Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PERNAFASAN

Dosen Pembimbing:

Hepta Nur Anugrahini, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:

Sofia Nur Rahmania

NIM: P27820720086

TINGKAT 1 SEMESTER 1 SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah: Sistem Pernafasan

Di susun oleh : Sofia Nur Rahmania

NIM : P27820720086

Jurusan : Sarjana Terapan Keperawatan Soetomo Tk 1

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan
judul Sistem Pernafasan telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang
ditetapkan oleh Ibu guru dosen.

Sidoarjo,04 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan

(Sofia Nur Rahmania) (Hepta Nur Anugrahini,S.Kep.,Ns.,M.Kep)


ii

DAFTAR ISI

Cover...........................................................................................................................i

Lembar Pengesahan…………………………………………………………………...i

Daftar Isi .....................................................................................................................ii.

Kata Pengantar............................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan .....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang……………………………………………1


1.2 Rumusan masalah…………………………………………1
1.3 Tujuan……………………………………………………..1
1.4 Manfaat……………………………………………………2

Bab 2 Pembahasan…………………………………………………………………….2

2.1 Alat Pernapasan Manusia…………………………………...2

2.2 Organ Saluran Pernapasan Manusia…………………….…..2

2.3 Mekanisme Pertukaran Udara (Fisiologi Pernafasan)………6

2.4 Gangguan Pada Sistem Pernapasan…………………………10

Bab 3 Penutup……………………………………………………………………….11

3.1 Kesimpulan……………………………………………….11

3.2 Saran……………………………………………………...11

3.3 Daftar Pustaka…………………………………………….11


iii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai”Sistem Pernafasan” Sholawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat,
dan juga kita semua para umatnya sampai akhir zaman.

Makalah ini saya buat sebagai tugas individu mata kuliah Anatomi Fisiologi dengan
judul”Sistem Pernafasan” yang saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
menerima segala saran, kritik, petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari berbagai
pihak Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan dapat memberikan informasi bagi
pembaca.

Sidoarjo,04 Desember 2020

Penyusun
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada
saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan
karbon dan hydrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri
proses metabolisnya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk
karbondioksida (CO2) dan air (H2O) dihilangkan.

Pernafasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan
atau “pernafasan dalam” dan didalam paru-paru atau “pernafasan luar”.Udara ditarik
ke dalam paru-paru pada waktu menarik nafas dan didorong keluar paru-paru pada
waktu mengeluarkan nafas. Udara masuk melalui jalan pernafasan. Manusia sangat
membutuhkan oksigen dalam bernapas dan untuk menjalankan berbagai aktivitas
tubuh. Oleh karena itu, di dalam tubuh manusia terdapat sistem pernapasan yang
mensirkulasikan peredaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari dalam
tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja organ tubuh yang bekerja dalam sistem pernapasan pada manusia
dan perannya?
2. Mengapa mausia memerlukan sistem pernapasan?
3. Bagaimana kerja sistem pernapasan pada manusia?
4. Apa saja gangguan kesehatan yang dapat menyerang sistem pernapasan pada
manusia?
5. Bagaimana menjaga kesehatan pernapasan pada manusia?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui organ-organ yang bekerja dalam sistem pernapasan manusia dan


perannya.
2. Mengetahui manfaat pernapasan pada manusia.
3. Mengetahui sistem kerja pernapasan manusia.
4. Mengetahui penyakit yang dapat menyerang sistem pernapasan manusia.
5. Mengetahui cara menjaga kesehatan sistem pernapasan pada manusia.
2

1.4 Manfaat

1. sebagai wawasan pengetahuan penulis dan pembaca tentang system


pernapasan manusia.
2. sebagai bekal dalam memberikan bahan ajar Ilmu Pengetahuan Alam kelak
sebagai tenaga pendidik.

BAB 2 PEMBAHASAN

Pengertian Respirasi Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari


luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara
yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar
tubuh. Sistem pernapasan manusia terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang
menghubungkan jaringan paru dengan lingkungan luar paru yang berfungsi untuk
menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem pernafasan
terdiri dari komponen berupa saluran pernafasan yang dimulai dari hidung, pharing,
laring, trachea, bronchus, bronkiolus dan alveolus. Saluran pernafasan bagian atas
dimulai dari hidung sampai trachea dan bagian bawah dari bronchus sampai alveolus.

2.1. Alat Pernapasan Manusia

Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang sangat penting bagi
kelanjutan hidupnya. Bernapas yaitu proses menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel
untuk menghasilkan energi. Proses tersebut disebut oksidasi biologi atau respirasi.
Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi glukosa, kemudian dihasilkan karbon
dioksida (CO2), air, dan sejumlah energi dengan reaksi sebagai berikut: C 6 H 12 O 6
+ 6O 2 6CO 2 + 6H 2 O + energi (glukosa) (oksigen) (karbon dioksida) (air)

2.2. Organ Saluran Pernapasan Manusia

Udara masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan yaitu: hidung,
pangkal tenggorokan (faring),Laring, batang tenggorokan (trakea) ,cabang batang
tenggorokan (bronkus) , Bronkiolus, alveolus, paru-paru (pulmo), Diafragma.
3

a. Rongga hidung (cavum nasalis)

Rongga hidung terdapat rambut halus dan selaput lendir, yang berfungsi menyaring
udara dan menahan benda-benda asing yang ikut masuk dalam rongga hidung seperti
debu dan kuman, dan konka yang mengandung kapiler darah sehingga dapat
menyesuaikan suhu udara dengan suhu tubuh dan mengatur kelembapan udara oleh
selaput lendir.daerah pernafasan dilapisi epitelium silinder dan sel spitel berambut
yang mengandung sel cangkir atau sel lender. Sekrese sel itu membuat permukaan
nares basah dan berlendir.

Sewaktu udara melalui hidung,udara disaring oleh bulu-bulu yang terdapat didalam
vestibulum. Karena kontak dengan permukaan lender yang dilaluinya, udara melalui
hangat, dank arena penguapan air dari permukaan selaput lender, udara menjadi
lembap.

Hidung menghubungkan lubang-lubang sinus udara paranalis yang masuk ke dalam


rongga-rongga hidung,dan juga menghubungkan lubang-lubang nasolacrimal yang
menyalurkan air mata dari mata kedalam bagian bawah rongga nasalis, kedalam
hidung.
4

b. Pangkal tenggorokan (faring)

Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka
letkanya di belakang hidung (nasofaring), di belakang mulut (orofaring) dan di
belakang laring (faring-laringeal). Di bagian belakang faring terdapat laring yang
tersusun dari tulang rawan. Laring ini terdapat pita suara yang akan bergetar jika
terhembus udara dari paru-paru, misal saat berbicara. Tonsil secara struktural
merupakan bagian dari faring yang terdiri dari tonsil lingual, tonsil palatin, dan tonsil
faringeal atau adenoid yang menggangtung pada atap nasofaring.

c. Laring

Laring (Tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya


dari kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea di bawahnya.

Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang di ikat bersama oleh ligamen dan
membrane. Yang terbesar di antaranya ialah tulang rawan tiroid, dan di sebelah
depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun, yaitu di sebelah
depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis
tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak di
bawah tiroid, bentuknya seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya di sebelah
belakang (ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berebentuk lingkaran lengkap).
Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan arytenoid yang menjulang di sebelah
belakang krikoid, kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan
kornikulata yang sangat kecil.

Pita suara terletak di sebelah dalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah
depan sampai di kedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan
aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laryngeal, pita suara ditegangkan atau
dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela antara pita-pita atau rima glotidis
berubah-ubah sewaktu bernafas dan berbicara. Suara dihasilkan karena getaran pita
yang disebabkan udara yang melalui glottis. Berbagai otot yang terkait pada laring
mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan.

d. Batang tenggorokan (trakea)

Trakea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari laring
sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan di tempat ini bercabang
5

menjadi 2 bronkus (bronki).Trakea tersusun atas 16-10 lingkaran tak lengkap berupa
cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi
lingkaran di sebelah belakang trakea, selain itu juga memuat beberapa jaringan otot.
Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia
ini bergerak menuju ke atas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-
butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernafasan dapat dikeluarkan.
Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka, karena itu, di
sebelah belakangnya tidak tersambung, yaitu di tempat trakea menempel pada
usofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang.Trakea servikalis yang berjalan
melauli leher disilang oleh istmus kelnjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang
melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi mediastinum, di
belakang sternum, menyetuh arteri inominata dan arkus aorta.Usofagus terletak di
belakang trakea.Trakea terdiri dari gelang-gelang tulang rawan yang dinding
dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar, berfungsi menolak
benda-beda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan (merangsang bersin atau
batuk).

e. Bronkus

Bronkus Merupakan bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trakea. Bronkus


terdapat di paru-paru kanan dan kiri. Setiap bronkus terdiri dari lempengan tulang
rawan dan dindingnya terdiri dari otot halus. Bronkus bercabang-cabang lagi disebut
bronkiulus. Dinding bronkiolus tipis dan tidak bertulang rawan. Bronkus primer
dimulai dari karina. Bronchus kanan lebih gemuk dan pendek serta lebih vertikal
dibandingkan dengan bronchus kiri. Bronkus primer dibagi kedalam lima bronkus
sekunder ( lobus ) masing- masing lobus dikelilingi oleh jaringan penyambung,
pembuluh darah saraf, pembuluh limfatik. Bronchus dilapisi oleh cilia yang berfungsi
menangkap partikel-partikel dan mendorong sekret ke atas untuk selanjutnya
dikeluarkan melalui batuk atau ditelan.Bronkus merupakan cabang dari trakea.
Trakea bercabang menjadi dua, yaitu bronkus kiri dan kanan yang menuju paru-paru.
Bronkus kanan dan kiri masing-masing bercabang lagi menjadi bronkiolus yang
merupakan salah satu komponen paru-paru.

f. Bronkiolus

Bronkiolus Merupakan cabang dari bronchus sekunder yang dibagi kedalam saluran-
saluran kecil yaitu bronkiolus terminal dan bronkiolus respirasi. Kedua bronkiolus ini
mempunyai diameter < 1 mm. Bronkiolus terminalis dilapisi cilia, tidak terjadi difusi
di tempat ini. Sebagian kecil difusi terjadi pada bronkiolus respirasi.
6

g. Alveolus

Duktus alveolus menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari bronchiolus
respiratori. Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional
paru sebagai tempat pertukaran gas. Diperkirakan paru-paru mengandung + 300 juta
alveolus ( luas permukaan + 100 m2 ) yang dikelilingi oleh kapiler darah. Dinding
alveolus menghasilkan surfaktan ( terbuat dari lesitin ) sejenis fosfolipid yang sangat
penting dalam mempertahankan ekspansi dan recoil paru. Surfaktan ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dinding alveoli. Tanpa surfaktan yang adekuat
maka alveolus akan mengalami kolaps.

h. Paru-paru

Paru-paru merupakan jaringan elastis yang dibungkus ( dilapisi ) oleh pleura. Pleura
terdiri dari pleura viseral yang langsung membungkus / melapisi paru dan pleura
parietal pada bagian luarnya. Pleura menghasilkan cairan jernih ( serosa ) yang
berfungsi sebagai lubrikasi. Banyaknya cairan ini lebih kurang 10 – 15 cc. Lubrikasi
dimaksudkan untuk mencegah iritasi selama respirasi. Paru-paru terdiri atas dua
bagian yaitu paru-paru kiri (dua gelambir) dan paru-paru kanan (tiga gelambir). aru-
paru (Pulmo) Paru-paru terletak di dalam rongga dada di atas diafragma. Paru-paru
kanan terdiri tiga lobus dan paru-paru kiri terdiri dua lobus. Paru-paru dibungkus oleh
pleura (selaput paru-paru). Di dalam paru-paru, bronkus bercabang-cabang mejadi
bronkiolus yang terhubung dengan alveolus (gelembung paru-paru).

i. Diafragma

Thoracic diaphragm atau diafragma adalah otot yang berada di bagian dasar internal
skeletal antara rongga dada dengan rongga perut yang berperan dalam proses
pernafasan. Ketika diafragma berkontraksi volume rongga dada membesar dan udara
masuk ke paru-paru.[1] Sementara ketika diafragma berelaksasi, volume paru-paru
mengecil dan menghembuskan udara.

Beberapa jenis mamalia memiliki diafragma, juga beberapa vertebrata seperti amfibi
dan reptil memiliki otot yang serupa diafragma dengan anatomi yang berbeda-beda,
semisal letak paru-paru di rongga perut.

2.3. Mekanisme Pertukaran Udara (Fisiologi Pernafasan)


7

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan
melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan
mulut pada waktu bernafas, oksigen dipungut melalui hidung dan mulutpada waktu
bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat
berhubungan erat dengan darah didalam kapiler pulmonaris.

Hanya satu lapis membrane,yaitu membrane alveoli-kapiler, yang memisahkan


oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin
sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua
bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan
pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. Didalam paru-paru,
karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolism, menembus membran alveolar-
kapiler dari kepiler darah ke alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea,
dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan


eksterna:

1. Ventilasi Pulmoner, atau gerak pernafsan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat
dapat mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih
mudah berdifusi daripada oksigen

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah
dating di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2, jumlah
CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah.
Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernafasan.. Penambahan ventilsai ini mengeluarkan CO2 dan memungut
lebih banyak O2.

Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas, terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Pernapasan Luar (Eksternal)


8

Pernapasan luar merupakan pertukaran gas O 2 dan CO 2 yang terjadi antara udara
dan darah di dalam paru-paru. CO 2 meninggalkan darah dan O 2 berikut. masuk ke
dalam darah melalui proses difusi. Reaksinya sebagai Hb + O 2 HbO 2 6.

2. Pernapasan Dalam (Internal)

Pernapasan dalam merupakan pertukaran gas di dalam jaringan tubuh.di sini oksigen
mninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan
tubuh.reaksinya sebagai berikut. HbO 2 Hb + O 2.

 Mekanisme Pernapasan Perut dan Dada

a. Pernapasan Dada

Pada proses ini terjadi kontraksi otot interkosta eksternal (otot antartulang rusuk)
yang menarik tulang rusuk ke atas dan ke arah luar sehingga rongga dada membesar.
Meningkatnya volume rongga dada menyebabkan rongga pau-paru membesar
sehingga tekanan udara di paru-paru menurun dan lebih rendah daripada tekanan
udara di atmosfer dan udara akan bergerak masuk ke dalam paru-paru sampai
tekanannya sama. Proses ini disebut inspirasi. Bila otot antar rusuk berelaksasi
(mengendur), tulang rusuk turun kembali dan rongga dada kembali mengecil diikuti
mengecilnya rongga paru-paru yang menyebabkan tekanan udaranya naik. Dengan
demikian udara akan bergrak ke luar dari paru-paru. Proses ini disebut ekspirasi.
Proses inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan dada tersebut ditulis sebagai berikut:
Inspirasi: otot antartulang rusuk kontraksi tulang rusuk terangkat volume rongga dada
membesar tekanan rongga dada menurun udara masuk ke paru-paru. Ekspiresi: otot
antartulang rusuk relaksasi tulang rusuk turun volume rongga dada mengecil tekanan
rongga dada meningkat udara keluar dari paru-paru.

b. Pernapasan Perut

Pernapasan Perut Bila otot diafragma berkontraksi maka rongga dada akan membesar
sehingga volume rongga paru-paru juga membesar dan tekanannya menurun. Udara
dari atmosfer akan masuk ke dalam paru-paru (inspirasi). Bila otot-otot diafragma
mengendur, rongga dada kembali ke ukuran semula (mengecil).demikian pula rongga
paru-paru mengecil sehingga tekanan udaranya naik. Udara akan terdorong ke luar
dari paru-paru (ekspirasi). Proses inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan perut ditulis
sebagai berikut: Inspirasi: diafragma kontraksi volume rongga dada membesar
tekanan rongga dada menurun udara masuk ke paru-paru. Ekspirasi: diafragma
9

relaksasi volume rongga dada menurun tekanan rongga dada meningkat udara keluar
dari paru-paru.

 Volume Paru-paru

Untuk mengetahui volume udara paru-paru digunakan alat respirometer. Volume


udara di dalam paru-paru ada empat macam, yaitu:

1. Volume Tidal (VT), yaitu volume udara yang ke luar masuk paru-paru pada
saat pernapasan biasa.
2. Volume Residu (VR), yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam paru-
paru ekspirasi maksimum.
3. Volume Cadangan Inspirasi (VCI), yaitu volume udara maksimal yang masih
dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi normal.
4. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE), yaitu udara yang masih dapat
dikeluarkan setelah ekspirasi normal. Volume (daya tampung/kapasitas) total
paru-paru ±6 liter.volume total paru-paru adalah jumlah dari udara
pernapasan, udara komplementer, udara suplementer, dan udara residu.

 Kapasitas Paru-paru

Kombinasi dua atau lebih volume dalam paru-paru yang digunakan untuk
menjelaskan keberadaan udara dalam paru-paru disebut kapasitas paru-paru yaitu:

1. Udara pernapasan (udara tidal) adalah udara yang keluar masuk paruparu pada
saat pernapasan biasa. Volume ±0,5 liter.
2. Udara komplementer adalah udara yang masih dapat masuk ke paru-paru
setelah inspirasi biasa. Volume udara komplementer ±3,1 liter.
3. Udara suplementer adalah udara yang masih dapat dikeluarkan dari paruparu
setelah ekspirasi biasa. Volume udara suplementer ±1,2 liter.
4. Udara residu adalah udara yang tetap tinggal di paru-paru setelah ekspirasi
maksimum. Volumenya 1,2 liter.

Kapasitas vital paru-paru adalah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-
paru dan dimasukkan ke paru-paru, volumenya 4,8 liter. Kapasitas vital paru-paru
adalah jumlah dari udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer.
Kapasitas paru-paru yang kita ketahui ada empat macam disertai rumus untuk
menghitungnya, yaitu:
10

1. Kapasitas Inspirasi (KI) Kapasitas Inspirasi yaitu jumlah udara yang dapat
memasuki paru-paru, mulai dari ekspirasi normal dan kemudian udara masuk
ke dalam paruparu secara maksimal. KI= VCI + VT
2. Kapasitas Residu Fungsional (KRF) Kapasitas Residu Fungsional yaitu
jumlah udara yang tersisa pada paruparu pada akhir ekspirasi normal. KRF=
VCE +VR 10
3. Kapasitas Vital (KV) Kapasitas Vital yaitu jumlah udara maksimal yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru setelah kita menarik napas sekuat tenaga. KV=
VCI + VT + VCE
4. Kapasitas Total (KT) Kapasitas Total yaitu volume udara maksimum yang
dapat mengisi paruparu. KT= KV +VR G.

2.4.Gangguan pada Sistem Pernapasan

Beberapa gangguan pada system pernapasan yang umum antara lain:

1. Asfiksi adalah ganguan pengangkutan oksigen ke sel jaringan tubuh.


Penyebabnya diantaranya karena penyumbatan saluran pernapasan oleh
kelenjar limfa, terisinya alceolus oleh air sehingga oksigen sulit berdifusi,,
terisinya alveolus oleh cairan limfa karena penyakit pneumonia.
2. Asidosis Disebabkan karena turunnya ph. Darah sebagai akibat naiknya kadar
H 2 CO 3 dan HCO 3 karena gangguan dalam pengangkutan CO 2. Biasanya
terjadi pada penderita pneumonia.
3. Asma Gangguan sistem pernapasan yang disebabkan reaksi alergi atau
emosional. Asma bronkial disebabkan konstriksi otot-otot polos pada dinding
bronki dan bronkiolus dengan sekresi lendir berlebihan tetapi konstraksi
alveoli tidak cukup sehingga penderita tidak dapat mengeluarkan udara secara
normal.
4. Bronkitis Berupa peradangan pada selaput lendirdari saluran bronkial.
5. Difteri Merupakan infeksi pada saluran pernafasan bagian atas yang
disebabkan oleh Corynebacterium dipherial.
6. Emfisema Emfisema adalah penyakit pernapasan karena susunan dan fungsi
alveolus yang abnormal.
7. Faringitis Yaitu radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri
pada waktu menelan makanan ataupun keronggkongan terasa kering.
8. Influenza Gangguan sistem pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza.
11

9. Kanker paru-paru Gangguan sistem pernapasan terutama disebabkan oleh


asap rokok dan dampaknya disebabkan juga oleh lingkungan yang buruk.
Asap rokok mengandung za-zat yang dapat mengganggu sistem pernapasan
lainnya dan organ tubuh lainnya, antara lain karbon monoksida, karbon
dioksida, hidrogen sianida, amonia, nitrogen oksida, senyawa hidrokarbon,
tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
10. Laringitis Gangguan pernapasan yang disebabkan infeksi lokal pada laring
dan dapat menyebabkan gangguan pada pita suara sehingga tidak dapat
berbicara normal. 11. Pneumonia Yaitu keadaan dimana alveoli terisi cairan.
Biasanya disebabkan oleh zat kimia, bakteri, virus, protozoa, atau jamur.
11. Rinitis Yaitu gangguan pernapasan yang disebabkan oleh sejenis virus yang
menyebabkan sekresi lendir berlebihan disertai pembengkakan membrane
hidung dan faring.
12. Sinusitis Merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidup atau
sinus paranasalis.
13. Tuberculosis (TBC) Yakni paru-paru mengalami kerusakan yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Di dalam sistem pernapasan oksigen merupakan hal utama yang dibutuhkan dan
berdasar kepada kebutuhan oksigen. Pernapasan seluler dibagi menjadi pernapasan
aerob dan anaerob. Secara garis besar pernapasan merupakan pemecah glukosa
dengan bantuan-bantuan enzim untuk menghasilkan energi. Pernapasan pada manusia
menggunakan paru-paru. Jalur pernapasan manusia adalah sebagai berikut : 1.
Rongga hidung 2. Faring 3. Laring 4. Trakea 5. Bronkus 6. Bronkiolus 7. Aveolus 8.
Paru-paru Pertukaran/difusi O2 dan CO2 Setiap organ pernapasan tersebut bekerja
sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam mensirkulasikan udara masuk dan
keluar dari tubuh sehingga melengkapi proses-proses sistem yang bekerja dalam
tubuh manusia ketika beraktivitas maupun beristirahat. Manusia menghirup oksigen
yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel untuk menghasilkan
energi, mengoksidasi glukosa, yang menghasilkan karbon dioksida, air, dan sejumlah
energi. Pengolahan sirkulasi udara pada manusia terjadi di dalam paru-paru yang
memiliki kapasitas untuk menampung udara yang masuk maupun keluar sesuai
dengan kondisi atau kegiatan yang sedang dilakukan tubuh kita. pada paru-paru
terjadi pada dibagian alveolus. Pernapasan melibatkan 2 proses yaitu menarik nafas
12

(inspirasi) dan mengeluarkan nafas (ekspirasi) berdasarkan organ-organ yang terlibat.


Pernapasan dibagi menjadi 2 yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. elain itu,
ada yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan pernapasan kita terutama paru-
paru. Banyak gangguan pada sistem pernapasan antara lain rinitis, laringitis,
faringitis, bronkitis, pleuritis, sinusitis, difteri, emfisema, asfiksi, asidosis, influenza,
asma, pneumonia, tuberculosis (TBC), kanker paru-paru.

3.2. Saran

Kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan yang memberikan kita sistem pernapasan
dalam tubuh kita sehingga dapat bernapas, mengoptimalkan kinerja seluruh organ
tubuh, serta dapat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Perlu kita menjaga
kesehatan organ pernapasan kita agar tidak terkena penyakit sistem pernapasan
seperti yang tersebut dalam pembahasan dan dampaknya kedepan. Kita perlu menjaga
lingkungan disekitar kita agar kita dapat menghirup oksigen yang bersih dan bebas
dari penyakit. Hindari penggunaan rokok karena dapat menyebabkan kanker paru-
paru.

3.3. Daftar Pustaka

http://biologilma.blogspot.com/2011/02/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html
http://handikap60.blogspot.com/2012/11/sistem-pernapasan-pada-manusia.html
Aryulina, Dyah, dkk. 2004.

Biokimia respirasi. Yogyakarta: Nuha Medika Somantri, Iman, 2009.

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta:


Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai