Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PENETRASI DAN FERTILISASI


4.1.1 Tabel Pengamatan
No Gambar Penjelasan
.
1. Stadium penetrasi sperma pada Asterias
Pada Ascaris megalocephala penetrasi terjadi sebelum
proses pembelahan pemasakan sel telur terjadi.

Fertilisasi pada Asterias


Stadium pembelahan meiosis I
pemasakan sel telur
Setelah sperma melakukan penetrasi baru terjadi
pembelahan pemasakan I (meiosis I). Pada proses ini
mulai terjadi lapisan kitin sebagim pelindung sel telur.
Proses meiosis I menghasil satu inti sel telur yang siap
memasuki metafase II dan badan polar I di luar
sitoplasma sel telur.
Fertilisasi pada Asterias
Stadium pembelahan meiosis II
pemasakan sel telur
Akibat terjadinya metafase II maka dihasilkan inti
telur yang haploid dan badan polar II. Badan polar I
terdesak menjauh dari membran vitelina.
Fertilisasi pada Asterias
Stadium pronukleus
Inti telur dan inti sperma yang haploid kemudian
membentuk pronuklei, saling mendekat dan akhirnya
menyatu/melebur.

Penyatuan pronukleus jantan dan betina

Fertilisasi pada Asterias


Tahap pembelahan mitosis I embrio
Fertilisasi telah terjadi dan telur berubah menjadi
zigot. Zigot kemudian melakukan pembelahan mitosis
pertama kali dan zigot berubah menajdi embrio tahap
2 sel.

Fertilisasi pada Asterias


Embrio tahap 2 sel

4.1.2 Pembahasan Penetrasi dan Fertilisasi


Pada tahap penetrasi, Sebelum spermatozoa menembus dan masuk ke dalam sitoplasma sel
telur, spermatozoa harus melalui beberapa lapisan selubung sel telur yaitu  dari bagian paling
luar berturut-turut adalah sel-sel kumulus, zona pelusida dan membran plasma (membran
vitelin).
1. Sel-sel kumulus
Spermatozoa menembus lapisan sel-sel kumulus dengan dikeluarkannya enzin
hyaluronidase yang akan mencema asam hialuronat yang terdapat diantara sel-sel kumulus.
Asam hialuronat ini dihasilkan oleh sel-sel granulosa selama perkembangannya di dalam
folikel di ovarium.
2. Zona pelusida
Setelah menembus sel-sel kumulus, spermatozoa berikatan dengan zona pelusida melalui
semacam ikatan antigenreseptor yang bersifat spesies-spesiflk. Dalam hal ini yang
bertindak sebagai antigen adalah protein-protein yang terdapat pada membran plasma
spermatozoa dan yang bertindak sebagai reseptor adalah glikoprotein pada zona pelusida.
Terdapat tiga jenis glikoprotein pada mamalia yaitu glikoprotein ZPl, ZP2 dan ZP3.
Glikoprotein ZPl berfungsi sebagai "kerangka" berikatan dengan glikoprotein ZP2 dan
ZP3. ZP3 bertindak sebagai reseptor primer bagi ikatan sperma-zona pelussida.
Ikatansperma-ZP3 akan merangsang reaksi akrosom dan pengeluaran enzim-enzim
hidrolitiknya. Enzim-enzim ini akan berperan didalam mencerna dan menembus zona
pelusida. Meskipun enzim zona lisin yang utama berperan mencerna zona adalah acrosin,
akan tetapi enzim-enzim lain tetap berperan mencerna zor.a karena zona merupakan
struktur yang kompleks. Ikatan sperma-ZP3 bersifat sementara dan akan lepas setelah
terjadinya reaksi akrosom, yaitu saat membran piasma spermatozoa melebur (hancur).
Selanjutnya  ikatan terjadi antara membran akrosom sebelah dalam dengan ZP2 (reseptor
sekunder) yang memungkinkan ikatan sperma-zona selama proses penembusan zona oleh
spermatozoa.
3. Membran perivitelin
Setelah menembus zona, spermatozoa masuk ke ruang periviteiin (ruang diantara membran
vitelin dengan zona), kemudian menempel pada membran vitelin. Lapisan vitelin menjadi
membran fertilisasi (fertilization membrane), yang menahan masuknya sperma tambahan.
Pada saat ini, umumnya sekitar satu menit setelah sperma masuk dan sel telur menyatu,
voltase yang mengalir di sepanjang membran plasma telah kembali ke normal, dan
pemblokiran cepat terhadap polispermia tidak lagi berfungsi. Akan tetapi membran
fertilisasi itu, bersama-sama dengan perubahan lain pada permukaan sel telur, berfungsi
sebagai pemblokiran lambat terhadap polispermia (slow block to polyspermy).
Akibat masuknya spermatozoa, sel telur akan teraktivasi. Salah satu akibat dari aktivasi
ovum tersebut adalah terjadi penciutan vitelin daalam volumenya yang mendorong cairan
keruang perivitelin. Bersamaan dengan itu kepala sperma di dalam vitelius mengembang dan
mendapat konsistensi seperti lendir dan kehilangan bentuk yang khas, kemudian perforarium dan
ekor sperma tunggal. Di dalam inti sperma muncul beberapa nukleoli yang langsung bersatu dan
suatu membran nukleus berbentuk di sekeliling inti tersebut. Struktur nukleus terakhir yang lebih
mirip inti suatu sl somatik dari pada inti sperma disebut pronukleus jantan.
Pada kebanyakan spesies badan kutub kedua dikeluarkan dari ovum segera sesudah sperma
masuk dan dimulailah pronukleus betina yang menyerupai pronukleus jantan dilihat dari nukleoli
dan pembentukan membran inti. Kedua pronuklei berkembang simultan bertambah volumenya
selama beberapa jam menjadi 20x volume awal.
Pada fase tertentu selama puncak perkembangannya, pronuklei jantan dan betina
mengadakan kontak. Sesudah beberapa saat mereka berkerut dan bersamaan dengan itu mereka
melebur diri. Nuklei dan membran inti menghilang dan pronuklei tidak tampak lagi. Umur
pronuklei berkisar antara 10-15 jam. Menjelang cleavage pertama dua kelompok kromosom
mulai kelihatan, masing-masing adalah kromosom paternal dan maternal. Mereka bersatu
membentuk kelompok yang memulai profase mitosis pertama dari proses cleavage. Kini
fertilisasi atau pembuahan telah selesai.

4.2 Perkembangan Embrio Ayam


4.2.1 Tabel Pengamatan
No. Gambar Penjelasan
Embrio ayam bidang pembelahan I / 2 sel

Embrio ayam bidang pembelahan II / 4 sel


Embrio ayam bidang pembelahan III / 8 sel

Embrio ayam bidang pembelahan IV / 16 sel

Embrio ayam bidang pembelahan V / 32 sel

Embrio ayam fase blastula lanjut

Embrio ayam sayatan memanjang gastrulasi embrio


ayam

Embrio ayam sayatan melintang melalui bumbung


neural
Embrio ayam 16 jam

Gambar preparat

Perbesaran 40x
Embrio ayam 24 jam
terdiri dari area embrional, area pellusida, area
opakavaskuola

Preparat

Perbesaran 40x
Embrio ayam 33 jam

Preparat

Perbesaran 40x
Embrio ayam 48 jam
terdiri dari telensephalon, dienshephaolon,tunas
ekor dan sisa daerah primitif

Preparat

Perbesaran 40x
Embrio ayam 72 jam
terdiri dariepiphisis, vesikula otik dan lensa mata,
cawan optik, celah visceral, atrium, ventrikel,
somit, batas amnion, tunas ekor, dan disisa daerah
primitif.

Preparat

Perbesaran 40x

4.3 Perkembangan Embrio Katak


4.3.1 Tabel Pengamatan
No. Gambar Penjelasan
1. Embrio katak fase 2 sel
Tahap dua sel dicapai dengan pembentukan
bidang pembelahan I yang terjadi secara vertikal
dari kutub anima ke kutub vegetatif.
2. Embrio katak fase 4 sel
Tahap 4 sel dicapai dengan pembentukan bidang
pembelahan ke II yang terjadi secara vertikal
dari kutub anima ke kutub vegetatif tegak lurus
bidang pembelahan I.

3. Embrio katak fase 8 sel


Tahap 8 sel dicapai dengan pembentukan bidang
pembelahan III secara horisontal di tengah telur
dan memotong tegak lurus bidang pembelahan I
dan II.

4. Embrio katak 16 sel


Tahap 16 sel dicapai dengan pembentukan
bidang pembelahan IV (dua buah bidang) secara
vertikal diantara bidang pembelahan I dan II.

5. Embrio katak fase 32 sel


Tahap 32 sel dicapai dengan pembentukan
bidang pembelahan V (dua buah bidang) yang
horisontal diatas dan dibawah bidang
pembelahan III

6. Embrio katak blastula lanjut


Pada tahap blastokista lanjut, sel-sel di bagain
kutub vegetatif akan tampak mendatar dan
terjadi komunikasi ke dalam rongga blstosoel
oleh sel-sel di bagian ini.
7. Sayatan histologis gastrula lanjut / arkenteron
kecil , blastoecoel besar pada katak

8. Sayatan memanjang neurulasi pada katak

9. Embrio Bufo sp. fase 2 sel

Perbesaran 100x
10. Embrio Bufo sp. fase 4 sel

Perbesaran 100x
11. Embrio Bufo sp. fase 4-16 sel

Perbesaran 100x
12. Embrio Bufo sp. fase morula

Perbesaran 100x
13. Embrio Bufo sp. fase blastula

Perbesaran 100x
14. Embrio Bufo sp. fase gastrula

Perbesaran 100x
15. Embrio Bufo sp. fase neurula awal (neural crest)

Perbesaran 100x
16. Embrio Bufo sp. fase neurula akhir

Perbesaran 100x
Daftar Pustaka
Campbell, Neil A. et al. 2004. BIOLOGI, Edisi Kelima-Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Nurhayati, A. 2009. Diktat Perkembangan Hewan. Program Studi Biologi Falkultas
Maematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai