Anda di halaman 1dari 3

Pada suatu pertumbuhan tiap makhluk hidup selalu melewati masa dimana suatu

organ kita mengalami pematangan gonad. Masa pertumbuhan tersebut umumnya disebut
dengan masa pubertas. Masa pubertas dapat diidentifikasikan sebagai umur atau waktu
dimana organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan perkembangbiakan dapat terjadi.
Pertumbuhan dan perkembangbiakan organ-organ kelamin betina suatu pubertas dipengaruhi
oleh hormone-hormon gonadotropin dan kelenjar endokrin melalui hormone-hormon yang
dihasilkannya. Pada hewan biasanya, pubertas ditandai dengan muncul estrus dan ovulasi.
(Muljono, 2004)
Mencit (mus musculus) tergolong hewan mamalia yang sering digunakan pada percobaan-
percobaan reproduksi dan perkembangan hewan. Pada percobaan yang memerlukan proses
perkawinan perlu diketahui saat yang tepat waktu mengawinkan agar pembuahan (fertilisasi)
berhasil. Mencit dewasa yang siap kawin berumur 6-8 minggu. Pada binatang betina yang memiliki
siklus estrus (mencit, kucing, anjing, marmot, babi, dsb). Waktu yang tepat mengawinkan yaitu pada
salah satu fase siklus estrus (fase birahi/estrus). Fase estrus merupakan suatu fase yang di tandai
dengan adanya rasa ingin membiak (berahi) yang datang secara berkala bagi betinanya. (Hendri,
2013)
Siklus reproduksi disebut siklus estrus. Estrus atau birahi adalah suatu periode secara
psikologis dan fisiologis yang bersedia menerima pejantan untuk berkopulasi dan siklus
estrus ini hanya dilakukan oleh mamalia bukan primata yang tidak menstruasi. Siklus estrus
adalah periode awal estrus sampai ke periode estrus berikutnya. Siklus estrus merupakan
aktivitas antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. (Dillasamola, 2020)
Hal tersebut sejalan dengan pendapat (Taylor, 2004) dimana ilmuan tersebut
berpendapat bahwa siklus estrus merupakan salah satu aspek reproduksi yang
menggambarkan perubahan kandungan hormon reproduksi yang disebabkan oleh aktivitas
ovarium dibawah pengaruh hormon gonadotrophin. Perubahan kandungan hormon
reproduksi selanjutnya menyebabkan perubahan struktur pada jaringan penyusun saluran
reproduksi. Siklus estrus pada mencit terdiri dari 4 fase utama, yaitu proestrus, estrus,
metestrus dan diestrus. Siklus ini dapat dengan mudah diamati dengan melihat perubahan sel-
sel penyusun lapisan epitel vagina yang dapat dideteksi dengan metode apus vagina
pewarnaan Giemsa. (Huda, 2017)
Berikut adalah penjelasan dari fase estrus selama masa estrus berdasarkan gejala yang terlihat
dari luar tubuh menurut (Narulita et al., 2017) sebagai berikut:
1. Proestrus adalah fase persiapan. Fase ini biasanya pendek, gejala yang terlihat berupa
perubahan-perubahan tingkah laku dan perubahan alat kelamin bagian luar. Tingkah
laku betina agak lain dengan kebiasaannya, misalnya menjadi sedikit gelisah,
memperdengarkan suara yang tidak biasa terdengar atau malah diam saja. Alat
kelamin betina luar mulai memperlihatkan tanda-tanda bahwa terjadi peningkatan
peredaran darah di daerah itu. Meskipun telah ada perubahan yang menimbulkan
gairah sex, namun hewan betina ini masih menolak pejantan yang datang karena
tertarik oleh perubahan tingkah laku tersebut
2. Estrus adalah fase yang terpenting dalam siklus berahi, karena dalam fase ini hewan
betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis hewan dan dalam fase
ini pula hewan betina mau menerima pejantan untuk kopulasi. Ciri khas dari estrus
adalah terjadinya kopulasi
3. Metestrus adalah fase dalam siklus berahi yang terjadi segera setelah estrus selesai.
Gejala yang dapat dilihat dari luar tidak terlihat nyata, namun pada umumnya masih
didapatkan sisa-sisa gejala estrus. Bedanya dengan estrus ialah bahwa meskipun
gejala estrus masih dapat dilihat tetapi hewan betina telah menolak pejantan untuk
aktivitas kopulasi. Serviks telah menutup, kelenjar- kelenjar serviks merubah sifat
hasil sekresinya dari cair menjadi kental. Lendir kental ini berfungsi sebagai sumbat
lumen serviks
4. Diestrus adalah fase dalam siklus berahi yang ditandai dengan tidak adanya
kebuntingan, tidak adanya aktivitas kelamin dan hewan menjadi tenang. Dari periode
permulaan diestrus, endometrium masih mempelihatkan kegiatan, yaitu pertumbuhan
kelenjar-kelenjar endometrium dari panjang menjadi berkelok-kelok dan banyak
diantaranya yang berkelok hingga membentuk spiral. Tetapi pada pertengahan fase
diestrus kegiatan-kegiatan endometrium ini berdegenerasi yang akhirnya hanya
tinggal kelenjar-kelenjar permukaan yang cetek. Dalam periode permulaan diestrus,
corpus hemorrhagicum mengkerut karena di bawah lapisan hemorhagik ini tumbuh
sel-sel kuning yang disebut luteum. Diestrus adalah fase yang terlama diantara fase-
fase yang terdapat dalam siklus berahi .Dikarenakan akan terlihat terjadinya kehamilan
atau tidak, corpus luteum akan berkembang dengan sendirinya menjadi organ yang
fungsional yang menhasilkan sejumlah progesterone. Jika telur yang dibuahi mencapai
uterus, maka corpus luteum akan dijaga dari kehamilan. Jika telur yang tidak dibuahi sampai
ke uterus maka corpus luteum akan berfungsi hanya beberapa hari setelah itu maka corpus
luteum akan meluruh dan akan masuk siklus estrus yang baru (Shearer, 2008).

Pada dasarnya Mencit termasuk hewan poliestrus artinya, dalam satu tahun
mengalami siklus estrus berulang. Selama siklus estrus ini terjadi berbagai perubahan pada
orga nreproduksi maupun pada perubahan tingkah laku seksual. Siklus estrus dapat
dipengaruhi oleh faktor cahaya, suhu, status nutrisi dan hubungan sosial. Penentuan siklus
estrus ini dapat diperiksa melalui hapusan vagina atau secara visualisasi.

Dillasamola, D. (2020). Infertilitas Kumpulan Jurnal Penelitian Infertilitas.


www.lppm.unand.ac.id
Hendri, B. M. B. (2013). HISTOLOGI ULAS VAGINA dan WAKTU SIKLUS ESTRUS
MASA SUBUR MENCIT BETINA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG
RUMPUT TEKI. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 371–376.
Huda, N. K. (2017). PENGARUH EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis paniculata
Nees.) TERHADAP SIKLUS ESTRUS MENCIT (Mus musculus L. Swiss Webster).
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(02), 69–76.
https://doi.org/10.24036/eksakta/vol18-iss02/55
Narulita, E., Prihatin, J., Anam, K., & Oktavia, F. A. R. H. (2017). Perubahan Kadar
Estradiol dan Histologi Uterus Mencit (Mus musculus) Betina dengan Induksi
Progesteron Sintetik. Biosfera, 34(3), 117. https://doi.org/10.20884/1.mib.2017.34.3.487

Anda mungkin juga menyukai