PENYALAHGUNAAN NAPZA
K E L A S 3 A K E P E R AWATA N
DEFINISI NAPZA
1. Narkotika
Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan psikotropika) yang
sangat berat, juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya
habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi , dimana ketiga sifat inilah
yang menyebabkan pemakai narkotika sulit untuk melepaskan
ketergantungan nyab
2. Narkotika semi sentesis
Narkotika jenis ini yaitu alami yang diolah dan diambil zat adiktif
agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan kedokteran. Adapun jenis narkotika semi sintesis
yaitu : kodein, morfin, petidin, methadon, naltrezon, buprenordin
dan lain sebagainya
Lanjutan golongan Napza
3. Psikotropika
Obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati
gangguan jiwa
4. Bahan adiktif
Zat ini tidak termasuk dalam narkotika dan psikotropika,
tetapi zat adiktif ini dapat menimbulkan ketergantungan.
Adapun contoh yang termasuk zat adiktif yaitu rokok,
kelompok alkohol, thiner, dan zat-zat lainnya
FAKTOR RESIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Perubahan fisik
• Pada saat menggunakan napza : jalan sempoyongan,
bicara pelo, mengantuk, dan agresif
• Bila terjadi kelebihan dosis : akan mengalami sesak
napas, denyut jantung dan nadi lambat, bahkan
meninggal
• Saat sedang ketagihan : mata merah, hidung berair,
menguap terus, diare, dan lain sebagainya
• Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat,
tidak perduli terhadap kesehatan, dan gigi keropos
Lanjutan manifestasi klinis
1. Fisik
• Adanya bekas suntikan sepanjang vena
• pemeriksaan fisik ditujukan menemukan gejala
intoksitasi/overdosis, dan komplikasi medik
• Perhatikan terutama : kesadaran, pernapasan,
tekanan darah, nadi, pupil, cara jalan, sklera ikterik,
conjungtiva anemis, caries gigi, aritmia jantung,
edema paru, pembesaran hepar dan lain sebagainya
Lanjutan pemeriksaan pada klien
2. Psikis 3. Penunjang
• Gangguan pada
EKG,EEG, foto thorax,
dan lain sebagainya
psikomotor
KOMPLIKASI NAPZA
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Alasan masuk dan faktor presipitasi
3. Faktor predisposisi
4. Pemeriksaan fisik : Meliputi keadaan umum, dan tanda-tanda vital
5. Psikososial : Meliputi genogram, Konsep diri, Hubungan sosial, Status mental,
aktivitas motorik, afek dan emosi, interaksi selama wawancara, persepsi, proses
pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian, dan daya titik diri
6. sumber koping
7. Mekanisme koping
8. Mekanisme pertahan ego
B. Diagnosa
Diagnosa yang muncul adalah : Ketidakefektifan
koping individu b.d tidak mampu mengatasi keinginan
menggunakan zat
Intervensi keperawatan
1. Ketidakefektifan koping individu
Nic: Noc:
1. penegakangan diri terhadap 1. Bantuan kontrol marah
perilaku kekerasan 2.Dukungan emosional
2.menahan diri dari agresifitas 3. Manajemen perilaku: menyakiti
diri
3. kontrol resiko: penggunaan
4.Peningkatan peran
obat terlarang
5. Peningkatan tidur
4. pengaturan psikososial:
6. Pencegahan pengunaan zat
perubahan kehidupan
terlarang
5. perilaku penghentian 7. Pemberian obat
penyalahgunaan obat terlarang
8. Peningkatan harga diri
6. menahan diri dari kemarahan 9. Relaksasi otot progresif
7. dukungan sosial 10. Fasilitasi meditasi
D. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tahap kegiatan ketika perawat
mengaplikasikan asuhan keperawatan kedalam bentuk
intervensi keperawatan guna membantu pasien mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan
yang merupakan perbandingan bdan sistematik dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan
atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan
TERIMAKASIH