Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGUJI FREKUENSI PERNAPASAN PADA JANGKRIK


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Biologi

OLEH :
NAJWA RINJAMA’IN FAUZIAH
NENG FINA ROFI INAYAH
FAJAR KAMIL
MUHAMMAD ZIA FAIZ MUFAZZAL

XI MIPA 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL MA’SOEM


Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah
menciptakan alam jagat dengan segala kesempurnaannya. Kami sebagai penulis sekaligus
penyusun makalah ini sangat berterimakasih kepada Pa Abas Basari yang telah mengajarkan
mata pelajaran Biologi  sekaligus yang telah menuntun dalam praktikum mengenai ”Menguji
Frekuensi Pernapasan pada Jangkrik”. Kami pun berterimakasih kepada pihak-pihak yang
telah ikut berpartisipasi atas terbentuknya makalah yang sederhana ini.
             Dalam penulisan laporan praktikum ini, kami mendapatkan suatu pelajaran baik
dalam penulisan laporan serta mendapatkan pengetahuan tentang praktikum tersebut.
Kami sebagai penulis dalam laporan  ini masih dalam proses belajar baik dalam tata cara
penulisan laporan yang baik maupun dalam memahami dengan baik dalam menyajikan
laporan  sehingga kami selaku penulis dalam penyusunan laporan  ini sangat mengharapkan
saran-saran yang membangun sehingga menghasilkan isi laporan yang dapat mendidik serta
dapat dipertanggungjawabkan.

Jatinangor, 28 Mei 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

Contents
LAPORAN PRAKTIKUM............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
2.1 Respirasi.................................................................................................................................5
2.2 Pernapasan Insekta................................................................................................................5
2.3 Frekuensi Pernapasan............................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................9
3.1 Tempat dan Waktu................................................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................................9
3.3 Cara Kerja..............................................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................................................11
4.1 Hasil.....................................................................................................................................11
4.2 Pembahasan........................................................................................................................11
BAB V...................................................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pernapasan adalah pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh.
Hewan memiliki alat-alat pernapasan yang berbeda-beda. Mamalia, Reptilia, dan Amphibia
memiliki saluran pernapasan berupa paruparu. Cacing (Annelida) dan Amphibia memiliki
kulit yang berfungsi juga sebagai tempat pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang
berada di lingkungannya (air) dengan menggunakan sistem insang. Sebagian besar
Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki sistem saluran pernapasan. Meskipun
demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan pada setiap mekanisme pernapasan yang
dimiliki oleh setiap makhluk.

Respirasi eksternal (bernapas) meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2


serta uap air. Pernapasan merupakan pertukaran gas antara organisme dan lingkungannya.
Pernapasan internal (pernapasan selurel) terjadi didalam sel. Secara garis besar, pernapasan
merupakan pemecahan glukosa dengan bantuan enzim-enzim untuk menghasilkan energi.
Kelompok hewan darat yang termasuk Artropoda, misalnya serangga system pernapasan
berupa system pembuluh trakea.

Trakea merupakan pembuluh udara yang bercabang-cabang menjadi pembuluh-


pembuluh udara yang halus ke seluruh bagian tubuh. System trakea tidak mengandalkan para
peredaran mentranspor oksigen dari pertukaran gas di permukaan tubuh sel-sel tubuh,
sehingga oksigen tidak diedarkan melalui darah. Pada sepanjang kedua sisi tubuh serangga
terdapat lubang-lubang kecil disebut stigma, yang merupakan muara pembuluh-pembuluh
trakea yang selalu terbuka. Jadi, udara keluar masuk melalui stigma sebagai lubang
pernapasan.

Serangga bernapas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara
keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang kecil setiap ruas-ruas tubuh yang disebut
stigma atau spirakel. Udara dari spirakel melewati trakea, menujuke trakeol dan trakeolus.
Trakeolus berukuran halus yaitu, 0,1 nano meter, ujungnyaa berbatasan dengan sel-sel tubuh,
sehingga langsung terjadi difusi gas.

3
Dengan adanya uraian tentang repirasi maka kami pun melakukan uji pratikum untuk
melihat respirasi pada hewan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada
praktikum uji frekuensi pernapasan pada jangkrik yaitu seberapa banyak volume udara
pernapasan pada jangkrik?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka
tujuan dilakukannya praktikum adalah untuk menguji seberapa banyak volume udara
pernapasan pada jangkrik.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respirasi

Respirasi adalah suatu proses katabolisme, yaitu proses pembebasan energi kimia
yang diperoleh dari pemecahan senyawa organik menjadi dan O yang terkandung dalam
senyawa organic pada sel hidup yang berguna untuk berbagai aktivitas tubuh. Pernapasan
atau respirasi dapat juga dikatakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk
hidup dengan gas yang ada di lingkungannya, maksudnya adalah menganbil oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida. Untuk hewan yang berukuran kecil, misalnya pada
serangga, pertukaran gas dilakukan dengan menggunakan trakea, sehingga disebut sistem
pembuluh trakea.

2.2 Pernapasan Insekta

Insekta (serangga) bernafas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea.
Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang-lubang kecil pada eksoskeleton
yang disebut stigma atau spirakel. Stigma dilengkapi dengan suhu dan bulu-bulu untuk
menyaring debu. Stigma dapat terbuka dan tertutup karena adanya katup-katup yang
diatur oleh otot.

Cabang tabung trakea bercabang keseluruh tubuh, dan cabang tersebut disebut
trakeolus yang berisi udara dan cairan. Oksigen larut dalam cairan ini kemudian berdifusi
kedalam sel-sel di dekatnya. Jadi, pada insekta, oksigen tidak diedarkan melalui darah,
melainkan melalui trakea.

Misalnya pada jangkrik, keluar masuknya udara kedalam trakea diatur oleh
kontraksi otot perut. Ketika oto kendur, volume perut normal dan udara masuk. Ketika
otot berkontraksi volume perut mengecil sehingga udara keluar.

Udara masuk melalui empat pasang stigma depan dan keluar melalui enam pasang
stigma abdomen. Sengan demikian, udara yang miskin O2 tidak akan bercampur dengan
udara kaya O2 yang masuk.

5
2.3 Frekuensi Pernapasan

Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per


menit, dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh. Pada umumnya intensitas
pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali.
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:
a. Usia
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula.
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun.
b. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan.
c. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin
cepat.
d. Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi
diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk.
Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi
tengkurap.
e. Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian kami lakukan di laboratorium Biologi SMA Al Ma’soem pada hari Selasa,
tanggal 23 Mei 2023.

3.2 Alat dan Bahan

Alat :
 Respirometer
 Pipet Tetes
 Stopwatch
Bahan :
 Jangkrik
 Air
3.3 Cara Kerja

1. Masukan jangkrik ke dalam tabung respirometer


2. Tutup tabung respirometer
3. Masukkan air ke dalam ujung pipa respirometer dengan pipet tetes tepat di skala 0
4. Siapkan stopwatch, lalu ukur Gerakan setiap 2 menit sekali

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Uji Pernapasan

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data hasil pengamatan, didapatkan bahwa perbedaan frekuensi dapat


terjadi karena adanya beberapa factor. Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi
diantaranya:
 Berat tubuh, semakin berat tubuh suatu organisme, maka semkain banyak
oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
 Ukuran tubuh, makin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen makin banyak.
 Kadar O2, bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat
sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.
 Aktivitas, makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi
semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya,
sehingga pernafasannya semakin cepat.

12
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah kami dapatkan dapat disimpulkan bahwa
frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ukuran jangkrik yang kami gunakan
sebagai bahan uji coba memiliki ukuran yang sedang (umur kecil) maka keperluan
oksigennya rendah, maka frekuensi oksigennya lebih besar dibandingkan jangkrik yang lebih
besar. Laju kecepatan pernapasan ditandai dengan adanya perpindahan titik skala air pada
ujung tabung respirometer.

13

Anda mungkin juga menyukai