SISTEM PERNAPASAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan.
Disusun oleh:
Wulandari (191FK03036)
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Sistem Pernapasan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ilmu Dasar Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Sistem Pernapasan bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami pelajari.
Tak lupa juga kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.Kami menyadarai makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna.
Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. .......1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.......... ............................................................................. 2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Organ Pernapasan pada Manusia.......................................................................3
2.2 Proses Pernapasan pada manusia........................................................................6
2.3 Mekanisme Pernapasan pada Manusia....................................................... 8
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia .................... 9
2.5 Gangguan Pernapasan pada Manusia..............................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah dengan bernapas, semua makhluk hidup
melakukan proses ini, demikian juga manusia. Pernapasan merupakan rangkaian
proses sejak pengambilan udara dan gas. Penggunaannya untuk memecah zat,
mengeluarkan gas yang dihasilkan dari sisa metabolisme, dan memanfaatkan energi
yang dihasilkan. Bernafas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan
udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen
(O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh,
oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya, pernapasan
menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Pernapasan makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan cara
langsung dan tidak langsung. Pernapasan secara langsung terjadi pada organ
pernapasan khusus, sedangkan pernapasan tidak langsung terjadi jika belum ada
organ pernapasan khusus. Pernapasan manusia dan sebagian besar makhluk hidup
vetebrata lainnya, termasuk pernapasan tidak langsung, artinya udara pernapasan
yang diperlukan tubuh, tidak langsung masuk ke dalam sel melalui permukaan
tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang terdapat di dalam saluran pernapasan, yaitu
gelembung paru-paru. Pentingnya untuk mempelajari sistem pernapasan manusia
terkait dengan organ pernapasannya, prosesnya dan gangguan yang harus dihindari
untuk menjaga sistem pernapasan. Pada makalah ini, akan dibahas lebih lanjut
mengenai sistem pernapasan manusia tentang proses, alat, dan beberapa hal yang
mempengaruhinya.
1
4. Apa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia?
5. Apa saja gangguan pernapasan pada manusia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui beberapa organ pernapasan pada manusia
2. Untuk mengetahui proses pernapasan pada manusia
3. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan pada manusia
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia
5. Untuk mengetahui beberapa gangguan pernapasan pada manusia
1.4 Manfaat
Untuk memberi pengetahuan bagi para pembaca mengenai Sistem Pernapasan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Organ Pernapasan pada Manusia
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang
menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa
paru-paru. Berikut ini adalah organ-organ yang digunakan dalam pernapasan
manusia.
1. Hidung
Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal
dimasuki udara pernapasan. Hidung merupakan alat
pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang
rawan. Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung,
dan ujung rongga hidup. Sekitar 15.000 liter udara setiap
hari akan melewati hidung (Endang dan Idun, 2009: 231). Di dalam rongga hidung,
udara disaring oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna
untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu
udara pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Berikut ini adalah fungsi
hidung.
a. Menghangatkan udara
Hidung memiliki struktur pembuluh darah yang sangat kecil dan tipid yang
berada di sekitar hidung. Ketika udara yang terhirup dingin hidung memperbesar
pembuluh-pembuluh darah sehingga menambah luas permukaan untuk proses
penghangatan udara yang lebih besar.
b. Melembapkan udara
Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan
mencapai ±1 liter. Dengan lendir tersebut, air akan diuapkan untuk melaksanakan
proses pelembapan udara tersebut sehingga udara yang masuk ke paru-paru akan
selalu dalam keadaan lembap yaitu, ±80%
c. Membersihkan udara
Lendir juga ternyata dapat menjerat kotoran atau kuman yang berhasil lolos dari
saringan dari rambut hidung.
3
2. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Bagian sebelah atas
laring disebut faring yang memiliki panjang sekitan ± 4 cm. Struktur laring disusun
oleh kepingan tulang rawan, antara lain seperti berikut.
1. Tulang rawan epiglotis berjumlah satu dan terletak di puncak laring berbentuk
daun.
2. Tulang rawan tiroid berjumlah satu, berbentuk seperti perisai yang terletak di
sebelah anterior dari laring. Perbedaan antara pria dan wanita yakni pada pria
lebih besar dan menonjol yang membentuk jakun (Endang dan Idun, 2009: 232).
3. Tulang rawan krikoid berjumlah satu dan membatasi bagian bawah laring
berbentuk cincin.
4. Tulang rawan aritenoid berjumlah dua dan terletak di atas krikoid yang
berhubungan dengan pita suara
5. Tulang rawan kuneiformis berjumlah dua dan terletak di antara epiglotis dan
aritenoid.
6. Tulang rawan kornoculatum berjumlah dua dan terletak di atas aritenoid.
Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis)
(Purnomo, dkk, 2009: 220). Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke
bawah menutupi laing sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring.
Sementara, pada saat bernapas epiglotis akan membuka. Itulah sebabnya saat kita
menelan makanan tidak mungkin bersamaan dengan menghirup udara.
3. Trakea
Tulang Makanan masuk
Rawan Esofagus Trakea
4
bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir
halus lainnya yang masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.
4. Bronkus
Ujung trakea bercabang menjadi dua
bagian yang disebut bronkus. Apabila pada
bagian ini kemasukan debu akibatnya terjadi
penyempitan pada saluran pernapasan
sehingga menyebabkan seseorang sukar
bernapas yang menyebabkan seseorang akan bersin jika saluran pernapasan
kemasukan benda asing yang mengganggu pernapasan (Endang dan Idun, 2009:
233). Bronkus terdiri dari dua percabangan yaitu bronkus kanan dan kiri. Letaknya
juga berbeda bronkus kanan lebih vertical daripada kiri. Karena struktur ini,
sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing yang menyebabkan
paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit bronkhitis (Endang dan Idun,
2009: 234). Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan
bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Pada seseorang yang
menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan
menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing
yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas.
Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir.
5. Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah
sepasang, masing-masing dibungkus oleh
selaput pembungkus paru-paru yang
disebut pleura. Paru-paru kanan berukuran
lebih besar daripada kiri dan beratnya
sekitar 620 gram untuk paru-paru kanan
dan 560 gram untuk paru-paru kiri. Di dalam paru-paru terdapat gelembung halus
yang merupakan perluasan permukaan paru-paru disebut alveolus dan jumlahnya ±
300 juta buah. Alveolus ini memiliki dinding yang elastik dan banyak mengandung
kapiler darah, disitulah terjadinya pertukaran udara secara proses difusi, oksigen
5
akan diikat sedangkan CO2 dan air akan dilepaskan. Pada seseorang yang
menderita emfisema, alveolusnya mengalami gangguan kelenturan sehingga sulit
untuk mengembang dan mengempis (Endang dan Idun, 2009: 236).
6
Pertukaran gas pada alveolus inilah yang dimaksud dengan pernapasan luar. Selama
pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.
2. Pernapasan dalam (internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk
ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk
ke dalam cairan jaringan tubuh.
HbO2 Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh karena
oksigen yang dikandung jaringan tubuh secara terus menerus digunakan untuk
oksidasi biologis di dalam sel, sehingga kadar O2 di dalam cairan jaringan tubuh
rendah. Oksidasi biologis di dalam jaringan menyebabkan kadar CO2 di dalam
jaringan tubuh tinggi. Hal inilah yang mempermudah Hb yang telah membebaskan
oksigen untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam bentuk
karbominohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi menuju ke
jaringan tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi ke sel-sel darah.
Pertukaran gas ini yang disebut pernapasan dalam. Lebih jelasnya dengan melihat
gambar dibawah ini.
Oksigen yang telah masuk ke dalam sel jaringan tubuh akan digunakan untuk
pernapasan seluler atau oksidasi biologis, yaitu untuk pemecahan zat makanan
(Slamet dan Sri, 2007: 200). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-
paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya
membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam
7
bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau
penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat
(H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah
yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
gangguan fisiologis yang disebut asidosis (Purnomo, 2009: 226).
Proses Ekspirasi
8
2. Pernapasan Perut
Pada pernapasan perut, fase inspirasi
terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga
dada) mendatar dan volume rongga dada
membesar, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk.
Adapun fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi)
dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada
lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar.
Secara sederhana urutan prosesnya sebagai berikut.
Proses inspirasi
Otot-otot mengendur otot diafragma mendatar volume
rongga dada membesar tekanan udara rongga dada lebih kecil
udara masuk
Proses ekspirasi
9
4. Posisi tubuh, erat kaitannya dengan beban yang harus ditanggung oleh organ
tubuh. Orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan O2 karena otot
yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih
banyak pula.
5. Kegiatan tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas lebih banyak
membutuhkan energi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh perlu
lebih banyak oksigen untuk pernapasan seluler, dan tubuh lebih banyak
memproduksi zat sisa.
10
yang tenggelam, alveolusnya terisi air, orang-orang yang keracunan karbon
monoksida dalam asam sianida, dan lainnya. Keracunan karbon monoksida dan
asam sianida terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap
hemoglobin lebih besar daripada oksigen.
8. Penyakit diphteri, misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan diphteri hidung.
Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas. Kuman
peneybabnya Corynebacterium diphteriae. Kuman diphteri tersebut
mengeluarkan racun dan bila racun ini beredar bersama darah, akan merusak
selaput jantung.
9. Anthrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh
masuknya debu tambang.
10. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karean pleura mengalami
penambahan cairan intrapleura, sehingga timbul rasa nyeri saat bernapas.
11. Pneumonia atau logenstelking, yaitu penyakit radang paru-paru yang
disebabkan Diplococcus Pneumoniae.
12. Tonsilitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil.
Gejalanya tenggorakan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-
otot terasa sakit.
13. Kanker paru-paru, biasa diderita oleh para perokok. Kanker ini disebabkan oleh
adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.
14. Emfisema, yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan
(abnormalitas) susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi
pengikatan O2 sehingga pernapasan menjadi sulit.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memelihara sistem
pernapasan dari beberapa gangguan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Makan makanan bergizi
3. Olahraga secara teratur
4. Melakukan penghijauan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organ pernapasan pada manusia yaitu hidung, laring, trakea, bronkus, dan
paru-paru. Setiap organ pernapasan tersebut memiliki tugas dan peran yang
berhubungan. Proses pernapasan manusia dibagi menjadi dua yaitu pernapasan
eksternal dan pernapasan internal. Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari
udara luar atau udara bebas ke dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput
alveolus. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar berdifusi ke dalam
darah kapiler paru-paru. Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan
tubuh) darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin
dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
3.2 Saran
Sebagai pendidik pemberian pengetahuan secara mendalam tentang sistem
pernapasan pada manusia dapat dilakukan dengan media dan alat peraga yang
konkret. Dengan demikian siswa dapat mengetahui kegunaan dan pentingnya
menjaga sistem pernapasan kita sebaik-baiknya.
12
Daftar Pustaka
Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. (2009). BSE Biologi Mahkluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Depdiknas.
Purnomo, dkk. (2009). BSE Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta:
Depdiknas.
Slamet Prawirohartono dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA Kelas
XI. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wenham, Martin (2001). 200 Science Investigations for Young Students Practical
Activities for Science 5-11. London : Sage Publication Company.
13