Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

RESPIRASI PADA SERANGGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pembelajaran BIOLOGI pada Bab VII tentang
Sistem Respirasi
Tapel. 2017/2018 di SMA Negeri 1 Tuban

Oleh:
1. Halawatin Salwa (14)
2. Ika Nur Faizah (15)
3. Muhammad Alif (21)
4. Shofa’ Amaliah Putri (27)
5. Ubaid Nafis Ramadhan (29)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 TUBAN
Jl. W. R. Supratman No. 2 Tuban No. Telp./Fax. (0356) 321272
Website: http://www.smansatuban.sch.id
E-mail: sman1tuban@gmail.com

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................... 1

1.4 Manfaat........................................................................................ 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................. 2

BAB III METODOLOGI........................................................................ 5

3.1 Waktu dan Tempat .................................................................. 5

3.2 Alat dan Bahan......................................................................... 5

3.3 Cara Kerja................................................................................ 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 6

4.1 Hasil Uji Respirasi................................................................... 6

4.2 Pembahasan............................................................................. 6

BAB V PENUTUP.................................................................................. 7

5.1 Kesimpuan .................................................................................. 7

5.2 Saran............................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 8

LAMPIRAN............................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bernapas merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh makhluk hidup yang


ada di bumi ini. Tanpa bernapas mereka tidak akan dapat hidup. Karena
dengan bernapas, oksigen akan mengoksidasi zat makanan. Dengan begitu,
akan dihasilkan energi yang dapat dimanfaakan untuk aktivitas sehari-hari.
Namun, apakah semua makhluk hidup memiliki kebutuhan oksigen yang
sama? Maka dari itu, kami melakukan praktik pada jangkrik untuk mengetahui
perbandingan kebutuhan oksigen tiap-tiap jangkrik tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perbandingan jumlah pemakaian oksigen terhadap berat tubuh
jangkrik?
2. Bagaimana pengaruh berat badan jangkrik pada kebutuhan oksigen?
3. Bagaimaan pengaruh aktivitas jangkrik pada kebutuhan oksigen?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbandingan jumlah konsumsi O2 terhadap berat tubuh
jangkrik
2. Untuk mengatahui pengaruh berat tubuh jangkrik pada kebutuhan oksigen
3. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas jangkrik pada kebutuhan oksigen

1.4 Manfaat

Bagi Pembaca :

1. Pembaca mampu mengetahui perbandingan kebutuhan oksigen pada


tiap-tiap jangkrik
2. Menambah wawasan pembaca

Bagi Peneliti :

1. Dapat mengaplikasikan teori yang didapat dalam bentuk praktik


1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Respirasi dan Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi

Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah


senyawa-senyawa organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO 2 dan
H2O. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi yang
berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru,
insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas
O2 dan CO2.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:   

1. Jenis kelamin
Jenis Kelamin jangkrik  betina dan belalang jantan memiliki kecepatan
respirasi yang berbeda.

2. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin
rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai
akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang
meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.

3. Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda
antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen
di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen
yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen
yang tersedia di udara.

4. Suhu.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trakea yang
berfungsi untuk mengangkut dan mngedarkan O2  ke seluruh tubuh serta
mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan
2
bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh
jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini
tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan
keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri
tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang
memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar
terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh
kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

5. Berat Tubuh dan Aktivitas Tubuh


Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding terbalik.
Karena setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah
yang besar. Melebihi dari Berat tubuh. Pada hasil di atas jelas sekali bahwa
ukuran tubuh mempegaruhi laju pernapasan, semakin kecil ukuran dan berat
tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit
kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak sebagaimana mestinya.
Karena pada jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas yang
berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan
banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari
jangkrik juga memengaruhi laju pernapasan
Pada manusia bila bernapas mengeluarkan nafas, secara maksimal, di
dalam paru-paru masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila nafas
dikeluarkan secara biasa, maka paru-paru masih mengandung udara dan disebut
udara cadangan. Bila menghirup dan mengaluarkan napas secara biasa, maka ini
disebut udara pernapasan. Jika kita tarik nafas dalam-dalam, selain udara
pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini disebut udara
komplementer.
Pada serangga alat pernafasannya berupa sistem trakea yang berfungsi
untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan
CO2. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang
menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan
bantuan sistem transportasi darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu
lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel). Selanjutnya
udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa.
3
Terjadinya pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang
bergerak secara teratur.

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu pelaksanaan prartikum yaitu :
Hari/Tanggal        : Rabu, 24 Januari 2018
Waktu                 : 06.45 WIB – 08.15 WIB
Tempat                : Laboratorium Biologi SMAN 1 Tuban0

3.2 Alat dan Bahan


1. Respirometer sederhana
2. Pipet tetes
3. Timbangan
4. Stopwatch
5. Larutan pewarna makanan
6. Vaselin
7. Kapas
8. Kristal KOH
9. Silika gel
10. Tiga jangkrik berbagai ukuran

3.3 Cara Kerja


1. Membungkus beberapa butir kristal KOH dan silika gel, masing-masing
dengan kapas, kemudian memasukkan ke dalam botol respirometer
2. Menimbang masing-masing serangga, memasukkan ke dalam botol
respirometer.
3. Mengolesi sambungan tutup dan botol dengan vaselin dan memastikan
sambungan tersebut tidak bocor.
4. Menutup ujung pipa kapiler dengan ujung jari selama 2 menit. Setelah
ujung jari dilepaskan meneteskan larutan pewarna makanan, sebagai
pengganti eosin, secukupnya pada ujung pipa kapiler bersekala dengan
mengunakan pipet. Mengusahakan agar larutan pewarna makanan
menutup ujung pipa kapiler.
5. Mengamati perubahan kedudukan eosin pada 1 menit pertama, 1 menit
kedua, dan 1 menit ketiga.
6. Menghitung konsumsi O2 rata-rata per gram berat badan per menit
(ml/g/menit), dengan rumus:

konsumsi oksigenrata−rata per menit(ml/menit)


berat tubuh serangga (gram)

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1.1 Tabel Hasil Konsumsi O2 pada Jangkrik


No Berat Tubuh Konsumsi O2 Rata-rata/
. Serangga 1 menit I 1 menit II 1 Menit III menit
1. 1,8 gram 0,38 ml 0,59 ml 0,52 ml 0,58
2. 2,3 gram 0,3 ml 0,41 ml 0,78 ml 0,41
3. 2,5 gram 0,6 ml 0,9 ml - 0,5

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan, dengan menguji
tiga jangkrik dengan berat tubuh berbeda, dapat ditarik hasil bahwa semakin berat
jangkrik memiliki konsumi oksigen lebih banyak. Jadi, berat badan jangkrik
memengaruhi tingkat kebutuhan oksigennya.
Namun, dalam percobaan yang kami lakukan terdapat jangkrik yang
memiliki berat tubuh kecil akan tetapi rata-rata laju pernapasannya lebih tinggi
disbanding jangkrik lain yang memiliki ukuran lebih besar. Hal ini disebabkan
karena aktivitas jangkrik yang berbeda dari yang kami amati saat percobaan.
Jangkrik percobaan pertama lebih aktif daripada jangkrik percobaan kedua dan
ketiga. Maka dari itu, jangkrik pertama membutuhkan oksigen lebih banyak
daripada dua jangkrik lain yang memiliki ukuran tubuh lebih besar.

6
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Tiga buah jangkrik yang memiliki berat tubuh berbeda memiliki jumlah
rata-rata konsumsi oksigen yang berbeda pula.
2. Pada hasil di atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi laju
pernapasan. Bahwa, semakin besar ukuran dan berat tubuh maka
semakin cepat laju pernapasannya. Karena pada jangkrik yang
berukuran besar membutuhkan energi lebih banyak untuk aktivitasnya.
3. Jangkrik pertama, yang memiliki ukuran tubuh paling kecil namun
konsumsi oksigen paling banyak terjadi karena pengaruh aktivitas
jangkrik itu sendiri. Karena semakin banyak aktivitas yang dilakukan,
semakin besar kebutuhan oksigennya.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam melakukan


percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta ada baiknya
alat dan bahan yang akan digunakan lebih lengkap dan steril, sehingga menunjang
proses kerja pada saat melakukan praktikum.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.fulvom.com/2015/04/laporan-uji-pernafasan-serangga.html
http://desywidyan.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-biologi-
mengukur.html
Irnaningtyas, dan Istiadi Yossa. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta : Penerbit Erlangga.

8
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai