Anda di halaman 1dari 5

ROLE PLAY MENYAMPAIKAN BERITA BURUK PADA PASIEN DENGAN

PENYEKIT PALIATIF

Identitas Klien
Nama : Tn. Y
Umur : 53 tahun
Agama : Islam
Diagnosa : Jantung koroner

Pada suatu hari, di sebuah ruangan anggrek terlihat seseorang yang sedang berbaring
terkulai lemah tak berdaya. Dia adalah seorang pasien penderita jantung koroner
yang sudah mendapat vonis dari dokter bahwa umurnya sudah tinggal tujuh hari.

Suster : “Selamat pagi pak. Saya perawat pagi ini nama saya (…..). Hari ini
saya akan merawat bapak dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00 siang.
bagaimana tidurnya semalam? Bisa tidur tidak?”
Pasien : “pagi sus, semalam saya kurang tidur sus, saya merasa cemas”
Suster : “apakah ada kelurga bapak yang menemani sekarang?”
Pasien : “iya, ada sus disini ada istri dan anak saya”
Perawat : “apa ada hal lain yang bapak rasakan atau terkait penyakitnya pak?”
Pasien : “maaf sus, sebenernya saya ada kemungkinan untuk sembuh atau tidak,
soalnya satu pekan kemarin, saya merasa selalu dibuntuti oleh orang
berjubah hitam sus, itulah yang membuat saya susah tidur”.
Suster :“maaf pak, masalah diagnose penyakit bapak, akan langsung
disampaikan oleh dokter ya pak, sekarang bapak rajin berdo’a dan
beribadah saja, serahkan semua pada Tuhan, baik dan buruk hasil nanti
sudah ada yang mengatur”.
Pasien : “iya sus, terimakasih”.

(Disaat suster dengan pasien sedang berkomunikasi, datanglah dokter)

Dokter : “selamat pagi pak, bagaimana perkembangan kesehatan bapak, apakah


merasa sudah membaik?”
Pasien : “alhamdulilah sudah tidak terlalu lemas seperti kemarin dok, cuma akhir-
akhir ini saya selalu merasakan kecemasan dok, apakah itu efek obat?”
Dokter : ”kalau begitu bapak tidak usah khawatir, kami akan melakukan
semaksimal mungkin untuk kesembuhan bapak”.

(Disisi lain, setelah dari ruangan pasien)

Dokter : “sus, saya ingin berbicara dengan keluarga pasien”.


Suster ; “baik dok, saya akan panggilkan”

(Susterpun segera memanggil salah satu keluarga pasien)

Suster : “keluarga dari bapak Y “


Ibu : “iya sus, saya istrinya”
Suster : “ibu bisa keruangan ruangan perawat (nurse stastion) sebentar bu,
karena ada hal yang ingin dokter sampaikan mengenai perkembangan
kesehatan bapak”
Ibu : “iya sus, makasih”

(Dengan muka harap-harap cemas, ibu… pun segera menuju ruangan dokter)

Ibu : “assalamualaikum”
Dokter : “waalaikumsalam, silahkan duduk bu”
Ibu : ”dokter memanggil saya.?”
Dokter : “iya bu, saya akan menyampaikan hasil diagnose penyakit suami ibu.
Penyakit suami ibu sekarang sudah terlalu kronis, kami sudah melakukan
semua dengan semaksimal mungkin, tapi semua itu sudah menjadi
kehendak yang Maha Kuasa. Harapan hidupnya sudah sangat kecil. Tapi
kami akan selalu memantau perkembangan suami ibu, agar suami ibu
tidak cemas menghadapi ini semua”
Ibu : “astaghfirullah…tolong dok, lakukan yang terbaik untuk suami saya,
berapapun biayanya”. (sambil memohon kepada dokter)
Dokter : “ saya tahu, ini memang berat untuk ibu dan keluarga, tapi ini diluar
kuasa kami. Saya harap ibu dan keluarga bisa menerima kenyataan ini.
Saya harap ibu bisa mendampingi suami ibu, agar di hari-hari
terakhirnya suami ibu tidak merasa kesepian”.
Ibu : "iya dok, kalau begitu saya permisi dok"
Dokter : "iya, silahkan Bu"

Ibu pun keluar sambil menangis sejadi-jadinya. Anak-anaknya pun segera


menghampiri ibunya dan berteriak setelah mendengar kabar tersebut.

Anak : “mah, gimana kata dokter ?”


Ibu : (hanya bisa menangis tersedu-sedu)
Anak : (seolah bisa mengartikan tangisan ibunya anak pun ikut menangis).
Ibu : “yang sabar yah nak, kita harus siap dengan kenyataan ini”.
Anak : “maksud ibu apa?..aku makin gak ngerti”.
Ibu : “penyakit bapak kamu sudah tidak bisa disembuhkan lagi, dan harapan
hidupnya kecil”.
Anak : (semakin histeris).

Suster pun tiba menghampiri keluraga pasien untuk memberi semangat dan
dukungan.

Suster : “ibu yang sabar yah, tenangkan diri ibu. Serahkan semua ini pada
Allah, karena kita semua pasti akan kembali pada-Nya”.
Ibu : “kenapa ini terjadi pada keluarga saya?”
Suster : “Allah memberikan cobaan pada setiap makhluknya, dan setiap
manusia diberikan cobaan yang berbeda. Pasti dibalik ini semua akan ada
hikmah untuk keluarga ibu, ibu harus bisa mengikhlaskan semua ini”.
Ibu : “baik sus, saya akan berusaha untuk menerima semua ini, dan
mengikhlaskan semuanya, bantu saya untuk menyampaikan berita ini
kepada suami saya yah sus”.
Suster : “iya bu, berita ini akan disampaikan oleh dokter, dan tolong hubungi
keluarga jauh ibu, agar di hari terakhir semua keluarga bisa hadir”.
Ibu : “baik sus, terima kasih atas sarannya”.
Suster : “iya sama-sama ibu, itu sudah menjadi tugas saya.”
Sore harinya dokter bersama perawat kembali ke kamar pasien untuk
memeberitahu kondisi kesehatan pasien secara lagsung kepada pasien.

Dokter : “sore pak?


Pasien : “iya sore dok”.
Dokter : “saya akan menyampaikan hasil diagnose penyakit bapak, saya harap
bapak bisa menerima dan mengikhlaskan semuanya”.
Pasien : “memang apa yang terjadi dengan penyakit saya dok?”
Dokter : “berdasarkan pemeriksaan bahwa penyakit bapak sudah tidak bisa
disembuhkan lagi dan umur bapak sudah tidak lama lagi”.
Pasien : (pasien terkaget dan kemudian teriak)..”tidak mungkin dok, saya masih
ingin hidup, dan saya masih punya keluarga yang membutuhkan saya.”
Suster : “bapak sabar yah, bapak pasti kuat dan bapak harus bisa melewati
semuanya, percayakan semuanya pada yang maha kuasa”.
Pasien : “ dok, apakah ada alternatif lain agar penyakit yang saya derita
sembuh? saya mohon dok"
Dokter : (menghela nafas panjang, sambil menunduk) “ tim kami akan
melakukan yang terbaik untuk kesembuhan bapak, baiklah pak, saya
tinggal dulu kalau begitu, apabila bapak butuh bantuan, bapak bisa
langsung panggil saya, atau suster,
Suster : “ bapak istirahat ya “ (sambil merapikan pasien)

Setelah itu pasien pun beristirahat dengan didampingi istri dan anak-anaknya.
Keesokan harinya tepatnya pada Pukul 08.00 pagi timpun kembali memeriksa
kondisi pasien.

Suster : “ selamat pagi pak, bagaimana tidurnya semalem ?


Pasien : “ pagi sus, alhamdulillah nyenyak sus,
Suster : “ bagaimana keadaan bapak sekarang ?
Pasien : “ baik sus”
Suster : “baiklah pak, sekarang saatnya sarapan, apakah bapak ingin dibantu
atau melakukannya sendiri ? “
Pasien : “biar keluarga saya saja sus yang membantu”.
Suster : “Baik pak.. kalau begitu saya tinggal yaa..”

Pasien pun sarapan dengan dibantu keluarganya, Sesudah sarapan pasien pun
beristirahat kembali. Tidak lama kemudian tiba-tiba pasien mengalami sesak
nafas

Ibu : “pak, bapak kenapa, ko tiba-tiba sesak nafas?”(ibu terlihat cemas)


Pasien : “bapak enggak tau bu, aduh bu.. tolong” (kesakitan)

Ibu pun langsung pergi keluar untuk memanggil suster dan tim kesehatan
lainnya sambil tergesa-gesa dan cemas.

Ibu : “ sus, tiba-tiba suami saya mengalami sesak nafas, tolong dia sus”
Suster : “ baik bu, kami akan segera kesana”

Suster dan tim kesehatan lainnya pun tiba

Ibu : “cepat sus, tolong suami saya.”


Suster : “iya bu, ibu berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa”

Tim kesehatan pun berusaha untuk membantu pasien bernafas, segala cara
telah dilakukan untuk menolong pasien akan tetapi tidak ada respon dari
pasien, satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah RGP.

Ibu : “sus, tolong selamatkan suami saya sus“ (ibu menangis tersedu)
Suster : “ibu yang tenang ya, sekarang ibu hanya bisa berharap kepada yang
maha kuasa dan terus berdoa.”
Ibu : “ baik sus”
Tidak lama kemudian, kondisi pasien semakin kritis dan tim kesehatan pun
tidak bisa memberikan pertolongan kepada pasien, mereka hanya bisa
membimbing dengan dua kalimat syahadat.

Anda mungkin juga menyukai