Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN

KEGIATAN 5
SIKLUS ESTRUS

Disusun oleh

Nama : Chandra Irawan


NIM : K4316016
Kelas :B
Kelompok : 11

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
Judul : Siklus estrus

Tujuan : 1. Membedakan sel-sel hasil apusan vagina


2. Menentukan tahapan siklus estrus yang sedang dialami hewan
betina dewasa (mencit)

Alat dan Bahan :


A. Alat
1. Mikroskop, cotton bud, objek glass
B. Bahan
1. Mencit (Mus musculus) betina, pewarna metilen blue

Prinsip Kerja :
1. Memegang mencit dengan bagian ventral menghadap praktikan, kemudian mengusap
vagina mencit menggunakan cotton bud yang telah dibasahi air. Kemudian
mengoleskan pada permukaan objek glass.
2. Menunggu hingga kering, lalu meneteskan pewarna metilen blue, menunggu 3-5
menit.
3. Mencuci dengan aquades perlahan, membiarkan hingga kering.
4. Mengamati dibawah mikroskop
Data Pengamatan :

Proestrus
Proestrus tanpa pewarnaan Proestrus dengan pewarnaan
Kelompok 7 Kelompok 7

Kelompok 8 Kelompok 8

Kelompok 10 Kelompok 10
Kelompok 11
Kelompok 11

Kelompok 12
Kelompok 12

Keterangan Keterangan
Yang dilingkari merupakan fase proestrus. Yang dilingkari merupakan fase proestrus
Gambar Referensi
Keterangan

1. Sel parabasal
2. Inti sel

http://www.eastcentralvet.com/canine-estrouscycle.pml

Estrus
Tanpa pewarnaan Dengan Pewarnaan
Kelompok 9 Kelompok 9

Keterangan Keterangan
Yang dilingkari merupakan fase estrus. Hasil preparat terlalu bertumpuk.
Gambar Referensi

Sel epitel mengalami penandukan


http://www.eastcentralvet.com/canine-estrouscycle.pml
Pembahasan :
Siklus reproduksi adalah perubahan siklis yang terjadi pada sistem reproduksi
(ovarium, oviduk, uterus, dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang
memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya. Siklus reproduksi pada
mamalia primata disebut siklus menstruasi. Sedangkan, siklus reproduksi yang
berlangsung pada hewan non primata betina dewasa seksual yang tidak hamil pada
mamalia non primata (contohnya mencit) disebut siklus estrus.
Siklus estrus ditandai dengan masa berahi atau estrus. Pada saat estrus, hewan betina
akan reseptif terhadap hewan jantan dan kopulasinya kemungkinan besar akan vertil sebab
di dalam ovarium sedang terjadi ovulasi dan uterusnya berada pada fase yang tepat untuk
implantasi. Siklus estrus adalah waktu antara periode estrus atau jarak antara estrus yang
satu sampai pada estrus yang berikutnya (Hanson, 2012).
Metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui fase estrus pada mencit dengan
metode Vaginal Smear. Metode vaginal smear lebih banyak digunakan karena bisa
menunjukkan hasil yang lebih akurat. Metode ini menggunakan sel epitel dan leukosit
sebagai bahan identifikasi. Sel epitel merupakan sel yang terletak di permukan vagina,
sehingga apabila terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel merupakan sel yang
paling awal terkena akibat dari perubahan tersebut. Leukosit merupakan sel antibodi yang
terdapat di seluruh bagian individu. Leukosit di vagina berfungsi membunuh bakteri dan
kuman yang dapat merusak ovum. Sel epitel berbentuk oval atau polygonal, sedangkan
leukosit berbentuk bulat berinti (Tomi, 1990).
Siklus estrus dibedakan dalam 2 fase, yaitu fase folikular dan fase luteal. Fase folikular
adalah fase pembentukan folikel sampai masak, sedangkan fase luteal adalah fase setelah
ovulasi, kemudian terbentuk korpus luteum dan sampai pada dimulainya siklus (Spornitz,
et al., 1999). Fase-fase pada siklus estrus diantaranya adalah estrus, metestrus, diestrus, dan
proestrus. Periode-periode tersebut terjadi dalam satu siklus dan serangkaiannya, kecuali
pada saat fase anestrus yang terjadi pada saat musim kawin. Berikut ini penjelasan masing–
masing fase birahi pada siklus estrus menurut Frandson (1992):
a. Fase Proestrus
Produksi estrogen meningkat di bawah stimulasi FSH (Folicle Stimulating
Hormon) dan adenohipofisis pituitary dan LH (Luteinizing Hormon) ovari yang
menyebabkan meningkatnya perkembangan uterus, vagina, oviduk, dan volikel
ovari. Fase yang pertama (proestrus) dari siklus estrus dianggap sebagai fase
penumpukan. Fase proestrus ini folikel ovary dengan ovumnya yang menempel
membesar terutama karena meningkatnya cairan folikel yang berisi hormon–
hormone estrogenik. Estrogen yang diserap dari folikel kedalam aliran darah
merangsang penaikan vesikularitas dan pertumbuhansel genitalia tubular dalam
persiapan untuk birahi dan kebuntingan yang akan terjadi. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan
leukosit tidak ada atau sangat sedikit.
b. Fase Estrus
Fase estrus adalah tahap penerimaan seksual pada hewan betina, yang
terutama ditentukan oleh tingkat sirkulasi estrogen. Setelah periode itu terjadilah
ovulasi, ini terjadi dengan penurunan tingkat FSH dalam darah dan peningkatan
tingkat LH. Sesaat sebelum ovulasi folikel membesar dan mengalami turgid, serta
ovum yang mengalami pemasakan. Estrus berakhir kira–kira pada saat pecahnya
folikel ovary atau terjadinya ovulasi. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah
mulai gelisah namun keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi
selama 12 jam. Menurut Adnan (2006), fase estrus ditandai dengan adanya sel-sel
epitel menanduk yang sangat banyak dan beberapa sel-sel epitel dengan inti yang
berdegenerasi.
Tahap Estrus adalah tahap dimana folikel sudah matang dan siap
berovulasi. Tidak terlihat sel leukosit. Lebih banyak sel epitel yang terkornifikasi
dan beberapa sel epitel berinti. Fase estrus dapat terlihat dari perilaku mencit dan
morfologi vagina mencit. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan
lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian
kepada mencit jantan (Chakraborti, 2013).
c. Fase Metestrus
Fase metestrus adalah fase setelah ovulasi dimana korpus luteum mulai
berfungsi. Panjangnya metestrus dapat tergantung pada panjang waktu LTH
(Lutetropik Hormon) disekresi adenohipofisis. Selama periode ini terdapat
penurunan estrogen dan penaikan progesteron yang dibentuk oleh ovari. Fase ini
terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormone yang terkandung paling banyak
adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum. Menurut Adnan
(2006), fase metestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan leukosit
yang banyak.
d. Fase Diestrus
Fase diestrus adalah tahap yang relatif pendek antara siklus estrus pada
hewan-hewan yang tergolong poliestrus. Selama fase disetrus corpus luteum
bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat
pelepasan FSH dan LH. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal
estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovarium. Tahap ini
terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum
tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang
terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat sedikit.
Menurut Adnan (2006), fase diestrus ditandai adanya sel-sel epitel berinti dalam
jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang sangat banyak.

Setiap hewan mempunyai siklus estrus yang berbeda-beda tergantung jenisnya.


Golongan hewan :
 monoestrus (estrus sekali dalam satu tahun)
 poliestrus (estrus beberapa kali dalam satu tahun)
 monoestrus bermusim (estrus hanya selama musim tertentu dalam setahun)
Mencit merupakan poliestrus dengan ovulasi terjadi secara spontan. Pada hewan seperti
mencit mengalami siklus estrus selama 4-5 hari (Frandson, 1992). Siklus estrus pada
mencit ditandai dengan masa berahi atau estrus. Siklus estrus dari tiap hewan betina
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti menyusui, produksi susu, kondisi tubuh dan nutrisi.
Siklus estrus merupakan proses yang dikendalikan oleh berbagai hormon, baik
hormon dari hipotalamus-hipofisa maupun dari ovarium. Perkembangan folikel dipicu oleh
hormon FSH dari kelenjar hipofisa bagian anterior. Folikel yang sedang
berkembang akan mengeluarkan esterogen. Estrogen dapat menambah sintesis dan
ekskresi hormon pertumbuhan sehingga dapat menstimulir pertumbuhan sel-sel dalam
tubuh, mempercepat pertambahan bobot badan, merangsang korteks kelenjar adrenal
untuk lebih banyak meningkatkan metabolisme protein karena retensi nitrogen
meningkat (Chakraborty, 2013).
Kelompok 7 (Tahap Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa
pewarnaan

Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml

Dengan Pewarnaan

Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 7 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat lebih jelas, dimana inti sel tampak berwarna lebih biru dibandingkan dengan
sitoplasma
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 7 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
menunjukkan hasil yang lebih jelas. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk
memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue
merupakan zat warna yang bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue
akan mewarnai inti sel karena bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih
biru dibanding sitoplasma. Hanya saja, untuk perbesaran mikroskop yang digunakan
kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kelompok 8 (Fase Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan

Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml

Dengan pewarnaan

Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 8 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat lebih jelas, dimana inti sel tampak berwarna lebih biru dibandingkan dengan
sitoplasma
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 8 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
menunjukkan hasil yang lebih jelas. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk
memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue
merupakan zat warna yang bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue
akan mewarnai inti sel karena bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih
biru dibanding sitoplasma. Hanya saja, untuk perbesaran mikroskop yang digunakan
kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kelompok 10 (Fase Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan

Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml

Dengan pewarnaan

Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 10 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat lebih jelas, dimana inti sel tampak berwarna lebih biru dibandingkan dengan
sitoplasma
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 10 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
menunjukkan hasil yang lebih jelas. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk
memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue
merupakan zat warna yang bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue
akan mewarnai inti sel karena bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih
biru dibanding sitoplasma. Hanya saja, untuk perbesaran mikroskop yang digunakan
kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kelompok 11 (Fase Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan

Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml

Dengan pewarnaan

Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 11 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat lebih jelas, dimana inti sel tampak berwarna lebih biru dibandingkan dengan
sitoplasma
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 11 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
menunjukkan hasil yang lebih jelas. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk
memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue
merupakan zat warna yang bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue
akan mewarnai inti sel karena bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih
biru dibanding sitoplasma. Hanya saja, untuk perbesaran mikroskop yang digunakan
kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kelompok 12 (Fase Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan

Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml

Dengan pewarnaan

Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 12 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat sama seperti preparat apusan vagina non warna, atau bisa dikatakan pewarnaan
menggunakan metilen blue tidak berhasil.
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 12 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
tidak menunjukkan hasil yang diharapkan, dimana tampak sel tidak terwarnai dengan
pewarna metilen blue. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk memperjelas tahap
siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue merupakan zat warna yang
bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue akan mewarnai inti sel karena
bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih biru dibanding sitoplasma. Hanya
saja, untuk preparat yang menggunakan pewarna dapat dikatakan tidak berhasil, hal ini
dapat terjadi karena pewarnaan kurang lama atau tahap pencucian dengan aquades yang
terlalu lama. Selain itu untuk perbesaran mikroskop yang digunakan kurang, sehingga
gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena keterbatasan mikroskop yang
berada di laboratorium.
Kelompok 9 (Fase Estrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan

Sumber :
http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml
Dengan pewarnaan

Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan Sel epitel tampak mengalami penandukan
sel-sel epitel menanduk yang sangat banyak dan inti sel mulai berdegenerasi
dan beberapa sel-sel epitel dengan inti yang
berdegenerasi.Untuk preparat menggunakan
pewarna tidak menunjukkan hasil yang
jelas, tampak bertumpuk tumpuk.

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 9 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase estrus terdiri dari sel-sel epitel menanduk
yang sangat banyak dan beberapa sel-sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Hasil
pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga bagian-bagian kurang jelas. Gambar
referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada preparat apusan vagina non warna, sel-
sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu jelas, sedangkan pada preparat apusan
vagina dengan pewarna metilen blue sama sekali tidak jelas, preparat tampak bertumpuk
tumpuk sehingga bagian bagiannya tidak dapat teramati.
Fase estrus ditandai oleh keinginan birahi dan penerimaan pejantan oleh hewan
betina. Pada fase ini folikel de graaf membesar dan menjadi matang. Tuba falopii akan
menegang, epitel menjadi matang dan silia aktif serta terjadi kontraksi tuba falopii dan
ujung tuba yang berfimbria merapat ke folikel de graaf. Lendir serviks dan vagina
bertambah serta terjadi banyak mitosis di dalam mukosa vagina dan sel-sel baru yang
menumpuk, sementara lapisan permukaan menjadi squamosa da bertanduk
(berkornifikasi). Sel-sel bertanduk ini terkelupas ke dalam vagina. Oleh karena itu pada
apusan vagina akan ditemukan sel epithel bertanduk dalam jumlah yang dominan.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa preparat awetan kelompok 9
dapat memperlihatkan fase estrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel
bertanduk dan inti sel yang mula berdegenerasi, meskipun hanya terlihat 1 sel. Hasil
preparat menggunakan pewarna metilen blue tidak menunjukkan hasil yang diharapkan,
dimana preparat tampak bertumpuk tumpuk sehingga tidak dapat diamati dengan jelas
setiap bagiannya. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk memperjelas tahap siklus
estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue merupakan zat warna yang
bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue akan mewarnai inti sel karena
bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih biru dibanding sitoplasma. Hanya
saja, untuk preparat yang menggunakan pewarna dapat dikatakan tidak berhasil, hal ini
dapat terjadi karena pewarnaan yang terlalu lama atau pengolesan cotton bud pada vagina
mencit dan pada object glass kurang baik. Selain itu untuk perbesaran mikroskop yang
digunakan kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kesimpulan :

Daur siklus estrus merupakan siklus reproduksi yang ditemui pada hewan betina
yang tidak hamil dan berhubungan dengan organ-organ reproduksi. Pada mencit siklus
estrus berlangsung 4-6 hari.
Sel apusan vagina menunjukkan fase-fase siklus estrus:
a. Proestrus : sel epitel normal, mempunyai inti
b. Estrus : sel epitel menanduk, ukuran besar, tidak mempunyai inti
c. Metestrus : sel epitel menanduk dan ditemukan leukosit
d. Diestrus : sel epitel berinti da nada leukosit
Perbandingan preparat yang diwarnai dengan methylen blue dengan non-warna
adalah pada kejelasan preparat yang diamati di bawah mikroskop. Untuk preparat yang
diberi pewarna, baik itu methylen blue struktur epitel vagina mencit terlihat lebih jelas
dibandingkan dengan preparat non-warna. Perbesaran mikroskop yang digunakan kurang
besar sehingga sehingga bagian-bagian kurang terlihat jelas, harus dibantu dengan gambar
referensi.
Pewarna methylen blue lebih mampu memulas sel epitel dan menghasilkan warna
yang kontras antara inti sel (yang terwarna paling kuat) dan bagian-bagian yang lain
dibandingkan pewarna methylen blue. Pewarna mampu memberikan hasil pewarnaan yang
lebih baik karena merupakan pewarna dikromatik. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan
zat warna yang digunakan sudah terlalu tua sehingga tidak mampu memulas dengan efektif
lagi.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum, fase yang terlihat hanya ada2, yaitu fase
proestrus dan estrus. Fase proestrus ditandai dengan terlihatnya sel epitel yang berbentuk
agak bulat dengan inti di dalamnya. Sedangkan fase estrus ditandai dengan sel epitel
menanduk dan inti selnya berdegenerasi.
Daftar Pustaka

Adnan. (2006). Reproduksi dan Embriologi Hewan. Makassar: Biologi FMIPA UNM
Frandson, R.D. (1992). Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Chakraborty P, Roy SK. (2013). Expression of Estrogen Receptor a 36 (ESR36) in the
Hamster Ovary throughout the Estrous Cycle: Effects of Gonadotropins. PLoS
ONE 8(3): e58291. doi:10.1371/journal.pone.0058291
Hanson JL, Hurley LM. (2012). Female Presence and Estrous State Influence Mouse
Ultrasonic Courtship Vocalizations. PLoS ONE 7(7): e40782.
doi:10.1371/journal.pone.0040782
Spornitz, et al. (1999). Estrous Stage Determination in Rats by Means of Scanning
Electron Microscopic Images of Uterine Surface Epithelium. The Anatomical
Record. 254: 116-126.
Syahrum, H. M. (1994). Reproduksi dan Embriologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
Tomi, Andria. (1990). Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta : Zoologi
UGM Press.

Lampiran :
1 Lembar laporan sementara (logbook)
1 Lembar dokumentasi praktikum

Surakarta, 13 Mei 2019


Asisten Praktikan

Chandra Irawan
K4316016
Lampiran
Foto Dokumentasi
Lampiran Logbook

Anda mungkin juga menyukai