi disiapkan dan diberi tanda A dan B.
Lalu diberi 1 ml putih telur + 19 ml aquades yang sudah
diencerkan. Selanjutnya kedua tabung dipanaskan sampai
mendidih, lalu didinginkan. Ekstrak usus sebanyak 1 ml
ditambahkan pada tabung A dan 1 ml akuades pada tabung
B, lalu didiamkan selama 5-10 menit. 1-2 biuret diteteskan
ke dalam masing-masing tabung, lalu dipanaskan dan
diamati perubahan warnanya. Gambar 1. Amilase a (+) dan b(-), sukrose a(+) dan b(-),
tripsin a(-) dan b(+), pengaruh empedu terhadap minyak
Tes Pengaruh Empedu Terhadap Lemak a(-) dan b(+), amilase sativa a(+), b(-) dan c(-)
Dua buah tabung reaksi disiapkan dan ditandai A dan B. Tabel 1.
Dituangkan isi kantung empedu dengan cara menggunting Hasil pengamatan
permukaannya ke dalam tabung reaksi A dan Uji Substrat Penambahan Reagen Hasil
mengencerkannya dengan akuades sehingga volumenya Amilase Amilum a. Ekstrak usus Benedict a. Merah bata +
0,5% 1 ml endapan
menjadi 2 ml. Selanjutnya akuades sebanyak 2 ml b. Aquades 1 ml b. Biru , sedikit
dimasukkan ke dalam tabung B sebagai kontrol. Selanjutnya oranye pada
ditambahkan 2 ml minyak goreng ke dalam kedua tabung, bagian bawah
Sukrase Sukrosa a. Ekstrak usus Benedict a. Oranye +
lalu dikocok kuat-kuat, dibiarkan selama 5-10 menit lalu 0,5% 1 ml endapan
diamati. b. Aquades 1 ml b. Merah bata +
endapan
Tes Pembuktian Enzim Amilase Saliva Tripsin Albumin a. Aquades 1 ml Biuret a. Coklat bening
+ endapan
Tiga tabung disiapkan dan diberi label A,B dan C. coklat tua
Akuades 300 ml disiapkan dan dipanaskan dalam gelas beker b. Ekstrak usus b. Coklat keruh
500 ml menggunakan pemanas listrik. Larutan amilum 1% 1 ml + endapan
sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam ketiga tabung. coklat muda
Empedu Minyak a. Aquades 2 ml a. Terbentuk 2
Kemudian dimasukkan iodine sebanyak 2-3 tetes ke dalam goreng lapisan. Atas:
ketiga tabung. Tabung B diberi 10 tetes akuades dan tabung minyak dan
C diberi 10 tetes saliva dan Selanjutnya, tabung digoyang- bawah:
aquades
goyangkan selama 5 menit dan diamati perubahan yang b. Cairan b. Emulsi lemak
terjadi. empedu 2 ml
Amilase Amilum a. Saliva 1 ml + a. Terdapat dua
saliva 0,5% iodin 3 tetes lapisan. Atas:
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

putih, bawah: (tembaga) yang berikatan dengan gugus aldehid dari glukosa
biru
yang bersifat aktif. Selanjutnya kedua tabung reaksi
b. Aquades 1 ml c. Biru pekat
+ iodin 3 tetes digoyang-goyangkan selama 5-10 menit. Hal ini bertujuan
c. Iodin 3 tetes b. Biru pekat agar amilum dan bahan uji tersebut diatas tercampur.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tabung
A yaitu ekstrak usus ikan mas memiliki hasil yaitu larutan
B. Proses pembuatan ekstrak dan fungsi perlakuan yang semula berwarna biru keruh berubah menjadi kuning
Pada praktikum pencernaan ini sebelum dilakukan tes kemerahan dan terdapat sedikit endapan merah bata.
pembuktian enzim, dilakukan proses pembuatan ekstrak dari Sedangkan tabung B yang berisi aquades tidak terjadi
usus ikan. Pembuatan ekstrak dari usus karena usus perubahan warna, larutan tetap berwarna biru. Perubahan
merupakan lokasi sistem pencernaan yang proses warna pada larutan membuktikan bahwa pada usus ikan
enzimatisnya sangat kompleks. Pembuatan ekstrak usus menunjukkan adanya enzim amilase yang akan mengubah
terlebih dahulu dilakukan pembedahan ikan pada bagian karbohidrat menjadi disakarida. Berdasarkan literatur adanya
ventral. Pembedahan ikan berfungsi untuk mengambil bagian endapan merah bata terbentuk adalah karena adanya reagen
usus dari ikan. Selanjutnya usus dipisahkan dari organ benedict yang dapat menguji adanya gula pereduksi dalam
lainnya dengan hati-hati. Usus diambil dengan cara suatu larutan. Larutan Benedict merupakan campuran CuSO 4
memotong bagian akhir lambung dan bagian awal usus besar. dalam Na2CO3 dan larutan Na-sitrat, bila direaksikan dengan
Usus dibuka dengan cara menyayat secara longitudinal. Usus gugus aldehid akan membentuk kompleks Cu 2+ yang
dibersihkan dengan air biasa dan dibilas dengan akuades. berwarna biru dan setelah dipanaskan akan terbentuk Cu 2O
Pembilasan dengan akuadest bertujuan untuk membersihkan yang berupa endapan merah bata [4]
Reagen Benedict yang merupakan campuran CuSO 4
usus halus dari sisa-sisa makanan yang terdapat pada usus
dalam Na2CO3 dan larutan Na-sitrat, bila direaksikan dengan
halus. Selanjutnya usus halus dipotong kecil – kecil agar
gugus aldehid akan membentuk kompleks Cu 2+ yang
memudahkan dalam menghaluskan dan pembuatan ekstrak. berwarna biru dan setelah dipanaskan akan terbentuk Cu 2O
Selanjutnya usus halus ditumbuk dengan mortar sampai yang berupa endapan merah bata [4]
halus, ditambahkan larutan gliserin 50% sebanyak 20 ml. O O
Penumbukan yang dilakukan sampai halus agar tidak terlalu R-C-H + 2 Cu2+ + 5 OH- R-C-O- + Cu2O + 3H2O
banyak filtrat (ampas) yang terbuang. Penambahan larutan (endapan merah bata)
gliserin 50% bertujuan untuk meluruhkan enzim-enzim yang
terdapat pada dinding epitel usus. Sambil usus dihaluskan,
ditambahkan toluen sebanyak 4-5 tetes ke dalam larutan yang D.Sukrose dari usus halus ikan mas
berfungsi sebagai larutan pengawet agar usus tidak rusak. Tes pembuktian sukrose ini bertujuan untuk
Ekstrak usus tersebut dimasukkan ke dalam botol gelap dan membuktikan adanya enzim sukrose pada pencernaan ikan
ditutup rapat-rapat menggunakan kertas karbon. Ekstrak mas. Setiap kelompok menyiapkan tabung reaksi sebanyak 2
tersebut disimpan pada suhu ruang lebih dari 24 jam, setelah tabung reaksi diberi label A dan B, masing-masing diisi
disimpan selama 24 jam di saring kemudian dimasukan ke dengan larutan sukrosa 1% sebanyak 2,5 ml. Penggunaan
dalam freezer, dan disimpan sampai digunakan lagi pada saat larutan sukrosa berfungsi untuk membantu dalam penandaan
melakukan uji jenis-jenis enzim pada usus ikan mas yaitu tes adanya sukrosa diubah menjadi monosakarida oleh enzim
maltase yang terdapat pada pencernaan. Enzim maltase akan
pembuktian adanya amilase, maltase, dan tripsin
mengubah maltosa menjadi galaktosa, tetapi karena
C.Amilase dari usus halus ikan mas (Cyprinus carpio) disakarida yang digunakan adalah sukrosa maka akan
Tes pembuktian amilase ini bertujuan untuk dihasilkan monosakarida berupa fruktosa. Ekstrak usus
membuktikan adanya enzim amilase pada pencernaan ikan. ditambahkan sebanyak 1 ml pada tabung reaksi A. Pada
Praktikum ini diawali dengan menyiapkan 2 tabung reaksi tabung reaksi B ditambahkan 1 ml akuades. Hal ini bertujuan
serta diberi tanda A dan B. Lalu diisi dengan 2,5 ml larutan utuk membuktikan adanya enzim maltase pada usus ikan.
amilum 1%. Amilum berfungsi untuk membantu dalam Kedua tabung reaksi digoyangkan selama 5-10 menit.
penandaan adanya amilase ketika amilum diubah menjadi Penggoyangan bertujuan agar larutan menjadi homogen.
monosakarida oleh enzim amilase yang terdapat pada Kemudian masing-masing tabung ditambahkan reagen
pencernaan ikan. Pada tabung reaksi A ditambahkan ekstrak benedict sebanyak 2 ml. Pemberian reagen benedict
usus sebanyak 1 ml, tabung reaksi B ditambahkan akuades bertujuan agar dapat membuktikan adanya zat yang
sebanyak 1 ml. Penggunaan dua bahan uji yang berbeda mengandung galaktosa dan turunannya, sehingga hasil yang
bertujuan untuk membandingkan dan membuktikan adanya positif memberikan endapan berwarna merah bata karena
enzim amilase pada pencernaan ikan (tabung A) dan pada terbentuknya ikatan antara atom Cu atau tembaga yang
akuades (tabung B). Kedua tabung reaksi diisi dengan 2 ml berikatan dengan gugus aldehid dari glukosa yang bersifat
benedict dan dipanaskan untuk mempercepat reaksi. aktif. Reagen benedict merupakan reagen yang berwarna biru
Pemberian reagen benedict bertujuan agar dapat muda bersifat basa. Benedict mengandung ion Cu 2+ yang
membuktikan adanya zat yang mengandung glukosa dan akan direduksi oleh gula menjadi ion Cu + melalui proses
turunannya, hasil yang positif memberikan endapan berwarna pemanasan sehingga menghasilkan endapan warna coklat
merah bata karena terbentuknya ikatan antara atom Cu atau merah bata. Dasar reaksi benedict adalah sifat mereduksi
gula dalam larutan alkali. Gula dengan gugus karbonil bebas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

(aldehid dan keton) dalam larutan alkali berubah menjadi F. Fungsi empedu Gallus sp
bentuk enol yang reaktif. Kedua tabung reaksi dipanaskan 5 Tes pembuktian pengaruh empedu terhadap lemak
menit sambil digoyangkan dan diamati perubahan warnanya. bertujuan untuk mengetahui fungsi empedu pada pencernaan.
Hal ini bertujuan untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Empedu yang digunakan ialah empedu ayam. Praktikum
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada dilakukan dengan menyiapkan tabung reaksi sebanyak 2
tabung A yang dilakukan pada usus pencernaan ikan buah. Isi kantung empedu dituangkan dengan cara
menunjukkan adanya enzim maltase pada perubahan warna menggunting permukaannya ke dalam tabung reaksi A
pada larutan yaitu menjadi orange dan terdapat endapan sebanyak 2 ml, pada tabung reaksi B ditambahkan akuades
merah bata. Hal ini membuktikan bahwa pada usus ikan sebanyak 2 ml sebagai kontrol. Kemudian minyak goreng
terdapat kandungan enzim maltase/sukrase. Tabung B larutan ditambahkan sebanyak 2 ml pada masing-masing tabung
juga berubah menjadi merah bata dan terdapat endapan reaksi. Penambahan minyak goreng bertujuan untuk
.Berdasarkan literatur adanya endapan merah bata adalah mengetahui pengaruh empedu dan aquades terhadap lemak.
karena adanya reagen benedict yang dapat menguji adanya Selanjutnya kedua tabung reaksi dikocok, bertujuan agar
gula pereduksi dalam suatu larutan. Larutan Bennedict larutan homogen. Kedua tabung reaksi dibiarkan selama 5-10
merupakan campuran CuSO4 dalam Na2CO3 dan larutan Na- menit dan diamati perubahan yang terjadi pada kedua tabung
sitrat, bila direaksikan dengan gugus aldehid akan reaksi.
membentuk kompleks Cu2+ yang berwarna biru dan setelah Hasil yang didapatkan bahwa pada tabung A
dipanaskan akan terbentuk Cu2O yang berupa endapan merah cairan empedu yang dicampur minyak, tercampur dengan
bata[4] baik dengan perubahan warna dari hijau pekat setelah
E. Tripsin dari usus halus ikan mas dikocok menjadi hijau tua. Hal ini disebabkan karena pada
empedu terdapat garam empedu yang berfungsi sebagai
Tes pembuktian Tripsin bertujuan untuk
pengemulsi lemak menjadi misel agar dapat di absobrsi di
membuktikan adanya enzim Tripsin pada pencernaan ikan
usus halus. Bagian karboksil (bagian polar) garam empedu
kakap putih. Praktikum dilakukan dengan menyiapkan
bersifat hidrofilik, sedangkan bagian sterol garam empedu
tabung reaksi 2 tabung diberi label A dan B masing-masing
bersifat hidrofobik dan efek ini mampu menurunkan
diisi 1 ml albumin atau putih telur + 19 ml aquades yang
tegangan permukaan sehingga butiran lemak dapat dengan
telah diencerkan. Albumin/putih telur yang mengandung
mudah dipecah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil,
protein digunakan untuk membuktikan adanya enzim tripsin
selain itu, garam empedu menyebabkan minyak membentuk
dimana enzim tersebut dapat memecah protein menjadi
misel. Misel timbul karena setiap molekul garam empedu
peptida pendek. Selanjutnya dipanaskan hingga mendidih hal
dari misel berkelompok bersama membentuk butiran kecil
ini dilakukan untuk mempercepat reaksi dan denaturasi
lemak pada bagian tengah misel [6]
protein. Lalu didinginkan dan ekstrak usus sebanyak 1 ml
Pada tabung A terbentuk dua fase larutan, hijau tua di
dimasukkan ke dalam tabung reaksi A dan akuades sebanyak
bagian bawah dan hijau kekuningan pada bagian atas. Pada
1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi B. Hal ini bertujuan
bagian bawah adalah empedu sedang pada bagian atas adalah
untuk membuktikan adanya enzim tripsin pada usus ikan mas
enzim garam – garam dan asam lemak (sabun). Sabun ini
serta pada aquades. Kedua tabung reaksi didiamkan selama
merupakan garam alkali padat dari asam lemak yang dapat
5-10 menit. Agar reaksi terjadi sempurna. Reagen biuret
larut dalam air dan berbentuk misel. Reaksi yang terjadi pada
diteteskan pada masing-masing tabung reaksi. Biuret
tabung A adalah :
merupakan reagen yang digunakan untuk menguji protein. panas
Hasil positif adanya protein ditunjukkan dengan adanya Lemak & Trigliserida + KOH garam kalium + gliserol
perubahan warna dan bentukan cincin biru keungu-unguan. Asam lemak
Enzim tripsin merupakan enzim yang berfungsi untuk lipase
memecah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam Trigliserida + H2O Asam lemak + monoasil gliserol
amino serta berfungsi mengkatalisis pembukaan ikatan antara
karbon dengan atom lain. Protein merupakan polimer yang Berdasarkan reaksi tersebut dapat diketahui bahwa
tersusun dari asam amino sebagai monomernya. Monomer- adanya garam – garam empedu maka akan terjadi perubahan
monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang tegangan permukaan partikel makanan dan memungkinkan
mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus agitasi dalam traktus intestinal untuk memecah gelembung
amina milik monomer di sebelahnya [5] lemak menjadi bentuk yang lebih kecil. Proses ini disebut
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada ikan dengan emulsifikasi atau fungsi deterjen dari garam – garam
mas memiliki hasil yaitu pada tabung A terdapat cincin empedu. Garam empedu berfungsi untuk membantu absorbsi
berwarna ungu, yang terbentuk secara cepat dan warna lemak, monogliserida, kolesterol, dan lemak lain dalam
berubah menjadi coklat bening, terdapat sedikit endapan tua. traktus untestinal. Garam empedu membentuk kompleks
Hal ini dikarenakan biuret merupakan reagen yang bersifat kecil dengan lemak yang disebut dengan micelus dan sangat
basa, sehingga gugus amin dari asam amino bertindak mudah larut akibat muatan listrik dan garam empedu [6]
sebagai asam dengan membentuk NH4+. Reaksi menghasilkan Sedangkan pada tabung B yang berisi akuades dan minyak
senyawa basa NH4OH yang menyebabkan larutan berwarna terdapat 2 lapisan yaitu lapisan atas adalah minyak dengan
ungu. Sedangkan pada tabung B tidak terdapat cincin ungu warna putih di bagian atas dan lapisan bawah adalah air/
dan larutan tetap berwarna putih susu[5] akuades berwarna bening.Minyak tidak dapat bercampur
dengan air karena tidak terdapat zat pengemulsi lemak.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Sehingga minyak yang bersifat hidrofobik akan saling tolak- IV. KESIMPULAN
menolak dengan air yang bersifat hidrofilik [6] Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka
G.Amilase saliva dapat disimpulkan bahwa sistem pencernaan merupakan
proses pemecahan senyawa organik komplek menjadi
Praktikum pembuktian enzim amilase saliva ini bertujuan
senyawa yang lebih sederhana dibantu oleh kerja enzim.
untuk membuktikan adanya enzim amilase saliva pada saliva
Pada usus ikan mas terdapat enzim amilase yang ditandai
(ludah) manusia. Pertama disiapkan 3 buah tabung reaksi dan
dengan adanya endapan merah bata (Cu 2O) dan warna larutan
ditandai A, B dan C. Lalu masing – masing tabung reaksi
menjadi kuning-kemerahan. Pada usus ikan mas juga terdapat
diberi 5 ml larutan amilum 1%. Amilum berfungsi untuk
enzim pencernaan lain seperti maltase dan tripsin. Enzim
membantu dalam penandaan adanya amilase ketika amilum
maltase dibuktikan dengan adanya perubahan warna larutan
diubah menjadi monosakarida oleh enzim amilase yang
menjadi orange + endapan dengan penambahan sukrosa pada
terdapat pada saliva manusia. Masing-masing tabung reaksi
ekstrak usus. Enzim tripsin dibuktikan dengan perubahan
diberi 2 – 3 tetes iodine. Tabung C ditambah 10 tetes saliva
warna menjadi coklat bening sedikit terdapat endapan coklat
dan tabung B diberi 10 tetes akuades. Larutan dalam semua
muda dan dan erdapat cincin ungu yang menghilang cepat.
tabung menjadi berwarna biru pekat.
Sedangkan pengaruh empedu pada pencernaan ialah sebagai
Hasil yang didapat adalah pada tabung reaksi C berwarna
pencerna lemak dengan mengemulsikan lemak menjadi
biru memutih setelah ditambahkan 1ml saliva. Sedangkan
misel-misel kecil yang nantinya akan diabsorbsi oleh usus.
tabung A dan tabung B berwarna biru pekat (tetap).
Selain itu, pada tes pembuktian adanya enzim amilase dalam
Perubahan warna yang tadinya berwarna biru tua menjadi
air ludah dapat dibuktikan dengan perubahan warna pada air
bening (biru memutih) . Hal ini menunjukkan bahwa pada
ludah yaitu menjadi biru memutih, yang sebelumnya telah
saliva manusia terdapat enzim amilase.
dilakukan penambahan amilum dan iodin.
Didalam rongga mulut terjadi pencernaan
karbohidrat. Proses penguraian ini dimulai dari mulut selama
penguraian makanan, dengan bantuan enzim amylase yang DAFTAR PUSTAKA
dikeluarkan oleh kelenjar ludah. Amilase pada air ludah [1] I, Wiwi, Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Carnisius(2006)
bekerja memutuskan sejumlah ikatan α (l —> 4) glikosida [2] Winarno,Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
pati dan glikogen sehingga dihasilkan campuran senyawa Jakarta(1992)
[3] D, John, Kamus Lengkap Kimia.Erlangga: Jakarta(1994)
maltose glukosa dan oligosakarida. Roti yang mengadung zat
tepung lambat laun terasa manis sewaktu kita mengunyahnya [4] G, Goldstein,Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga
press: Surabaya(1996))
karena kandungan zat patinya yang semula tidak berasa, [5] Borgstrom, Studies Of Intestinal Digestion And Absorption In The
dihidrolisa enzimatik menghasilkan gula berupa glukosa Human. University Of Lund: Sweden(1957)
sehingga terasa manis. Amilase dihasilkan dalam mulut dan [6] Lehninger, A.H., 1995. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta
[7] Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyatin. 2005. Dasar-dasar Biokimia
perut yang merupakan respon awal untuk mengubah amilum .Universitas Indonesia Press: Jakarta.
menjadi oligosakarida dan monosakarida (glukosa). Saliva
mempunyai pH 6-7 dantersusunatas air 99% dan 1% protein
dan molekul garam kecil [7]
Saliva adalah cairan yang lebih kental daipada air biasa
dan memiliki pH antara5,75-7,05. Fungsi saliva adalah
sebagai bahan pelincir yang menyebabkan makananmudah
dikunyah dan ditelan, karena terdapat musin. Musin
merupakan senyawakompleks protein-karbohidrat atau
glikoprotein. Selain itu fungsi saliva dapat digunakansebagai
pelembab mulut, menetralkan asam dari makanan, dan lain
sebagainya [7]
Enzim merupakan katalisator protein yang
mempercepatreaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam
sistem biologik. Salah satu enzim yang terdapat pada
makhluk hidup adalah enzim amilase. Enzim tersebut di
dalam saliva berfungsi untuk mencerna amilum menjadi
amilase. Saat iodium ditambahkan padaamilum yang diberi
enzim amilase yang berasal dari saliva tidak akan
menghasilkanwarna biru dan reaksi kimianya adalah [7] :

Enzim amylase
Amilum Maltosa
(biru dengan iodium) (tidak berwarna dengan iodium)

Anda mungkin juga menyukai