Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA PRAKTIK KOMUNIKASI

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA SITUASI EMOSI YANG SULIT

Instruksi umum: Kerjakan lembar ini dengan kelompok Anda. Kumpulkan softcopy di
UVC kemudian cetak dan bawa ke laboratorium pada jadwal praktikum.

 FASE PRAINTERAKSI
Uraikanlah apa yang perlu dilakukan oleh seorang perawat pada fase prainteraksi
untuk mempersiapkan komunikasi terapeutik pada situasi yang sulit (maksimal 200
kata)

 Menelaah/ mengecek kembali data pasien yang telah tersedia seperti Nama,
tanggal lahir, jenis kelamin, dan lain-lain
 Menentukan rencana pertemuan dengan pasien/ kontrak waktu dengan pasien
untuk menjalani fase orientasi, fase kerja, dan fase terminasi
 Menetapkan rencana pelaksanaan yang dibutuhkan pasien dengan komunikasi
terapeutik yang mudah dimengerti oleh pasien
 Mencari tahu kekuatan dan kelemahan diri sebagai perawat dan menentukan
batasan-batasan tertentu untuk menuju fase berikutnya yaitu fase orientasi,
fase kerja, dan fase terminasi berhubungan dengan persiapan mental
 Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan perawat untuk melaksanakan
tindakan

 FASE ORIENTASI, KERJA, DAN TERMINASI


Tuliskan skenario dialog pada fase orientasi, kerja, dan terminasi dan cantumkan
komunikasi non-verbal yang digunakan pada dialog di dalam kurung ( )

Perawat: (Mencuci tangan, mengetuk pintu, kemudian masuk) “selamat pagi ibu, pagi
adik”

Pendamping: “Selamat pagi sus”

Perawat: “Perkenalkan Bu, dik nama saya suster Kartika Anjani. Ibu dan adik bisa
panggil saya suster Tika, hari ini saya akan merawat putri ibu dari pukul 07.00-02.00
siang nanti, bolehkah saya melihat gelang identitas adik untuk mencocokan dengan
data kami?”(dengan tangan diarahkan didekat gelang identitas pasien)

Pendamping: ”Boleh sus”


Perawat: ”Baik, sebentar ya dik” (Menyentuh dengan lembut lengan pasien, melihat
gelang identitas pasien dan mencocokan dengan dokumen pasien) ”bisa sebutkan
nama lengkap dan tanggal lahir adik?”

Pasien: ”Nama Angel veronica desy tanggal lahir 19 november 2012”

Perawat: ”Siap. Sudah sesuai ya adik. (mengarahkan kontak mata ke pasien kemudian
pendamping tersenyum) Boleh saya tau nama panggilan akrab putri ibu?

Pendamping: ”Biasanya di rumah kami panggil dia, Ade Angel sus. Kebetulan putri
saya ini anak bungsu. Sudah punya kakak usia 17 tahun. Jadi kami sering panggil dia
ade Angel. Dia juga senang dipanggil begitu.”

Perawat: ”Baik. Kalau ibu bagaimana? Sebaiknya saya panggil apa?”

Pendamping: ”Panggil saya, bu intan saja sus”

Perawat: ”Baik (mengarahkan pandangan ke pasien yang berada dalam keadaan


pucat, menunjukkan ekspesi empati dan memeriksa perban pada kaki pasien). Hai ade
angel. Ini suster Tika. Apa kabarnya de? Bagaimana kondisinya kak pagi ini?”
Pendamping: ”Ayo de Angel, gimana nak masih sakit?” (tersenyum)

Pasien: ”Perih sus”

Perawat: (Menunjukkan ekpresi wajah empati) sepertinya masih lemas ya bu dan


masih terasa perih ya de. Bagaimana tidurnya tadi malam de?

Pasien: ”Tadi malam tidurnya kurang nyenyak sus, masih suka kebangun-bangun sus”

Perawat: ”Oh jadi de Angel tadi malam tidurnya kurang nyenyak dan sering
terbangun mungkin karena ade takut lukanya tersentuh ya kak”

Pasien: ”Iya sus”

Perawat: ”Bagaimana makannya Ade pagi ini bu?”

Pendamping:”Syukurlah dia bisa makan sus. Makanannya habis. Dari kemarin


makannya juga habis”

Perawat: ”Syukurlah bagus bu. Kita sama-sama berdoa untuk kesembuhan putri ibu
ya. Baik bu saya akan coba periksa dan menggantikan perban untuk melihat
perkembangannya ya bu, de. Pemeriksaan ini dilaksanakan sekitar 10-15 menit dan
akan dilakukan sembari putri ibu berbaring di sini, apakah ibu dan ade bersedia”

Pendamping:”Baik silahkan sus”

Perawat:”Sebelumnya apakah kakak sudah pernah melakukan penggantian perban?”

Pasien: ”Sudah sus”

Perawat: ”Baik jika ade Angel sudah pernah melakukannya, saya mulai ya ade”
Pasien: (Mengangguk)

Perawat: (Melihat Perban) ”Izin ya de sus membuka perbannya” (Melihat keadaan


luka pasien dan mengganti perban) ”Bu, ade perbannya sudah saya ganti. Baik ibu
dari pemeriksaan yang telah saya lakukan terhadap luka pada kaki anak ibu. Ternyata
lukanya semakin memburuk, jika tidak kunjung membaik akan mengakibatkan
amputasi”

Pendamping: (wajah tegang dan panik) ”Apakah tidak ada cara lain sus?”

Perawat: ”Jika putri ibu bisa mengikuti semua perintah dari kami, kemungkinan akan
sembuh jika tidak mengikutinya maka akan semakin memburuk dan akan
mengakibatkan amputasi”

Pendamping:(Tampak khawatir)

Perawat: ”Sepertinya ibu terlihat sangat cemas ya”

Pendamping: ”Iya sus diusianya yang sangat muda akan kehilangan kakinya”

Pasien: (Menangis) ”Mama aku tidak mau kehilangan kakiku, nanti aku tidak bisa
bemain bersama teman-teman lagi”

Pendamping: ”Iya nak mama tau, makanya kamu harus nurut semua yang dikatakan
oleh suster”

Pasien: ”Iya ma”

Perawat: ”Jika saya perhatikan kembali apa yang telah ibu lakukan untuk anak ibu,
ibu sangat luar biasa. Saya sangat tekesan. Ibu selalu memberikan yang tebaik dan
merawat anak ibu dengan penuh perhatian.

Pendamping: ”Saya takut sus karena karena dia anak perempuan saya satu-satunya”

Perawat: ” Saya akan terus mendukung ibu apapun yang terjadi kedepannya kita akan
sama-sama lakukan yang terbaik untuk anak ibu”

Pendamping: ”Baik sus terima kasih atas dukungannya”

Perawat: ”Apakah ada yang ibu ingin bagikan kepada saya mengenai kekhawatiran
ibu terhadap putri ibu”

Pendamping: ”Belum ada sus, tapi saya berharap semoga anak saya bisa sembuh
kembali dan melakukan aktivitasnya kembali”

Perawat: ”Baik bu kita sama-sama berdoa saja ya bu, semoga anak ibu cepat sembuh.
Baik ibu secara garis besar kondisi lukanya semakin memburuk kita harus memonitor
terus perkembangan luka tersebut. Nanti saya akan kembali lagi ya bu dengan dokter
untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai tindakan terhadap anak ibu. Apakah ada
yang ingin ibu tanyakan?”

Pendamping: ” Belum ada sus. Terima kasih banyak suster”

Perawat: ”Dengan senang hati, bu(tersenyum) ade Angel, suster tinggal dulu ya. Nanti
suster kesini lagi. Oke?”

Pasien: ”Iya suster”

Perawat: ”Iya(Tersenyum). Ibu, nanti kalau ada sesuatu yang perlu memanggil kami
dengan tombol disamping tempat tidur ya. Saya pamit dulu, selamat istirahat. (keluar,
mencuci tangan)

Kolom boleh diperlebar

Anda mungkin juga menyukai