LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan kepada Hj. Sita Permanasari, S.Pd., M.Si.
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
1. Aliya Numasari Putri (03)
2. Dysaprita Nabila Putri (12)
3. Hafidh Maulana Matin (16)
4. Nabilla Raisya Achmad (24)
5. Reza Maranelo Alifiansyah (28)
6. Tia Stevani (35)
KELAS XI MIPA 7
1. Jenis kelamin
2. Ketinggian
3. Ketersediaan Oksigen.
4. Suhu.
5. Berat Tubuh
Pada serangga alat pernafasannya berupa sistem trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea
memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh
jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi
darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di
kanan-kiri tubuh serangga (spirakel). Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea
yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa
terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
V. Alat dan Bahan :
Respirometer sederhana Vaselin/stempet
Neraca (timbangan) Kertas tisu/kapas
Pipet tetes Eosin
Kristal KOH atau NaOH Serangga (misalnya, belalang,
kecoak, jangkrik)
Pertanyaan
Jawaban
1. Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2
agar tekanan dalam respirometer menurun. Kristal KOH/NaOH dapat
mengikat CO2 karena bersifat higroskopis.
2. Maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa
bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur.
3. Tujuan vaselin dioleskan pada respirometer agar udara yang berada di dalam
tabung tidak dapat keluar dan udara yang diluar tidak dapat masuk melalui
celah-celah antara mulut tabung dengan penutup, sehingga eosin dapat
bergerak karena udara melewati pipa kaca berskala.
4. Tidak. Volume pada interval waktu setiap 2 menit berbeda, karena jangkrik
setiap saat akan bergerak dan itu dapat mempengaruhi volume intervalnya.
5. Berpengaruh, karena semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin
banyak oksigen yang dibutuhkan karena memiliki aktivitas dalam tubuh yang
lebih ekstra dan sebaliknya bagi hewan yang lebih kecil
6. Iya, jenis-jenis serangga yang berbeda akan berpengaruh pada kekuatan
penghirupan udara pernapasan. Hal ini disebabkan oleh masing-masing
serangga memiliki berat tubuh yang berbeda sehingga akan berpengaruh
terhadap kekuatan penghirupan udara pernapasan.
7. -Berat tubuh, Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak
oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
-Ukuran tubuh, makin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen makin
banyak.
-Kadar O2, bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan
meningkat sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.
-Aktivitas, makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi
semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya,
sehingga pernapasannya semakin cepat.
Jangkrik dengan berat tubuh 4,8 gram memiliki volume udara pernapasan
0,13mL pada menit pertama; 0,41mL pada menit kedua; 0,69mL pada menit ketiga;
0,9 mL pada menit keempat dengan total jumlah udara pernapasan dalam kurun waktu
5 menit adalah 2,13 mL dan volume rata-rata respirasinya sebesar 0,5325 mL/menit.
Bunga mawar dengan berat tubuh 8,5 gram memiliki volume udara
pernapasan 0,1mL pada menit pertama; 0,19mL pada menit kedua; 0,39mL pada
menit ketiga; 0,5 mL pada menit keempat; serta 0,64 mL pada menit kelima dengan
total jumlah udara pernapasan dalam kurun waktu 5 menit adalah 1,81 mL dan
volume rata-rata respirasinya sebesar 0,362 mL/menit.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jangkrik dengan berat 4,8 gram memiliki
volume rata-rata respirasi yang lebih besar dibandingkan dengan bunga yang memiliki
berat 8,5 gram. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya faktor berat tubuh saja yang
mempengaruhi kekuatan dan kecepatan pernapasan namun juga aktivitas makhluk
hidup itu sendiri dimana jangkrik melakukan aktivitas yang lebih banyak
membutuhkan energi dibanding dengan bunga sehingga memiliki pernapasan yang
lebih cepat.
IX. Lampiran
X. Kesimpulan
Pada proses respirasi menghasilkan karbon dioksida (CO2), uap air (H2O) dan
sejumlah energy. Sedangkan, factor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi
adalah berat tubuh, kegiatan tubuh dan suhu tubuh.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa KOH dapat membantu mempercepat proses pernapasan pada serangga
(jangkrik), dan terdapat hubungan antara berat (ukuran atau besar) serangga dengan
kecepatan pernafasannya, semakin berat (besar) tubuh serangga (jangkrik) maka
semakin banyak oksigen yang di butuhkan sehingga semakin cepat pernafasannya.
Sebaliknya, semakin ringan berat serangga (ukurannya kecil) maka semakin sedikit
pula oksigen yang ia butuhkan sehingga semakin lambat pernapasannya.
XI. Saran
Pada pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa data hasil praktikum yang
telah kami buat belum sepenuhnya akurat atau maksimal. Kesalahan atau kegagalan
percobaan dapat kami perbaiki ketika praktikum selanjutnya agar dapat menghasilkan
yang lebih akurat dan maksimal
DAFTAR PUSTAKA