Anda di halaman 1dari 4

ROLPLAY GANGGUAN ALAM PERASAAN / DEPRESI

Latar Belakang: Seorang pasien ditemani ibunya datang untuk melihat dokter
perawatan primer nya untuk kegelisahan yang dirasakannya.
Narator: Pagi hari yang cerah di rs A, datanglah seorang pasien perempuan 18 tahun
bersama ibunya untuk konsultasi ke dokter umum di rs tersebut.
Dokter: Halo selamat pagi, dengan mba. R ya? Mari silahkan duduk, mba. R hari ini
ditemani dengan siapa?
Pasien : menjawab dengan anggukan
Ibu pasien : saya ibu P dok, ibunya R
Pasien: (hanya menunduk tampak murung)
Dokter : Baik, saya dokter L ada yang bisa saya bantu ?
Ibu pasien : Ini dok anak saya murung sudah 3 minggu ini seperti itu, kerjaannya
hanya mengurung diri dikamar dok.
Dokter: (mengangguk pada ibu) baik, mbak R akhir-akhir ini apa yang kamu
rasakan?
Pasien: (hanya menggeleng sambil menunduk, sesekali menatap ke arah dokter)
Dokter: kalau saya boleh tahu akhir- akhir ini apa ada sesuatu yang jadi pikiran mba?
bisa diceritakan apa yang kamu alami akhirakhir ini?
pasien: 3 minggu lalu saya pengumuman hasil ujian nasional, dan hasilnya tidak lulus
dok.
Dokter : begitu ya
ibu pasien : (menambahkan) iya dok semenjak itu anak saya sering menangis dan
selalu murung selain itu kerjaannya hanya mengurung diri di kamar. Tidak pernah
saya melihat R seperti ini dok, sebelumnya anaknya ceria sering bermain dengan
temannya kadang dengan adiknya yang kelas 1 SMA
Dokter: Mba R, benar apa yg dikatakan ibu? Sekarang boleh kamu ceritakan kepada
saya apa yang kamu rasakan?
Pasien: iya dok (sambil mengangguk dan tetap menunduk), saya sedih sekali
Dokter: Mba R akhir-akhir ini dikamar terus ya? Biasanya dikamar apa yang kamu
lakukan
Pasien: mengangguk, saya masih sedih sekali dok saya mau dikamar saja, gak mau
keluar malu karena gak lulus.
Dokter : Lalu ada lagi yang mba R rasakan, misalkan merasa bersalah atau lainnya?
Pasien : ya saya merasa tidak berguna dok, masa sampai tidak bisa lulus
Dokter : sebelumnya memang mba R sebelum ujian ada sesuatu hal yang mungkin
membuat mba R tidak fokus atau stres ingin menghadapi ujian?
Pasien: hmm (diam sejenak tetep menunduk, perlahan menatap dokter dan ibunya)
Dokter : Kalau ada boleh mba R cerita kepada saya? ya kalau sekiranya terlalu
pribadi atau tidak siap cerita saat ini tidak apa-apa
Pasien : sebenarnya saya sangat stres menghadapi ujian kemaren saya sudah berusaha
keras tapi dari jauh-jauh hari sebelum menjelang UN ayah saya selalu menuntut saya.
Setiap hari beliau mengatakan seperti agak mengecam ‘awas ya kalau sampai tidak
lulus!, saya tidak mau membiayai sekolah kamu lagi,’ beliau bilang ‘capek tau tidak
mencari uang untuk sekolah kamu’
Dokter : begitu ya, jadi mba R sangat merasa terbebani dengan sikap ayah seperti itu
ya? sehingga membuat mba R makin tidak fokus untuk ujian. Ibu saya boleh bertanya
kepada ibu, apa sebenarnya dirumah ibu dan bapak selalu mendukung mba R?
Ibu pasien : iya pak saya selalu menyemangati R, ayahnya pun sebenarnya
mendukung agar bisa sekolah sampai SMA tapi memang ayahnya dari dulu sifatnya
keras kepada R, karena kebetulan beliau hanya kerja sebagai tukang ojek yang
penghasilannya pas-pasan.
Dokter : mba R mohon maaf ya saya bertanya seperti ini, apakah ada kepikiran
seperti ingin mengakhiri hidup mungkin karena masalah ini?
Pasien : (menggeleng) tidak dok
Dokter: baik kalo begitu saya mengerti setelah mendengarkan ini, (diam sejenak) ibu
anaknya agak lebih lemas dan kurusan tidak dibanding sebelumnya?
Ibu pasien : iya dok dia bawaannya lemas terus keluar kalau hanya kekamar mandi,
makan pun gak mau, saya paksa hanya dimakan sedikit jadi makin kurusan sekarang.
Dokter : Baik ibu, jadi begini kita sudah sama-sama mendengarkan masalah dari
anak ibu. Nah, untuk langkah selanjutnya untuk mendukung terapi pada mba.R sangat
perlu dukungan dari 2 belah pihak, baik bapak maupun ibunya sebagai orang tuanya,
jadi untuk kedatangan selanjutnya, boleh saya bertemu langsung dengan ibu kembali
mba R beserta bapak? Agar kita bisa mendengarkan mba.R dan mencoba mencari
solusinya.
Ibu pasien : iya dok saya senang sekali, tidak apa-apa nanti saya minta bapak untuk
ikut juga agar R tidak murung seperti ini lagi.
Dokter : mba R bagaimana, bersedia ya?
Pasien : (mengangguk)
Dokter : Baik kalau begitu, saya senang ibu dan mba R datang untuk konsultasikan
masalah ini kepada saya namun, saya rasa mba.R perlu menemui seorang psikiater
terkait masalah ini, tetapi kita bisa mulai dari sini. Nanti ketika datang kembali ibu
dan bapak beserta mba R, saya jelaskan dan saya teruska kepada psikiater di RS ini
juga ya bu, yang dapat lebih mendengarkan dan mungkin menumkan solusinya.
Untuk saat ini saya dapat meresepkan beberapa obat untuk membantu menenangkan
mba R terlebih dahulu. Bagaimana ibu dan mba R apakah setuju?
Ibu Pasien: Ya saya kira itu bisa dilakukan untuk kebaikan bersama. Tidak apa-apa
kan nak?
Pasien : iya tidak apa-apa bu
Roleplay #1 : Depresi

Koas FK Trisakti

Anda mungkin juga menyukai