Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungsi reproduksi laki-laki yang dapat dibagi menjadi tiga subdivisi utama :

1. Spermatogenesis : pembentukan sperma


2. Kinerja tindakan seksual laki-laki
3. Peraturan fungsi reproduksi laki-laki oleh berbagai hormon.

Sedangkan pada wanita reproduksi meliputi fungsi reproduksi wanita dapat


dibagi menjadi menjadi dua fase utama :

1. Persiapan betina tubuh untuk pembuahan dan kehamilan


2. Periode kehamilan dan melahirkan.

Tujuan dari reproduksi laki-laki dan perempuan sistem adalah untuk


melanjutkan spesies manusia dengan produksi keturunan. Sistem reproduksi laki-
laki dan perempuan menghasilkan gamet yaitu sperma dan sel telur, dam
menjamin persatuan gamet fertilisasi berikut hubungan seksual. Pada wanita,
rahim menyediakan situs untuk mengembangkan embrio/ janin sampai cukup
dikembangkan untuk bertahan hidup di luar rahim.

Hormon reproduksi sangat berperan penting dalam proses reproduksi manusia.


Dimana pengaruhnya sangat besar dalam meningkatkan atau menurunkan tingkat
fertilitas dari mahkluk hidup.

1.2 Tujuan
1. Mempelajari dan menganalisis anatomi sistem reproduksi.

2. Mengamati dan menganalisis uji efek obat terhadap siklus menstruasi.

1.3 Prinsip
Sistem reproduksi dalam percobaan ini ingin melihat pengaruh dari hormon

maupun subtansi lainnya terhadap system reproduksi pada hewan uji


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Pada hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus reproduksi.

Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat pada individu betina dewasa

seksual dan tidak hamil yang meliputi perubahan-perubahan siklik pada organ-

organ reproduksi tertentu misalnya ovarium, uterus, dan vagina di bawah

pengendalian hormon reproduksi. Siklus reproduksi meliputi antara lain siklus

esterus, siklus ovarium, dan siklus menstruasi (Adnan, 2010)

Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan

menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau

berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina secara fisiologis dan psikologis

dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan

struktural terjadi di dalam organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus

menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun, sedangkan hewan-hewan poliestrus

menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu

dengan kehamilan (Adnan, 2010)

Menurut Anonim (2011), Siklus estrus terdiri dari proestrus, estrus,

meteesrus, dan diestrus.

1. Proestrus : Merupakan fase persiapan. Tanda-tanda yang terlihat dari luar

adalah sedikit gelisah, terjadi peningkatan peredaran darah di vulva, dan

masih menolak pejantan. Terdapat leleran mucus. Jika dilihat dari dalam
maka, Terjadi pertumbuhan folikel tertier menjadi de-graaf, oviduk dan

dan uterus mendapat vaskularisasi lebih banyak dan menegang, lumen

serviks mulai memproduksi lender, servik mulai merelak, Progestron

turun dan estrogen naik.

2. Estrus : Mrupakan periode terhadi kopulasi. Terdapat lender yang

mengalir ke vagina dan vulva dari uterus dan vulva berwana kemerah-

merahan, bengkak dan hewan sering bengak-bengok. Uterus jika

dipegang menggulung dan keluar lender. Estrogen tinggi dan FSH tinggi.

Jika dilihat dari dalam folikel de-graff akan teraba,

3. Meteestrus : Pada periode ini betina sudah menolak pejantan untuk

melakukan kopulasi. Folikel sudah pecah, dan membentuk corpus

haemoragikum. Kelenjar seviks merubah sifat hasil sekresi dari cair ke

kental untuk membentuk sumbat cervik. Terjadi ovulasi dengan kadar LH

yang tinggi. Biasanya terdapat perdarah pada periode ini atau metbleeding

akibat penurunan kadar estrogen yang mendadak yang menyebabkan

kapiler darah di uterus pecah.

4. Diestrus : Merupakan periode yang paling panjang, tidak ada

kebuntingan dan sifat hewan tenang. Uterus mulai kendor dan relaksasi

dan kelenjar endometrium berdegenerasi. Korpus luteum teraba, corpus

haemoragikum mengerut diawal fase ini karena dicauda sel

haemoragikum tumbuh sle-sel luteum/kuning


Sedangkan menurut Adnan (2010), Siklus estrus adalah siklus reproduksi

yang berlangsung pada hewan non primata betina dewasa seksual yang tidak

hamil. Pada mencit, siklus estrus terdiri atas beberapa fase utama adalah fase

diestrus, fase proestrus, fase estrus, dan fase metestrus.

1. Fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel

berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang

sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam (Billet dan Wild,

1975)

2. Fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel

berinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. Lamanya

fase ini kurang lebih 18 jam (Billet dan Wild, 1975)

3. Fase estrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel

menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang

berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih 25 jam (Billet dan Wild,

1975).

4. Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel

menanduk dan leukosit yang banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 8 jam

(Billet dan Wild, 1975)


BAB III

METODE

1.1 Alat dan bahan

A. Alat : B. Bahan

1. Spuit 1 cc 1. Pil KB

2. Sonde oral 2. Nacl

3. Timbangan hewan

c. Hewan uji

Mencit sebanyak 8 ekor, dibagi 4 mecit Kelompok Pil KB, 4 mencit

kelompok Nal

1.2 Prosedur percobaan

1. Timbang hewan, tandai dan tentukan dosis yang akan diberikan

2. Buat larutan sediaan

3. Hewan uji diinduksi dengan sediaan uji setelah pemberian sediaan uji

selama 1 siklus estrus

4. Tulis pengamatan saudara

5. Buat pembahasan terhadap hasil yang didapatkan dari hasil percobaan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan
BAB V

KESIMPULAN

7
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2012. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan


Biologi FMIPA UNM.

Anggraeni, Bettie Retno. 2011. Siklus Reproduksi. http://blog.uin-malang.ac.id,


Diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai