PENDAHULUAN
Fungsi reproduksi laki-laki yang dapat dibagi menjadi tiga subdivisi utama :
1.2 Tujuan
1. Mempelajari dan menganalisis anatomi sistem reproduksi.
1.3 Prinsip
Sistem reproduksi dalam percobaan ini ingin melihat pengaruh dari hormon
TINJAUAN PUSTAKA
Pada hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus reproduksi.
Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat pada individu betina dewasa
seksual dan tidak hamil yang meliputi perubahan-perubahan siklik pada organ-
menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau
menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu
masih menolak pejantan. Terdapat leleran mucus. Jika dilihat dari dalam
maka, Terjadi pertumbuhan folikel tertier menjadi de-graaf, oviduk dan
mengalir ke vagina dan vulva dari uterus dan vulva berwana kemerah-
dipegang menggulung dan keluar lender. Estrogen tinggi dan FSH tinggi.
yang tinggi. Biasanya terdapat perdarah pada periode ini atau metbleeding
kebuntingan dan sifat hewan tenang. Uterus mulai kendor dan relaksasi
yang berlangsung pada hewan non primata betina dewasa seksual yang tidak
hamil. Pada mencit, siklus estrus terdiri atas beberapa fase utama adalah fase
1. Fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel
berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang
sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam (Billet dan Wild,
1975)
2. Fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel
berinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. Lamanya
3. Fase estrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel
menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang
berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih 25 jam (Billet dan Wild,
1975).
4. Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel
menanduk dan leukosit yang banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 8 jam
METODE
A. Alat : B. Bahan
1. Spuit 1 cc 1. Pil KB
3. Timbangan hewan
c. Hewan uji
kelompok Nal
3. Hewan uji diinduksi dengan sediaan uji setelah pemberian sediaan uji
4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA