Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEPERAWATAN PALIATIF

DRAMA KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Tumor Otak

Kelompok :
DIMAS ANUGERAH (14631454)
RATNA WAHYU F (14631450)
TRIA ROSA R (14631461)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2017/2018
DRAMA KOMUNIKASI TERAPEUTIK

“Kanker rahim”
Alkisah dari seorang anak manusia yang bernama Rosa, berusia 21 tahun,
masuk ke RSM Ponorogo diantar oleh teman kuliahnya dalam keadaan tidak
sadar dan berlumuran darah yang keluar dari saluran reproduksinya yang
ditemukan tergelatak di WC kampusnya . Akhirnya dia di rawat inap di rumah
sakit untuk beberapa waktu.
Adegan I
( Pasien istirahat di tempat tidur, sementara Bapaknya duduk disampingkanannya)
Pasien : (Dalam kondisi berbaring lalu berbicara kepada Bapaknya ) “Bapak,
maafkan aku..maafkan aku?” (tangannya menggapai tangan Bapaknya
lalu digenggam erat-erat lalu diciumnya).
Bapak : (Mengusap-usap kepala anaknya) ”anakku, sebelum kamu minta
maaf, Bapak sudah maafkan” (tangannya terus mengusap kepala
anaknya),“yang penting kamu jangan ulangi lagi ya”?
(Di luar kamar pasien, tampak seorang perawat sedang menjinjing nursing
kit………tiba-tiba pintu kamar diketuk dan perawat masuk ke ruangan)
Perawat : “Selamat pagi”, (jawab dua orang dalam ruangan itu serentak disertai
dengan senyum juga.)
Perawat : (Berjalan ke arah pasien dan senyum terus mengambang dibibirnya)“Bapak,
Adik, perkenalkan nama saya Perawat Cinta, saya ditugaskan untuk
merawat Adik selama di rawat disini. Saya bertugas dari jam 7.00 pagi
sampai jam 2.00 siang, jadi kalau ada apa-apa Bapak atau
adik bisa menghubungi saya di ruangan saya. (tangan menujuk keluar)
“ruangan saya berada disebelah kanan dari kamar ini (ruangan perawat).
(meletakkannursing kit disisi tempat tidur pasien lalu memegang pundak
pasien) “bagaimana keadaanya dek ? keluhan apa yang dirasakan sekarang?”
Pasien : “badanku lemas sus, kepalaku juga terasa berat dan kalau mau bangun pusing.
selain itu dari saluran kencingku sering keluar darah. padahal tidak sedang
haid?”( sambil memegang kepalanya).
Perawat : “ Baiklah saya akan menjelaskannya nanti ya adek. Bapak (memandang
Bapak pasien dengan lembut), sekarang saya harus mengukur tanda-tanda
vital anak Bapak terlebih dahulu ya”
Bapak : “silahkan suster. (berdiri dan memberi ruang yang agak luas kepada
perawat untuk melaksanakan tugasnya)
Perawat : (Hanya tersenyum, lalu menyiapkan alat-alat yang akan
digunakannya), “permisi ya ade’, bisa saya ukur tekanan darah, nadi,
pernapasan dan suhunya sekarang?”.
Pasien : “iya suster. sus saya kok sering berkeringat gitu ya, trus ndak enak gitu
rasaya di badan” (keluhnya datar).
Bapak : “dia juga nda mau makan sus, katanya ndak selera”
Perawat : “Berkeringat banyak dan kurang nafsu makan adalah gejala dari suatu
penyakit…tensinya 100/70 mmHg dan suhunya 38.50C, suhu tinggi
membuat adik banyak berkeringat. “Bapak, ada air hangatnya ada?
sebaiknya sekarang Mbak Rosa dikompres air hangat untuk menurunkan
panas” (jelasnya dengan sopan)
Bapak : “Iya suster, nanti saya yang akan mengompresnya”
Pasien : “Suster, apa penyakitku? Sampai kapan saya akan berada disini?
(ada nada cemas menyertai suaranya).
Perawat : “Sampai sekarang belum ada diagnosa pasti, kami masih menunggu
hasil lab adik (tersenyum) “kita sama-sama berdoa mudah-mudahan
bukan penyakit serius”. “sekarang adik istirahat ya, saya masih harus
mengukur TTV pasien yang lain. Sekitar jam 8.00 pagi nanti saya atau
teman saya akan kesini lagi untuk memberikan obat kepada adik..!
Pasien : “iya, terima kasih suster”( setelah pengukuran TTV dan dialog singkat
itu, perawat A meninggalkan kamar pasien)
(Bapak mengompres pasien seperti anjuran perawat tadi)
(Tiba-tiba pintu diketuk lagi dan tampak perawat melangkah masuk)
Perawat : “selamat pagi (ucapnya dengan sopan dan ramah)
Bapak : “Selamat pagi suster”.
Perawat : “benar dengan mbak rosa ya ini?masih ingat dengan saya?”
Pasien : “iya suster. ingat”
Perawat : “Setelah di kompress, bagaimana keadaanya sekarang, agak lebih
baikkan ?’
Pasien : “ya suster”
Perawat : “Alhamdulillah. Adik ini ada instruksi dari Dokter untuk memberikan obat
lewat injeksi, bagaimana adik, adik sudah siap untuk saya suntik ?”
Pasien : “suntik nya pelan-pelan ya sus”
Perawat :”Iya dik. jangan tegang. tenang saja”
Perawat : (setelah menyuntik lalu melihat ke Bapak klien) “Bapak, orang tuanya
adik rosa”
Bapak : “iye sus, saya Bapaknya. ada apa ya sus?” (wajahnya tampak sedikit
cemas).
Pasien : (menyadari perubahan diraut wajah Bapak) “begini Pak, tadi saya
diminta oleh Perawatuntuk menyampaikan ke Bapak, untuk bisa ikut saya ke
ruangan”.
Bapak : “Sekarang sus?”
Perawat : “Iya pak. Mari pak ( pamit pada pasien lalu berjalan keluar)
Bapak : (Menoleh ke anaknya) “Nak, kamu istirahat dulu ya, Bapak ke ruangan
Perawat sebentar”
Pasien : “Iya Pak” (Bapak dan perawat keluar ,sedangkanMbak Rosa tampak
menarik selimut dan tidur)

Adegan II
Setibanya di ruang perawat
Perawat : (Mengangguk) “Silahkan duduk Pak,” ( sambil tersenyum)
( Perawat tampak sedang membuka buku status dan matanya tertuju
pada hasil pemeriksaan laboratorium )
Perawat : “Begini Pak, ini kami sudah melakukan pemeriksaan yang sedetail
mungkin terhadap anak Bapak, dan hasilnya sudah ada di tangan
saya”? (memegang status).
Bapak : ( Ekspresi cemas ) “ anakku sakit apa sus”?
Perawat : “Bapak sabar ya, berdasarkan pemeriksaan kami, anak Bapak positif
menderita penyakit Kanker Rahim stadium 3”
Bapak : ( Setengah berteriak dengan ekspresi terkejut) “ Ya.. TUHAN, anakku,
tidak mungkin
Perawat : “ Bapak tenang ya, Bapak harus sabar, kami paham perasaan Bapak
sekarang” (memegang pundak Bapak) “Iya Pak, Bapak harus kuat demi anak
Bapak”
Bapak : “Saya memang sudah merasa kalau anak saya melakukan hal yang tidak
baik, tapi saya tidak menyangka akan seperti ini, saya tidaksanggup untuk
sampaikan hal ini ke anak saya’, dia pasti tidak bisa menerima,”
“Ya..Tuhan kenapa kamu menghukum kami seperti ini”?
Perawat : “ Tenang ya Pak nanti saya bantu, nanti sama-sama kita
sampaikan ke anak Bapak ya,”?( Perawat dan Bapak lalu meninggalkan
ruangan Perawatdan menuju ke kamar pasien)

Adegan III
(Bapak dan Perawat berjalan beriringan masuk)
Pasien : “ Bagaimana Pak apa yang dikatakan Perawat”? (Tiba-tiba matanya
tertuju pada mata Bapaknya yang merah dan sembab,) “ kenapa Pak?
kenapa menangis’? apa kata Perawat? aku sakit apa Pak?( pasien
tampak semakin cemas dan tidak sabar)
Perawat : ( menghampiri pasien lalu mengelus-elus kepalanya, dengan tatapan
yang lembut dan perhatian) “de’ tenang ya dulu, apa adik sudah siap
untuk mendengarnya”? (pertanyaan perawat semakin menegangkan
suasana di kamar itu.)
Pasien : “Saya siap suster, sakit apa kah kak?” (dengan suara yang lemah tapi
gemetar)
Perawat : (menarik napas lalu menghembusnya perlahan) “ Berdasarkan
pemeriksaan yang telah dilakukan, adik positif menderita penyakit
kanker rahim stadium 3”
Pasien : (tersentak, tampak seolah – olah tidak percaya lalu berteriak) “apa
suster?Kanker rahim? Aku tidak percaya, suster bohong..mustahil..”
(sambil menangis dan memukul-mukul tempat tidur, lau berteriak lagi )
“ tidak’ tidak mungkin, Bapak….’ bohong kan suster ini? (air
matamengMbak Rosar)
( Bapak pasien masih terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa. Air matanya
terusmengMbak Rosar)
Perawat : “Tenang de’, istigfar. Masih ada Tuhan yang menentukan hidup
manusia , berdoalah kepada-Nya, Mudah-mudahan ada keajaibannya”
Pasien : “ Tuhan!! Tuhan tidak adil! Kenapa tidak henti-hentinya mengambil
kebahagiaannku!? Apa salahku!? Kenapa aku yang dihukum,..kenapa!!? (
lalu menangis)
Perawat : “Janganbilang begitu de’ tuhan itu Maha Adil dan Penyanyang. Dan hanya
orang – orang yang mampu yang diberi cobaan seperti ini. Adik harus kuat
menghadapinya. “ Mungkin adik, bisa merenung, apa sebenarnya yang telah
adik lakukan sehingga penyakit ini menyerang adik? “kehidupan dan
pergaulan adik akhir-akhir ini, apa yang adik konsumsi dan kerjakan?”
(jelasnya lembut).
Pasien : “Ah..sudahlah.. Tuhan Jahat..jahat!!!!
(Pasien membelakangi perawat, menutup mukanya, lalu tangisnya bertambah
keras.Pasien tidak mau melihat orang-orang yang ada disekitarnya).
Pasien : “ Keluar semua dari ruangan ini..tinggalkan aku sendiri..tidak usah pedulikan
saya.. pergi..pergi..pergi..”
Perawat : “Bapak kita keluar dulu, biarkan Adik Rosa sendiri”
(Perawat dan Bapak keluar dari ruangan dengan perasaan yang bercampur
aduk{sedih, kecewa, marah, simpati dll})

Adegan IV
(Di dalam kamar, tampak pasien masih menangis. Jelas terpancar rasa sakit
hati dan penyesalan yang sangat dalam pada raut wajahnya).
Pasien : “ lebih baik kuakhiri saja hidupku sekarang” ketusnya sendiri sambil terus
teresak, “kan aku tetap akan mati, aku hanya membebankanBapak dan
membuatnya malu, ya aku harus mati sekarang”.( Berusaha bangun dan
mencapai pisau yang ada di atas meja)(lalu pasien memperbaiki baringnya,
air mata terus mengalir, saat pisau disentuhkan pada vena yang hendak
ditusuk, bayangan Bapak yang penyanyang yang selama ini didurhakainya
memenuhi cakrawala pikirannya)
Pasien : “Bapak, maafkan aku… aku sudah menghancurkan segala harapanmu.
Aku tidak layak menjadi anakmu. lebih baik aku akhiri semuanya sekarang
sebelum Bapak tambah menderitakarena saya. tapi Bapak…….apa benar
kamu akan bahagia kalau aku pergi tanpa pamit…… (tiba-tiba hatinya sadar,
ini hukuman tuhan baginya)“Ya..Allah akankah engkau mengampuni dosaku
ini??? Ah..tidak mungkin, engkau hanya bisa menghukumku tanpa
henti..engkau ambil keluargaku, ayahku, baktiku terhadap Bapakku,
senyuman Bapakku dan sekarang engkau bahkan mau mengambil nyawaku.
Aku begini karena ingin mencari ketentraman di luar rumah sehingga aku
diberi Sakit seperti ini .(tiba tiba pisau yang ada ditangannya diletakkan
kembali ke atas meja dan pasien kembali berbaring ke tempat tidurnya
kembali untuk menenangkan pikirannya. Hingga pada akhirnya dia terlelap)

Adegan v
(Tiba-tiba suster masuk kedalam ruangan)
Perawat : “ Selamat Sore Pak, bagaimana keadaan adik Rosa sekarang”? (Belum
sempat Bapak menjawab, Pasien membuka matanya lalu menyapa perawat)
Pasien : “ Baik kok suster”
(Kedua orang yang berada dalam kamar serentak menoleh ke pasien
dan menunjukkan ekspresi kaget dengan perubahan respon yangditunjukkan
oleh pasien tersebut)
Bapak : (Memeluk anaknya) “kamu baik- baik saja nak?”
Pasien : “Iya, Saya baik-baik aja”
Perawat : (memegang tangan pasien) “ Jadi.. adik gimana kabarnya (Belum sempat
perawat melanjutkan kata-katanya.. langsung dipotong oleh pasien)
Pasien : “iya suster..saya sudah dapat menerima ini semua. Saya sadar bahwa
semua yang terjadi ini adalah hukuman buat saya, atas segala
kekhilafan yang telah saya lakukan” “Bapak, maafkan aku sudah
menghancurkan semua harapan Bapak, Bapak aku akan mati!!
Bapak : (secepat kilat menutup mulut anaknya dengan telunjuk), jangan
bicara seperti itu anakku, kamu adalah anugerah terindah dan cahaya
buat Bapak. Bapak sangat sayang sama kamu. (memeluk anaknya)
Pasien : “maafkan aku Bapak,”(keheningan ruangan sejak tadi, dipecahkan oleh isak
tangis mereka) (perawat berdiri kaku, laksana menyaksikan adegan sinetron
yang menyayat hati antara Bapak dan anak).

(Perawat berjalan mendekati mereka berdua)


Perawat : “ Bapak, adik, saya mengerti perasaanta, vonis penyakit seperti ini
merupakan hal mengerikan yang tidak pernah terbayang oleh kita, tapi
inilah garis kehidupan yang harus dijalani dek rosa. pasti ada hikmahnya dan
semua itu adalah rencana ALLAH SWT, walaupun sebenarnya
manusialah yang mengundangnya.
Pasien : “berapa lama lagi saya akan hidup suster”? tanyanya dengan suara
yang gemetar dan mata berkaca-kaca.
Bapak : “Apa benar anakku sudah tidak ada harapan lagi?”
Perawat : (melihat Bapak dan anak yang tampak tegang itu silih berganti)
“untuk penyakit seperti ini, memang sampai saat ini belum ditemukan
obat untuk menyembuhkannya, tapi jika ade bersedia mengikuti semua
tindakan perawatan yang diberikan dengan baik,perkembangannya dapat
ditekan atau dihambat, sehingga pasien masih dapat hidup lebih lama,
walaupun kita tau bahwa ajal dan maut itu ada di tangan Tuhan”
Pasien : “saya akan menjalani semua perawatannya sus” (menatap suster).
Perawat : (melihat Bapak) “ sebagai orang terdekat, Bapak juga hendaklah
melakukan pencegahan untuk keluarga yang lain. suapaya keluarga yang lain
tidak mengalami penyakit yang sama seperti dek rosa ini”
Bapak : “jadi apa yang harus saya lakukan sus”?? tanyanya dengan suara
terbata-bata.
Perawat : “ Bapak harus mengajarkan kepada anggota keluarga yang lain untuk
menjalani pola idup yang baik dan sehat. Hindari rokok, olahraga yang
teratur, konsumsi makanan yang bergizi. seperti itu pak
Pasien : “Baiklah. Saya paham sekarang sus” matanya melirik ke anaknya dengan
raut wajah bersalah dan penuh penyesalan. (Perawat tersenyum mendengar
kata-kata yang keluar dari mulut pasien tersebut. Perawat bersyukut pasien
dapat menerima kondisinya walaupun ia sangat pahit untuk ditelan. Perawat
lalu menyuruh pasien istirahat dan pamit untuk keluar dari kamar itu).
Bapak : “ Baik sus, saya mengeeti sekarang.”
Perawat : Sekarang adik istirahat ya, saya harus keluar sekarang. Jam dinassaya untuk
hari sudah selesai. Saya akan digantikan oleh perawat yang jaga sore. Nanti
mereka yang akan membantu segala kebutuhan adik. Saya keluar dulu ya..
(Sambil melihat ke Bapak dan Pasien)
Pasien : “ terima kasih suster”
( ucapan terima kasih dibalas perawat dengan senyum lalu melangkah
meninggal kamar tersebut).
Perawat :” Iya sama-sama. dijaga terus ya kondisi nya. saya permisi dulu”

Pasien dan bapak tersenyum kepada perawat. dan perawat berjalan keluar ruangan pasien
dan kembali ke ruang perawat.

Anda mungkin juga menyukai