FISIOLOGI HEWAN
Termoregulasi (Hewan)
Disusun oleh :
Nama : Chandra Irawan
NIM : K4316016
Kelas :B
Kelompok :9
ALAT
Termometer 2 buah
Bekerglass 3 ukuran bertingkat ( ex : 100ml, 600 ml,1000 ml)
Stopwatch 1 buah
BAHAN
Alkohol 70% secukupnya
Tissue secukupnya
Alumunium foil secukupnya
Air es secukupnya
Air biasa secukupnya
Air panas secukupnya
Hewan uji (katak) @ 3 ekor
Hewan uji mencit @ 3 ekor
VII. Pembahasan
A. Mekanisme Termoregulasi Poikiloterm dan Homoiterm
Homoiterm
Hewan homoiterm merupakan hewan yang memiliki kemampuan
untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil meskipun berada di lingkungan
dengan suhu yang panas ataupun dingin.Kemampuan untuk mengatur produksi
dan pelepasan panas melalui mekanisme metabolisme ini dikarenakan hewan–
hewan homoiterm memiliki organ sebagai pusat pengaturnya, yakni otak
khususnya hipotalamus sebagai thermostat atau pusat pengatur suhu tubuh
(Usman et al., 2016)
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat
integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh.
Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima informasi
dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat
rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan
keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan
normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil
0,01ºC (Susanti, 2012).
Pusat termoregulasi menerima masukan dari termoreseptor di
hipotalamus itu sendiri yang berfungsi menjaga temperatur ketika darah
melewati otak (temperatur inti) dan reseptor di kulit yang menjaga temperatur
eksternal. Keduanya diperlukan untuk melakukan penyesuaian.
Termoreseptor perifer, terletak di dalam kulit, memantau suhu kulit di
seluruh tubuh dan menyalurkan informasi mengenai perubahan suhu
permukaan ke hipotalamus
Termoreseptor sentral, terletak diantara hipotalamus anterior, medulla
spinalis, organ abdomen dan struktur internal lainnya juga untuk
medeteksi perubahan suhu darah.
Poikiloterm