Disusun Oleh
Karima Lamuara Srisadusastri
XI IPA 2 /12
SMA N 10 YOGYAKARTA
Halaman Pengesahan
Laporan Pratikum Biologi uji makanan ini dibuat dan telah disyahkan serta
disetujui
NIP. NIS.9636
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya
masih diberi kesempatan menyelesaikan laporan praktikum uji respirasi pada
hewan khusunya jangkrik yang bertujuan untuk mempelajari actor yang
mempengaruhi banyak sedikitnya oksigen yang dibutuhkan hewan dalam respirasi.
Pada kesempatan ini pula saya ingin berterima kasih kepada ibu Rr Wuri
Handarini S,Si selaku guru pengajar mata pelajaran biologi di kelas XI IPA 2,
sekaligus pembimbing kegiatan praktikum ini. Tidak luput dari kesalahan, saya
meminta maaf apabila pada waktu kegiatan praktikum berlangsung terjadi
kekeliruan yang tidak disengaja maupun disengaja.
Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan hasil praktikum ini
dapat memenuhi tugas yang diberikan.
Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernafasan sering
di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah
berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti
memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam
tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran
(oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi. Pada hewan
– hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang
atau trakea, sementara pada hewan – hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran
udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel – sel tubuhnya.
Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel
tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di
dalam sel guna menghasilkan energy.
Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat
diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan
reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada
proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk
proses respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon
dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan. Karena hewan – hewan tingkat rendah dan
tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan
cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan disamakan dengan istilah respirasi. Dengan
demikian perbedaan kedua istilah itu tidak mutlak. Untuk bernafas, hewan – hewan tertentu
memiliki alat pernafasan. Alat – alat pernafasan tersebut berperan dalam proses pemasukan
oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan
luar. Alat – alat pernafasan pada hewan berbeda – beda sesuai dengan perkembangan struktur
tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat menggunakan paru – paru untuk bernafas dan pada
kelompok burung, paru – paru dilengkapi dengan kantong udara. Pada katak dewasa selain
menggunakan paru – paru juga menggunakan kulit untuk membantu pernafasan. Hewan yang
hidup diperairan (hewan akuatik), misalnya ikan dan udang mempunyai insang. Serangga
umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea dan hewan invertebrata yang lain memiliki
organ yang berbeda pula. Alat pernafasan hewan pada dasarnya berupa alat pemasukan dan alat
pengangkutan udara. Apabila alat pemasukan ke dalam tubuh tidak ada, maka pemasukan
oksigen dilakukan dengan cara difusi, misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah, oksigen
masuk secara difusi melalui permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam
darah, oksigen di ikat oleh pigmen – pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut dalam plasma
darah. Pada hewan lain, hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah.
5. Hasil Pengamatan
Jangkrik Berat (gram) Banyaknya oksigen yang dipakai Kebutuhan oksigen
selama 8 menit
2 menit I 2 menit II 2 menit III 2 menit IV
1 1 gram 0,04 0,04 0,075 0,11 0,94
2 0,9 gram 0,18 0,41 0,65 0,87 1,51
3 0,5 gram 0,2 0,4 0,58 0,74 1,92
Rata-rata 2,4 gram 0,8 0,283 0,235 0,573 1,456
6. Pertanyaan
1. Apa alasan penggunaan Kristal KOH dalam kegiatan ini?
2. Faktor apakah yang menyebabkan berubahnya kedudukan eosin dalam pipa berskala?
7. Kesimpulan
1. Pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka
tekanan persial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak.
Akibatnya volume O2 yang dihirup serangga tidak dapat diukur.
- Kristal KOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis reaksinya :
(i) KOH + CO2 KHCO3
(ii) KHCO3 + KOH K2CO3 + H2O
2. Faktor yang menyebabkan berubahnya kedudukan eosin dalam pipa berskala:
a. Berat tubuh: Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak
oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
b. Ukuran tubuh: Makin besar ukurannya maka makin banyak kebutuhan O2 nya.
c. Kadar O2: Bila kadar O2 rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai
kompensasi untuk meningkatkan pengambilan O2.
d. Aktivitas: Makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energy. Jadi
semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya,
sehingga pernafasannya semakin cepat.
3. Kebutuhan oksigen oleh hewan percobaan tersebut setiap menitnya:
a. Jangkrik 1 = 1 gram = 0,94 ( Kebutuhan O2 nya)
b. Jangkrik 2 = 0,9 gram = 1,51 (Kebutuhan O2 nya)
c. Jangkrik 3 = 0,5 gram = 1.92 (Kebutuhan O2 nya)
4. Pada halaman sebaliknya.
5. Kebutuhan oksigen tiap jangkrik berbeda karena dipengaruhi oleh berat tubuh, ukuran
tubuh, kadar O2, dan aktivitas.
8. Daftar Pustaka
- Wikipedia
- http://praktikum-laporan.blogspot.com/2013/08/sistem-respirasi-pada-hewan-
jangkrik.html
9.Lampiran Kegiatan