KEGIATAN 5
SIKLUS ESTRUS
Disusun oleh
Prinsip Kerja :
1. Memegang mencit dengan bagian ventral menghadap praktikan, kemudian mengusap
vagina mencit menggunakan cotton bud yang telah dibasahi air. Kemudian
mengoleskan pada permukaan objek glass.
2. Menunggu hingga kering, lalu meneteskan pewarna metilen blue, menunggu 3-5
menit.
3. Mencuci dengan aquades perlahan, membiarkan hingga kering.
4. Mengamati dibawah mikroskop
Data Pengamatan :
Proestrus
Proestrus tanpa pewarnaan Proestrus dengan pewarnaan
Kelompok 7 Kelompok 7
Kelompok 8 Kelompok 8
Kelompok 10 Kelompok 10
Kelompok 11
Kelompok 11
Kelompok 12
Kelompok 12
Keterangan Keterangan
Yang dilingkari merupakan fase proestrus. Yang dilingkari merupakan fase proestrus
Gambar Referensi
Keterangan
1. Sel parabasal
2. Inti sel
http://www.eastcentralvet.com/canine-estrouscycle.pml
Estrus
Tanpa pewarnaan Dengan Pewarnaan
Kelompok 9 Kelompok 9
Keterangan Keterangan
Yang dilingkari merupakan fase estrus. Hasil preparat terlalu bertumpuk.
Gambar Referensi
Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml
Dengan Pewarnaan
Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 7 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat lebih jelas, dimana inti sel tampak berwarna lebih biru dibandingkan dengan
sitoplasma
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 7 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
menunjukkan hasil yang lebih jelas. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk
memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue
merupakan zat warna yang bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue
akan mewarnai inti sel karena bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih
biru dibanding sitoplasma. Hanya saja, untuk perbesaran mikroskop yang digunakan
kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kelompok 8 (Fase Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan
Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml
Dengan pewarnaan
Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 8 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat lebih jelas, dimana inti sel tampak berwarna lebih biru dibandingkan dengan
sitoplasma
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 8 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
menunjukkan hasil yang lebih jelas. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk
memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue
merupakan zat warna yang bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue
akan mewarnai inti sel karena bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih
biru dibanding sitoplasma. Hanya saja, untuk perbesaran mikroskop yang digunakan
kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kelompok 10 (Fase Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan
Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml
Dengan pewarnaan
Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 10 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat lebih jelas, dimana inti sel tampak berwarna lebih biru dibandingkan dengan
sitoplasma
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 10 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
menunjukkan hasil yang lebih jelas. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk
memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue
merupakan zat warna yang bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue
akan mewarnai inti sel karena bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih
biru dibanding sitoplasma. Hanya saja, untuk perbesaran mikroskop yang digunakan
kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kelompok 11 (Fase Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan
Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml
Dengan pewarnaan
Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 11 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat lebih jelas, dimana inti sel tampak berwarna lebih biru dibandingkan dengan
sitoplasma
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 11 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
menunjukkan hasil yang lebih jelas. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk
memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue
merupakan zat warna yang bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue
akan mewarnai inti sel karena bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih
biru dibanding sitoplasma. Hanya saja, untuk perbesaran mikroskop yang digunakan
kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kelompok 12 (Fase Proestrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan
Sumber : http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml
Dengan pewarnaan
Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan 1. Sitoplasma
sel berinti berbentuk bulat, serta tidak ber
2. Inti sel
leukosit, yang menandakan fase proestrus
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 12 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase proestrus terdiri dari sel-sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga
bagian-bagian kurang jelas. Gambar referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada
preparat apusan vagina non warna, sel-sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu
jelas, sedangkan pada preparat apusan vagina dengan pewarna metilen blue, sel epitel
terlihat sama seperti preparat apusan vagina non warna, atau bisa dikatakan pewarnaan
menggunakan metilen blue tidak berhasil.
Fase proestrus merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan
betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau
menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi
esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi
pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks
mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal
dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina
serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi
berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu
mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat. Menurut Adnan (2006),
fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit
tidak ada atau sangat sedikit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa kelompok 12 dapat
memperlihatkan fase proestrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel berinti
berbentuk bulat dan tanpa leukosit. Hasil preparat menggunakan pewarna metilen blue
tidak menunjukkan hasil yang diharapkan, dimana tampak sel tidak terwarnai dengan
pewarna metilen blue. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk memperjelas tahap
siklus estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue merupakan zat warna yang
bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue akan mewarnai inti sel karena
bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih biru dibanding sitoplasma. Hanya
saja, untuk preparat yang menggunakan pewarna dapat dikatakan tidak berhasil, hal ini
dapat terjadi karena pewarnaan kurang lama atau tahap pencucian dengan aquades yang
terlalu lama. Selain itu untuk perbesaran mikroskop yang digunakan kurang, sehingga
gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena keterbatasan mikroskop yang
berada di laboratorium.
Kelompok 9 (Fase Estrus)
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Tanpa pewarnaan
Sumber :
http://www.eastcentralvet.com/canine-
estrouscycle.pml
Dengan pewarnaan
Keterangan Keterangan
Bagian yang dilingkari merah merupakan Sel epitel tampak mengalami penandukan
sel-sel epitel menanduk yang sangat banyak dan inti sel mulai berdegenerasi
dan beberapa sel-sel epitel dengan inti yang
berdegenerasi.Untuk preparat menggunakan
pewarna tidak menunjukkan hasil yang
jelas, tampak bertumpuk tumpuk.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 9 ditemukan mencit (Mus muculus)
dengan perbesaran 10x terlihat mengalami fase estrus terdiri dari sel-sel epitel menanduk
yang sangat banyak dan beberapa sel-sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Hasil
pengamatan dengan perbesaran lemah sehingga bagian-bagian kurang jelas. Gambar
referensi terlihat bagian-bagian dengan jelas. Pada preparat apusan vagina non warna, sel-
sel epitel yang terlihat sedikit dan kurang begitu jelas, sedangkan pada preparat apusan
vagina dengan pewarna metilen blue sama sekali tidak jelas, preparat tampak bertumpuk
tumpuk sehingga bagian bagiannya tidak dapat teramati.
Fase estrus ditandai oleh keinginan birahi dan penerimaan pejantan oleh hewan
betina. Pada fase ini folikel de graaf membesar dan menjadi matang. Tuba falopii akan
menegang, epitel menjadi matang dan silia aktif serta terjadi kontraksi tuba falopii dan
ujung tuba yang berfimbria merapat ke folikel de graaf. Lendir serviks dan vagina
bertambah serta terjadi banyak mitosis di dalam mukosa vagina dan sel-sel baru yang
menumpuk, sementara lapisan permukaan menjadi squamosa da bertanduk
(berkornifikasi). Sel-sel bertanduk ini terkelupas ke dalam vagina. Oleh karena itu pada
apusan vagina akan ditemukan sel epithel bertanduk dalam jumlah yang dominan.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa preparat awetan kelompok 9
dapat memperlihatkan fase estrus dengan jelas, ditandai dengan terlihatnya sel epitel
bertanduk dan inti sel yang mula berdegenerasi, meskipun hanya terlihat 1 sel. Hasil
preparat menggunakan pewarna metilen blue tidak menunjukkan hasil yang diharapkan,
dimana preparat tampak bertumpuk tumpuk sehingga tidak dapat diamati dengan jelas
setiap bagiannya. Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk memperjelas tahap siklus
estrus pada apusan vagina (Hanson, 2012). Metilen blue merupakan zat warna yang
bersifat basa. Pewarnaan apusan vagina mencit, metilen blue akan mewarnai inti sel karena
bersifat asam. Dengan demikian, sel akan berwarna lebih biru dibanding sitoplasma. Hanya
saja, untuk preparat yang menggunakan pewarna dapat dikatakan tidak berhasil, hal ini
dapat terjadi karena pewarnaan yang terlalu lama atau pengolesan cotton bud pada vagina
mencit dan pada object glass kurang baik. Selain itu untuk perbesaran mikroskop yang
digunakan kurang, sehingga gambar yang terlihat terlalu kecil. Hal ini dikarenakan karena
keterbatasan mikroskop yang berada di laboratorium.
Kesimpulan :
Daur siklus estrus merupakan siklus reproduksi yang ditemui pada hewan betina
yang tidak hamil dan berhubungan dengan organ-organ reproduksi. Pada mencit siklus
estrus berlangsung 4-6 hari.
Sel apusan vagina menunjukkan fase-fase siklus estrus:
a. Proestrus : sel epitel normal, mempunyai inti
b. Estrus : sel epitel menanduk, ukuran besar, tidak mempunyai inti
c. Metestrus : sel epitel menanduk dan ditemukan leukosit
d. Diestrus : sel epitel berinti da nada leukosit
Perbandingan preparat yang diwarnai dengan methylen blue dengan non-warna
adalah pada kejelasan preparat yang diamati di bawah mikroskop. Untuk preparat yang
diberi pewarna, baik itu methylen blue struktur epitel vagina mencit terlihat lebih jelas
dibandingkan dengan preparat non-warna. Perbesaran mikroskop yang digunakan kurang
besar sehingga sehingga bagian-bagian kurang terlihat jelas, harus dibantu dengan gambar
referensi.
Pewarna methylen blue lebih mampu memulas sel epitel dan menghasilkan warna
yang kontras antara inti sel (yang terwarna paling kuat) dan bagian-bagian yang lain
dibandingkan pewarna methylen blue. Pewarna mampu memberikan hasil pewarnaan yang
lebih baik karena merupakan pewarna dikromatik. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan
zat warna yang digunakan sudah terlalu tua sehingga tidak mampu memulas dengan efektif
lagi.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum, fase yang terlihat hanya ada2, yaitu fase
proestrus dan estrus. Fase proestrus ditandai dengan terlihatnya sel epitel yang berbentuk
agak bulat dengan inti di dalamnya. Sedangkan fase estrus ditandai dengan sel epitel
menanduk dan inti selnya berdegenerasi.
Daftar Pustaka
Adnan. (2006). Reproduksi dan Embriologi Hewan. Makassar: Biologi FMIPA UNM
Frandson, R.D. (1992). Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Chakraborty P, Roy SK. (2013). Expression of Estrogen Receptor a 36 (ESR36) in the
Hamster Ovary throughout the Estrous Cycle: Effects of Gonadotropins. PLoS
ONE 8(3): e58291. doi:10.1371/journal.pone.0058291
Hanson JL, Hurley LM. (2012). Female Presence and Estrous State Influence Mouse
Ultrasonic Courtship Vocalizations. PLoS ONE 7(7): e40782.
doi:10.1371/journal.pone.0040782
Spornitz, et al. (1999). Estrous Stage Determination in Rats by Means of Scanning
Electron Microscopic Images of Uterine Surface Epithelium. The Anatomical
Record. 254: 116-126.
Syahrum, H. M. (1994). Reproduksi dan Embriologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
Tomi, Andria. (1990). Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta : Zoologi
UGM Press.
Lampiran :
1 Lembar laporan sementara (logbook)
1 Lembar dokumentasi praktikum
Chandra Irawan
K4316016
Lampiran
Foto Dokumentasi
Lampiran Logbook