DIALOG:
Dokter: sarah
Perawat 1: yuli
Perawat 2: adinda
Pasien: puput
Keluarga: vira
Anak : sela
Scenario
Di RSUD Puri Husada ruang Dahlia terlihat seseorang yang sedang berbaring terkulai lemah tak
berdaya. Dia adalah seorang pasien penderita jantung koroner yang sudah mendapat vonis dari
dokter bahwa umurnya sudah tinggal tujuh hari.
Fase orientasi
Perawat 1: “Assalamualaikum, selamat pagi ibu, bagaimana tidurnya semalam,? Bisa tidur atau
tidak ?”
Pasien: “Waalaikumsalam, pagi juga ses, semalam saya kurang tidur ses, saya merasa cemas.”
Perawat 1: “Baik bu, saya perawat nama yang bertugas pagi hari ini. Disini saya mau mengganti
infus ibu agar tidak terjadi pembekakan, apakah ibu bersedia?”
Fase kerja
Disaat sedang melaksanakan tugasnya tiba-tiba pasien bertanya kepada perawat tentang
penyakitnya.
Pasien: “Maaf ses, sebenarnya saya ada kemungkinan untuk sembuh atau tidak, soalnya satu
pekan kemarin, saya merasa selalu dibuntuti oleh orang berjubah hitam, itulah yang membuat
saya susah tidur.”
Perawat 1 :” Maaf bu, untuk informasi lebih mendalam mengenai penyakit bapak nanti akan
disampaikan oleh kepala ruang sekarang ibu rajin berdo‟a dan beribadah saja, serahkan semua
pada Tuhan, baik dan buruk hasil nanti sudah ada yang mengatur bu”
Disaat perawat 1 sedang mengganti infuse pasien tersebut, datanglah dokter dan perawat 2
Dokter: “Assalamualaikum, selamat pagi ibu. Bagaimana perkembangan kesehatan ibu hari ini?
Apakah ibu merasa sudah membaik ?
Pasien: “Waalaikumsalam dok alhamdulilah sudah tidak terlalu lemas seperti kemarin dok, cuma
akhir-akhir ini saya selalu merasakan kecemasan yang berlebih, apakah itu efek obat ya dok ?”
Dokter: “Ibu tidak perlu khawatir, kami akan merawat semaksimal mungkin untuk kesembuhan
ibu.”
Dokter: “Sama sama bu, kalau begitu saya kembali ke ruangan sebentar ya bu”
Sembari keluar ruangan pasien, dokter pun meminta perawat 2 untuk memanggilkan keluarga
pasien.
Dokter: “Ses, saya ingin berbicara dengan keluarga pasien di ruangan, bisa tolong
dipanggilkan?”
Perawat 2: “ Ses, dokter ingin berbicara dengan keluarga pasien di ruangnya. Keluarga pasien
dimana ya? (kata perawat 2 pelan)
Perawat 2: Ibu diminta keruangan dokter, karena ada hal yang ingin dokter sampaikan kepada
ibu.”
Dengan wajah harap-harap cemas, keluarga pun segera masuk ke ruangan dokter.
Ibu Okti : “Iya dokter, saya saudaranya, kebetulan saya yang mendampingi ibu nama karena
suaminya sudah meninnga dok”
Dokter : “Baik ibu, saya akan membacakan hasil diagnose penyakit ibu pasien. Penyakit dari ibu
nama sekarang sudah terlalu kronis, kami sudah melakukan semua dengan semaksimal mungkin,
tapi semua itu sudah menjadi kehendak yang Maha Kuasa. Harapan hidupnya sudah sangat kecil.
Tapi kami akan selalu memantau perkembangan ibu nama, agar saudara ibu tidak cemas
menghadapi ini semua.”
keluarga: “Astaghfirullah...tolong dok, lakukan yang terbaik untuk saudara saya, berapapun
biayanya. (sambil cemas dan kemudian menangis)”
Dokter : Saya tahu, ini memang berat untuk ibu dan keluarga, tapi ini diluar kuasa kami. Saya
harap ibu dan keluarga bisa menerima kenyataan ini. Saya harap ibu bisa mendampingi pasien,
agar di hari-hari terakhirnya tidak merasa kesepian.
keluarga pun keluar sambil menangis sejadi-jadinya. Anaknya pasien pun segera menghampiri
tantenya dan berteriak setelah mendengar kabar tersebut.
Anak : (Seolah bisa mengartikan tangisan tantenya,, anak pun ikut menangis).
Keluarga : “Yang sabar yah nak, kita harus siap dengan kenyataan ini. “
Keluarga :” Penyakit ibu kamu sudah tidak bisa disembuhkan lagi, dan harapan hidupnya kecil.”
Kemudian perawat 1 masuk kedalam kamar pasien, kerabat dan anaknya pun ikut masuk sambil
menahan air mata.
Perawat 1: “ibu, saya akan menyampaikan hasil pemeriksaan penyakit bapak yang telah
diberikan dokter kepada saya.
Perawat 1 : Baik bapak, saya harap bapak bisa menerima dan mengikhlaskan semuanya ya pak.”
Perawat 1 : “Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilaksanakan oleh dokter dengan hasil bahwa
penyakit ibu sudah tidak bisa disembuhkan lagi dan umur ibu diprediksi sudah tidak lama lagi.”
Pasien : (Pasien terkaget dan kemudian teriak). Tidak mungkin ses, saya masih ingin hidup, dan
saya masih punya keluarga yang membutuhkan saya.”
Perawat 1: “Ibu yang tenang dan yang sabar ya bu, ibu pasti kuat dan ibu harus bisa melewati
semuanya, percayakan semuanya pada yang Maha Kuasa.”
Pasien : ses, apakah ada alternatif lain agar penyakit yang saya derita sembuh?, saya mohon ses.”
Setelah itu pasien pun beristirahat dengan didampingi kerabat dan anaknya. Keesokan harinya
tepatnya pada Pukul 08.00 pagi tim pun kembali memeriksa kondisi pasien.
Pada saat jam makan, pasien pun sarapan dengan dibantu keluarganya, Sesudah sarapan pasien
pun beristirahat kembali. Tidak lama kemudian tiba-tiba pasien mengalami sesak nafas. Dan
keluarga pun langsung pergi ke IGD memanggil tim kesehatan sambil tergesa-gesa dan cemas.
Keluarga: “ses, dok tiba-tiba saudara saya mengalami sesak nafas, tolong dia dokter, ses. “
Perawat 2: Baik bu, kami akan segera kesana ibu yang tenang
Perawa 2 : “Iya bu, ibu berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa”
Pasien dibawa menuju ruang IGD bersama perawat yang lainnya. Sesampainya di IGD
Perawat 2: “Ibu maaf, untuk sekarang ibu tidak dapat masuk kedalam ruang IGD.”
Keluarga: “Kenapa ses? Saya ingin masuk kedalam untuk menemani sudara saya.”
Perawat 2: “Ibu yang tenang, semua pasrahkan kepada kita selaku tim medis.
Perawat 2: “Maaf ibu sudah prosedurnya seperti ini tunggu kabar baiknya ibu berdoa saja ya bu.”
Tim kesehatan pun berusaha untuk membantu pasien. Tidak lama kemudian, kondisi pasien
semakin kritis dan tim kesehatan pun tidak bisa memberikan pertolongan kepada pasien
Dokter : “ses, tolong sampaikan kepada keluarga pasien jika ibu nama sudah tiada.”
Perawat 2: “Ibu, adek yang tenang, sabar dan tawakal. Iklas dan menerima rencana sang kuasa
ya. Kami tim medis sudah melakukan semampu kami, tetapi tuhan berkehendak lain. Ibu nama
telah meninngal dunia
Perawat 2 : “Yang sabar ibu, adek. Ini sudah menjadi takdir, kita semua pasti akan kembali
kepada sang Pencipta. Semoga ibu nama diberikan ketenangan dan tempat terbaik di sisi-Nya.
Ibu dan adek harus tabah dan berdoa ibu namaya bu, dek. (Sambil merangkul keluarga dan
Anaknya)
Keluarga: “Iya ses, terimakasih banyak. Saya ikhlas untuk semuanya (sambil menangis tersedu
sedu)