Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 3 (komunikasi pada pasien berkebutuhan khusus (lumpuh)

Peran
Dokter : Najwa khanifiyah
Perawat 1 : Dwi rahmawati
Perawat 2 : Bahyatusholihah
Pasien : Fadilah nurul lestari
Ibu pasien : Nurul wijayanti

Ayah pasien :M.Yusuf pratama

Jenis teknik komunikasi terapeutik yang digunakan :


1. Bertanya (questioning)

2. Mendengarkan (listening)

3. Mengulang (restating)

4. Menyimpulkan (summarizing)

5. Diam (silence)

6. Memberikan pujian

Jenis teknik komunikasi khusus pada pasien gangguan penglihatan yang digunakan :
1. Melalui pihak ketiga

2. Melakukan sentuhan dengan pasien

Disuatu hari ada seorang remaja berumur 17 tahun mengalami kecelakaan tunggal dan remaja
tersebut dibawa kerumah sakit dan dibawa ke ruang IGD untuk dilakukan tindakan medis .kejadian
kecelakaan itu menyebabkan seorang remaja tersebut lumpuh.

Dokter : maaf sebelumnya anak ibu dan bapak mengalami kelumpuhan secara permanen
sehingga membuat anak ibu dan bapak tidak bisa berjalan.

Ibu : (syok)

Bapak : yang sabar ya bu mungkin ini sudah yang terbaik buat anak kita. Terimakasih ya dok

Dokter : ibu dan bapak yang sabar yaa, saya permisi dulu assalamualaikum

Ayah : waalaikumsalam,terimakasih dok.


Beberapa saat kemudian pasien sadar

Pasien : kok kaki aku ga bisa digerakin yaa,kaki ku kenapa KAKI KU KENAPAAAA!!!!!, IBU
AYAHH KAKI KU KENAPAA KOK GA BISA DIGERAKIN IBU AYAHH!!!!!!

Ibu : ada apa nak?

Ayah : kenapaa?

Pasien : kaki ku kenapa ga bisa digerakin yah bu kaki ku kenapaa (menangis)

Ibu : kamu yang sabar ya sayangg,kamu pasti bisa pasti kuat

Pasien : GA AKU GAMAU LUMPUHH IBU AKU GAMAU,GAMAU BU GAMAU GAMAU!!!!!

Pasien memberotak dan ayah pasien memanggil dokter. Setelah dokter datang dokter pun
menyuntikan obat penenang kepada pasien agar tidak memberontak lagi.

Dokter : anak ibu sudah saya kasih obat penenang untuk sementara waktu,jika pasien
memberontak lagi ibu atau bapak bisa segera memanggil bantuan.

Ibu : terimakasih dok.

Dokter : kami permisi ya pak,bu.

Setelah berapa saat kemudian pasien sadarkan diri dengan keadaan sendirian diruangan.

Pasien : Akhhhh!!! Tidak berguna punya kaki lumpuh seperti ini, mau jadi apa aku dengan
kaki seperti ini, Kasihan ibu dan ayah .

pasien lalu memandang cutter yang berada diatas meja dengan ragu,pasien pun kemudian
berusaha mengambil cutter. Tanpa pikir Panjang lagi, pasien pun lalu menyayat pergelangan
tangannya.

Beberapa menit kemudian…………

Ibu : (ekspresi kaget dan panik) “ fadila…..kau ni kenapa nak ? nak bangun
nak,fadila,fadila. Ya ampun nak, kenapa lah kau kayak gini…” (sedih dan kemudian
memanggil ayah) “ayah,yah ayah, coba kau lihat anak kita yah”

Ayah : (datang sambil tergopoh-gopoh) kenapa buk? Astaghfirullah nak kau kenapa nak?
Bu, fadila kenapa bu?

Ibu : lihat tangannya ini sudah berdarah-darah. Cepat panggil dokter yah.

Ayah : iya bu tunggu sebentar.

Setelah percobaan bunuh dirinya, remaja tersebut langsung diberikan pertolongan oleh tenaga
medis.

Dokter : selamat siang ibu dan bapak,anak anda membutuhkan 2 kantong darah,
dikarenakan kandungan hemoglobin di dalam darahnya kurang akibat banyak
kehabisan darah.

Ayah : baik dok saya ingin yang terbaik untuk anak saya, saya ingin anak saya sadar
kembali.
Dokter : baiklah pak…saya akan berusaha melakukan yang terbaok untuk anak bapak,
sekarang bapak bantu mendoakannya.

Ibu : nak…sadar nak (sambil menangis tersedu-sedu)

Setelah pasien mendapatkan penanganan transfuse, penjahitan luka,penanganan kegawat


daruratan,observasi dan dilihat dari keadaan umum dan pemeriksaan fisiknya akhirnya kondisinya
pun stabil . Meskipun belum sadar dan bisa dipindahkan keruangan perawatan.

Diruang perawatan….

Ibu : aduuhhh nak,nak. Kasian dirimu pasti sakit kan nak, janganlah kaya gitu lagi.

Ayah : sudahlah bu, anak kita lagi ngga sadar, ngga mungkin dengar suara ibu.

Ibu : iya pak tau. Tetap saja sedih ngeliatnya kaya gitu (menutup muka dan mata
berkaca-kaca)

( Fase Orientasi )

Perawat 1 : assalamualaikum, selamat siang pak,bu (tersenyum)

Perawat 2 : assalamualaikum (tersenyum)

Ayah & ibu : waalaikumsalam, selamat siang (tersenyum)

Perawat 1 : perkenalkan nama saya perawat dwi dan ini ada perawat liha, saya akan bertugas
melakukan perawatan kepada anak ibu dari jam 2 sampai dengan jam 9 malam nanti
bu. Bagaimana bu keadaan anak ibu ? apa belum masih menunjukkan tanda-tanda
akan sadar ?

Ibu : kata dokter tadi sih anak saya sudah tidak dalam kondisi kritis. Tapi dari tadi anak
saya masih belum sadar juga,kenapa ya?

Perawat 1 : (diam mendengarkan penuh perhatian) oh baguslah kalau begitu. Anak ibu sudah
melalui kondisi kritisnya. Anak ibu masih belum sadar mungkin karena pengaruh
obat bius yang diberikan oleh tim medis tadi saat penjahitan lukanya. Baiklah pak bu,
izinkan saya untuk memeriksa tanda-tanda vital anak ibu kurang lebih selama 7
menit ke depan. bolehkah ibu?

Ibu : Ohiya, Silahkan...

Ibu : Bagaimana? Tanda-tanda vitalnya sus?

Perawat 1 : Ohiya bu. Tadi saya sudah menghitung tanda-tanda vital nya. Semuanya normal kecuali
tekanan darah anak ibu yang masih rendah akibat kehilangan darah sewaktu dia terluka tadi.

Ayah : Wah gawat dong ya?

Perawat 2 : Tenang saja pak karena tadi sudah melakukan transfuse darah tidak lama lagi tekanan
darahnya anak bapak akan Kembali normal kok pak.

Ayah : Oh begitu. Syukurlah.


Perawat 2 : Iya pak. Kalau begitu kami permisi dulu ya pak. Jika pasien atau keluarga ada perlu
silahkan hubungi saya di ruangan perawat dengan menggunakan bel disamping tempat tidur atau
langsung datang keruangan, kami ingin bapak dan keluarga merasa nyaman disini.

Ayah : baik sus..

Beberapa lama kemudian......

Ibu : (Memencet bel berulang-ulang) sudah selama 3 menit.

Ayah : (Bergegas keruang perawat karena merasa perawat tidak ada yang datang ke kamar). Permisi
sus.. bisa keruangan anak saya dulu untuk melihat kondisinya.

( Fase Tahap Kerja )

Perawat 1&2 : Segera bergegas.

Ayah : Ini anu.. Alhamdulillah anak saya sudah sadar.

Perawat 1 : Ohiya bapak Alhamdullillah.. selamat siang saudara fadila . Bagaimana kabarnya?

Pasien : (Diam dengan tatapan kosong)

Perawat 2 : "Bagaimana keadaan mu"?

Pasien : "Akkkkkkkkkhhhh...jangan dekati aku. Aku tak mau diganggu (berontak)

Perawat 2 : "Tenang, tenang (sambil mengusap punggung doni) Saya tidak akan menyakiti mu ..."

Pasien : "Tidaaak!! Jangan sentuh aku. Keluar! Keluar dari ruangan ini sekarang..."

Ibu : "tenang nak, tenang.... perawatnya hanya mau bicara."

Perawat I : "Iya betul. Kami Cuma tau kabar mu..." (Lebih mendakat kepada pasien)

Pasien pun menjadi sedikit tenang.

( Fase Orientasi )

Perawat 1 : "Baiklah, karena saudara fadila sudah tenang, perkenalkan nama saya perawat dwi dan
ini perawat liha di sini kami yang akan merawat saudara fadila. Jangan segan sama saya, jika ada yang
ingin saudara ceritakan keluh kesahnya silahkan cerita kepada kami, kami siap mendengarkan dan
semoga kami bisa membantu" (senyum).

Karena keramahan perawat, perasaan Fadila pun menjadi tenang

Pasien : "Begini, saya depresi karena saya tidak bisa berjalan lagi seperti orang pada umumnya kaki
saya sudah lumpuh karena kecelakaan yang saya alami , rasanya saya tidak bisa menggapai cita- cita
saya, saya sangat berambisi untuk dapat menggapai cita-cita saya. Saya sterss...

Perawat 1 :"Memangnya apa cita-cita fadilaa?


Pasien : Saya ingin menjadi pramugari sus. Dengan kondisi fisik saya yang tinggi dan ideal saya
optimis bisa lolos tes pramugari sus, tapi dengan keadaan saya yg sekarang seperti ini lumpuh
rasanya tidak mungkin sekali untuk saya lolos tes pramugari.

( Fase Tahap Kerja )

Perawat 1 : ooooh... Fadilaa ingin menjadi pramugari.. Kenapa? Apa alasannya?

Pasien : Begini sus, saya ingin membantu perekonomian keluarga. Dari kabar yang saya dengar,
katanya pramugari lebih mudah dapat uang banyak. Lagi pula, saya juga bisa sekalian mengajak
keluarga saya jalan-jalan karena kami jarang berpergian. Itu cita-cita saya dari kecil sus.

Ibu : Benar sus. Dari kecil anak saya memang bercita-cita jadi pramugari. Mungkin terpengaruh oleh
tantenta yang telah sukses mejadi pramugaripramugari.

Perawat 2 : Iya fadila, Cita-cita mu sangat bagus. Apa yang kamu lakukan bukanlah jalan keluar yang
terbaik. Walaupun itu cita-cita mu, tetap saja hal itu hanya akan membuat kamu dan kedua orang tua
mu mejadi lebih susah. Sebaiknya, jika ada masalah, fadila dan keluarga harus bicara baik-baik, dan
fadila belajar untuk berpikir panjang atas resiko tindakan yang dilakukan.

Pasien : Tapi sus, saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Pasti ibu dan Ayah kecewa
sekali sama fadila. (Sambil menunduk dan penuh penyesalan)

Ayah : Jangan salah paham dulu nak. Ayah dan ibu hanya menginginkan yang terbaik buat fadila

Ibu : Iya, betul nak. Jalan untuk menjadi sukses bukan Cuma menjadi pramugari saja. Orang sukses
adalah orang yang telah diridhoi oleh orang tuanya. Mungkin fadila kali ini gagal, tapi kegagalan
adalah awal dari sebuah keberhasilan.

Pasien : Iya, Bu. Fadila sudah sadar. Maafkan fadila ya bu, yah. Fadila janji tidak akan mengulangi
perbuatan ini lagi dan akan terus berusaha untuk membahagiakan Ayah dan Ibu. Walaupun tidak
dengan menjadi pramugari dan dengan kondisi seperti ini. Terimakasih Sus, atas nasehatnya.

( Fase Terminasi )

Perawat 2 : Iya , saudara fadila. Sama-sama (tersenyum) kalau begitu kami permisi dulu. Semoga
cepat sembuh. Dan untuk Bapak sama Ibu tolong awasi keadaan fadila, dan apabila ada keperluan,
silahkan pencet bel disamping tempat tidur, saya ingin semuanya merasa nyaman disini.

Ayah : Iya terimakasih sus..

Setelah 2 hari kemudian saudara fadila pun diperbolehkan oleh tim medis untuk pulang
kerumahnya. Perawatan berjalan dengan baik, penatalaksanaan sudah dipersiapkan perawat dan
dijalankan sesuai perencanaannya.

Anda mungkin juga menyukai