Anda di halaman 1dari 7

NASKAH ROLEPLAY

EARLY WARNING SYSTEM(EWS) CODE GREEN

Disusun oleh kelompok 1:


1. Meranti
2. Rara Martina
3. Sherly Anggraini
4. Novi Tranto
5. Ghina Cantika

Dosen Pengampuh:

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melinpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan naskah roleplay guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Manajemen Patient Safety dengan judul: Naskah Roleplay Early Warning
System(EWS).

Kami menyadari bahwa dalam penulisan naskah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus membantu doa, saran dan kritik sehingga naskah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga naskah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan pendidikan.

Bengkulu, April 22

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................................
BAB II. NASKAH ROLEPLAY
1. Gambaran Kasus...................................................................................................
2. Naskah ..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Early warning system (EWS) adalah panduan yang digunakan oleh petugaslayanan
kesehatan untuk menentukan secara cepat derajat penyakit atau kondisi actual dari pasien. EWS
berdasarkan atas tanda-tanda vital utama yaitu  Respiratory rate, saturasi oksigen, temperatur,
tekanan darah, denyu tnadi, dan respon pasien ( Alert, verbal, pain, unresponsive). Penerapan
EWS ini didasari oleh keinginan untuk bias mengenali tanda-tanda penurunan kondisi pasien
secara lebih cepat di ruang perawatan yang tidak mempunyai sistem observasi secara ketat.
Pemberian score pada (EWS) sangat penting dalam penilaian dan tingkat penyakit akut
dan membantu intervensi yang lebih tepat pada pasien, dan penilaian EWS ini tidak dilakukan
untuk pasien anak-anak atau pasien kandungan, karena kedua kelompok tersebut memiliki
parameter fisologis yang berbeda dengan pasien dewasa (National Clinical Effectiveness
Committee, 2013). Dalam pengamatan, EWS menampilkan score yang dapat dilihat dari satu set
pengamatan lengkap yang digunakan sebelum pasien di pindahkan ke ruang perawat yang lain,
pemeriksaan diagnostic atau procedure intasive. Hasil pengukuran tersebut harus dipantau,
diukur dan dievaluasi kembali oleh tim medis salah satunya perawat yang bertanggungjawab atas
pasien tersebut (Natinal Health Service Foundation Trust, 2013).
BAB II
NASKAH ROLEPLAY

1. Gambaran kasus
Di rumah sakit kota Bengkulu tepatnya RS M. Yunus diruang mawar kamar no 5 terdapat
pasien bernama Tn. NT yang sejak dua hari yang lalu dirawat karena luka pada ekstremitas
bawah akibat jatuh dari pohon mangga. Saat perawat datang ke kamar pasien, pasien lagi makan
disuapi oleh istrinya pada pagi ini perawat yang berjaga akan melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital rutin harian.

2. Naskah
a. Fase pra interaksi
Perawat 1:“Selamat pagi sus” (perawat 1 menghamipiri perawat 2 yang baru datang
untuk dinas shift pagi)
Perawat 2: “Pagi juga sus” (jawab perawat 2 sambil tersenyum)

Perawat 1: Nanti diruang mawar kamar 5 ada pasien yang dirawat karena luka pada
ekstremitas bawah, nanti tolong suster cek TTV nya ya

Perawat 2 : “Iya baik sus, saya akan melihat dulu buku catatannya ya”

Perawat 2 membaca buku catatan pasien Tn. NT serta menyiapkan alat-alat yang
diperlukan saat melakukan pemeriksaan. Perawat sudah membaca data pasien dan sudah
mempersiapkan diri untuk bertemu pasien.

b. Fase orentasi
Perawat : ‘’Selamat pagi, Bapak. Bagaimana keadaan bapak pagi ini? apakah lukanya
masih terasa nyeri pak?’’
Pasien : ‘’Alhamdulillah sudah mendingan, Sus.”
Perawat : ‘’Baik bapak Perkenalkan saya suster ( ) yang bertugas pagi hari ini. bisa
bapak sebutkan nama dan tanggal lahirnya, Pak?
Pasien : ‘’Nama saya Novi Trianto lahir 11 november 1982.”
Perawat : ‘’Baik, saya cek dulu gelang tangannya, ya, Pak. (Memeriksa gelang tangan
pasien) Baik benar dengan bapak Novi, ya. Sekarang saya akan memeriksa
tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu bapak. Kira-kira butuh waktu
sekitar 15 menit, dan pemeriksaannya akan dilakukan di sini saja, apakah
bapak bersedia?’’
Pasien : ‘’Bersedia, Sus.’’

c. Fase Kerja
Perawat : ‘’Baik kalau begitu saya siapkan dulu alatnya, Pak.’’
Pasien : ‘’Baik, Sus.’’
(Perawat mencuci tangan 6 langkah dan menyaipkan alat).
Perawat : “Baik bapak sebelum saya melakukan pemeriksaan suhu tubuh saya akan
membersihkan bagian ketiak bapak terlebih dahulu, apakah mau dibantu oleh
istrinya atau bapak bisa sendiri ?”
Pasien : “Biar istri saya saja sus”
Pasien : baik ibu ini kapas pembersihnya ya (perawat memberikan kapas pembersih)
Istri pasien: “iya sus”

(istri pasien membersihkan ketiak pasien, setelah pasien dibersihkan ketiak nya
perawat memberikan termometer untuk mengukur suhu tubuh pasien)

Perawat : ‘’Permisi ya, Pak. Termometernya bisa bapak taruh di ketiak, tangannya
ditaruh di atas dada, bapak”
Pasien : “Baik sus”
Perawat : “Selanjutnya saya akan mengukur tekanan darah bapak ya, nanti pada saat
saya melakukannya bapak diam terlebih dahulu ya supaya suara yang saya
dengar tidak salah.”
Pasien : “Iya sus”
(Setelah selesai memeriksa tekanan darah dan suhu, didapatkan bahwa
suhu pasien 36 derajat celcius dan tekanan darah pasien 120/90 mmhg)

Perawat : ‘’Sekarang saya periksa denyut nadi bapak, permisi ya, Pak.

(Saat setelah menghitung denyut nadi, perawat melanjutkan menghitung


frekuensi napas pasien tanpa memberi tahu pasien. Didapatkan denyut nadi
pasien 78 kali/menit dan frekuensi napas pasien adalah 16 kali/menit).

d. Fase Terminasi
(perawat mendokumentasikan hasil pemeriksaan)
Perawat : ‘’Baik bapak pemeriksaannya sudah selesai. Alhamdulillah semuanya baik-
baik saja, Pak. Ada yang ingin bapak / ibu tanyakan sebelumnya?’’
Istri pasien: ‘’Saya mau bertanya sus, kira-kira kapan ya suami saya pulang nya”
Perawat : “Nanti saya tanya sama dokter terlebih dahulu ya ibu”
Istri pasien: “ Iya sus”
Perawat : “baiklah apa masih ada yang ingin ditanyakan lagi ibu?”
Istri pasien: “tidak ada sus”
Perawat : ‘’Baiklah kalau tidak ada, bu. Saya permisi dulu, nanti saya ke sini lagi
untuk mengantarkan makanan dan obat bapak, ya, pak. Sebelum itu kalau
bapak butuh bantuan bisa pencet bel di samping tempat tidur Bapak atau bisa
meminta bantuan dengan ibu memanggil saya diruang perawat. Permisi,
Pak/bu.’’

Anda mungkin juga menyukai