Kelompok 6
Prolog
Seorang pasien berumur 75 tahun dengan krisis hipertensi telah dirawat selama
satu minggu di rumah sakit dengan prognosis yang buruk dan harapan hidup yang
semakin menurun. Dari dalam ruangannya terdengar suara gaduh.
Pasien : Kenapa kah saya bisa kena penyakit ini? Perasaan baik-baik ja kemarin-
kemarin. (marah-marah kepada anaknya)
Perawat I : maaf bu, sy mau periksa dulu tekanan darahnya ibu ta.
Perawat I: maaf nek, mauji di cek tekanan darah ta, bagusmi atau naikki lagi
nek.
Pasien : janganmi tidak ada ji gunanya itu. Tambah parah ji saya rasa sakit ku
Perawat I: (diam)
Pasien : berapa mi perawat pulang balik kesini. Di suntik mi, di tensi, minum ma
obat banyak. Tidak ada perubahan sama sekali.
Perawat I : sabar ki. Begitu memang kalo sakit ki ini semua cobaan dari Allah
itu, bu. Banyak- banyak ki istighfar.
Pasien : iya naktapi saya ini kodong tidak ku tau mi bagaimana meka.
Sudah mi semua ku rasa ku coba.tapi tidak ada perubahan.tambah sakit ji
ku rasa. Dekat mi mungkin ajal ku? Karena tidak ku rasa jalan ku untuk
sembuh.
Pasien : iye nak, mungkin takdir ku memang sakit begini, ku siksa ji anak-
anak ku
Anak : sekali lagi sabar ki. Perbanyak doa ta ibu mohon kesembuhan.itu
anak-anak ta sayang sama kita.mau liat ki sembuh kembali. Jadi harus ki
kuat dan bersabar
Perawat menuju ruangan pasien. Dan memeriksa keadaan umum pasien. Keadaan
pasien sudah sangat buruk. Pupil mata melebar, denyut nadi pasien tidak teratur,
tampak pucat, nafasnnya mendengkur.
Perawat yang ada di samping sang anak hanya mengelus dan memegang
tangan anan pasien