Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 1

Pengukuran Jumlah Konsumsi Oksigen pada Ikan Komet


(Carassius auratus) dan Jangkrik (Gryllus sp.)

Abstrak— Respirasi merupakan hal penting dalam sistem kadar oksigen terlarutnya (DO). Sedangkan untuk
kehidupan suatu organisme. Respirasi merupakan proses mengetahui laju respirasi pada hewan invertebrata
pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh mahkluk hidup. menggunakan hewan jangkrik (Gryllus sp.). Pengamatan
Percobaan respirasi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dilakukan dengan menggunakan respirometer untuk
oksien yang digunakan dalam pernapasan ikan Carrasius
mengukur jumlah O2 yang digunakan dalam respirasi
auratus dan jangkrik (Gryllus sp.). Pada ikan Carrasius auratus
serangga.
yang diletakkan dalam salah satu wadah berisi air penuh dan
tertutup rapat selama 1 jam. Percobaan ini menggunakan
metode Winkler (dengan botol Winkler) dan mikro Winkler II.URAIAN PENELITIAN
(dengan syringe) dengan penambahan beberapa reagen kimia
dan dilakukan titrasi pada tahap akhir percobaan. Sedangkan A. Alat dan Bahan
pengukuran konsumsi oksigen pada Gryllus sp. menggunakan
respirometer dengan mengamati pergerakan eosin pada ujung Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
pipa skala setiap satu menit selama 5 menit. Jumlah konsumsi Wadah untuk penentuan konsumsi oksigen, botol winkler,
oksigen pada Carrasius auratus dan Gryllus sp. dapat Erlenmeyer 250 ml, Erlenmeyer 5 ml, pipet tetes, timbangan,
ditentukan. Hasil praktikum menunjukkan bahwa kadar aluminium foil secukupnya, Syiringe10 ml, syringe 1 ml,
oksigen pada sampel air berisi ikan lebih rendah dibandingkan respirometer dan kapas secukpnya.
dengan sampel air tanpa ikan serta terjadi pergerakan eosin Bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah larutan
pada pipa skala respirometer. Dapat diperoleh kesimpulan MnSO4, larutan iodide azide, H2SO4 pekat, larutan Na2S2O3,
bahwa ikan Carrasius auratus dan jangkrik Gryllus sp. larutan amilum 1%, air, ikan komet (Carassius auratus), dan
melakukan respirasi. Hal ini diketahui dari kadar oksigen
jangkrik (Gryllus sp.).
terlarut pada sampel air berisi ikan yang lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol dan pergerakan eosin atau laju B. Cara Kerja
konsumsi oksigen serta jumlah volume udara yang dihirup oleh
jangkrik pada pipa skala respirometer. Penentuan Konsumsi Oksigen Ikan
Disiapkan wadah bersih (toples kaca) sebanyak 2 buah
Kata Kunci— Respirasi, Metode Winkler, Jangkrik (Gryllus
dengan volume yang sama disiapkan kemudian diisi dengan
sp. ), Ikan (Carrasius auratus), Respirometer
air dari sumber yang sama hingga penuh. Ikan yang akan
diukur konsumsi oksigennya ditimbang dan dimasukkan ke
I. RPENDAHULUAN dalam salah satu wadah, kemudian kedua wadah ditutup
rapat dan dihindari adanya gelembung udara di dalam kedua
espirasi merupakan hal penting dalam sistem kehidupan suatu
wadah kemudian dibiarkan hingga 1 jam.
organisme. Respirasi merupakan proses pertukaran gas O 2
dan CO2 dalam tubuh mahkluk hidup. Gas O2 dapat keluar
Pengambilan Sampel Air yang Akan Diukur Konsentrasi
masuk jaringan dengan cara difusi. Pada dasarnya,
Oksigennya dengan Metode Winkler
metabolisme yang normal dalam sel-sel mahkluk hidup
memerlukan oksigen dan karbondioksida. Pada hewan
Botol Winkler disiapkan dan dibersihkan. Sampel air dalam
vertebrata, tubuhnya telalu besar untuk dapat menyebabkan
wadah tanpa ikan diambil dengan cara memasukkan seluruh
terjadinya interaksi secara langsung antara masing-masing sel
botol Winkler ke dalam wadah dan mengusahakan supaya
dalam tubuh dengan lingkungan luar tubuhnya. Untuk itu
tidak ada gelembung udara yang masuk. Botol Winkler
organ-organ yang bergabung dalam sistem respirasi
ditutup di dalam air dan kemudian dibolak-balikkan sambil
dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas-gas pernapasan
mengamati ada/tidaknya gelembung udara. Kandungan
bagi keperluan seluruh tubuhnya. Ada dua tahap pernapasan,
oksigen di dalam botol diukur dengan dengan metode
tahap pertama oksigen masuk ke dalam dan pengeluaran
Winkler (dianggap sebagai t 1). Sampel air diambil dari dalam
karbondioksida ke luar tubuh melalui organ pernapasan yang
wadah yang berisi ikan dengan cara yang sama kemudian
disebut dengan respirasi eksternal dan pengangkutan gas-gas
mengukur kandungan oksigennya (dianggap sebagai t 2).
pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh
Penggunaan oksigen oleh ikan dihitung dengan menggunakan
sistem sirkulasi. Tahap kedua adalah pertukaran O 2 dan
rumus penggunaan oksigen.
cairan tubuh (melalui darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam
jaringan, disebut respirasi internal [1] Pengukuran Kandungan Oksigen dengan Metode Makro
Praktikum respirasi ini menggunakan hewan vertebrata Winkler
yaitu ikan komet (Carassius auratus) sebagai organisme Botol Winkler dibuka dan ditambahkan 1 ml MnSO 4
akuatik yang nantinya akan diukur berapa besar kadar O 2 dengan gelas ukur secara hati-hati supaya tidak timbul
yang digunakan oleh ikan untuk respirasi. Pengamatan gelembung udara. Ditambahkan pula 1 ml alkali iodide
dilakukan dengan menggunakan metode Winkler dan diukur dengan cara yang sama. Botol Winkler ditutup kembali dan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 2

dibolak-balikkan selama 5 menit. Botol Winkler dibiarkan Pengukuran Konsumsi Oksigen pada Jangkrik
selama 10 menit supaya terjadi pengikatan oksigen terlarut
dengan sempurna yang ditandai dengan timbulnya endapan di Kapas dimasukkan ke dalam tabung respirometer lalu
dasar botol. Kemudian ditambahkan kembali 1 ml H 2SO4 ditetesi larutan KOH 1 ml dengan pipet tetes. Kemudian
pekat dengan cara yang sama. Botol Winkler ditutup kembali jangkrik sebanyak 5 ekor yang telah ditimbang beratnya
dan dibolak-balikkan hingga endapan larut dan larutan menggunakan neraca analitik dimasukkan ke dalam tabung
menjadi berwarna kuning coklat. Larutan dituangkan dari respirometer. Selanjutnya ditutup sambungan antara tabung
botol Winkler ke dalam 1 buah Erlenmeyer 250 ml (duplo) respirometer dan pipa skala. Kemudian diolesi dengan
masing-masing sebanyak 150 ml. Larutan dititrasi ke dalam vaselin, lalu disuntikkan larutan Eosin pada ujung saluran.
kedua Erlenmeyer dengan larutan Na 2S2O3 hingga warna Kemudian diamati pergerakan laju Eosin menuju serangga
kuning coklat tepat hilang serta mencatat volume larutan tiap 1 menit dan dihitung laju penggunaan oksigen pada
Na2S2O3 yang digunakan. Kemudian menghitung kadar jangkrik selama 5 menit. Kemudian menghitung penggunaan
oksigen pada t1 dengan menggunakan rumus: oksigen oleh jangkrik dengan rumus:

Kadar Oksigen/DO = Penggunaan Oksigen =

Keterangan:
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
a = volume rata-rata larutan Na 2S2O3 yang digunakan
N = nilai normalitas sebesar 0,1 A. Tabel Perlakuan dan Hasil

Pengukuran Kandungan Oksigen dengan Metode Mikro Pengukuran Kandungan Oksigen dengan Metode Makro
Winkler Winkler
Sampel air di dalam wadah diambil dengan menggunakan
2 syringe 10 ml (tanpa jarum) hingga syringe berisi air No Perlakuan Gambar dan Hasil
dengan volume 10 ml, kemudian volume airnya dikurangi pengamatan
hingga 9,4 ml dan hindari adanya gelembung dalam syringe.
MnSO4 sebanyak 0,2 ml diambil dengan syringe 1 ml 1. Di buka botol winker (ada Telihat pengikatan
kemudian dimasukkan ke dalam syringe 10 ml. Sebelum ikan/t2 dan tidak ada oksigen dengan
memasukkan reagen ini, volume dalam syringe ditambahkan ikan/t2, ditambah 1ml timbulnya seperti
0,2 ml lagi agar reagen yang ditambahkan tidak tumpah. MnSO4 asap
Penambahan reagen dilakukan dengan hati-hati sehingga
tidak ada gelembung udara yang masuk. Alkali iodide
sebanyak 0,2 ml diambil dengan cara yang sama, dibiarkan
sejenak agar reagen dapat mengikat oksigen dengan
sempurna. Ditunggu hingga terjadi endapan. H2SO4 pekat
sebanyak 0,2 ml ditambahkan dengan cara yang sama, dan
dibiarkan hingga seluruh endapan telah hilang. Larutan 2. Ditambahkan 1ml alkali Warna larutan
dituang ke dalam Erlenmeyer 50 ml dengan hati-hati untuk iodida menjadi kuning dan
menghindari adanya gelembung. Larutan dititrasi dengan terdapat endapan
Na2S2O3 menggunakan syringe 1 ml dengan hati-hati hingga belum terlihat
warna larutan dalam Erlenmeyer berubah menjadi bening,
dicatat berapa ml larutan Na2S2O3 yang digunakan untuk
titrasi. Kadar oksigen dihitung dengan cara:
a. (nilai normalitas Na2S2O3) x 8 = α mg oksigen tiap ml
Na2S2O3
b. α/(9,4/1000) = β ppm (mg/L) oksigen tiap ml Na2S2O3
c. kadar oksigen dalam sampel setara dengan ((ml Na2S2O3
yang digunakan dalam titrasi)x β) ppm (mg/L) 3. Ditutup kembali botol Larutan bercampur
Kadar oksigen dalam wadah tanpa ikan dianggap sebagai winkler dan membolak
kadar oksigen pada waktu t1 sedangkan kadar oksigen dalam balikkan selama 5 menit
wadah dengan ikan dianggap sebagai kadar oksigen pada
waktu t2.

4. Dibiarkan botol winkler Terdapat endapan,


selama 10 menit t1 (tidak ada ikan)
warna kuning, t2 (ada
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 3

ikan) kuning lebih ikannya.


pekat
Pengukuran Kandungan Oksigen dengan Metode Mikro
Winkler

No Perlakuan Gambar dan Hasil


pengamatan

1. Diambil sampel air baik


5. Ditambahkan 1 ml H2SO4 Endapan kuning
yang ada ikan maupun
pekat coklat
tidak ada ikan
menggunakan syringe 10
ml, kemudian volume
airnya dikurangi hingga
9,4ml
2. Diambil 0,2 ml MnSO4 Timbul reaksi
menggunakan syringe 1ml pengikatan oksigen
6. Ditutup kembali botol Larutan bercampur, kemudian di masukkan ke seperti asap
Winkler dan dibolak- didiamkan endapan dalam syringe 10ml yang
balikkan berwarna hitam berisi air sampel
7. Dituangkan larutan dari Endapan 3. Diberi 0,2ml alkali iodida Timbul endapan
botol Winkler ke dalam 1 tertinggal,tidak ikut dan dibiarkan sejenak kuning ecoklatan
buah erlenmeyer 250 ml tertuang ke keruh
erlenmeyer 4. Ditambahkan 0,2ml Endapan hilang,
H2SO4 pekat warna kuning
kecoklatan bening
5. Dituangkan larutan ke
dalam erlenmeyer 50ml
6. Dtambahkan satu tetes Warna tidak berubah
amilum kedalam
erlenmeyer menggunakan
8. Ditambahkan 5 tetes pipet tetes
amilum 1% ke dalam 7. Ditritasi menggunakan Warna larutan
kedua erlenmeyer Na2S2O3 menggunakan berubah menjadi
syringe 1ml dan dicatat bening
ml larutan Na2S2O3 yang
digunakan.
8. Dihitung kadar oksigen
(DO)

Pengukuran Konsumsi Oksigen pada Jangkrik


No Perlakuan Gambar dan Hasil
pengamatan

Warna air sebelum 1.


dititrasi berwarna Jangkrik diambil 5,
kuning. T1 : kuning ditimbang satu-satu dicari
T2 : Kuning lebih bobot yang sama atau
pekat hampir sama

9. Ditritasi dengan Na 2S2O3 Warna larutan


dan di catat volume menjadi bening
Na2S2O3 yang digunakan kembali 2.
10 Di yang hitung kadar
oksigen pada t1 di botol Jangkrik dimasukkan
kaca yang tidak ada ikan botol dan ujung ulut
dan kadar oksigen pada t2 tabung diolesi dengan
di botol kaca yang ada vaselin
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 4

Menit ke 5

6. Dihitung penggunaan
oksigen pada jangkrik
(Gryllus sp.)

B. metode Makro Winkler


3.
direkatkan tabung Praktikum respirasi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
respirometer pada botol oksigen yang digunakan dalam pernapasan ikan, metode
respiro dengan vaselin yang digunakan salah satunya menggunakan metode
Winkler. Metode Winkler merupakan teknik standar untuk
penentuan oksigen terlarut dalam air tawar dan air laut.
Metode Winkler merupakan suatu cara untuk menentukan
banyaknya oksigen yang terlarut di dalam air. Dalam metode
4. Diberi eosin pada ujung ini, kadar oksigen dalam air ditentukan dengan cara titrasi.
respirometer Titrasi merupakan penambahan suatu larutan yang telah
diketahui konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan
lain yang tidak diketahui konsentrasinya secara bertahap
sampai terjadi kesetimbangan. Dengan metode Wingkler,
kita dapat mengetahui banyaknya oksigen yang dikonsumsi
oleh hewan air seperti ikan [2]. Ikan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah ikan komet (Carassius auratus).
Penggunaan ikan komet dikarenakan harganya yang tidak
terlalu mahal, mudah didapat, dan memiliki toleransi yang
5. Pergerakan eosin diamati tinggi terhadap lingkungan yang ekstrim.
setiap satu menit selama 5 Hasil praktikum menunjukkan bahwa hasil perhitungan
menit dan dicatat kadar DO pada wadah yang tidak berisi ikan (wadah kosong,
banyaknya volume udara berisi air saja) yaitu 0,932 ppm sedangkan hasil perhitungan
yang dikonsumsi kadar DO pada wadah yang berisi ikan komet yaitu 0,736
Menit ke 0
berdasarkan pergerakan ppm. Dari hasil tersebut dapat diperoleh nilai penggunaan
eosin oksigen dimana kadar DO pada wadah yang tidak berisi ikan
di kurangi dengan kadar DO yang berisi ikan kemudian
dibagi dengan waktu yang dikali dengan berat ikan, sehingga
hasil penggunaan oksigen oleh ikan komet yaitu 0,02
Menit ke 1 mg/l/jam.grm. penggunaan atau komsumsi oksigen ini untuk
mengukur laju metabolisme ikan per satuan waktu, jadi
oksigen yang digunakan ikan sebesar 0,02 mg/l/jam.gr
merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan ikan komet
untuk melekukan oksidasi makanan untuk menghasilkan
energi. Kemudian kadar DO yang di ukur tadi yaitu pada
Menit ke 2
wadah yang tidak berisi ikan, kadar DO nya lebih banyak
dibandingkan kadar DO pada wadah yang berisi ikan komet,
sehingga bisa disimpulkan bahwa kandungan oksigen terlarut
pada wadah yang tidak berisi ikan lebih banyak, hal ini
karena jumlah oksigen yang terdapat di dalam wadah tidak
Menit ke 3 termanfaatkan atau terpakai oleh respirasi organisme
khususnya ikan. Sedangkan pada wadah yang berisi ikan,
kadar DO nya lebih sedikit atau berkurang, hal ini
menunjukkan bahwa oksigen yang terdapat pada air di wadah
dimanfaatkan oleh ikan untuk proses respirasinya yanitu
untuk proses metabolisme dalam mengoksidasi makanan
Menit ke 4 untuk menghasilkan energi. Oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen = DO) itu sendiri sangat dibutuhkan oleh semua
jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 5

dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan dalam garam MnSO4 menjadi mangan (II) hidroksida
anorganik dalam proses aerobic [3]. (Mn(OH)2) dan jika reaksi berlanjut, terbentuklah Mn(OH)3
Hasil yang telah diperoleh diatas tidak lepas dengan yang memiliki kelarutan yang sangat kecil terhadap air.
perlakuan- perlakuan yang dilakukan sebelumnya dan fungsi Reaksi yang terjadi adalah [4] :
setiap reagen yang digunakan. Langkah pertama yang MnO(OH)2 + 2 KI + H2O  Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
dilakukan dalam praktikum ini adalah menyiapkan wadah 4 Mn(OH)2 (S) + O2 + 2 H2O 4 Mn(OH)3 (S)
bersih (toples kaca) sebanyak 2 buah dengan volume yang Selanjutnya, 1 ml larutan H2SO4pekat ditambahkan ke
sama disiapkan kemudian diisi dengan air dari sumber yang dalam botol winkler, ditutup dan dibolak-balik lagi agar
sama hingga penuh. Ikan yang akan diukur konsumsi bereaksi dan tercampur secara sempurna hingga larutan
oksigennya ditimbang untuk memudahkan perhitungan berat menjadi berwarna kuning kecoklatan. Penambahan larutan
badan ikan dalam perhitungan penggunaan oksigen nantinya H2SO4 pekat berfungsi sebagai pelarut yang bersifat asam
dan dimasukkan ke dalam salah satu wadah, kemudian kedua kuat, dimana untuk melarutkan endapan sehingga pada
wadah ditutup rapat bertujuan untuk memberikan kondisi akhirnya warna larutan menjadi kuning kecoklatan tanpa
respirasi anaerob pada ikan mujair, sehingga oksigen di udara endapan [4].
bebas tidak mempengaruhi kadar oksigen di air. dan Reaksi berlanjut alkali iodida azide dalam keadaan
dihindari adanya gelembung udara di dalam kedua wadah asam ditambah asam kuat H2SO4, menyebabkan endapan
kemudian dibiarkan hingga 1 jam. Waktu 1 jam diberikan Mn(OH)3 terlarut sempurna dalam larutan, sehingga menjadi
sebagai waktu respirasi, sehingga diharapkan ada perbedaan warna kuning kecoklatan. Reaksi kimia yang terjadi adalah [4]
kadar DO sebagai hasil respirasi. Langkah selanjutnya MnO2 (s) + 2 KI + 4 H+ Mn2+ + 2 H2O + I2 + 2 K+
pengambilan sampel air yang akan diukur konsentrasi Dalam reaksi tersebut, ion Mn2+bertindak sebagai
oksigennya. Pengambilan air menggunakan botol Winkler. reduktor yang mengoksidasi ion iodida menjadi iodine. Ion
Botol Winkler yang akan digunakan dibersihkan dan hydrogen diperoleh dari hidrolisa molekul air H 2O menjadi
dimasukkan seluruh botol Winkler ke yang berisi air dalam ion H+ dan OH-. Iodin yang dibebaskan kemudian dititrasi
wadah air dan diusahan supaya tidak ada gelembung udara dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na 2S2O3) sehingga
yang masuk. Selanjutnya ditutup rapat botol Winkler dalam warna coklat hilang [4].
air dan kemudian dibolak-balikkan botol sambil diamati ada Dalam media yang sangat asam, ion Mn2+dibebaskan
tau tidaknya udara (perlakuan ini dianggap t 1). Menurut[4] dan bereaksi dengan ion–ion Iod bebas (Michael, 1994).
sampel air digunakan untuk menentukan O2 tidak boleh Larutan dalam botol Winkler kemudian dituangkan dalam
terkena udara dari lingkungan, karena besarnya perbedaan Erlenmeyer 250 ml, masing-masing sebanyak 100 ml dan
antara jumlah O2 yang ada di udara dan air yang akan dititrasi dengan larutan Na 2S2O3 hingga berwarna kuning
memberikan hasil yang berlebihan yang akan mempengaruhi muda sampai warna bening (tanda titik akhir titrasi). Titrasi
validitas data percobaan, jadi dihindari adanya pengaruh menggunakan larutan Natrium tiosulfat (Na 2S2O3) berfungsi
udara di lingkungan sehingga tidak menambah kadar oksigen sebagai larutan baku untuk titrasi (pentitrasi) yakni larutan
terlarut dalam air. yang telah diketahui konsentrasinya dan menentukan jumlah
Selanjutnya dilakukan pengukuran kandungan oksigen Iodium yang ekuivalen dengan jumlah O 2 yang ada dalam
dengan metode Winkler yang dimulai pada t 1.Botol winkler sampel.
yang telah terisi air kemudian dibuka serta ditambahkan ke Reaksi yang terjadi pada titrasi tersebut adalah [4] :
dalamnya 1 ml larutan MnSO4 dan 1 ml larutan alkali iodida I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI
azide (alkali iodida).Larutan MnSO4 berfungsi sebagai
pengikat oksigen dalam keadaan basa. Keadaan basa ini C.Metode Mikro Winkler
terbentuk karena adanya penambahan larutan alkali iodida Pengukuran kadar oksigen terlarut pada sampel air tanpa
azida.Selanjutnya, botol winkler ditutup kembali dan ikan menggunakan metode Winkler adalah 15,32 mg/l. Kadar
dibolak-balikkan selama 5 menit agar tercampur secara oksigen terlarut pada sampel air berisi ikan yaitu 16,17 mg/l.
sempurna dan dibiarkan selama 10 menit atau sampai terjadi Hasil di atas menunjukkan bahwa ikan melakukan respirasi
endapan.Campuran berwarna kuning keruh dan setelah atau mengkonsumsi oksigen dalam sampel air selama satu
diendapkan, endapan berwarna kuning kecoklatan. Reaksi jam, sehingga dapat diketauhi penggunaan atau konsumsi
kimia yang terjadi adalah [4]: oksigen ikan komet (Carrasius auratus) yait -0,35 mg/l. Hal
MnSO4 + 2 KOH Mn(OH)2 + K2SO4 ini tidak sesuai dengan literatur, menurut [5] kadar oksigen
2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO(OH)2 terlarut pada sampel air yang berisi ikan harus lebih rendah
Dengan adanya O2 dalam larutan yang sangat basa dibandingkan pada sampel air tanpa ikan, karena oksigen
(larutan alkali iodida), maka kalium hidroksida yang ada terlarut yang terdapat pada sampel air yang ada ikan,
dalam larutan tersebut akan bereaksi dengan mangan sulfat dimanfaatkan oleh ikan untuk proses respirasi, proses
(larutan MnSO4) dan menghasilkan endapan putih dan metabolisme atau pertukaran zat agar menghasilkan energi
mangan hidroksida. Mangan hidroksida putih dioksidasikan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, di samping
menjadi mangan oksi–hidrat (MnO(OH) 2) yang berwarna itu, oksigen akan di manfaatkan atau dikonsumsi untuk
cokelat. Jadi jumlah O2 yang kira–kira ada dapat oksidasi bahan-bahn organik dan anorganik dalam proses
diperkirakan dari intensitas warna cokelat dari endapan [4]. aerobik [6]. ketidak kesesuain ini disebabkan adanya kesalahan
Endapan berwarna coklat yang terbentuk merupakan pada titrasi iodimetri. Dimana proses tritrasi iodimetri yang
indikasi terjadinya reaksi oksidasi antara ion mangan (Mn 2+) dilakukan kurang teliti sehingga menghasilkan analisis yang
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 6

kurang tepat. Menurut [7] untuk mendapatkan data oksigen bening. Indikator amilum sering ditambahkan untuk
dalam air yang mempunyai ketelitian dan ketepatan analisis menentukan hasil akhir. Secara kimia, reaksinya dapat
yang tinggi, maka perlu diperhatikan beberapa masalah. dituliskan sebagai berikut :
Masalah ini meliputi alat pengambilan contoh air, pengaruh
pereaksi kimia yang dipakai, titrasi, serta pengawetan contoh
air. Pada metode mikro Winkler digunakan Syringe dan pada Percobaan ini menggunakan ikan Carrasius auratus yang
metode (makro) Winkler digunakan botol Winkler. Pereaksi dimasukkan kedalam satu wadah dan wadah yang satunya
kimia yang digunakan pada percobaan harus sesuai baik tidak berisi ikan, hal ini bertujuan untuk mengetahui
volume maupun waktu penambahannya pada sampel air. perbandingan kadar oksigen terlarutpada sampel air berisi
Titrasi harus dilakukan dengan hati-hati dan waktu yang tepat ikan dan sampel air yang tidak berisi ikan. Penimbangan ikan
karena iod mudah menguap. dilakukan untuk mengetahui ukuran atau berat badan karena
Reaksi kimia yang terjadi pada titrasi oksigen terlarut ukuran atau berat badan ikan merupakan salah satu faktor
menggunakan metode Winkler meliputi 5 reaksi yaitu yang mempengaruhi laju komsumsi oksigen [9]. Ikan
menurut [8] : didiamkam satu jam di dalam wadah bertujuan supaya ikan
1. Langkah pertama pada titrasi DO adalah penambahan melakukan respirasi yang nantinya dapat diketahui kadar
larutan MnSO4 dan larutan alkaline iodide. Reagen tersebut oksigen terlarut pada sampel air setelah terjadi resirasi pada
bereaksi membentuk endapan berwarna putih atau ikan selama waktu satu jam tersebut. Pengambilan sampel air
Mn(OH)2. Hal ini sesuai dengan percobaan yang telah dengan merendan syringe dalam sampel air supaya terhindar
dilakukan yaitu terbentuk endapan putih yang melayang adanya gelembung udara, karena kandungan oksigen dalam
mendekati dasar botol Winkler dan Syringe. Endapan udara jauh lebih banyak dibandingkan dengan oksige terlarut
tersebut merupakan oksigen yang terikat sempurna dengan dalam air, hal inilah yang menyebabkan pengambilan air
reagen. Secara kimia, reaksinya dapat dituliskan sebagai untuk analisis kadar oksigen terlarut harus dilakukan dengan
berikut : hati-hati. Tidak boleh ada udara yang terperangkap dalam
botol[10]. pembolak balikan syringe bertujuan untuk
2. Setelah pembentukan endapan, oksigen terlarut menghomogenisasikan sampel air dan reagen atau untuk
mengoksidasi sejumlah ekuivalen Mn(OH)2 menjadi melarutkan endapan sampai warna berubah. Larutan MnSO4
Mn(OH)2 berwarna cokelat. Pada percobaan, setelah menurut [8] merupakan reagen reagen yang akan bereaksi
penambahan larutan MnSO4 dan larutan alkali iodide, botol dengan alkalin iodide untuk membentuk endapan putih
Winkler dan Syringe dibolak-balik selama 5 menit dan Mn(OH2). Timbulnya Endapan ini merupakan indikator telah
dibiarkan selama 10 menit sehingga homogenisasi berjalan terjadi pengikatan oksigen terlarut dengan sempurna
dengan baik yaitu terdapat endapan cokelat pada wadah pengikatan oksigen terlarut dengan sempurna dari hasil
sampel. Setiap molekul oksigen terlarut, 4 molekul proses oksidasi antara sampel air dengan MnSO 4 dan alkali
Mn(OH)2 diubah menjadi Mn(OH)3. Secara kimia, iodide. Penambahan H2SO4 pekat bertujuan untuk melarutkan
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut: endapan MnOH3 dan melepaskan ion Mn 2+. Ion Mn2+ bersifat
oksidator kuat, sehingga akan mengoksidasi ion iodide
3. Setelah endapan cokelat terbentuk, asam kuat (asam sulfat) menjadi iodide bebas. Ioidida bebas ini kemudian dititrasi
ditambahkan pada sampel. Asam sulfat mengubah dengan Na2S2O3 (natrium tio-sulfat) [7] Jumlah iodida yang
Mn(OH)3 menjadi Mn2(SO4)3. Sampel air tidak terpengaruh dilepaskan berbanding lurus dengan jumlah oksigen yang ada
atau berkurang pengaruhnya terhadap oksigen tambahan. pada sampel (air) asli [8] sehingga dapat diketahui kadar
Oleh karena itu, pada percobaan ini, sampel air dituang oksigen terlarut dan penggunaan oksigen oleh organisme
pada Erlenmeyer untuk melanjutkan langkah titrasi percobaan. Setelah penambahan H2SO4 pekat tersebut,
berikutnya. Secara kimia, reaksinya dapat dituliskan sampel air dituang pada Erlenmeyer untuk dilakukan titrasi.
sebagai berikut : Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengamatan yaitu
perubahan warna sampel air serta karena sampel air tersebut
sudah tidak terpengaruh udara di lingkungan. Hal ini sesuai
4. Iodin pada alkalin iodida teroksidasi oleh Mn2(SO4)3
dengan pernyataan [8] bahwa sampel air tidak terpengaruh atau
sehingga iodine bebas lepas ke air. Mn 2(SO4)3 pada reaksi
berkurang pengaruhnya terhadap oksigen tambahan. Larutan
ini muncul dari reaksi antara Mn(OH) 2 dan oksigen, jumlah
Na2S2O3 merupakan larutan titrasi, sedangkan amilum 1%
iodine yang dilepaskan berbanding lurus dengan jumlah
merupakan indikator dalam percobaan ini yaitu untuk
oksigen yang ada pada sampel (air) asli. Pelepasan iodine
menganalisa iodid atau oksigen terlarut. Hal ini sesuai
ditandai dengan perubahan sampel menjadi berwarna
dengan pernyataan 12 bahwa sampel air dititrasi dengan
kuning cokelat. Secara kimia, reaksinya dapat dituliskan
natrium thiosulfat/larutan Na 2S2O3 dan memakai indikator
sebagai berikut :
amilum.

5. Tahap akhir pada titrasi Winkler adalah penambahan D.Perbandingan Metode Winkler dan Makro Winkler
sodium thiosulfate. Sodium thiosulfate (Na 2S2O 2) bereaksi Perbandingan metode makro Winkler dan mikro Winkler
dengan iodin bebas untuk memproduksi sodium iodide terletak pada volume sampel air yang di gunakan. Metode
(NaI). Ketika semua iodin telah diubah maka terjadi mikro Winkler digunakan sampel air dengan volume yang
perubahan warna sampel dari kuning cokelat menjadi lebih kecil sehingga menggunakan syringe untk mengabil
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 7

sampel bukan menggunakan botol Winkler. Ketelitian dan lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat
keakuratan metode mikro Winkler karena volume sampel air penentuannya hanya bersifat kisaran. Sedangkan
yang digunakan kecil atau dengan jumlah sedikit sehingga kelemahannya yaitu bahwa Metode Winkler dalam
tingkat kesalahanyya juga lebih kecil. Metode Winkler , juga menganalisis oksigen terlarut (DO) yaitu penambahan
mudah dilakukan dilaboratorium, hal ini sesuai dengan indikator amylum harus dilakukan pada saat mendekati titik
pernyataan [11] bahwa metode winkler cocok diterapkan di akhir titrasi agar amilum tidak membungkus iod karena akan
laboratorium. Selain itu, metode Winkler memberikan hasil menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke
yang sempurna dan lebih cepat serta lebih teliti daripada senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera
pentuan elektronik tembaga atau DO meter. mungkin, hal ini disebabkan karena I2 mudah menguap.
Pada percobaan ini dilakukan titrasi iodometri metode Dan ada yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri yang
Winkler bukan menggunakan DO meter karena pengukuran sering terjadi kesalahan pada titrasi iodometri yaitu
kadar oksigen terlarut menggunakan DO meter dipengaruhi penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan.
suhu dan pH sampel air. Selain itu, faktor kalibrasi dan Oksigen terlarut (DO) pada sampel air tanpa ikan atau air
kelayakan DO meter juga menentukan hasil kadar oksigen kran berdasarkan percobaan ini adalah 15,32 mg/L.
pada sampel air. Sedangkan pada titrasi iodometri yang Menurut15 kandungan Dissolved Oxygen (DO) minimum
dilakukan secara tepat pada semua langkah-langkahnya akan adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh
menghasilkan pengukuran kadar oksigen yang tepat. Dapat senyawa beracun (toksik) atau berdasarkan Peraturan
dikatakan bahwa keakuratan proses titrasi lebih tinggi Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
dibandingkan DO meter. Hal ini dikarenakan suhu dan pH Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menegaskan
sampel yang tidak sesuai dengan DO meter akan bahwa kadar DO minimum yang harus ada pada air adalah
mempengaruhi hasil pengukuran. Sehingga kadar oksigen >2 mg O2/lt. Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak
yang terbaca pada DO meter bukan kadar oksigen boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan
sebenarnya. Kesalahan pengukuran tersebut juga dapat terjadi sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% [13]
jika kalibrasi DO meter tidak dilakukan secara tepat. Hal ini Oksigen terlarut yang diperoleh dari percobaan ini melebihi
sesuai dengan pernyataan 13 bahwa metode titrasi iodometri kadar oksigen terlarut minimum pada air. Dapat dikatakan
Winkler memberikan hasil-hasil yang sempurna dan lebih bahwa sampel air tanpa ikan merupakan air dengan kualitas
cepat daripada penentuan elektronik tembaga. Metode klasik yang baik yang dapat menunjang atau mencukupi kebutuhan
dari Winkler adalah sebuah metode sensitif untuk oksigen terlarut pada ikan. Hal ini sesuai dengan
menentukan oksigen yang dilarutkan dalam air. pernyataan [6] bahwa semakin banyak jumlah DO (dissolved
Menurut[12] kebutuhan oksigen mempunyai dua aspek yaitu oxygen), maka kualitas air semakin baik. Jika kadar oksigen
kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang
konsumtif yang bergantung pada keadaan metabolisme ikan. tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur terjadi.
banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per
E. Respirasi pada Jangkrik
satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari
bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan
diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui respirasi serangga khususnya pada jangkrik (Gryllus sp.)
jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup yang diukur dalam suatu alat yang disebut respirometer
diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Faktor sederhana.Respirometer merupakan alat yang digunakan
yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain untuk mengukur respirasi pada serangga. Respirometer
temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas [9]. sederhana terdiri atas dua bagian yang dapat dipisahkan,
Selain itu terdapt kelebihan yang dari metode WinkleR yaitu tabung spesimen (tempat hewan atau bagian tumbuhan
serta kelemahannya. Kelebihannya yaitu bahwa Metode yang diselidiki) dan pipa kapiler berskala yang
Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dikaliberasikan dengan ketelitian hingga 0,01 ml. Kedua
dengan cara titrasi berdasarkan metoda Winkler lebih bagian ini dapat disatukan dengan rapat hingga kedap udara
analitis, teliti dan akurat. Apabila dibandingkan dengan cara dan didudukkan pada penumpu (landasan) kayu atau logam.
alat DO meter. Hal yang perlu di perhatikan adalah titrasi Praktikum dilakukan dengan memasukkan kapas ke
iodometri yaitu penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi dalam tabung respirometer lalu ditetesi dengan larutan KOH
larutan tio dan penambahan indikator amilumnya. Dengan 1 ml dengan jarum suntik.Larutan KOH berfungsi untuk
mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara mengikat CO2, sehingga pergerakan eosin benar-benar hanya
analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang disebabkan oleh pergerakan oksigen.
lebih akurat. Sedangkan cara DO meter, harus diperhatikan Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO 2
suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa.Peranan suhu adalah sebagai berikut [2]:
dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan KOH + CO2 → K2CO3 + H2O
oksigen terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu, Kemudian jangkrik sebanyak 5 ekor yang telah ditimbang
sebagaimana lazimnya alat digital, peranan kalibrasi alat beratnya menggunakan neraca analitik dimasukkan ke dalam
sangat menentukan akurasi hasil penentuan. Berdasarkan tabung spesimen. Penggunaan jangkrik diasumsikan sebagai
pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan serangga yang akan diukur laju respirasinya. Penimbangan
cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang berat jangkrik bertujuan untuk mengetahui kaitan antara berat
jangkrik dengan laju penggunaan oksigennya. Dimana
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 8

menurut [9] ukuran badan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen [9]. Laju metabolisme
mempengaruhi laju konsumsi oksigen.Selanjutnya ditutup biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen
pipa kapiler berskala dan diolesi dengan vaselin, lalu yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini
disuntikkan larutan eosin pada ujung pipa kapiler berskala. memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan
Larutan eosin berfungsi sebagai indikator, berwarna merah memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk
yang membatu menandai pergerakan udara dalam saluran menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan
respirometer sehingga mudah dihitung dan diamati. Vaselin tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam
digunakan untuk menutup celah antara tabung specimen dan bentuk laju konsumsi oksigen. Penggunaan oksigen dalam
pipa kapiler berskala agar respirasi yang terjadi hanya proses metabolisme tubuh jangkrik (Gryllus sp.) dipengaruhi
dilakukan oleh jangkrik.Kemudian diamati pergerakan laju oleh beberapa faktor antara lain temperatur, spesies hewan,
eosin menuju serangga tiap 1 menit selam 5 menit dan ukuran badan, dan aktivitas [9]
dihitung laju penggunaan oksigen pada jangkrik. Jumlah
ruangan pada pipa kapiler yang dilalui oleh larutan eosin
IV. KESIMPULAN
menunjukkan berapa volume udara yang dibutuhkan oleh
serangga untuk melakukan respirasi. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dikesimpulkan
Pergerakan eosin menuju ke arah jangkrik (Gryllus sp.) bahwa setiap makhluk hidup memerlukan oksigen untuk
menunjukkan adanya proses inspirasi atau penghirupan melakukan proses respirasi sel. Proses respirasi dipengaruhi
oksigen yang dilakukan oleh jangkrik. Hal ini disebabkan oleh faktor temperatur, aktivitas, spesies hewan dan ukuran
oleh adanya isapan udara dari ujung lubang respirometer badan. Respirasi pada ikan dapat diketahui melalui kadar
melalui pipa kapiler berskala pada respirometer yang oksigen terlarut dalam sampel air yaitu menggunakan metode
dilakukan oleh Jangkrik (Gryllus sp.). Winkler dan metode mikro Winkler. Sedangkan, respirasi
Respirasi memiliki prinsip kerja yaitu organisme pada jangkrik dapat diketahui melalui pergerakan eosin dan
melakukan respirasi dengan mengambil oksigen dari udara jumlah volume udara yang dihirup pada pipa skala
di lingkungan dan menghasilkan produk sisa respirasi respirometer. Jumlah oksigen yang diperlukan ikan sebesar
berupa karbon dioksida yang dilepaskan ke lingkungan. 0,02 mg/l/jam.grm pada makro winkler dan -0,35
Pada percobaan ini, jangkrik ditempatkan dalam ruang mg/l/jam.grm pada mikro winkler sedangkan penggunaan
tertutup yaitu tabung respirometer dan karbon dioksida oksigen pada jangkrik sebesar 14 ml/gr.jam.
yang dilepaskan oleh jangkrik akan diikat oleh KOH,
sehingga terjadi penyusutan udara dalam respirometer yang
teramati dari pergerakan eosin mendekati tabung
respirometer. Kecepatan penyusutan udara dalam ruangan DAFTAR PUSTAKA
tersebut dapat diamati melalui pipa skala yang [1] K. John W, Biologi Umum jilid 2.IPB: Bogor(1996)
[2] A.R, Biofagri,Respirasi.Program Studi Biologi, Sekolah Tinggi Ilmu
menunjukkan laju konsumsi oksigen. Hal ini sesuai dengan Hayati, ITB: Bandung( 2006)
pernyataan [14] bahwa respirometer adalah alat yang [3] J.F.N. Abowei, Salinity, Dissolved Oxygen, pH and Surface Water
digunakan untuk mengukur respirasi, dimana organisme Temperature Conditions in Nkoro River, Niger Delta,
melakukan pertukaran karbon dioksida dan oksigen sebagai Nigeria.Department of Biological Sciences, Faculty of Science, Niger
Delta University, Wilberforce Island, Amassoma, Bayelsa State, Nigeria
bagian dari metabolismenya. Respirometer menyediakan (2010)
informasi terkait laju repirasi organisme percobaan dan [4] P. Michael, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan
bagaimana respirasi terjadi. Labortarium.UI Press: Jakarta(1994.)
[5] Dissolved Oxygen Water Quality Test Kit, Lamotte Company, USA
[6] Department of Primary Industries and Resources of South Australia.
Tabel 1. 2003. Water Quality in Fresh A q u a c u l t u r e P o n d s . available :
Hasil skala volume udara yang dikonsumsi GRYLLUS SP. http://www.pir.sa.gov.au/data/assets/pdf_file /0008/34001/watqual.pdf.
Menit Skala Volume (ml) 22/08/09. p3.
1 0 – 0,22 0,22 [7] G. Alaerts,, dan Santika Sri Simestri. Metode Penelitian Air. Surabaya :
Usaha Nasional (1984)
2 0,22 – 0,32 0,10 [8] Strickland J.D.H. dan T.R. Par-Sons. Determination of dissolved
3 0,32 – 0,39 0,07 oxygen. A practical hand book of sea water analisis. Bulletin 167.
4 0,39 – 0,48 0,09 Fisheries research boord of Canada. Ottawa (1968): 21 -27.
[9] A.J. Tobin. Asking About Life. Thomson BrooksCole, Canada (2005).
5 0,48 – 0,56 0,08 [10] H. P.Hutagalung, A. Rozak, dan I.Lutan. Beberapa Catatan Tentang
0,56 Penentuan Kadar Oksigen Dalam Air Laut Berdasarkan Metode
Winkler. Oseana, Vol. X, No. 4 : 138-149. ISNN 0216-1877. (1985).
Penggunaan oksigen oleh 5 ekor jangkrik pada tabung [11] R.A.Day, JR. dan A.L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga (2002).
respirometer adalah 14 ml/gr.jam, pada waktu 5 menit [12] Features and Functions of a Respirometer. Available :
penggunaan oksigen yang diperoleh berasal dari perhitunagna http://www.phschool.com/science/biology_place/labbench/lab5/features
hasil skala tabel diatas. Hal ini menunjukan bahwa jangkrik .html
[13] Siswanto. Bahan Ajar Fisiologi. Laboratorium Fisiologi Universitas
mengkonsumsi udara atau oksige dalam respirometer Udayana. Denpasar (2008).
sebanyak 14 ml setiap gram tubuhnya selama 5 menit. [14] What is a Respirometer. Available : http://www.wisegeek.com/what-is-
Jangkrik dengan berat badan yang besar akan mengkonsumsi a-respirometer.htm
oksigen lebih banyak dibandingkan jangkrik dengan berat
badan yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan ukuran badan
(berat badan) merupakan salah satu faktor yang
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : RESPIRASI 9

LAMPIRAN
Perhitungan pengukuran oksigen dengan metode makro
winkler Kadar DO T1
(tidak ada ikan)
Diket: T1 (tidak ada ikan) Na2S2O3 = 0,19 mL
T2 (ada ikan) Na2S2O3 = 0,15 mL α
N (nilai normalitas) = 0,1
Volume botol winkler = 330 grm
Kadar DO T2
Ditanya: kadar DO T1 dan kadar DO T2 ?? (ada ikan)
Jawab:

Kadar DO T1 =

Penggunaan
= oksigen

Perhitungan pengukuran komsumsi oksigen pada jangkrik


dengan metode respirometer
=
Menit Skala Volume (ml)
1 0 – 0,22 0,22
= 2 0,22 – 0,32 0,10
3 0,32 – 0,39 0,07
4 0,39 – 0,48 0,09
= 5 0,48 – 0,56 0,08
0,56
Kadar DO T2 = Diket : berat jangkrik

Ditanya : penggunaan oksigen pada jangkrik??


= Jawab :

= penggunaan
oksigen
Penggunaan
oksigen

Perhitungan pengukuran oksigen dengan metode mikro


winkler

Anda mungkin juga menyukai