Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

RESPIRASI PADA HEWAN

Disusun Oleh :

1. Bunga Nur Anas Thasia ( 08 / XII MIPA 3 )


2. Dian Wulandari ( 13 / XII MIPA 3 )
3. Diska Sevilla Maharani ( 14 / XII MIPA 3 )
4. Nabiilah Nur Rasyiqah ( 26 / XII MIPA 3 )
5. Najwa Cahya Erika ( 27 / XII MIPA 3 )
6. Refina Nindy Frida Tamara ( 29 / XII MIPA 3 )

LABORATORIUM BIOLOGI
SMA NEGERI 1 MOJOLABAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
I. Judul Praktikum
Judul : Respirasi Pada Hewan
II. Waktu Praktikum
Hari, tanggal : Rabu, 19 Januari 2023
Tempat : Laboratorium Biologi SMAN 1 Mojolaban
III. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari pernafasan pada hewan
2. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada hewan saat
bernapas
IV. Dasar Teori
a. Sistem Respirasi pada Serangga (Jangkrik)
Respirasi atau pernapasan merupakan proses pengambilan oksigen, pengeluaran
karbondioksida dan sintesis energi melaui reaksi enzim di dalam sel-sel tubuh dengan
menggunakan oksigen. Respirasi berlangsung dalam dua ingkatan yaitu respirasi luar
(eksternal) dan respirai dalam (internal). Pada respirasi luar berlangsung difusi gas
oksigen dari luar masuk ke dalam aliran arah organ respirasi. Respirasi terjadi pada
semua makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia. Hewan mempunyai alat
respirasi yang berbeda-beda seperti trakea pada serangga, insang pada ikan, dan
sebagainya. Serangga atau kelompok hewan insekta rata-rata bernapas menggunakan
trakea. Trakea adalah wadah yang sangat halus dan berjalan pada permukaan tubuh dan
memiliki cabang menuju semua organ. Trakea dilapisi oleh kitin dan berguna sebagai
invaginasi pada dinding tubuh. Seperti yang sudah disebutkan, trakea bercabang dan
berakhir pada sel-sel. Sel-sel tersebut kemudian meluas dan membentuk trakeola.
Terdapat cairan di setiap ujung trakeola. Cairan ini berfungsi sebagai alat transportasi
bagi oksigen dan karbondioksida yang masuk dalam keluar dari tubuh serangga.
Bernapas sering disamakan dengan respirasi. Padahal kedua istilah ini memiliki makna
yang sangat berbeda. Proses pernapasan adalah menarik udara (oksigen) dan menekannya
kembali karbondioksida serta uap udara.
Jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang,
memiliki tubuh kecil silindris, kepala hampir bulat dan sungut panjang seperti benang.
Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang khas, yang dihasilkan oleh
cengkerik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik kedatangan betina dan mengusir
kehadiran jantan lainnya. Jangkrik adalah serangga bertubuh kecil hingga sedang, yang
kebanyakan berbentuk silindris (beberapa spesiesnya ada pula yang berbadan agak
gepeng tegak). Di dahinya terdapat tiga buah ocelli (tunggal: ocellus), yakni mata
sederhana atau mata tunggal. Di belakang kepala terletak pronotum, yakni ruas dada yang
pertama, yang kuat dan mulus tanpa gigir punggung ataupun tepi. Jangkrik hidup di
banyak macam habitat. Kebanyakan, jangkrik tinggal di antara rerumputan dan terna;
namun jenis-jenis yang lain hidup di semak-semak, dan sebagian lagi di atap
tajuk pepohonan. Jangkrik juga hidup di tanah dan gua; ada yang menggali lubang-
lubang yang dangkal ataupun dalam di tanah, ada pula yang hanya bersembunyi di balik
tumpukan batu atau kayu lapuk.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Respirasi pada Hewan
1. Berat tubuh : semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen
yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
2. Ukuran tubuh: semakin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen semakin banyak.
3. Kadar O2: bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai
kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.
4. Aktivitas: makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin
tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernafasan
semakin cepat. (Wiraatnaja, 2016).

V. Alat dan Bahan


1. Respirometer sederhana
2. Timbangan digital
3. Stopwatch
4. Pipet tetes / siring / alat suntik
5. Kapas potong
6. Plastisin / vaselin
7. Eosin / tinta
8. Sampel atau contoh hewan ( jangkrik )
9. Kristal KOH / NaOH

VI. Cara Kerja


1. Bungkuslah kristal NaOH / KOH dengan kapas, lalu masukkan dalam tabung
respirometer
2. Masukkan sampel hewan yang telah ditimbang beratnya ke dalam botol respirometer,
kemudian tutup dengan pipa berskala
3. Oleskan vaselin / plastisin apada celah penutup tabung
4. Tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih 1 menit, kemudian lepaskan dan
masukkan setetes iosin dengan menggunakan pipet / siring / alat suntik
5. Amati dan cacat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 2 menit selama
kurang lebih 10 menit
6. Lakukan percobaan yang sama ( langkah 1 sampai 5 ) menggunakan sampel hewan
yang lainya dengan ukuran yang berbeda.
VII. Hasil

- Tabel Pengamatan

Ukuran Berat Tubuh Skala Kedudukan Eosin Tiap 1 menit


Hewan Hewan
1 2 Rata-rata

1. Jangkrik 0,2 gr 0,47 0,25 0,36


Kecil

2. Jangkrik 0,7 gr 0,3 0,14 0,22


Besar

Jenis Kelamin Skala Kedudukan Eosin Tiap 1 menit

1 2 3 Rata-rata

1. Jangkrik 0,31 0,28 0,24 0,28


Jantan

2. Jangkrik 0, 085 0,06 0,025 0,06


Betina

VIII. Pembahasan

Berdasarkan tabel pengamatan dapat diketahui bahwa:

1. Pernapasan pada hewan…


a. Jangkrik kecil lebih banyak membutuhkan oksigen dibandingkan jangkrik besar
dikarenakan lebih banyak bergerak(aktif) . Hal ini membuat gerakan safranin
lebih cepat, dan laju respirasi semakin cepat.
b. Jangkrik jantan membutuhkan oksigen lebih banyak dibandingkan jangkrik betina
dikarenakan jangkrik jantan bergerak lebih aktif sehingga membutuhkan lebih
banyak energi. Oleh karena itu, laju pernapasanjenis kelamin jantan akan lebih
cepat untuk mendapatkan pasokan oksigen dalam pembentukan energi melalui
respirasi sel.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya O2 yang diserap saat pernapasan


adalah jenis kelamin, berat badan dan kadar O2 didalam respirator.

IX. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Laju respirasi pada jangkrik tergantung massa jangkrik dan keaktifan gerak jangkrik.
Terbukti jangkrik yang lebih besar cenderung diam sehingga memiliki laju respirasi
lambat di banding lainnya.

2. Kebutuhan oksigen setiap organisme dipengaruhi oleh jenis organisme, ukuran berat
tubuh, serta aktivitas organisme tersebut.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pernafasan pada jangkrik adalah ukuran atau
berat badan tubuh jangkrik, ketersediaan oksigen yang cukup dalam ruangan
(respirometer), dan suhu ruangan.

X. Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/32038139/
RESPIRASI_SERANGGA_Laporan_Praktikum_Biologi_Umum

https://onlinelearning.uhamka.ac.id/mod/resource/view.php?id=333604

https://netsains.id/laporan-praktikum-respirasi-jangkrik/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jangkrik

https://ejurnalunsam.id/index.php/jempa/article/download/3764/2584

https://id.scribd.com/document/530327970/03-MODEL-RESPIROMETER-
SEDERHANA
http://anisneztart.blogspot.com/2015/03/laporan-pratikum-biologi-respirasi-pada.html?
m=1

https://www.caraternakjangkrik.com/2014/04/pengenalan-tentang-jangkrik-dan-cara-
membedakan-jangkrik-jantan-dan-betina.html?m=1

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1084185&val=10872&title=PERBEDAAN%20JUMLAH%20KONSUMSI
%20OKSIGEN%20O2%20PADA%20RESPIRASI%20BERBAGAI%20HEWAN
%20INVERTEBRATA%20KELAS%20INSEKTA

https://www.gurusiana.id/read/elvinaspd/article/pernafasan-hewan-241-368634

Anda mungkin juga menyukai