Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Estrus berasal dari kata Yunani yang dalam bahasa Inggris berarti gadfly. Istilah untuk
menyebut orang-orang yang berperilaku mengganggu. Seperti yang ditunjukkan oleh sebutan
tersebut, hewan yang sedang berada di puncak estrus mengalami dorongan yang kuat tapi singkat
untuk kawin. Hewan seperti itu disebut sedang “bergairah” atau sedang estrus. Pada estrus tidak
terdapat perkembangan lapisan uterus yang rumit seperti pada siklus menstruasi. Jika tidak
terjadi fertilisasi, penebalan dinding rahim macam apapun yang disiapkan untuk sel telur yang
terbuahi akan diserap kembali ke dalam tubuh (Fried et all, 2005).
Siklus estrus merupakan waktu antara periode estrus. Betina memiliki waktu sekitar 25-40
hari pada estrus pertama. Mencit merupakan poliestrus dan ovulasi terjadi secara spontan dengan
durasi siklus estrus 4-5 hari dan fase estrus sendiri membutuhkan waktu. Tahapan pada siklus
estrus dapat dilihat pada vulva. Fase-fase pada siklus estrus diantaranya adalah estrus, metetrus,
diestrus dan proestrus. Periode-periode tersebut terjadi dalam satu siklus dan serangkaian kecuali
pada saat fase anestrus yang terjadi pada saat musim kawin (Marcondes, 2002).
Oleh karena itu di lakukan praktikum siklus estrus ini, yaitu dengan membuat preparat
sitologis apusan vagina yang dapat di gunakan untuk mengetahui tahap-tahap siklus estrus pada
mencit(Mus musculus) yang merupakan dasar dari praktikum embriologi dan perkembangan
hewan lainnya.

1.2 Permasalahan
1. Apakah siklus estrus itu ?
2. Bagaimanakah tahapan yang terjadi pada siklus estrus ?

1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan tahapan-tahapan siklus estrus
pada mencit (Mus musculus).

1.4 Manfaat
Praktikan bisa mengetahui tentang siklus estrus dan tahapan-tahapan dalam siklus estrus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau
“gairah”, hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH).
Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi
pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi
ovulasi. Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing
hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada
saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada
dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika
betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati
mencit betina dan akan terjadi kopulasi ( Campbell,2004).
Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonic dengan jarak gelombang suara 30
kHz – 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina,
sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar
preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian
mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromone ini karena terdapat organ vomeronasal yang
terdapat pada bagian dasar hidungnya. Pada tahap ini vagina pada mencit betina pun
membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus
awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada
tahap ini adalah ukuran uterus maksimal.Tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir
dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama18 jam (Campbell, 2004).
Pada dasarnya dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan
banyak primata lain mampunyai siklus menstruasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain
mempunya siklus estrus (estrous cycle). Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu
dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena
menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantasi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus
itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus menstruasi
endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang
disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan
tidak terjadi pendarahan yang banyak (Campbell, 2004).
Siklus estrus dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu fase folikuler dan fase luteal. Fase
folikuler adalah pembentukan folikel sampai masak sedangkan fase luteal adalah setelah ovulasi
sampai ulangan berikutnya dimulai. Siklus estrus pada hewan berasal dari folokel graff ke
korpus luteum. Siklus estrus dapat dibedakan menjadi 4 fase, yaitu :
1. Fase proestrus.
Ditandai dengan adanya sel-sel epitel normal. Terjadi pembentukan folikel sampai tumbuh
maksimum. Pertumbuahan folikel ini menghasilkan estrogen sehingga dinding uterus menjadi
lebih tebal dan halus serta lebih bergranula.Selain itu digetahkan cairan yang agak pekat yang
dinamakan cairan milkuteria. Struktur histologist epitel vagina pada fase proestrus adalah
sebagai berikut :Berlapis banyak (10-13), stratum korneum kornifikasi aktif, leukosit sedikit,dan
mitosis aktif.
2. Fase estrus.
Fase ini ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk. Produksi estrogen akan bertambah
dan terjadi ovulasi sehingga dinding mukosa uterus akan menggembung dan mengandung sel-sel
darah. Pada fase ini folikel matang dan terjadi ovulasi dan betina siap menerima sperma dari
jantan. Sel-sel epitel menanduk merupakan indikator terjadinya ovulasi. Menjelang ovulasi
leukosit makin banyak menerobos lapisan mukosa vagina kemudian ke lumen. Selama masa
luteal pada ovarium dengan pengaruh hormon progesteron dapat menekan pertumbuhan sel
epitel vagina. Struktur histologis epitel vagina pada fase estrus sebagai berikut : Lapisan
superficial berinti, Struktur korneum sedikit dan melepas leukosit di bawah epitel, Mitosis
berkurang, Leukosit tidak ada.
3. Fase diestrus
Pada fase diestrus ditandai dengan adanya sel epitel normal dan banyak leukosit.
4. Fase anestrus
Fase anestrus merupakan fase istirahat jika tidak terjadi fertilisasi atau kehamilan. Ditandai
dengan sel epitel normal atau sel epitel biasa dan sel epitel menanduk. Dimana lapisan
epiteliumnya 4-7 dan terdapat leukosit pada lapisan luar.

Gambar 1 siklus estreus (Hill, Mark. 2006)


2.2 Daur Pembiakan
Sistem reproduksi betina mengalami suatu daur, yang berulang secara berkala dan teratur.
Lama daur pembiakan itu tergantung pada beberapa jenis manusia. Ada yang beberapa hari, ada
yang beberapa minggu, ada pula yang setahun. Primata sekitar sebulan. Orang rata-rata 28 hari.
Mamalia yang hidup bebas, seperti kucing, anjing, harimau, rusa, sekali tetahun saja melakukan
pembiakan, disebut musim pembiakan. Tapi kalau sudah jadi hewan secara turun-temurun,
musim pembiakan tidak jelas lagi sekali setahun, bisa 2 – 3 kali setahun. Kecuali primata, pada
umumnya jantan mamalia menyesuaikan diri dengan daur pembiakan pada betina (Yatim, 1994).
Daur pembiakan asal-usulnya menyesuaikan diri dengan suasana ekologis (iklim, musim, musuh,
gejala astronomis). Burung daerah dingin bertelur di awal musim semi atau musim panas. Hewan
laut banyak bertelur ketika air pasang atau sedang bulan purnama (Yatim, 1994).
Meningkatnya suhu serta pancaran cahaya matahari dikira menimbulkan reaksi fisiologis
berantai dalam tubuh hewan sehingga mendorong mereka untuk menghasilkan dan
mengeluarkan telur. Lewat retina atau suatu indara penerima stimulus suhu dan cahaya, sehingga
merangsang hypothalamus otak dan hypophysis, maka digetahkan hormon gonadotropin (Yatim,
1994).
Daftar berikut memperlihatkan lama suatu daur pembiakan pada mamalia :
Spesies Lama satu daur
Mencit dan tikus  5 hari 
Marmot 15 hari
Sapi, kucing, dan anjing 21 hari
Orang dan kera 28 hari
Simpanse 35 hari
Tabel 1 :  Lama Satu Pembiakan pada Mamalia
Pada mamalia, (tak kentara pada primata) ada rasa membiak (birahi) yang datang secara
berkala bagi betinanya, disebut estrus (oestrus). Karena itu pada kelompok hewan demikian daur
pembiakan sama atau serentak dengan daur estrus. Daur estrus adalah suatu peristiwa antara dua
kejadian estrus (Yatim, 1994).
Seluruh bagian sistem reproduksi mengalami perubahan berkala dalam daur itu. Prinsipnya
menyesuaikan diri dengan daur yang dialami alat kelamin primer, yakni ovarium. Pada suatu
ketika dalam daur itu ovarium menghasilkan banyak estrogen, dan ini mempengaruhi saluran
atau kelenjar sekunder. Bahkan juga tabiat atau behaviour tubuh betina itu secara keseluruhan
mengalami perubahan berkala, sesuai deengan perubahan produksi estrogen dalam ovarium
(Yatim, 1994).
Daur pembiakan dibagi atas 7 macam menurut daerah genitalia yang mengalaminya:
1.       daur ovarium
2.       daur tuba
3.       daur uterus
4.       daur cervix
5.       daur vagina
6.       daur kelenjar susu
7.       daur tabia
(Yatim, 1994).

BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Siklus Estrus ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 30 Oktober 2012, pukul
07.00 WIB - Selesai, di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Sepuluh Nopember, Surabaya.

3.2. Alat, Bahan, dan Cara kerja


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tiga ekor mencit betina yang
masih virgin berumur sekitar 2-3 bulan, cotton bud, kaca objek dan kaca penutup, NaCl, Metylen
Blue, mikroskop cahaya, dan aquades.
Cara kerja dari praktikum ini yaitu pertama cotton bud dibasahi dengan NaCl lalu diusapkan
pada vagina mencit betina. Cotton bud lalu dioleskan diatas gelas objek yang masih bersih. Lalu
ditetesi dengan metylen blue dan dibiarkan selama 3-5 menit. Kelebihan zat warna biru tersebut
lalu dibuang dan dibilas dengan air. Setelah itu dikeringkan dan diamati di bawah mikroskop.
Lalu ditentukan gambar sitologis apusan vagina dan tahap siklus reproduksinya. Betina yang
sudah siap kawin kemudian disatukan dengan mencit jantan dan diamati sumbat vagina yang
terbentuk keesokan harinya.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
Nama Mencit Gambar Apusan Vagina Tahap Siklus Ciri-ciri
Naomi Proestrus  Berlapis
banyak (10-
13)
 Stratum
korneum
kornifikasi
aktif
 Leukosit
sedikit
 Mitosis aktif

Juliet Estrus  Lapisan


superficial
berinti
 Struktur
korneum
sedikit
 Melepas
leukosit di
bawah epitel
 Mitosis
berkurang
 Leukosit tidak
ada.

Hana Proestrus  Berlapis


banyak (10-
13)
 Stratum
korneum
kornifikasi
aktif
 Leukosit
sedikit
 Mitosis aktif

4.2 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan tahapan-tahapan siklus
estrus pada mencit ( Mus musculus ).
Langkah-langkah dalam praktikum ini adalah pertama di siapkan 3 mencit betina yang
masih fertil. Setelah itu di siapkan cotton bud yang telah dibasahi dengan larutan NaCl dan
kemudian diusapkan pada vagina mencit betina tersebut, setelah itu cotton bud dioleskan diatas
gelas objek yg bersih lalu ditetesi larutan methilen blue dan dibiarkan hingga 3-5 menit. Dibuang
kelebihan zat warna biru yang ada pada gelas objek lalu dibilas dengan aquades. Setelah itu
dikeringkan dan diamati dibawah mikroskop. Setelah diamati, ditentukan gambar sitologis
apusan vagina dan tahap siklus reproduksinya. Ulangi hal tersebut pada dua mencit betina
lainnya. Pada mencit betina yang telah siap kawin disatukan dengan seekor jantan dalam satu
kandang dan diamati sumbat vagina yang terbentuk keesokan harinya. Pada mencit yang
bernama Juliet, memiliki berat badan 23,04 gram dan telah terlihat bahwa pada apusan
vaginanya telah menunjukkan fase estrus, terbukti dari hasil pengamatan dibawah mikroskop,
sel-sel epitel menanduknya terlihat banyak seperti pada gambar literatur. Mencit yang bernama
Juliet pun dapat segera disatukan dengan mencit jantan agar dapat kawin. Sedangkan pada
mencit yang bernama Hana dengan berat badan 17,9 gram dan Naomi dengan berat badan 19,33
pada apusan vaginanya menunjukkan fase proestrus, terbukti dari hasil pengamatan dibawah
mikroskop terlihat banyak terdapat sel epitel berinti seperti pada gambar literatur. Dan pada
kedua mencit baru dapat disatukan dengan mencit jantan agar dapat kawin pada sehari setelah
pengamatan karena apabila mencit pada fase proestrus ini langsung disatukan dan dikawinkan
saat ini maka perkawinan tersebut tidak akan terjadi bahkan akan terjadi pertengkaran antara
mencit betina dan jantan,hal ini terjadi karena di luar siklus estrus mencit betina akan
menganggap mencit jantan sebagai ancaman dan pengganggu saat mencit jantan mendekati.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 3 ekor mencit betina yang masih
fertil dan berumur 2-3 bulan agar dapat terlihat sumbat vaginanya dan terlihat dalam fase apakah
mencit dalam keadaan estrus atau tidak, hal ini untuk memudahkan waktu pencampuran dengan
jantan. Lalu digunakan cotton bud sebagai metode untuk melihat fase estrus pada mencit betina
tersebut. Sedangkan NaCl digunakan sebagai larutan fisiologis untuk mempertahankan kondisi
sel-sel agar tetap sama saat dipindahkan ke luar tubuh. Methilen Blue digunakan sebagai
pewarna agar sel-sel yang diamati terlihat lebih jelas. Aquades digunakan untuk meluruhkan
methilen blue agar methilen blue tidak dominan,sehingga apusan vagina dalam gelas kaca dapat
terlihat di bawah mikroskop.
Dalam praktikum ini di amati vagina plaque pada tiap mencit betina untuk mengetahui
apakah mencit betina tersebut masih fertil ataukah sudah tidak fertil lagi karena plaque
merupakan sisa sperma dari mencit jantan yang menempel pada sekitar vagina mencit
betina.Siklus estrus ini mempunyai perbedaan dengan menstruasi,Dua jenis siklus yang berbeda
ini ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mempunyai siklus
menstruasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunyai siklus estrus (estrous cycle).
Pada kedua kasus ini, ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus itu setelah endometrium
mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan
implantasi embrio. Satu perbedaan antara kedua jenis siklus itu melibatkan nasib lapisan uterus
jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus menstruasi, endometrium akan meluruh dari uterus
melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus
estrus, endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak
(Campbell,2004).
Perbedaan utama lainnya meliputi perubahan perilaku yang lebih jelas terlihat selama siklus
estrus dibandingkan dengan siklus menstruasi, dan pengaruh musim dan iklim yang lebih kuat
pada siklus estrus. Sementara seorang perempuan bias reseptif terhadap aktivitas seksual
sepanjang siklus, sebagian besar mamalia hanya akan berkopulasi selama periode di sekitar
ovulasi. Periode aktivitas seksual ini, yang disebut estrus (Bahasa Latin, oestrus, berarti
“kegilaan” atau “gairah”), adalah satu-satunya waktu di mana perubahan vagina memungkinkan
terjadinya perkawinan. Panjang dan frekuensi siklus reproduksi sangat bervariasi di antara
mamalia. Lama siklus menstruasi pada manusia rata-rata 28 hari ,siklus estrus tikus hanya 5 hari
(Campbell,2004)
BAB V
KESIMPULAN
Siklus Estrus pada mencit (Mus musculus) terjadi dalam 4 fase. Fase Dietrus, Proetrus,
Etrus, dan Metestrus. Diestrus adalah fase dimana terbentuk folikel primer, Proetrus adalah fase
dimana terjadi pertumbuhan folikel dan berlanjut ke fase Estrus yang menjadi akhir dari
pertumbuhan folikel yang diikuti oleh pelepasan ovum dan kesiapan individu mencit betina
untuk melakukan perkawinan, apabila ovum tidak dibuahi maka akan terjadi fase Metestrus yang
merupakan peluruhan endometrium oleh sel-sel leukosit.
Pada praktikum ini, diketahui bahwa mencit dengan nama Naomi mengalami fase
proestrus, mencit dengan nama Juliet mengalami masa estrus siap kawin, dan mencit bernama
Hana mengalami fase proestrus.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. 2004. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Fried,George H &Hademenos,George J.2005. Scaum’sOutlines BiologyEdisiDua. Erlangga:


Jakarta.
Hill,Mark. 2006. Estrous Cycle. The University Of New South Wales. Sidney.
http://www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/125/3Oogenesis.pdf. Diakses pada
tanggal 30 Oktober 2012 pukul 15.54 WIB.

Marcondes, F. K., Bianchi, F. J. And Tanno, A. P. 2002. Determination Of The Estrous Cycle
Phases Of Rats: Some Helpful Considerations. Universidade Estadual De
Campinas, Av. Limeira: Piracicaba,Brazil

Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi.Tarsito: Bandung

LAMPIRAN
Skema Kerja

3 Mencit betina
- disedaiakan cooton bud yang sudah dibasahi dengan NaCl
- di usapkan pada vagina mencit betina
- di apuskan pada gelas objek
- di beri metylen blue
- di biarkan selama 3-5 menit
- di bilas dengan aquades
- di tutup dengan kaca objek
- diamati di bawah mikroskop
- difoto hasil apusan vaginanya

Hasil

Anda mungkin juga menyukai