Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

RESPIRASI PADA HEWAN


Tahun 2014/2015

Disusun Oleh
Karima Lamuara Srisadusastri
XI IPA 2 /12
SMA N 10 YOGYAKARTA
Halaman Pengesahan

Laporan Pratikum Biologi uji makanan ini dibuat dan telah disyahkan serta
disetujui

Yogyakarta, 5 Februari 2015

Guru pembimbing Penulis

Ibu Rr Wuri Handarini S,Si Karima Lamuara Srisadusastri

NIP. NIS.9636
Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmattulahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya
masih diberi kesempatan menyelesaikan laporan praktikum uji respirasi pada
hewan khusunya jangkrik yang bertujuan untuk mempelajari actor yang
mempengaruhi banyak sedikitnya oksigen yang dibutuhkan hewan dalam respirasi.

Pada kesempatan ini pula saya ingin berterima kasih kepada ibu Rr Wuri
Handarini S,Si selaku guru pengajar mata pelajaran biologi di kelas XI IPA 2,
sekaligus pembimbing kegiatan praktikum ini. Tidak luput dari kesalahan, saya
meminta maaf apabila pada waktu kegiatan praktikum berlangsung terjadi
kekeliruan yang tidak disengaja maupun disengaja.

Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan hasil praktikum ini
dapat memenuhi tugas yang diberikan.

Wassalamualaikum warahmattulahi wabarakatuh.


Latar Belakang
Untuk melangsungkan kehidupannya makhluk hidup memerlukan udara bernapas. Udara
merupakan kebutuhansehari-hari yang wajib didapatkan bagi setiap makhluk hidup. Udara yang
didapatkan setiap hari digunakan oleh tubuh sebagai bahan material.
Proses pengambilan oksigen yang dilakukan oleh makhluk hidup disebut system respirasi.
Terdapat 2 macam respirasi yaitu respirasi eksternal (bernapas) meliputi pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 serta uap air. Dan respirasi internal (pernapasan selurel) terjadi didalam sel.
Secara garis besar, pernapasan merupakan pemecahan glukosa dengan bantuan enzim-enzim
untuk menghasilkan energy.
System respirasi tidak hanya di lakukan oleh manusia, namun juga pada tumbuhan dan hewan.
System respirasi pada ketiga makhluk hidup tersebut memilik perbedaan. Seperti pada
tumbuhan, system respirasi pada tumbuhan sangat berbeda. System respirasi pada tumbuhan
pengambil CO2 dan mengeluarkan O2.
Begitu juga system respirasi pada hewan memiliki banyak perbedaan. Organ pernapasan pada
hewan juga berbeda-beda, organ-organ pernapasan itu antara lain paru-paru, insang dan trakea.
Hewan yang menggunakan alat pernapasan trakea yaitu salah satunya serangga atau insekta.
1. Dasar teori:
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi
redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator
mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik
yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan
yang secara relatif  banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.
Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi
respirasi. Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi
kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu
respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau
biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun
bahan bukunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi
berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.

Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernafasan sering
di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah
berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti
memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam
tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran
(oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi. Pada hewan
– hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang
atau trakea, sementara pada hewan – hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran
udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel – sel tubuhnya.
Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel
tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di
dalam sel guna menghasilkan energy.
Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat
diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan
reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada
proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk
proses respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon
dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan. Karena hewan – hewan tingkat rendah dan
tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan
cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan dengan istilah respirasi. Dengan
demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak. Untuk bernafas, hewan – hewan tertentu
memiliki alat pernafasan. Alat – alat pernafasan tersebut berperan dalam proses pemasukan
oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan
luar. Alat – alat pernafasan pada hewan berbeda – beda sesuai dengan perkembangan struktur
tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat menggunakan paru – paru untuk bernafas dan pada
kelompok burung, paru – paru dilengkapi dengan kantong udara. Pada katak dewasa selain
menggunakan paru – paru juga menggunakan kulit untuk membantu pernafasan. Hewan yang
hidup diperairan (hewan akuatik), misalnya ikan dan udang mempunyai insang. Serangga
umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea dan hewan invertebrata yang lain memiliki
organ yang berbeda pula. Alat pernafasan hewan pada dasarnya berupa alat pemasukan dan alat
pengangkutan udara. Apabila alat pemasukan ke dalam tubuh tidak ada, maka pemasukan
oksigen dilakukan dengan cara difusi, misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah, oksigen
masuk secara difusi melalui permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam
darah, oksigen di ikat oleh pigmen – pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut dalam plasma
darah. Pada hewan lain, hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah.

2. Tujuan: Mempelajari factor yang mempengaruhi banyak sedikitnya oksigen yang


dibutuhkan hewan dalam respirasi.

3. Alat dan Bahan:


1. Respirometer sederhana
2. Timbangan
3. Jangkrik 3 ekor
4. Kristal KOH
5. Eosin
6. Vaselin/was
7. Kapas
8. Pipet
4. Cara Kerja:
1. Bungkuslah Kristal KOH dengan kapas, kemudian masukan ke dalam tabung
respirometer.
2. Masukan jangkrik yang sudah diketahui berat tubuhnya kedalam respirometer dan
tutuplah dengan pipa berskala.
3. Oleskan vaselin pada celah penutup tabung serapat mungkin.
4. Tutuplah ujung pipa berskala dengan ibu jari kurang lebih 2 menit, kemudian lepaskan
dan masukan eosin kedalam pipa kapiler sampai pada angka 0.
5. Letakkan respirometer dan amatilah perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala
setiap 2 menit selama 8 menit.
6. Catatlah data yang diperoleh pada table.

5. Hasil Pengamatan
Jangkrik Berat (gram) Banyaknya oksigen yang dipakai Kebutuhan oksigen
selama 8 menit
2 menit I 2 menit II 2 menit III 2 menit IV
1 1 gram 0,04 0,04 0,075 0,11 0,94
2 0,9 gram 0,18 0,41 0,65 0,87 1,51
3 0,5 gram 0,2 0,4 0,58 0,74 1,92
Rata-rata 2,4 gram 0,8 0,283 0,235 0,573 1,456

6. Pertanyaan
1. Apa alasan penggunaan Kristal KOH dalam kegiatan ini?

2. Faktor apakah yang menyebabkan berubahnya kedudukan eosin dalam pipa berskala?

3. Hitunglah kebutuhan oksigen oleh hewan percobaan tersebut tiap menitnya?

4. Buatlah grafik yang menggambrakanhubungan antara berat tubuh dengan kebutuhan


oksigen untuk bernafas. Dengan ketentuan sumbu X menunjukkan berat tubuh jangkrik
dalam gram dan sumbu Y menunjukan kebutuhan oksigen dalam ml?

5. Berdasarkan grafik yang terbentuk, tariklah suatu kesimpulan dari kegiatan?

7. Kesimpulan
1. Pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka
tekanan persial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak.
Akibatnya volume O2 yang dihirup serangga tidak dapat diukur.
- Kristal KOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis reaksinya :
(i) KOH + CO2 KHCO3
(ii) KHCO3 + KOH K2CO3 + H2O
2. Faktor yang menyebabkan berubahnya kedudukan eosin dalam pipa berskala:
a. Berat tubuh: Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak
oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
b. Ukuran tubuh: Makin besar ukurannya maka makin banyak kebutuhan O2 nya.
c. Kadar O2: Bila kadar O2 rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai
kompensasi untuk meningkatkan pengambilan O2.
d. Aktivitas: Makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energy. Jadi
semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya,
sehingga pernafasannya semakin cepat.
3. Kebutuhan oksigen oleh hewan percobaan tersebut setiap menitnya:
a. Jangkrik 1 = 1 gram = 0,94 ( Kebutuhan O2 nya)
b. Jangkrik 2 = 0,9 gram = 1,51 (Kebutuhan O2 nya)
c. Jangkrik 3 = 0,5 gram = 1.92 (Kebutuhan O2 nya)
4. Pada halaman sebaliknya.
5. Kebutuhan oksigen tiap jangkrik berbeda karena dipengaruhi oleh berat tubuh, ukuran
tubuh, kadar O2, dan aktivitas.

8. Daftar Pustaka

- Wikipedia
- http://praktikum-laporan.blogspot.com/2013/08/sistem-respirasi-pada-hewan-
jangkrik.html

9.Lampiran Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai