Anda di halaman 1dari 4

ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN DI ICU

Suatu hari di RS Mitra Medika Bondowoso pada tanggal 24 Februari


2024 di Ruang ICU terdapat 1 orang pasien yang tiba-tiba mengalami
gagal napas. Pasien Tn. B usia 32 Tahun dengan keluhan sesak napas
semakin berat sehingga sulit berbicara, lemas, gelisah, kulit pucat dan
berkeringat. Istri pasien berteriak histeris memanggil perawat karena
kondisi suaminya.

(Di bed pasien)

Istri Pasien : “Suster…. Suster…. Tolong sus…..”

Perawat : (segera datang menghampiri pasien)

“iya ibu ada yang bisa dibantu?”

Istri Pasien : “suami saya gimana ini sus, semakin gelisah, barusan mau
sy dulang dia tidak mau”

Perawat : “baik ibu sy cek dulu”

(perawat melakukan pemeriksaan)

Istri Pasien : “Gimana sus? Ya Allah kenapa suami saya sus? Tolong Sus”

Perawat : “bu, mohon ibu tenang dulu, sy sudah melakukan


pemeriksaan pada bapak dan sy akan segera melaporkannya
pada dokter. Ibu yang sabar ya kami akan berusaha
semaksimal mungkin ibu bantu do’a ya semoga bapak segera
diberi kesembuhan”

(perawat menenangkan istri pasien yang menangis kemudian


melaporkan kondisi pasien pada DPJP via telfon dengan teknik
komunikasi efektif SBAR)
Dokter menyimpulkan terjadi gagal napas pada pasien dan
mengintruksikan perawat untuk segera menyiapkan peralatan
pemasangan ventilator. Pasien akan segera dilakukan pemasangan alat
bantu napas ventilator

(Di ruang edukasi)

Dokter : “assalamu’alaikum, selamat siang ibu perkenalkan saya dr.


Baitus, saya dokter spesialis anestesi disini, maksud saya
memanggil ibu saya akan menjelaskan kondisi bapak B dan
rencana tindakan yang akan kami lakukan, ini hanya
membutuhkan waktu sekitar 5 menit saja apa ibu bersedia?

Istri Pasien :” iya dok bagaimana dok suami saya? Tidak kenapa-kenapa
kan dok?”

Dokter : (menjelaskan kondisi pasien dan rencana pemasangan


ventilator)

Istri Pasien : (kaget dan menangis)

Dokter : “bu, ibu mohon tenang ya, dalam kondisi saat ini, bapak
memerlukan dukungan dari keluarga khususnya ibu sebagai
istri, ibu harus kuat demi kesembuhan bapak ya, kami
semua disini pasti melakukan yang terbaik untuk pasien-
pasien kami. Ibu bantu doa ya bu

Istri Pasien : “iya dokter terimakasih banyak ya dok”

Dokter : “bu kami akan segera melakukan pemasangan alat bantu


napas untuk bapak, jika ibu berkenan saya minta TTD ibu di
lembar ini”

Istri Pasien : “baik dokter saya mohon lakukan apapun untuk


kesembuhan suami sy ya dok (menandatangani lembar
informed consent)
Istri pasien diminta menunggu di luar kemudian dokter dan perawat
melakukan pemasangan ventilator kepada pasien dengan tetap
berkomunikasi efektif, memperkenalkan nama dan memberi semangat
pada pasien

(Perawatan hari ke 2)

Perawat melakukan tindakan injeksi antibiotik pada pasien dengan


tetap berkomunikasi efektif, memperkenalkan nama dan memberi
semangat pada pasien

(Perawatan hari ke 7)

Kondisi pasien semakin membaik dan sudah boleh pindah di ruangan


perawatan biasa, pasien dengan k/u membaik, sudah bisa latihan lepas
pasang oksigen

Pasien : “saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dokter dan


perawat disini yang telah merawat saya dengan baik,
meskipun saya dalam keadaan setengah sadar waktu itu, tapi
sy selalu diajak bicara dan diberi motivasi, semoga Allah
membalas segala kebaikan kalian semua, terimakasih banyak
sekali lagi”

Perawat :” iya bapak Alhamdulillah masa kritis bapak sudah lewat,


semoga bapak segera sehat dan beraktivitas kembali seperti
sediakala, tetap semangat ya pak, senang bisa melayani bapak
disini”

Istri Pasien :”saya juga terimakasih ya sus maaf jika banyak merepotkan
atas sikap saya kemarin”

Perawat :”oh tidak apa-apa ibu sy memahami kondisi ibu saat itu”
-The End-

Anda mungkin juga menyukai