Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“SISTEM PERNAPASAN”

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fisiologi

Dosen Pembimbing

Dr. Wahyuningtyas Puspitorini, S.Pd

Disusun Oleh

Ayu Yuri Ramayanti (1601620010)

Ridhwan Dwi Zuhair (1601620008)

Rahma Betnita Sari (1601620002)

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, Alhamdulilah tugas

makalah mata kuliah Fisiologi yang berjudul “SISTEM PERNAPASAN” dapat terselesaikan

dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan

berbagai literatur tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang

dibahas. Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai

masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Semoga makalah ini bermanfaat.

Bogor, 5 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

1.1 LatarBelakang......................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan................................................ 3


2.2 Organ-Organ Pada Resfirasi................................................... 3
2.3 Mekanisme Pernapasan........................................................... 5
2.4 Fungsi Sistem Respirasi.......................................................... 5
2.5 Penyakit Pernapasan............................................................... 7

BAB III PENUTUP..................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan............................................................................. 11
3.2 Saran....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu
bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia
akan mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem
pernafasan yang terdapat dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih
banyak tentang sistem pernapasan pada mammalia khususnya manusia.

Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok,
tenggorok, cabang tenggorok.

Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon
dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan
CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk
jaringan dengan cara difusi.

Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke
dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan
disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke
jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah
pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut
respirasi internal.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam mempelajari sistem pernapasan ada beberapa hal yang perlu dipahami dan
dimengerti beberapa hal tersebut yakni

1. Apa pengertian sistem pernapasan pada manusia


2. Apa sajakah alat-alat sistem pernapasan pada manusia
3. Bagaimanakah mekanisme pernapasan pada manusia
4. Bagaimana fungsi sistem respirasi
5. Jelaskan gangguan atau kelainan pada sistem pernapasan manusia

1
1.3. TUJUAN PENULISAN

Adapun beberapa tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam mempelajari sistem pernapasan.

1. Mengetahui dan Memahami pengertian sistem pernapasan pada manusia


2. Mengetahui alat-alat sistem pernapasan pada manusia
3. Memahami dan mengerti mekanisme sistem pernapasan pada manusia
4. Memahami dan mengerti fungsi sistem respirasi
5. Mengetahui gangguan atau kelainan pada sistem pernapasan pada manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN SISTEM PERNAPASAN

Sistem pernapasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk
mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis waktu dalam keadaan tertidur
sekalipun karena sistem prnapassan dipengaruhi ole susunan saraf otonom.

Menurrut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis
yaitu, Pernapasan Luar dan Pernapasan Dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam
adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada
lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya apabila, tekanan dalam rongga dada lebih
besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas 2 macam yaitu,
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.

Pernapasan Perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot


diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.

2.2. ALAT-ALAT SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat
pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila
salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal maka bisa mempengaruhi
kerja sistem pernafasan secara umum. Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan
beserta fungsinya.

1. Rongga Hidung

2. Pangkal tenggorokan (Faring)

3
3. Batang Tenggorokan (trakea)

Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Di dalam rongga
hidung terdapat selaput lendir dan rambut yang berfungsi untuk menahan kontaminasi benda-
benda asing, misalnya debu dan kuman, yang ikut masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu,
rongga mulut manusia juga memiliki konka yang mengandung banyak kapiler darah sehingga
dapat menghangatkan udara yang akan masuk ke dalam sistem pernapasan.

Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings) di bagian depan dan
saluran pencernaan (orofarings) di bagian belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika
manusia berbicara, oleh karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan makanan
masuk ke dalam saluran pernafasan. Jika makanan masuk ke dalam saluran pernafasan,
biasanya saluran pernafasan akan terangsang dan berusaha mengeluarkan makanan tersebut
lewat hidung. Bentuknya adalah peristiwa tersedak. Pada bagian belakang farings terdapat
laring (tekak). Pada laring terdapat pita suara (pita vocalis). Bila pita suara bergetar karena
masuknya udara pada faring, maka akan menimbulkan suara.

Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki silia-silia pada dinding
di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut masuk ke
dalam saluran pernafasan. Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi terletak di
rongga dada. Batang tenggorokan pada orang dewasa memiliki panjang sekitar 10 cm.

Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi menjadi dua, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus hampir sama dengan
trakea. Bronkus kanan dan bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus yang merupakan salah satu bagian paru-paru.

Bronchiolus berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus menuju ke gelembung-
gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus hampir mirip dengan struktur yang menyusun
bronchus tapi epitelium bersilianya mengalami modifikasi menjadi sisik.

Alveolus mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi pertukaran gas
antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang dewasa bisa mencapai antara 97
sampai 194 m2.

4. Bronkus

5. Bronkiolus

6. Alveolus

2.3 MEKANISME PERNAPASAN

4
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas
pernapasan dada dan pernapasan perut.

A. Pernapasan Dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas
kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernapasan dada terdiri dari 2
tahap, yaitu :
 Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antar tulang rusuk berkontraksi
sehingga tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di dalam rongga dada
lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara yang kaya akan oksigen
terhisap masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasn.
 Tahap Ekspirasi, yaitu tahap yang disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi di
mana otot antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali
mengecil dan paru-paru mengempis. Kondisi ini menyebabkan tekanan
rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga
udara dalam paru-paru mengalir ke luar melalui saluran pernafasan.

B. Pernapasan Perut
Sistem pernpasan perut adalah sistem pernapasan yang bergantung pada aktivitas
diafragma. Pernapasa perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu :
 Tahap Inspirasi, yaitu keadaan di mana otot diafragma berkontraksi, sehingga
rongga dada paru-paru juga ikut mengembang. Tekanan udara pada paru-paru
akan mengecil dan udara dari luar akan masuk.
 Tahap Ekspirasi, Ketika otot diafragma relaksasi maka rongga dada akan
mengecil sehingga tekanan udara pada paru-paru akan membesar. Maka yang
terjadi udara akan keluar dari tubuh.

2.4. FUNGSI SITEM RESPIRASI

Pada sistem respirasi pada manusia ini sama juga dengan halnya seperti sistem
pernapasan pada manusia yang merupakan proses bernapas yang dimulai dari pengambilan
oksigen yang disalurkan ke bagian dalam tubuh sampai pengeluaran karbondioksida. Oksigen
yang telah dihirup oleh manusia dari udara bebas yang selanjutnya dibuang ke lingkungan
yang berupa karbondioksida.

A. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang

5
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang
masuk.

B. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2
saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring
(posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran
pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,
bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan.

C. Tenggorokan ( Trakea )
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher
dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.
Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan.

D. Cabang Cabang Tenggorokan ( Bronki )


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya
tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang
lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna.
Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

E. Paru – Paru ( Pulmo )


Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
(pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura
yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma
darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel
terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus,
jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang

6
elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran
gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter
± 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.

Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai


silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada
bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus
kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus
berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai
busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ
banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas
pernapasan.

2.5. Penyakit Pada Pernapasan

1. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat
menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan
parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi
kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam
paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan
penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Penyebab,

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut


(fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis
tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya
penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang
terhirup. Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan
penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga
pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam
pakaian pekerja.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:

Plak pleura (klasifikasi), Mesotelioma maligna, Efusi pleura.

7
2. Asma
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.

Penyebab,

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon


terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi
saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,
seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena
adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran
udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus
berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga


bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit
di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang
menyebabkan terjadinya: – kontraksi otot polos – peningkatan
pembentukan lendir – perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu
yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu
halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu.
Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau
berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu
dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita


asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan
penyempitan saluran udara.

3. Bronkientasis

Bronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari


saluran pernapasan yang besar.
Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui
berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai

8
dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu
sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin
muncul di satu atau dua tempat.
Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang
berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya
sering membentuk jaringan parut dan menyempit. Kadang-kadang
bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada
aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh
adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang
ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran
pernapasan. Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa)
mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernapasan dan paru-paru dari
zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari:
sel penghasil lendir
sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-
partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan
sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh,
melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.
Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan
kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran
pernapasan sesuai kebutuhan. Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi
sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan
kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat.
Ketegangan dinding bronkus yang normal juga hilang. Area yang terkena
menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon
kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering
menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan
kemudian merusak dinding bronkus.
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan
bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru.
Pada kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-
paru dapat melukai jantung.
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat
menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak
dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.

Penyebab,

Batuk menahun bisa disebabkan oleh:


Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi adenovirus, Infeksi bakteri
contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza,
Tuberkulosa, Infeksi jamur, Infeksi mikoplasma, Penyumbatan bronkus,

9
Benda asing yang terisap, Pembesaran kelenjar getah bening, Tumor paru,
Sumbatan oleh lendir, Cedera penghirupan, Cedera karena asap, gas atau
partikel beracun, Menghirup getah lambung dan partikel makanan, Keadaan
genetik, Fibrosis kistik, Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener,
Kekurangan alfa-1-antitripsin, Kelainan imunologik , Sindroma kekurangan
imunoglobulin, Disfungsi sel darah putih, Kekurangan koplemen, Kelainan
autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa
Keadaan lain :
Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young
(azoospermia obstruktif), Sindroma Marfan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dalam sistem pernapasan oksigen merupakan hal utama yang dibutuhkan danberdasar
kepada kebutuhan oksigen. Pernapasan seluler dibagi menjadi pernapasan aeropdan anaerob.
Secara garis besar pernapasan merupakan pemecah glukosa dengan bantuan-bantuan enzim
untuk menghasilkan energi. Pernapasan pada manusia menggunakan paru-paru. Jalur
pernapasan manusia adalah sebagai berikut:

Rongga hidung => faring => laring => trakea => bronkus =>bronkilius,
aveolus.Pertukaran/difusi O2 dan CO2pada paru-paru terjadi pada dibagian alveolus.
Pernapasan melibatkan 2 proses yaitu menarik nafas (inspirasi) danmengeluarkan nafas
(ekspirasi) berdasarkan organ-organ yang terlibat.Pernapasan dibagi menjadi 2 yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.

Dalam keadaan normal volume udara pernapasan 500- 3500ml, Yang terdiri dari500 ml
volume tidal, 1500ml komplementer dan 1500 ml udara suplementer. Kapasitasvital paru-
paru ditambah udara residu tersebut kapasitas total. Ada beberapa gangguan dan kelainan
yang menyerang alat pernapasan antaralain: faringistis, pneumonia, emfisema paru-paru,
asma, dipteri, asfiksi, tuberkulosis(TBC), hipoksia, asidosis, sianosis, bronkitis, tonsilitis,
pleuritis, SARS, kanker paru-parudan rinitis.

Teknologi pengobatan untuk mengatasi dan mencegah berbagai penyakit dangangguan


pada sistem rsepirasi antara lain sebgai berikut: stetoskop, radiasimenggunakan sinar – X,
pulmotor, intubasi endotrakea dan trakeostomi, oygen catheteratau oygen cannula

3.2. SARAN

Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ


sistempernafasan lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita,
hindarilahpolusi udara dan gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok. Serta
rawatlahparu-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang
penyakitinfeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2003.Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gitamedia Press-Surabaya.

Aryulina, Dyah, dkk. 2004. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas IX.Jakarta:ESIS.

Furqonita, D. 2007.Seri PIA BIOLOGI SMP Kelas VIII.Penerbit Quadra dari Yudhistira-
Jakarta.

Kadaryanto et al. 2006.BIOLOGI 2, Mengungkap Rahasia AlamKehidupan, SMP Kelas


VIII.Penerbit Yudhistira-Jakarta.

Lawrence, E. 1991.Henderson’s Dictionary of: Biological TermsTenth Edition.


LongmanScientific & Technical. Longman GroupUK Limited-England.

Lestari, S. Omegawati, W.H. dan Kusumawati, R. 2007.IPABIOLOGI Eksplorasi Kelas VII


untuk SMP dan MTs. PenerbitIntan Pariwara Klaten.

Pratiwi, D.A, dkk. 2007. Biologi untuk SMA dan MA kelas IX jilid 2. Jakarta:Erlangga.

Prawirohartono, S. dan Hadisumarto, S. 1999.Sains BIOLOGI-2b Untuk Kelas2 Tengah


Tahun Kedua Sesuai Kurikulu, 1994. Penerbit Bumi Aksara-Jakarta.

Purwanto, B. dan Nugroho, A. 2007.Belajar Ilmu Alam danSekitarnya 2. Penerbit


TigaSerangkai Pustaka Mandiri-Solo.

Saktiyono. 2004.Sains BIOLOGI SMP Untuk Kelas VIII. Penerbit Esisdari Penerbit
Erlangga-Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai