Anda di halaman 1dari 2

ENERGI METABOLISME

(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan)

Putri Nabila Chairunisa (1853024001/5)

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati dan membandingkan laju respirasi atau laju metabolisme pada
hewan dengan masa tubuh yang berbeda

B. Metode
1. Alat : Respirometer dan Timbangan Digital
2. Bahan: NaOH,kain kasa,kecoa,cacing,eosin,dan vaselin
3. Cara kerja:

Cacing

 Ditimbang cacing dengan timbangan digital

Respirometer

 Dimasukan ke dalam respirometer setelah dibungkus NaOH dengan kain kasa


 Diolesi vaselin antara tabung dengan pipa kaca respirometer dan pada bagaian
ujung pipa respirometer biarkan terbuka jangan tersumbat vaselin
 Ditetesi larutan eosin pada bagaian yang terbuka (Pipa Respirometer)
 Dicatat waktu dan laju eosin setiap satu menit sebanyak tiga kali

Kecoa

 Dilakukan cara kerja yang sama seperti di atas dengan menggunakan kecoa

 Dimasukan data hasil pengamatan ke dalam tabel


Tabel Hasil
Pengamatan

C. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Kecepatan Penggunaan O2 per 3 Menit

Hewan Berat (g) Laju Respirasi (ml/menit)


Menit ke-1 Menit ke-2 Menit Ke-3
Cacing Tanah 0,91 0,023 0,057 0,046
Kecoa 0,70 0,07 0,04 0,033

D. Pembahasan
Laju metabolisme merupakan jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu. Laju
metabolisme berkaitan erat dengan pernafasan (respirasi) karena respirasi merupakan proses pembentukan energi
dari molekul makanan komplek yang bergantung pada adanya oksigen. Jadi, laju metabolisme biasanya dapat
dihitung dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi organisme per satuan waktu (Suharsono, 2018).
Salah satu proses fisiologi tubuh serangga seperti kecoak menggunakan proses respirasi untuk mendapatkan suplai
energi dengan mengambil oksigen dari udara luar Oksigen akan ditransfer menuju sel dan digunakan untuk
respirasi oksidatif yang berperan dalam proses serapan energi (Jannatan, 2013).
Semakin berat ukuran suatu hewan maka semakin lambat pula pergerakannya dalam laju respirasinya. Hal
ini disebabkan oleh aktivitas hewan yang berukuran besar lebih cenderung diam. Meskipun berat tubuh
mempengaruhi laju metabolisme dan yang kemudian juga mempercepat respirasi, itu tidak berlaku jika tubuh dalam
keadaan diam laju metabolisme dan respirasi dapat terkontrol dengan teratur. Selain itu, disebabkan juga karena
kurangnya aktivitas (bergerak) sehingga suhu tubuh dari hewan berukuran besar lebih kecil dari dari suhu tubuh
hewan berukuran kecil yang juga akan membutuhkan O2 yang lebih kecil. Dan hewan yang berukuran tubuh kecil
memiliki laju respirasi yang cepat. Hal ini disebabkan hewan berukuran kecil lebih banyak melakukan aktivitas
(bergerak) sehingga dapat meningkatkan suhu tubuh yang juga akan membuatnya membutuhkan O2 yang lebih
untuk pembentukan energi dan juga untuk aktivitas (Seeley,R.R.,2002).
Laju metabolisme dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk umur, jenis kelamin, status reproduksi,
makanan dalam usus, stress fisiologis, aktivitas, musim, ukuran tubuh dan temperature lingkungan. Laju
metabolisme baku (standard metabolic rate) merupakan laju metabolisme hewan manakala hewan tersebut sedang
istirahat dan tidak ada makanan dalam ususnya. (Yuwono, 2001).
Dalam percobaan ini digunakan Kristal NaOH yang berfungsi mengikat CO2 yang berada di dalam tabung
respirometer, sehingga pergerakan yang disebabkan dari larutan eosin itu benar-benar karena adanya konsumsi
oksigen dari jangkrik yang berada didalam tabung tersebut. Larutan eosin berfungsi sebagai indikator oksigen yang
dihirup oleh organisme pada repirometer sederhana. Larutan eosin selama percobaan selalu bergerak mendekati
botol respirometer sederhana karena organisme dalam percobaan (jangkrik) dalam respirometer dapat menghirup
udara O2 melalui pipa sederhana sehingga larutan eosin yang berwarna dapat bergerak. Dan Vaselin berfungsi
untuk mencegah oksigen atau karbondioksida yang keluar dari respirometer dan juga mencegah oksigen dari luar
masuk karena akan mempengaruhi aktivitas dari serangga tersebut (kedap udara) (Tim Pengajar, 2003).
Berdasarkan data hasil pengamatan, massa tubuh cacing tanah adalah 0,91 gram dan kecoa 0,70 gram. Eosin yang
diletakkan pada ujung pipa respirometer bertujuan untuk mengetahui aktivitas respirasi pada hewan uji. Pada suhu
ruang, kecepatan penggunaan O2 kecoa pada menit pertama adalah 0,023 , pada menit kedua adalah 0,057 , dan pada
menit ketiga adalah 0,046.Sedangkan, kecepatan penggunaan O2 cacing tanah pada menit pertama adalah 0,07 , pada
menit kedua adalah 0,04 , dan pada menit ketiga adalah 0,033. Cacing dengan keecoa memiliki perbedaan jumlah
banyaknya oksigen yang diserap dalam respirasi. Kecoa lebih banyak melakukan respirasi dibandingkan dengan
cacing yang ukuran badannya lebih besar dibandingkan dengan kecoa. Sehingga dapat kita ketahui bahwa ukuran
berat badan berbanding terbalik dengan aktivitas respirasinya.
E. Referensi
Seeley,R.R., T.O. Stephens, P. Tate. 2002. Essentials of Anatomy and Physiology
Fourth Edition. mcGraw-Hill Companies. New York.
Suharsono, dkk. 2018. Perbedaan Jumlah Konsumsi Oksigen (O2) Pada Respirasi Berbagai Hewan Invertebrata Kelas
Insekta. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. Vol. XVIII (2): 212-220.
Tim Pengajar. 2003. Biologi Umum. UNM. Malang.
Jannatan,dkk.2013. Laju Respirasi Kecoak Jerman (Blattella germanica, Dictyoptera; Blattellidae)
yang Resisten Terhadap Insektisida.Jurnal Biologi.Vol 2(4):262-268.

Bandar Lampung, 6 Maret 2020


Mengetahui,
Asisten Praktikum, Praktikan

Egy Razka Likita Putri Nabila Chairunisa


NPM 1613024020 NPM 1853024001

Anda mungkin juga menyukai