Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PERNAPSAN SERANGGA

Anggota:
1. MUTIARA SHALSABILLAH (1911E1025)*
2. CRISTALIA JUASTIN RANGGA (1911E1020)*
3. MUHAMMAD BATI IBNU FAJAR (1911E1006)*

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG


2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Respirasi adalah serangkaian reaksi biokimiawi yang memerlukan oksigen untuk mengoksidasi atau
membakar zat-zat makanan guna menghasilkan energi diperlukan oleh makhluk hidup dengan hasil
samping berupa karbon dioksida. Walaupun respirasi dan bernapas saling berhubungan , respirasi
memiliki arti yang lebih dalam, respirasi merupakan proses menghasilkan energi, sedangkan
bernapas merupakan cara makhluk hidup melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya. Dari
respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untuk melakukan aktivitas kehidupan, seperti sintesis,
gerak, pertumbuhan, dan bereproduksi. Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan
semua penyusun tubuh, baik sel maupun mulut. Secara sederhana reaksi kimia yang trejadi dalam
respirasi dapat ditulis sebagai berikut :

C6H12 + O2 CO2 + H2O + energi

Oksigen yamg diperoleh dari proses bernapas digunakan dalam proses respirasi, sedangkan karbon
dioksida yang dihasilkan ari proses respirasi dikeluarkan melalui proses bernapas. Respirasi berkaitan
erat dengan laju metabolisme karena laju metabolisme merupakan jumlah total energi yang
diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksida dan
bahan makanan memerlukan oksigen ( dalam jumlah yang dibutuhkan ) untuk menghasilkan energi
yang diketahui menghasilkan jumlahnya juga, akan tetapi laju metabolisme biasanya cukup
diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor mempengaruhi laju

konsumsi oksigen antara lain spesies hewan, temperatur, aktivitas dan ukuran badan.
Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen untuk reaksi metabolisme yang melepaskan
energy dari molekul nutrien dan menghasilkan ATP. Pada waktu yang sama, reaksi ini juga
melepaskan karbon dioksida. Konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida terjadi di dalam
mitokondria sesuai terjadinya respirasi seluler. Kerena jumlah karbon dioksida yang melimpah
menghasilkan keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, maka CO2 yang berlimpah itu harus
dibuang dengan cepat. Dua sistem yang memasok oksigen dan membuang karbon dioksida adalah
sistem kardioksikular dan sistem respirasitori. Sistem respirasitori memberikan pertukaran gas,
mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida, sedangkan sistem kardioksikular mengangkut
gas dalam darah antara paru-paru dan sel-sel, tubuh.

Prinsip Kerja

Pengujian respirasi pada hewan dengan jangkrik sebagai hewan percobaan. Mengamati proses
pernapasan, melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen hewan saat bernapas,
dan mengukur kecepatan respirasi pada jangkrik menggunakan respirometer dengan KOH/NaOH
sebagai pengikat CO2 agar tekanan gas dalam respirometer akan tetap.

Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah untuk :
1.Mempelajari proses pernapasan hewan.
2.Mengetahui pengaruh berat serangga yaitu jangkrik terhadap laju respirasi.
3. Melihat faktor- faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada hewan saat
bernapas.
Tinjauan Pusataka
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi
CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana
substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi
menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan
dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif
banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi
adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi. Respirasi yaitu suatu
proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan
menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan,
seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan. Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi
dapat dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk
mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut dengan proses fermentasi yaitu
respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun bahan bukunya adalah seperti karbohidrat, asam
lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP
(Anonim1,2009).

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat
beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti
glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies
tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2———————————> 6CO2 + H2O + energi. Reaksi ini merupakan persamaan
rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + 6O2 ———————————> 6H2O + 6CO2 + Energi (glukosa) (Anonim2, 2009).
Pertukaran gas antara atmosfer, darah, sel-sel disebut respirasi. Tiga proses dasar terlibat dalam
respirasi yaitu, pertama ventilasi paru atau bernapas, adalah inspirasi (aliran masuk) dan ekspirasi
(aliran keluar) udara antara atmosfer dengan paru-paru. Proses kedua dan ketigaa melibatkan
pertukaran gas di dalam tubuh. Respirasi eksternal dan respirasi paru adalah pertukaran gas antar
paru-paru dan darah. Respirasi saringan adalah pertukaran gas antara darah dan sel-sel tubuh
(Soenaryo, 1999).
Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernafasan sering di sama
artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda.
Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti
memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam
tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran
(oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna memperoleh energi. Pada hewan –
hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau
trakea, sementara pada hewan – hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara
tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel – sel tubuhnya. Dari alat
pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang
membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di dalam sel guna
menghasilkan energy (Campbell,2000).
Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan
untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Jadi
kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling berhubungan karena pada proses pernafasan
dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna
memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikelurkan
melalui proses pernafasan. Karena hewan – hewan tingkat rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat
pernafasan khusus sehingga oksigen dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali
istilah pernafasan disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu
tidak mutlak. Untuk bernafas, hewan – hewan tertentu memiliki alat pernafasan. Alat – alat
pernafasan tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh
serta pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan luar. Alat – alat pernafasan pada hewan berbeda –
beda sesuai dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat
menggunakan paru – paru untuk bernafas dan pada kelompok burung, paru – paru dilengkapi
dengan kantong udara. Pada katak dewasa selain menggunakan paru – paru juga menggunakan kulit
untuk membantu pernafasan. Hewan yang hidup diperairan (hewan akuatik), misalnya ikan dan
udang mempunyai insang. Serangga umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea dan
hewan invertebrata yang lain memiliki organ yang berbeda pula. Alat pernafasan hewan pada
dasarnya berupa alat pemasukan dan alat pengangkutan udara. Apabila alat pemasukan ke dalam
tubuh tidak ada, maka pemasukan oksigen dilakukan dengan cara difusi, misalnya pada protozoa.
Pada cacing tanah, oksigen masuk secara difusi melalui permukaan tubuh, kemudian masuk ke
pembuluh darah. Di dalam darah, oksigen di ikat oleh pigmen – pigmen darah, yaitu hemoglobin
yang larut dalam plasma darah. Pada hewan lain, hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah
(Syamsuri, 2003).
METODE KERJA
Alat dan Bahan

1. Respiratror sederhana
2. Neraca ohaus
3. Jangkrik
4. Kristak NaOH
5. Larutan eosin
6. Plastisin/vaselin
7. Kapas
8. Pipet tetes
9. Stopwatch

Cara Kerja

1. Persiapkan alat dan bahan


2. Ukur panjang jangkrik
3. Bungkus Kristal NaOH dengan tisu lalu masukan kedalam tabung respirometer
4. Masukan jangkrik tutup lalu beri vaselin dibagian sambungan penutup agar udara tidak
masuk
5. Masukan eosin sampai 0 dengan menggunakan pipet
6. Ukur turunnya eosin dengan menggunakan stopwatch
7. Perhatikan perubahan yang terjadi
HASIL PENGAMATAN

No Jenias hewan Panjang ( cm ) Banyak Komsumsi O2 (ml)


1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit
1 JA 2 cm 0,18 0,30 0,43 0,53 0,59
2 N 3 cm 0,23 0,32 0,40 0,63 0,84
3 G 2,5 cm 0,13 0,35 0,58 0,91 1,00
4 RI 2 cm 0,10 0,29 0,42 0,51 0,60
5 K 1,6 cm 0,23 0,31 0,48 0,57 0,69
PEMBAHASAN
Praktikum ini menggunakan respirometer yang befungsi untuk mengukur laju respirasi seraangga
yaitu jangkrik. Berat jangkrik merupakan factor utama dalam paktikum ini, sehingga sebelum
melakukan praktikum jagkrik harus ditimbang terlebih dahulu.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adlah respirometer, eosin, NaOH.

Pernafasan pada serangga dilakukan denga menggunakan sistem trakea. Udara keluar dan masuk
tidak melalui mulut melainkan melalui lubang – lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubang –
lubang pernafasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada masing – masing ruas tubuh
terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kira dan sebuah lagi di sebelah kanan. Stigma selalu
terbuka dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang – cabang sampai ke
pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian
menyebar mengikuti trakea dengan cabang – cabangnya. Jadi, oksigen diedarkan tidan melalui darah
melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel – sel yang ada disekitarnya. Dengan demikian cairan
tubuh serangga (“darah serangga”) tidak berfungsi mengangkut udara pernafasan tetapi hanya
berfungsi mengedarkan sari – sari makanan dan hormon.
Proses pernafasan serangga terjadi karena otot – otot yang bergerak secara teratur. Kontraksi otot –
otot tubuh mengakibatkan pembuluh trakea mengembang dan mengempis, sehing udara keluar dan
masuk melalui stigma. Pada saat trakea mengembang, udara masuk melalui stigma, selanjutnya
masuk ke dalam trakea, lalu ke dalam trakeolus dan akhirnya masuk ke dalam sel – sel tubuh. O2
berdifusi ke dalam sel – sel tubuh. CO2 hasil pernafaasan dikeluarkan melalui sistem trakea yang
akhirnya dikeluarkan melalui stigma pada waktu trakea mengempis.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semua organisme membutuhkan oksigen untuk berespirasi.
2. Kebutuhan oksigen setiap organisme dipengaruhi oleh jenis organisme, ukuran berat tubuh,
serta aktivitas organisme tersebut.
3. Tidak semua jenis hewan memiliki sistem respirasi yang sama, alat – alat pernapasan dan lain
sebagainya yang sama pula.
4. Habitat yang mereka tempati juga mempengaruhi sistem respirasi mereka, walaupun pada
jenis serangga ataupun jenis hewan yang serupa.
DAFTAR PUSTAKA
http://secuilmimpi.blogspot.com/2013/10/laporan-respirasi-pada-serangga-jangkrik.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai