Judul
Pengamatan Siklus Estrus Pada Hamster Betina
B. Abstrak
Siklus estrus pada hamster terdiri atas 4 tahapan penting yaitu fase proestrus, fase
estrus, fase metestrus, dan fase diestrus. Fase proestrus adalah saat sel epitel memiliki
inti dan terdapat sedikit leukosit di dalamnya dan terjadi selama 12 jam. Pada fase estrus
yang terjadi selama 12 jam, sel epitel bertanduk akan bertambah banyak. Pada fase
ketiga yaitu fase metestrus yang terjadi selama 12 jam, maka akan terdapat sel epitel
bertanduk dan leukosit yang semakin bertambah banyak. Dan fase terakhir yaitu
diestrus yang terjadi selama 64 jam, akan terdapat leukosit dan sel epitel berinti di
dalamnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati apusan vagina
hamster. Sama seperti manusia, pada hamster juga terjadi fase menstruasi yang disebut
siklus estrus sehingga dapat diketahui apa saja yang terjadi selama siklus etsrus tersebut
baik dari keadaan hamsternya maupun tahapan dari fase yang terjadi selama siklus
estrus. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan mengamati apusan
vagina hamster secara langsung di bawah mikroskop dan mengamati fase apa saja yang
sedang terjadi dan bagaimana kondisi sel-sel di dalamnya. Hasil dari penelitian ini yaitu
di dapatkan 4 fase penting selama siklus estrus yaitu fase proestrus, fase estrus, fase
metestrus, dan fase diestrus dengan kondisi masing-masing sel yang berbeda-beda.
E. Hasil
Fase-fase Siklus Estrus Gambar
Fase proestrus
Fase estrus
Fase metestrus
Fase diestrus
F. Diskusi/Pembahasan
Siklus estrus pada mencit atau hamster terdiri dari empat fase utama, yaitu proestrus,
estrus, metestrus, dan diestrus. Setiap fase dalam siklus ditentukan berdasarkan bentuk
sel epitel pada pengamatan sitologi vagina. Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih
mendalam mengenai fase-fase pada siklus estrus.
a) Proestrus adalah fase persiapan. Pada fase proestrus yang berlangsung selama 12
jam, sel epitel memiliki berinti dan terdapat sedikit leukosit di dalamnya. Fase
ini biasanya pendek, gejala yang terlihat berupa perubahan-perubahan tingkah
laku dan perubahan alat kelamin bagian luar. Tingkah laku betina agak lain
dengan kebiasaannya, misalnya menjadi sedikit gelisah, memperdengarkan suara
yang tidak biasa terdengar atau malah diam saja. Alat kelamin betina luar mulai
memperlihatkan tanda-tanda bahwa terjadi peningkatan peredaran darah di
daerah itu. Meskipun telah ada perubahan yang menimbulkan gairah sex, namun
hewan betina ini masih menolak pejantan yang datang karena tertarik oleh
perubahan tingkah laku tersebut (Partodiharjo, 1982).
b) Pada fase estrus yang terjadi selama 12 jam, sel epitel bertanduk akan bertambah
banyak. Estrus adalah fase yang terpenting dalam siklus berahi, karena dalam
fase ini hewan betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis
hewan dan dalam fase ini pula hewan betina mau menerima pejantan untuk
kopulasi. Ciri khas dari estrus adalah terjadinya kopulasi. (Partodiharjo, 1982).
c) Pada fase ketiga yaitu fase metestrus yang terjadi selama 12 jam, maka akan
terdapat sel epitel bertanduk dan leukosit yang semakin bertambah banyak.
Metestrus adalah fase dalam siklus berahi yang terjadi segera setelah estrus
selesai. Gejala yang dapat dilihat dari luar tidak terlihat nyata, namun pada
umumnya masih didapatkan sisa-sisa gejala estrus. Bedanya dengan estrus ialah
bahwa meskipun gejala estrus masih dapat dilihat tetapi hewan betina telah
menolak pejantan untuk aktivitas kopulasi. Serviks telah menutup, kelenjar-
kelenjar serviks merubah sifat hasil sekresinya dari cair menjadi kental. Lendir
kental ini berfungsi sebagai sumbat lumen serviks (Partodiharjo, 1982).
d) Pada fase diestrus yang terjadi selama 64 jam, akan terdapat leukosit dan sel
epitel berinti di dalamnya. Diestrus adalah fase dalam siklus berahi yang
ditandai dengan tidak adanya kebuntingan, tidak adanya aktivitas kelamin dan
hewan menjadi tenang. Dari periode permulaan diestrus, endometrium masih
mempelihatkan kegiatan, yaitu pertumbuhan kelenjar-kelenjar endometrium dari
panjang menjadi berkelok-kelok dan banyak diantaranya yang berkelok hingga
membentuk spiral. Tetapi pada pertengahan fase diestrus kegiatan-kegiatan
endometrium ini berdegenerasi yang akhirnya hanya tinggal kelenjar-kelenjar
permukaan yang cetek. Dalam periode permulaan diestrus, corpus
hemorrhagicum mengkerut karena di bawah lapisan hemorhagik ini tumbuh sel-
sel kuning yang disebut luteum. Diestrus adalah fase yang terlama diantara fase-
fase yang terdapat dalam siklus berahi (Partodiharjo, 1982).
G. Kesimpulan
Dari pengamatan yang sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa siklus
estrus adalah periode atau masa dari permulaan periode birahi ke periode birahi
berikutnya. Siklus estrus biasanya terjadi pada mamalia seperti tikus, mencit, dan
hamster. Pada siklus estrus terdapat 4 fase penitng yaitu fase proestrus, fase estrus, fase
metestrus, dan fase diestrus. Masing-masing fase dibedakan berdasarkan identifikasi
terhadap perubahan jaringan epitel/jaringan epitel kornifikasi dan keberadaan
leukositnya. Pada fase proestrus terdapat sel eitel biasa dan yang berinti, muncul folikel
dan banyak hormon estrogen. Pada fase estrus terdapat sel epitel kornifikasi dan terjadi
ovulasi. Pada fase metestrus terdapat sel epitel kornifikasi dan ada leukosit. Dan pada
fase diestrus terdapat epitel biasa dan yang berinti dan leukosit.
H. Referensi
Adnan. (2006). Reproduksi dan Embriologi Hewan. Makassar: Biologi FMIPA UNM
Baker DEJ, Lindsey JR, Dan Weisborth SH. (1980). The Laboratory Rat. Vol II.
Research
Applications. Academic Press Inc. London.
Huda, Nadayatul Khaira., Ramadhan Sumarmin., Yuni Adha. (2017). Pengaruh ekstrak
sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) terhadap siklus estrus mencit (Mus
musculus L. Swiss Webster). Eksakta. Vol 18(2):69-76.