Anda di halaman 1dari 4

PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN

MODUL 3: SISTEM RESPIRASI


Rabu, 23 September 2015

1. Tujuan
1. Menentukan laju respirasi mencit (Mus musculus), kecoa (Periplaneta americana), dan
ikan komet (Carassius auratus)
2. Menentukan perbandingan laju konsumsi oksigen antara hewan akuatik dengan
terrestrial
3. Menentukan perbandingan laju konsumsi oksigen antara lingkungan air yang tercemar
dengan lingkungan air bersih

2. Pendahuluan
Respirasi atau pernapasan terdiri dari dua macam, yaitu respirasi eksternal dan
respirasi internal. Respirasi eksternal merupakan proses pertukaran oksigen dan karbon
dioksida antara organisme dan lingkungan. Respirasi eksternal melibatkan medium respirasi
(udara dan air dengan oksigen terlarut didalamnya, membran respirasi (vaskular/pembuluh
darah, tipis, dan selalu basah), dan organ pernapasan (insang, paru-paru, kulit, dan buko faring).
Respirasi internal merupakan proses pertukaran oksigen dan karbon dioksidan antara darah
dan jaringan.
Respirasi sangat berkaitan dengan metabolisme tubuh yang membutuhkan oksigen untuk
menghasilkan energi. Oleh karena itu, pengukuran laju respirasi menjadi penting baik untuk
menentukan tingkat metabolisme yang tinggi atau rendah pada suatu organisme maupun
sebagai data pendukung saat melakukan pengukuran laju metabolisme.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan percobaan menggunakan alat respirometer yang
berfungsi untuk mengukur laju konsumsi oksigen pada mencit dan metode Winkler untuk
mengukur laju konsumsi oksigen pada ikan. Prinsip kerja respirometer adalah dengan
mengamati banyaknya oksigen yang digunakan untuk pernapasan hewan dalam satu waktu.
Prinsip kerja metode Winkler adalah mengukur laju konsumsi oksigen ikan dengan
menentukan kadar oksigen yang terlarut dalam air dengan titrasi oleh larutan thiosulfat.
3. Alat dan Bahan

4. Cara Kerja
4.1 Pengukuran Laju Konsumsi Oksigen Ikan Komet
1. Ukur laju respirasi pada ikan dengan
menggunakan Metode Winkler. Susun labu
Erlenmeyer 2L dengan dua selang. Salah satu selang
dihubungkan dengan kran air untuk saluran masuk
(SM), sedangkan selang lainnya digunakan sebagai
saluran keluar (SK).
2. Isi Erlenmeyer 2L dengan air secukupnya,
lalu masukkan ikan yang telah ditimbang ke dalam
Erlenmeyer tersebut.
3. Tutup botol lalu alirkan air. Apabila terbentuk gelembung, air terus dialirkan hingga
gelembung menghilang.
4. Diamkan ikan beberapa saat untuk penyesuaian diri di dalam botol percobaan dan
biarkan air tetap mengalir.
5. Saat pengamatan, air yang keluar dari SK ditampung dalam botol Winkler 250 mL.
Penampungan air dilakukan dengan memasukkan air perlahan melalui mulut botol agar
percikan air dan gelembung udara dapat dihindari.
6. Tutup botol Winkler, saluran SM dan SK dengan menggunakan penjepit.
7. Selanjutnya dilakukan proses titrasi. Untuk tahap titrasi, buka Botol Winkler lalu
tambahkan 1ml larutan MnSO4. Gunakan pipet tetes untuk menambahkan larutan
tersebut. Lakukan dengan hati-hati, yaitu ujung pipet didekatkan ke permukaan air.
8. Tambahkan 1 mL larutan KOH-KI dengan cara yang sama.
9. Tutup kembali botol dan hindari pembentukan gelembung udara.
10. Botol dibolak-balik perlahan selama kurang lebih lima menit hingga O2 terikat dengan
sempurna.
11. Diamkan botol selama 20 menit hingga terbentuk endapan di dasar botol.
12. Setelah 20 menit dan terbentuk endapan, buka botol dan buang 2 ml larutan dari
permukaan botol dengan pipet, hindari masuknya endapan ke dalam pipet.
13. Tambahkan 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet ukur.
14. Tutup botol, lalu bolak-balik lagi hingga larutan berwarna kuning kecoklatan dan
seluruh endapan larut. Siapkan labu Erlenmeyer 250 mL.
15. Sebanyak 100 mL larutan dari botol Winkler dipindahkan ke dalam Erlenmeyer dengan
gelas ukur.
16. Larutan dititrasi menggunakan larutan thiosulfat (Na2S2O3) hingga berwarna kuning
muda.
17. Tambahkan Amilum 1% sebanyak 4-5 tetes sehingga larutan berwarna biru tua.
18. Lanjutkan titrasi dengan larutan thiosulfat hingga warna biru pada larutan tepat
menghilang.
19. Catat pemakaian larutan thiosulfat.
20. Lakukan pengulangan penghitungan kadar oksigen setelah ikan didiamkan selama satu
jam dalam Erlenmeyer.
Perhitungan:
1
( ) =
. 4

4.2 Pengukuran Laju Konsumsi Oksigen Mencit


1. Masukkan sejumlah kapas ke dalam tabung respirometer.
2. KOH padat dibungkus ke dalam kapas dan kemudian masukkan ke dalam tabung kawat.
3. Masukkan mencit yang telah ditimbang massanya ke dalam tabung kawat.
4. Pasang pipa berskala dan tutup celah pada penutup tabung respirometer dengan vaselin.
5. Masukkan eosin secukupnya dengan syringe pada ujung pipa berskala.
6. Hitung waktu yang diperlukan eosin untuk berpindah sebesar 0,5 skala dan hitung laju
konsumsi oksigennya.
7. Pengamatan dilakukan duplo.
Perhitungan:

=

Keterangan: a = volume O2 (mL); b = massa (gram); t = waktu

4.3 Pengukuran Laju Konsumsi Oksigen Kecoa


1. Masukkan sejumlah kapas ke dalam tabung respirometer.
2. KOH padat dibungkus ke dalam kapas dan kemudian masukkan ke dalam tabung kawat.
3. Masukkan kecoa yang telah ditimbang massanya ke dalam tabung kawat.
4. Pasang pipa berskala dan tutup celah pada penutup tabung respirometer dengan vaselin.
5. Masukkan eosin secukupnya dengan syringe pada ujung pipa berskala.
6. Hitung waktu yang diperlukan eosin untuk berpindah sebesar 0,5 skala dan hitung laju
konsumsi oksigennya.
7. Pengamatan dilakukan duplo.
Perhitungan:

=

Keterangan: a = volume O2 (mL); b = massa (gram); t = waktu

Anda mungkin juga menyukai