Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

“ KONSUMSI OKSIGEN “

Dosen Pengampu :

Cita Tresnawati, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh :

Devi Nuraini 195040070

Alvint Rovino M 195040093

Zalzabila Sapphira M 195040096

Ahmad Rizky 195040099

Kelas : B

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
A. Tujuan

Mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolisme pada hewan

B. Dasar Teori
Bernapas artinya melaksanakan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2)
dan mengeluarkan Karbondioksisa (CO2). Oksigen merupakan zat yang sangat penting
untuk segenap kehidupan. Hewan dapat ber “puasa” tetapi oksigen harus tersdia terus.
Kepompong kupu-kupu yang tampak tidak bergerak juga memerlukan oksigen, sehingga
apabila sekelilingnya dilapisi cat, kepompong akan mati. Pertukaran gas O2 dengan CO2
dapat berlangsung melalui proses difusi (Campbell, 2002).
Serangga merupakan hewan terestial yang tidak memiliki paru-paru tetapi
menggunakan system trakea untuk pertukaran gas. Kulit pada serangga terletak dikedua
sisi bagian toraks dan abdomen, memiliki sederatan paru-paru atau disebut juga spirakel,
yang tersusun pada setiap segmen dan behubungan dengan system saluran trakea spirakel
dilindungi katub atau rambut-rambut untuk mencegah evaporasi yang berlebihan lewat
pori-pori ini. Trakea tersusun dengan teratur, sebagian berjalan longitudinal dan sebagian
lagi tranpersal. Diameter trakea yang besar berkisar sekitar 1mm dan selalu terbuka
dengan penebalan berbentuk spiral dan melingkar, terbentuk dari khitin yang keras,
merupakan suatu bahan yang juga terdapat pada kutikula (Darmadi Goenarso, 2005)
Trakea merupakan invaginasi (lekukan kedalam)dari ectoderm dan umumnya
mempunyai lubang keluar yang disebut spirakel. Bentuknya berupa pembuluh yang
silindris yang mempunyai lapisan kitin (chitin). Lapisan kitin ini mempunyai penebalan
seperti spiral. Spirakel terdapat sepasang tiap ruas tubuh yang kadang-kadang mempunyai
katup untuk menjaga penguapan air. Trakea mempunyai cabang-cabang dan cabang yang
terkecil yang menembus jaringan disebut trakeolus dengan diameter 1-24. Trakeolus tidak
mempunyai lapisan kitin dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas, trakeolus pada
serangga ujungnya buntu dan berisi udara atau kadang-kadang berisi cairan (Djamhur
Winatasasmita, 1985).
Alat pernapasan pada serangga berupa trakea, udar masuk dan keluar melalui
lubang kerut yang disebut spirakel atau stigma yang terletak di kanan kiri tubuhnya. Dari
stigma udara terus masuk ke pembuluh trakea memanjang dan sebagian ke kantung hawa
halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh. Pada system trakea ini pengangkutan
oksigen dan karbon dioksida tidak memerlukan bantuan system transportasi khususnya
darah (Cartono,2005).
Fungsi spirakel dan trakea untuk memungkinkan lewatnya udara kepercabangan
saluran yang disebut trakeol, yang merupakan saluran lembut intraseluler dengandiameter
sekitar 1μm. Jumlahnya sangat banyak dan berada diberbagai jaringan, terutama otot.
Berbeda dengan trakease, saluran-saluran lembut ini tidak dilapisi dengan kutikula,
pertukaran gas terjadi dengan mudah melewati dinding saluran ini. System pernapasan
pada serangga melalui sejumlah percabangan saluran udara pada system trakea. Oksigen
langsung dibawa ke jaringan, jadi tidak dilaksanakan melewati aliran darah. Distribusi
oksigen dan pengeluaran karbondioksida tidak dilakukan lewat system peredaran. Pada
kebanyakan serangga dengan difusi saja sudah tercukupi oleh karena itu tubuh serangga
pada umumnya berukurab kecil. Pada beberapa spesies difusi ini dibantu dengan gerakan
ritmiks toraks atauabdomen. Cara mengalirkan udara (ventilsi) seperti itu, pada belalang
spirakel dibuka dan ditutup bergantian, sehingga udara dapat masuk ke tubuh lewat
spirakel toraks dan keluar tubuh lewat spirakel abdomen. Selain itu serangga dapat
mengendalikan laju masuknya oksigen ke jaringan. Bila terjadi peningkatan otot (saat
terbang ) akan terjadi penumpukan asam laktat di jaringan. Akibatnya tekanan osmosis
cairan jaringan meningkat sehingga cairan di trakeol terserap masuk, sehingga jalan udara
lebih leluasa mencapai jaringan dan difusi oksigen ke jaringan lebih cepat (Darmadi
Goenarso dkk, 2005).
C. Alat dan Bahan
a.alat
No Nama Alat Kegunaan Foto
1 Neraca analitik Untuk menimbang masa
jangkrik

2 Respirometer Alat untuk mengukur konsumsi


oksigen

3 Pipet tetes Untuk menyuntikan eosin


kedalam pipa
4 Stopwatch Untuk pergerakan eosin selama
waktu 1 sampai 3 menit

b. Bahan
No Nama Bahan Kegunaan Foto
1 Jangkrik Hewan yang akan digunakan uji
coba

2 Eosin Untuk memantau pergerakan


respirasi jangkrik

3 NAOH Untuk mengikat co2 agar


pengamatan konsumsi oksigen bisa
diamati
4 Kapas Tempat NAOH yang dimasukan
kedalam tabung

5 Vaselin Untuk mengolesi prop

D. Langkah Kerja
No Langkah kerja Foto
1 Siapkan satu sel respirometer

2 Siapkan dan timbanglah berat hewan yang


menjadi subjek pengamatan.
3 Masukan 2 g kristal NaOH yang sudah di bungkus
kasa kedalam tabung respirometer dan masukan
juga hewan yang akan diamati.

4 Pasangkanlah tabung dengan pipa respirometernya


dan olesi prop dengan vaselin. Lalu tempatkan
respirometer pada dudukannya.

5 Suntikan eosin kedalam pipa dengan posisi jarum


suntik atau pipet sejajar dengan meja.

6 Amati pergerakan eosin dan catat jarak tempuhnya


setelah satu menit, dua menit, dan tiga menit.

7 Hitunglah konsumsi oksigennya.


8 Ulangilah langkah di atas sekali lagi namun tanpa
menggunakan NaOH (dalam tagung hanya
hewannya saja)

E. Hasil Pengamatan
No Periode NAOH Tanpa NAOH
1 Menit ke-1 2 x 0,05 = 0,10 0,5 x 0,05 = 0,025
2 Menit ke-2 3 x 0,05 = 0,15 0,5 x 0,05 = 0,025
3 Menit ke-3 2 x 0,05 = 0,10 0,5 x 0,05 = 0, 025
Rata-rata 0, 11 0,025

F. Analisis Hasil
Dari data yang kami dapat dari pengkuran konsumsi oksigen pada jangkrik
dengan menggunakan tabung respinometer yang diberikan suntikan eosin untuk
pergerakan permenit. didapatkan hasil berdasarkan dua perlakuan.
1. Perlakuan yang pertama dengan menggunakan NAOH :
Untuk menit ke-1 :
Jarak tempuhnya adalah 2 strip dengan masa 0,05 gram. Konsumsi oksigen yang
didapat adalah :
2 x 0,05 = 0,10
Untuk menit ke-2 :
Jarak tempuhnya adalah 3 strip dengan masa 0,05 gram. Konsumsi oksigen yang
didapat adalah :
3 x 0,05 = 0,15
Untuk menit ke-3 :
Jarak tempuhnya adalah 2 strip dengan masa 0,05 gram. Konsumsi oksigen yang
didapat :
2 x 0,05 = 0,10
Jadi rata-rata konsumsi oksigen dengan menggunakan Naoh adalah 0,11
2. Perlakuan yang kedua tanpa menggunakan Naoh :
Untuk menit ke-1 :
Jarak tempuhnya adalah 0,5 strip dengan masa 0,05 gram. Konsumsi oksigen yang
didapat :
0,5 x 0,05 = 0,025
Untuk menit ke-2 :
Jarak tempuhnya adalah 0,5 strip dengan masa 0,05 gram. Konsumsi oksigen yang
didapat :
0,5 x 0,05 = 0,025
Untuk menit ke-3 :
Jarak tempuhnya adalah 0,5 strip dengan masa 0,05 gram. Konsumsi oksigen yang
didapat :
0,5 x 0,05 = 0,025
Jadi rata-rata konsumsi oksigen tanpa menggunakan Naoh adalah 0,025

G. Diskusi
a. Bahan Diskusi
1. Mengapa pada salah satu botol diberikan NAOH ? Jelaskan kaitanya dengan tema
praktikum ini !
2. Hitunglah konsumsi oksigen dan RQ hewan percobaan jika beratnya 0,8 gram !
3.berikan pembahasan dan simpulkan !
b. Hasil Diskusi
1. Pengunaan NAOH dalam praktikum konsumsi oksigen
Dalam percobaan respirasi, khususnya pada percobaan yang menggunakan respirometer,
digunakan KOH atau NaOH. Fungsi dari NaOH atau KOH ini adalah untuk mengikat
CO2, sehingga pergerakan dari larutan di sepanjang pipa respirometer benar-benar hanya
disebabkan oleh konsumsi oksigen.
Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:KOH + CO2
→ K2CO3 + H2ODemikian juga dengan NaOH, NaOH juga dapat bereaksi dengan CO2
membentuk Na2CO3, dengan reaksi :
NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O
Alasan kenapa CO2 harus diikat oleh KOH atau NaOH adalah sebagai berikut ini:
Di dalam tabung repirasi yang ditempatkan makhluk hidup misalnya jangkrik akan terjadi
proses pernapasan. Jangkrik akan bernapas memerlukan oksigen dan mengeluarkan sisa
berupa CO2.Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur keperluan oksigen yang
dipakai oleh jangkrik.Saat oksigen dipakai oleh jangkrik, maka larutan detector yang ada
di pipa respirometer akan ikut bergerak kea rah tabung berisi jangkrik.Jika CO2 tidak
diikat dengan KOH atau NaOH maka larutan detector ini tidak dapat bergerak sehingga
oksigen yang dipakai oleh jangkrik tidak dapat diukur.Biasanya, semakin banyak jumlah
jangkrik atau semakin besar ukuran jangkrik yang dipakai, maka kebutuhan oksigen yang
terukur dalam pipa respirometer juga semakin banyak.
2. Konsumsi oksigen dengan masa 0,8 gram :
a.Menggunakan NAOH
Menit ke-1 : 2 x 0,8 = 1,6
Menit ke-2 : 3 x 0,8 = 2,4
Menit ke-3 : 2 x 0,8 = 1,6
Rata-rata = 1,86
b. Tanpa menggunakan NAOH
Menit ke-1 : 0,5 × 0,8 = 0,4
Menit ke-2 : 0,5 x 0,8 = 0,4
Menit ke-3 : 0,5 x 0,8 = 0,4
Rata-rata = 0,4
3. Kesimpulan
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Respirasi
a. Usia : Semakin tua usia, semakin sedikit rspirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan
oleh penurunan regenerasi sel sehingga respirasi yang dibutuhkan pun
sedikit
b. Berat Badan: Organisme yang berat badannya lebih berat, lebih banyak respirasi yang
dibutuhkan karena jumlah sel yang dimiliki lebih banyak dibanding organisme yang lebih
ringan berat tubuhnya.
c. Jenis Kelamin: Betina lebih banyak melakukan respirasi karena betina memiliki sistem
hormonal yang lebih kompleks dibanding jantan.
d. Suhu: Semakin tinggi suhunya, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan karena H2O
yang dihasilkan oleh respirasi berguna untuk menyesuaikan tubuh dengan menurunkan
suhu.
e. Aktivitas: Semakin banyak aktivitas, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan. Hal
ini disebabkan akibat banyaknya energi yang dibutuhkan.

H. Daftar Pustaka

Campbell, N. A. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga


Cartono, 2005. Biologi Umum Untuk Perguruan Tinggi LPTK. Bandung : Prime Press.
Djamhur Winatasasmita, 1985. Materi Pokok Fisiologi Hewan dan Tumbuhan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : UT
Darmadi Goenarso, 2005. Fisiologi Hewan. Jakarta : UT
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai